INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (22/11/2013) ditutup menguat 15 poin (0,12%) ke 11.685/11.705 dari posisi kemarin 11.700/11.715.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, meski menguat dibandingkan penutupan kemarin, nilai tukar rupiah sebenarnya terkonsolidasi setelah mengalami pelemahan tajam. Akibatnya, pergerakan rupiah cenderung datar.
"Karena itu, rupiah ditutup pada level terkuatnya 11.685 dari posisi terlemahnya 11.725 per dolar AS dari posisi pembukaan di level 11.700 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Christian menjelaskan, beberapa data inflasi AS untuk bulan Oktober dan laporan penjualan ritel AS masih menunjukkan angka yang semakin positif. "Kondisi itu mengindikasikan bahwa sentimen yang tadinya masih di fase harapan sekarang sudah beranjak ke fase pertumbuhan ekonomi AS," ujarnya.
Dia menegaskan, beberapa data sudah mengonfirmasi stabilitas pertumbuhan ekonomi AS. "Sebab, beberapa data retail sales dan tingkat konsumsi AS memang menunjukkan penguatan yang solid," tandas dia.
Sementara itu, lanjutnya, dari kondisi inflasi juga terkontrol. Secara keseluruhan positif. "Apalagi, bersamaan dengan pasar sektor perumahan AS yang juga membaik," timpal Christian.
Akibatnya, lanjut dia, sentimen risk appetite (hasrat pada aset-aset berisiko) pun muncul. Selain itu, penguatan rupiah juga dipicu oleh technical rebound setelah melemah ke atas 11.700 per dolar AS.
"Sentimen di pasar masih memicu peralihan arus modal ke aset-aset berisiko seperti saham yang memberikan return lebih menarik," ucapnya.
Memang, kata dia, fenomena tapering the Fed memicu lonjakan yield di pasar obligasi AS. Tapi, secara keseluruhan, kenaikan yield tersebut tidak berdampak buruk terhadap pasar saham AS.
"Sentimen inilah yang berhasil memicu sentimen risk appetite. Sebab, pada dasarnya terjadi perubahan fase ekonomi dari bersifat harapan menjadi fase pertumbuhan return laba yang lebih besar," tuturnya.
Alhasil, dolar AS terkoreksi melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melemah 0,21% ke level 80,95 dari sebelumnya 81,02. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3509 dari sebelumnya US$1,3479 per euro," imbuh Christian.