korea by dewanti

Monday, November 11, 2013

Banyak Sentimen Positif, IHSG Malah Jatuh 34 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah jatuh 34 poin meski banyak sentimen positif yang beredar, seperti kompak menguatnya bursa Asia dan Wall Street akhir pekan lalu. Indeks terkena tekanan jual yang cukup tinggi.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di posisi Rp 11.405 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.410 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat 7,330 poin (0,16%) ke level 4.484,050 bergerak datar di awal pekan. Indeks pun sempat menguat sebentar dan langsung bergerak fluktuatif dalam rentang yang sempit.
Indeks ketinggalan penguatan yang terjadi di bursa-bursa regional. Indeks malah bergerak naik-turun antara zona merah dan hijau.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 34,704 poin (0,78%) ke level 4.442,016 terkena aksi ambil untung. Indeks hanya sempat positif sebentar, setelah itu terjebak di teritori negatif.
Pergerakan fluktuatif indeks pun tak berjalan lama. Aksi jual langsung menekan indeks sampai jatuh ke titik terendahnya hari ini di 4.433,212.
Menutup perdagangan awal pekan, Senin (11/11/2013), IHSG jatuh 34,996 poin (0,78%) ke level 4.441,724. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 6,433 poin (0,86%) ke level 743,149.
Aksi jual dilakukan oleh investor asing dan domestik. Tujuh sektor pun melemah dengan koreksi rata-rata lebih dari satu persen. Tiga sektor masih bisa naik, yaitu tambang, manufaktur, dan aneka industri.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 163.708 kali pada volume 4,343 miliar lembar saham senilai Rp 5,158 triliun. Sebanyak 82 saham naik, sisanya 159 saham turun, dan 104 saham stagnan.
Bursa-bursa regional menutup perdagangan awal pekan dengan kompak menguat di jalur hijau. Bursa saham Hong Kong dan Jepang melonjak hingga lebih dari satu persen.
 
Berikut situasi di bursa-bursa Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 3,34 poin (0,16%) ke level 2.109,47. 
  • Indeks Hang Seng melonjak 325,46 poin (1,43%) ke level 23.069,85. 
  • Indeks Nikkei 225 menanjak 183,04 poin (1,30%) ke level 14.269,84. 
  • Indeks Straits Times bertambah 9,43 poin (0,30%) ke level 3.186,68. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.250 ke Rp 36.850, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 850 ke Rp 30.550, Siantar TOP (STTP) naik Rp 350 ke Rp 1.950, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 350 ke Rp 12.550.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 6.500 ke Rp 175.500, Lion Metal (LION) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, Mayora (MYOR) turun Rp 550 ke Rp 28.450, dan Unilever (UNVR) turun Rp 350 ke Rp 29.800. (detik.com)

BEI Awasi Pergerakan Saham SULI

INILAH.COM, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai saham PT SLJ Global Tbk (SULI) telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas dari biasanya atau Unsual Market Activity (UMA).
BEI telah meminta konfirmasi kepada perseroan pada 31 Oktober 2013. BEI telah mengumumkan konfirmasi dari perseroan pada 6 November 2013. Demikian mengutip keterangan resmi BEI, Senin (11/11/2013).
Saat ini, pihak bursa sedang mencermati perkembangan transaksi saham SULI. BEI meminta para investor mencermati kinerja perseroan, mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat dan memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi bursa.
Tercatat, saham SULI siang ini menlemah 5 poin atau 4,76% menjadi Rp100 per saham. Saham SULI terendah di harga Rp56 pada 20 Agustus 2013.

Bandara Soekarno-Hatta Lagi-lagi Mati Listrik

Jakarta -Bandara Soekano-Hatta, Cengkareng, kembali mengalami padam listrik pada pukul 13.58 WIB. Sampai saat ini belum diketahui penyebab mati listrik tersebut.
Menurut General Affairs Manager PT Angkasa Pura (AP) II Yudis Tiawan, saat ini ada tim yang sedang memeriksa penyebab mati listrik tersebut.
"Untuk sementara back up listrik tetap berjalan sehingga prioritas penerbangan tidak terganggu," katanya kepada detikFinance, Senin (11/11/2013).
Mati listrik ini terjadi di terminal satu, dua dan tiga. Perseroan menggandeng PT PLN (Persero) untuk mencari penyebab mati listrik tersebut.
"Sekarang ini belum diketahui penyebabnya. Nanti kalau ada informasi akan kami informasikan kembali," ujarnya.
Kejadian ini bukan yang pertama kali. Mati listrik pernah terjadi juga di bandara sibuk ini. (detik.com)

IHSG Masih Punya Peluang Bangkit

INILAH.COM, Jakarta – Hingga siang ini, IHSG melemah 0,78%. Namun, Astronacci melihat potensi rebound jangka pendek menuju 4.550-4.575. Saham GGRM dan PGAS jadi pilihan.
Pada sesi pertama perdagangan Senin (11/11/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 34,7 poin (0,78%) ke posisi 4.442,016. Intraday terendah 4.433,212 dan tertinggi 4.485,057.
Abdul Aziz, analis teknikal PT Astronacci Internasional mengatakan, siklus Mercury Retrogade yang menyebabkan IHSG bergerak dalam fase sideways, kini telah berakhir pada 10 November 2013. "Saya berekpektasi harga ke depannya akan mengalami short-term rebound dan menguat sebagai dampak dari adanya siklus baru yaitu Mercury Goes Direct," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (11/11/2013).
Dia menjelaskan, area hidden gap 4.550-4.575 akan menjadi target terdekat bagi penguatan yang terjadi pada IHSG. "Kini saatnya untuk Anda mulai mengakumulasi saham-saham rekomendasi Astronacci seperti PT Gudang Garam (GGRM) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)," ujarnya.
Namun, demikian, dia menyarankan tetap disiplin dalam stop loss untuk mengantisipasi pergerakan harga yang tidak diinginkan dan berikan breakeven trailing stop pada saham-saham yang telah bergerak menguat lebih dari 5% dari harga beli Anda dalam 2 minggu perdagangan terakhir ini.
Dari sisi analisis pola, pergerakan IHSG telah mengkonfirmasi price action yang akan memberikan dampak reversal pada harga di tengah fase sideways yang saat ini berlangsung. "Momentum Signal menunjukkan indikator stokastik telah mencapai di area oversold dan telah membentuk bullish crossover yang akan membawa harga untuk menguat," tuturnya.
Sementara itu, lanjut Aziz, untuk strategi trading mingguan, adanya short-term reversal pada harga akan memberikan kesempatan untuk mengambil posisi akumulasi saham. "Time Analysis, siklus Mercury Retrogade yang berakhir pada 10 November 2013, akan membawa harga untuk menguat dalam tren yang normal," imbuhnya.

WOMF akan Jual Obligasi Maksimal Rp2,5 T

INILAH.COM, Jakarta - PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan sebanyak-banyaknya Rp2,5 triliun dalam dua tahun ke depan.
Pada 2014, perseroan berencana menerbitkan obligasi tahap pertama sebesar Rp1 triliun guna memehuni pembiayaan sepeda motor.
"Rencananya kuartal empat 2013 kita terbitkan, tapi melihat marketnya kurang tetap makanya kita undur awal tahun depan. Direncanakan sebesar Rp1 triliun," kata Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk, Zacharia Susantadiredja usai public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11/2013).
Menurut Zacharia, target pembiayaan perseroan untuk sepeda motor pada tahun depan sebesar Rp6 triliun atau naik sekitar 9% dibandingkan tahun ini sebesar Rp5,5 triliun.
Sementara itu, terkait pemjamin emisi dan kisaran bunga obligasi yang akan diterbitkan pada tahun depan. Zacharia belum bisa menyebutkan saat ini. "Kita lihat kondisi market. Mungkin kupon bunganya akan di bawah 10 persen," ucap dia.
Selain dana obligasi, perseroan akan mendapatkan dana dari Induk usaha WOMF yakni, Bank BII sebesar 60% dari total dana yang dibutuhkan atau sekitar Rp3,6 triliun. "Adapun sisanya, akan didapatkan dari pinjaman bank lain," kata Zacharia.

Ada Aksi Profit Taking, IHSG Terpangkas 34 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 34 poin terkena aksi ambil untung. Indeks hanya sempat positif sebentar, setelah itu terjebak di teritori negatif.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat 7,330 poin (0,16%) ke level 4.484,050 bergerak datar di awal pekan. Indeks pun sempat menguat sebentar dan langsung bergerak fluktuatif dalam rentang yang sempit.
Indeks ketinggalan penguatan yang terjadi di bursa-bursa regional. Indeks malah bergerak naik-turun antara zona merah dan hijau.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (11/11/2013), IHSG jatuh 34,704 poin (0,78%) ke level 4.442,016. Sementara Indeks LQ45 anjlok 6,340 poin (0,84%) ke level 743,242.
Pergerakan fluktuatif indeks pun tak berjalan lama. Aksi jual langsung menekan indeks sampai jatuh ke titik terendahnya hari ini di 4.433,212.
Saham-saham komoditas masih bertahan positif. Indeks sektor agrikultur dan tambang masih menghijau. Sayangnya delapan sektor lain melemah sehingga indeks sulit bergerak ke atas.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 96.578 kali pada volume 2,334 miliar lembar saham senilai Rp 2,6 triliun. Sebanyak 68 saham naik, sisanya 134 saham turun, dan 97 saham stagnan.
Pergerakan bursa-bursa regional masih sama seperti pagi tadi, rata-rata melenggang di zona hijau. Hanya pasar saham China dan Indonesia yang masih melemah.
 
Berikut situasi di bursa-bursa Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 3,33 poin (0,16%) ke level 2.102,79. 
  • Indeks Hang Seng naik 28,05 poin (0,12%) ke level 22.772,44. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 175,10 poin (1,24%) ke level 14.261,90. 
  • Indeks Straits Times bertambah 4,34 poin (0,14%) ke level 3.181,59. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 250 ke Rp 29.950, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 200 ke Rp 12.400, United Tractor (UNTR) naik Rp 150 ke Rp 19.500, dan Waran Inovisi (INVS-W) naik Rp 150 ke Rp 1.310.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lion Metal (LION) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, Matahari (LPPF) turun Rp 450 ke Rp 11.050, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 350 ke Rp 5.100, dan Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 29.850. (detik.com)

Dolar Kian Perkasa di Asia, Balik ke Rp 11.500

Jakarta -Dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat terutama terhadap mata uang di kawasan Asia. Nilai tukar dolar terhadap rupiah pun menguat hingga US$ 1 menyentuh level Rp 11.500.
Dikutip detikFinance dari Reuters, Senin (11/10/2013) nilai tukar rupiah dibuka di level Rp 11.350 per dolar AS pagi tadi dan langsung melesat hingga level Rp 11.518 per dolar AS. Padahal belakangan rupiah semakin membaik hingga mencapai level terendahnya terhadap dolar di Rp 11.100 beberapa hari lalu.
Penguatan dolar ini terjadi di hampir seluruh mata uang kawasan Asia. Berdasarkan data, penguatan terbesar dolar terjadi terhadap rupiah yakni 105 poin.
Dolar juga menguat terhadap Won Korea (2,92 poin), Dolar Singapura (0,04 poin), Rupee India (0,68 poin), Ringgit Malaysia (0,01 poin) dan Bath Thailand (0,18 poin).
Sementara Bank Indonesia (BI) mematok kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) di posisi Rp 11,486 per dolar AS.
Penguatan dolar khususnya terhadap rupiah ini terjadi akibat sentimen negatif dari dalam negeri. Antara lain meningkatnya pengangguran hingga melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. (detik.com)

BUMI Bisa Dapat US$501 Jt dari Bumi Plc

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berpotensi mendapatkan dana segar dari Bumi Plc yang akan membeli saham Grup Bakrie.
Bumi Plc melalui RUPS pada 4 Desember akan membeli saham Grup Bakrie dari pemegang saham. BUMI memiliki 29,9 persen di perusahaan asal London tersebut. Dananya disebut-sebut mencapai US$501 juta akan menjadi hak PT Bumi Resources.
Langkah tersebut merupakan gebrakan terbaru dari Bumi Plc. Langkah lain adalah Bumi Plc akan berganti nama menjadi Asia Resources Mineral Plc. Selain itu Bumi Plc akan menyiapkan dana US$400 juta untuk pemegang saham lain juga.

Emas Antam Laku 8,3 Ton dalam 10 Bulan, Naik 46%

Jakarta -PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menyatakan telah menjual emas sebanyak 8,3 ton pada periode Januari-Oktober 2013 ini. Jumlah ini naik 46,6% dari 5,66 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Untuk Oktober 2013 saja, Antam menjual emas hingga 659 kg.
"Dari 659 kg penjualan emas pada Oktober, 50 kg dijual lewat Butik Emas Logam Mulia di Gedung Antam, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan yang baru dibuka 9 Oktober 2013. Butik Emas Logam Mulia ini terbukti disukai masyarakat, karena mudahnya membeli emas murni batangan tanpa ribet dan antre yang membuang waktu lama," kata GM Business Unit Logam Mulia Antam Dody Martimbang kepada detikFinance, Senin (11/11/2013).
Untuk melanjutkan strategi mendekatkan diri kepada masyarakat, pada Rabu 13 November 2013 nanti, Antam akan membuka Butik Emas Logam Mulia di Bandung. Lokasinya berada di area Dago.
"Di kota ini, Antam menargetkan penjualan bisa mencapai 15 kg/bulan. Seperti pada saat pembukaan di Jakarta, untuk 10 hari pertama Antam akan menjual emas dengan harga pabrik, jadi masyarakat Bandung bisa membeli emas dengan harga yang sama dengan harga pabrik Logam Mulia di Pulogadung-Jakarta tanpa tambahan biaya apapun," papar Dody. (detik.com)

Perusahaan Media Milik Bakrie Dapat Utang Rp 2,3 Triliun

Jakarta -PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) akan dapat pinjaman US$ 230 juta (Rp 2,3 triliun) dari Credit Suisse AG cabang Singapura. Pinjaman tersebut masih dalam proses penarikan.
Menurut Corporate Secretary Visi Media Asia Neil R. Tobing, penandatanganan credit Agreement itu sudah dilakukan pada 1 November 2013 lalu.
"Saat ini kami sedang dalam proses memenuhi syarat-syarat penarikan fasilitas kredit berdasarkan credit agreement tersebut," katanya dalam keterbukaan informasi di situs resmi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11/2013).
Pinjaman tersebut dijamin oleh PT Asia Global Media, PT Redal Semesta, PT Lativi Mediakarya, PT Viva Media baru, PT Intermedia Capital, PT Cakrawala Andalas Televisi, dan PT Digital Media Asia.
Sementara Credit Suisse AG cabang Singapura selain menjadi pihak pemberi pinjaman, juga berperan sebagai arranger, facility agent, security agent, dan offshore account bank. Sedangkan Credit Suisse International akan bertindak sebagai hedge counterparty.
Sebelumnya, salah satu anak usaha Grup Bakrie itu memang sudah berniat cari utang untuk membayar utang perusahaan yang akan jatuh tempo pada Februari 2014 mendatang.
Direktur Keuangan Visi Media Charlie Kasim menyebutkan, saat ini perseroan punya utang senilai US$ 80 juta kepada Deutsche Bank yang akan jatuh tempo pada Februari 2014 mendatang. Kisaran bunganya saat ini mencapai 9%. Untuk bisa melunasi utangnya itu, perseroan mencoba mencari pinjaman perbankan senilai US$ 90 juta.
"Total utang US$ 80 juta ke Deutche Bank. Itu jatuh tempo Februari 2014. Kita berusaha cari pinjaman sekitar US$ 90 juta," kata Charlie usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) awal bulan lalu. (detik.com)

Inilah Keunggulan Saham BJBR & BJTM

INILAH.COM, Jakarta – Secara fundamental, keunggulan saham BJBR terletak pada laju pertumbuhan kreditnya. Sementara itu, BJTM unggul dari sisi dana murah. Bagaimana prospek harga sahamnya?
Pada perdagangan Jumat (8/11/2013) saham PT Bank Jabar-Banten (BJBR) ditutup melemah Rp10 (1,08%) ke Rp910. Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) ditutup stagnan di Rp395.
Raymond Budiman, analis PT Panin Sekuritas mengatakan, untuk saham bank kelas dua, dia mencermati BJBR dan BJTM. "BJBR punya pertumbuhan kredit yang bagus karena berada di atas rata-rata industri perbankan," katanya kepada INILAH.COM.
Pertumbuhan kredit BJBR mencapai 35% dari rata-rata industri 22%. BJBR merupakan salah satu bank yang pertumbuhannya kencang. Lalu, dari sisi Net Interest Margin (NIM), BJBR juga tinggi mencapai 8% dari rata-rata industri 5-6%, tepatnya 5,5% per Agustus 2013. "Jadi, profitabilitas BJBR bagus," tandas Raymond.
Price to Earnings Ratio (PER) BJBR juga masih 6,2 kali dari rata-rata industri 10-11 kali. Karena itu, harga saham BJBR masih murah. Begitu juga dengan Price to Book Value (PBV)-nya yang masih 1,5 kali dari rata-rata 2 kali.
"Kinerja BJBR bagus dan harga sahamnya masih murah. Saya rekomendasikan beli BJBR dengan target Rp1.000 hingga akhir 2013," ujarnya.
Sementara itu, salah satu keunggulan BJTM adalah dari sisi Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah (giro dan tabungan) yang tinggi. "Meski BJTM merupakan bank kecil, emiten jago dalam hal dana murah yang mencapai 74% dan deposito hanya 26%," timpal dia.
Padahal, kata dia, rata-rata CASA industri perbankan hanya 55%. Bandingkan dengan PT Bank Central Asia (BBCA) yang CASA-nya mencapai 80%. "Artinya, BJTM berada sedikit di bawah BBCA," papar Raymond.
Dia menjelaskan, jika bank punya deposito dalam jumlah besar, cost of fund-nya pun menjadi tinggi. "Karena itu, cost of fund BJTM bisa lebih dikendalikan dan tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena CASA-nya banyak," ungkap dia.
Kemudian, dari sisi georafis, BJTM terletak di Jawa Timur yang pertumbuhan ekonominya termasuk tinggi dibandingkan daerah Jawa lainnya. "Per Juni 2013, pertumbuhan Jawa Timur mencapai 6,97%. Jakarta 6,3%, Jawa Barat 6,13%, Jawa Tengah 6,1%, Yogyakarta 5,7% dan Banten 5,6%," tuturnya.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 5,8% sedangkan Jawa Timur 6,97%. Ini menjadi kekuatan bagi Bank Jatim. "Sebab, jika pertumbuhan ekonomi naik, pertumbuhan kredit juga naik," kata dia menegaskan.
Apalagi, lanjut dia, BJTM merupakan BPD yang memang untuk Jatim sehingga keunggulannnya berasal dari dari sisi CASA dan pertumbuhan ekonomi Jatim.
Sementara itu, soal kurang hot-nya saham BJTM di bursa saham menurut dia karena memang banyaknya emiten bank di Indonesia. "Saya melihat, pasar belum benar-benar sadar potensi BJTM," timpal dia.
Apalagi, sekarang saham-saham bank bluechips juga sedang murah sehingga orang mengutamakan saham bluechip terlebih dahulu. "Jika saham bluechips sudah tinggi, baru melirik saham bank yang masih potensial seperti BJTM," ungkap dia.
Di atas semua itu, Raymond merekomendasikan beli untuk saham BJTM. Dia mempertimbangkan BJTM sebagai value stock. "Artinya, saham BJTM sebenarnya saham bagus. Hanya saja, belum hot di pasar. Target harga BJTM kembali ke harga Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Rp430. Kelebihannya juga saat ini, harganya berada di bawah harga IPO itu dengan kinerja yang bagus," imbuhnya.

Saham ASII Mendatar, Ini Strateginya

INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan ke depan, saham ASII diprediksi sideways dalam kisaran Rp6.400 hingga Rp7.250. Bagaimana strategi trading-nya?
Pada perdagangan Jumat (8/11/2013) saham PT Astra International (ASII) ditutup stagnan di Rp6.700 per saham. Intraday terlemah 6.600 dan tertinggi Rp6.750. Volume transaksi mencapai 17,2 juta unit saham senilai Rp115,3 miliar.
Hendra Martono, Vice President Brokerage Strategic Development Henan Putihrai Securities mengatakan, kisaran pergerakan saham ASII sideways tapi sudah mulai menyempit. "Pada September 2013, saham ini bergerak pada kisaran Rp7.500-5.900. Lalu, pada Oktober, pergerakannya hanya dalam kisaran Rp7.250 hingga Rp6.400," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Hendra sendiri, mengaku tidak terlalu suka dengan dengan saham yang pergerakan harganya menyempit. "Akan tetapi, jika breakout Rp7.250, saham ini kembali bullish. Biasanya, pada saat itu, berita-berita fundamental bermunculan mengiringinya," ujarnya.
Dia menegaskan, selama masih sideways dan menyempit seperti ini, sangat berbahaya jika pemodal membeli saham ini. "Sebab, jika ternyata ASII jebol ke bawah Rp6.400, berpotensi melanjutkan pelemahan ke Rp5.900," papar dia.
Untuk saat ini, kata dia, kans saham ASII untuk melemah masih ada dan kans untuk menguat juga masih ada. Masing-masing peluangnya masih 50:50.
Lebih jauh dia memperkirakan, dalam sepekan ke depan, saham ASII masih berpeluang sideways dalam kisaran Rp6.400 hingga Rp7.250. "Tapi, jika level Rp7.000 ditembus dengan volume transaksi yang besar, bisa beli dengan target Rp7.250 dan target berikutnya Rp7.500," tuturnya.
Namun demikian, dia menyarankan, jika tidak terbiasa membeli saham di level tinggi kemudian jual di level yang lebih tinggi lagi (buy higher sell higher), tunggu saham ASII tidak turun ke bawah Rp6.400. "Jika level ini tidak ditembus ke bawah dan sudah terbentuk higher low, level terendahnya lebih tinggi dari 6.400, baru boleh masuk. Artinya, level terendah baru lebih tinggi dari level terendah sebelumnya," ucapnya.
Sekarang, kata dia, pelaku pasar belum tahu ke mana arah saham ASII. "Jika turun tapi tidak menembus Rp6.400 belum boleh beli. Lalu, besoknya, level terendahnya lebih tinggi dari level terendah sehari sebelumnya, baru boleh masuk," tandas dia.
Sementara itu, bagi pemodal yang lebih suka trading, disarankan beli ketika ASII menembus area Rp7.000 yang merupakan level tertinggi pada 28 Oktober 2013. "Jika tembus Rp7.000 baru masuk. Jika tidak, mendingan tidak usah masuk dulu di ASII. Wait and see saja! Sebab, kalau sideways, kita masuk, itu percuma, karena bisa beli tapi tidak bisa jualan. Lebih baik menunggu," imbuhnya.

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Saham PKPK

INILAH.COM, Jakarta - BEI menghentikan sementara perdagangan efek PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) sejak sesi I perdagangan hari ini.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai perseroan belum memenuhi kewajiban yang tertuang dalam surat pengenaan sanksi BEI. Demikian mengutip keterangan resmi BEI, Senin (11/11/2013).
Penghentian sementara saham PKPK terjadi di seluruh pasar baik pasar reguler maupun pasar negosiasi. BEI meminta kepada semua pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan PKPK.
Saham PKPK terakhir berada di harga Rp126. Perseroan merupakan emiten yang bergerak di bidang industri dan distribusi tas plastik dan bahan-bahan kemasan. Perseroan juga menyediakan jasa keuangan dan investasi di real estate.

IHSG Turun 0,4% ke 4.457,69 di Awal Sesi

INILAH.COM, Jakarta - IHSG di awal sesi I perdagangan Senin (11/11/2012) belum mampu pertahahan lama di zona positif. IHSG kehilangan 0,4% atau 19 poin ke 4.457,69.
Volume perdagangan mencapai 484,02 juta saham senilai Rp475,7 miliar. Sebanyak 64 saham melemah, 51 saham menguat dan 81 saham stagnan. Investor asing mengalami net sell Rp86,3 miliar.
Indeks bergerak fluktuatif di awal pembukaan. Bahkan sempat menembus zona positif ke level 4.485,05. Tetapi langsung terjun ke zona negatif ke level 4.453,79.
Pelemahan terjadi pada saham sektor industri dasar 0,6% disusul saham sektor infrasturktur 0,5%. Sedangkan penguatan tertinggi terjadi pada saham sektor pertambangan 0,5% disusul saham sektor perkebunan ang naik 0,4%.
Saham yang menguat seperti saham GGRM naik Rp400 ke rp36.000, ITMG naik Rp300 ke Rp30.000, PTBA naik Rp150 ke Rp12.350, KRAH naik Rp100 ke Rp510. Untuk saham yang melemah seperti saham ICBP turun Rp150 ke Rp10.750, TBIG turun Rp150 ke Rp6.000, SMGR turun Rp100 ke Rp13.500.

Masih Konsolidasi, IHSG Bergerak Datar

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak datar membuka perdagangan awal pekan, hanya turun tipis 2 poin. Indeks pun sempat menguat sebentar dan langsung bergerak fluktuatif dalam rentang yang sempit.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 11.320 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 11.410 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG menipis 2,842 poin (0,06%) ke level 4.473,878. Sedangkan Indeks LQ45 berkurang 0,726 poin (0,10%) ke level 748,856.
Membuka perdagangan awal pekan, Senin (11/11/2013), IHSG menguat 7,330 poin (0,16%) ke level 4.484,050. Indeks LQ45 naik 1,278 poin (0,17%) ke level 750,860.
Indeks ketinggalan penguatan yang terjadi di bursa-bursa regional. Indeks malah bergerak naik-turun antara zona merah dan hijau.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG turun tipis 1,629 poin (0,04%) ke level 4.475,091. Sementara Indeks LQ45 melemah tipis 1,035 poin (0,14%) ke level 748,547.
Akhir pekan lalu IHSG menipis 9 poin terkena tekanan jual yang cukup tinggi. Perdagangan berjalan cukup sepi didominasi aksi jual saham.
Wall Street menutup akhir pekan dengan positif, rebound dari tekanan jual yang terjadi di perdagangan sebelumnya. Data tenaga kerja AS yang solid mendorong pasar melaju lima perkan berturut-turut
Bursa-bursa di regional rata-rata menguat pagi hari ini dipimpin oleh pasar saham Jepang. Investor di Asia dapat semangat dari menguatnya Wall Street semalam.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 3,81 poin (0,18%) ke level 2.109,94. 
  • Indeks Hang Seng turun 53,97 poin (0,24%) ke level 22.690,42. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 167,21 poin (1,19%) ke level 14.254,01. 
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,45 poin (0,05%) ke level 3.178,70.
sumber: detik.com

Semesta Indovest: Bursa AS Beri Sentimen Positif

Jakarta -Bursa AS ditutup menguat pada perdagangan Jumat ditopang oleh data pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan memberikan optimisme bahwa ekonomi akan dapat mengatasi berkurang stimulus dikemudian hari. Indeks Dow Jones naik 167,80 atau 1,08%, S&P 500 naik 1,34%, dan Nasdaq naik 1,60%. Jumlah tenaga kerja bertambah 204.000 jauh melewati perkiraan ekonom di 120.000, namun tingkat pengangguran naik ke level 7,3%. Harga minyak kembali menguat namun harga emas masih melemah.
Bursa eropa ditutup mixed terimbas baiknya data pekerjaan AS menimbulkan spekluasi bahwa stimulus akan segera diakhiri. Indeks FTSE naik 0,17%, CAC turun 0,48%, DAX turun 0,03%.
Bursa Indonesia hari ini berpeluang untuk menguat terimbas naiknya bursa AS pada Jumat. Minat beli dapat kembali muncul setelah pada sesi sebelumnya sempat tertahan. Saham-saham yang dapat diperhatikan hari ini antara lain BWPT, ADRO, BMTR, ASII, PGAS. (detik.com)

First Asia Capital: Pergerakan IHSG Masih Konsolidasi

Jakarta -Perdagangan saham akhir pekan kemarin terimbas sentimen negatif pergerakan bursa global dan kawasan. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di teritori negatif, namun sesi akhir IHSG berhasil mengurangi koreksinya ditutup melemah tipis 9,389 poin (0,209%) di 4476,720. Selama sepekan IHSG berhasil rebound 1% setelah pekan sebelumnya terkoreksi 3,2%. Namun dana asing masih keluar dari pasar saham mencapai Rp.1,11 triliun. Sepanjang tahun ini asing mencatatkan net selling di pasar saham mencapai Rp.13,2 triliun.
Tekanan jual sepekan terakhir terutama dipicu saham-saham sensitif interest rate seperti properti. Pelemahan rupiah atas dolar AS hingga Rp.11404 akhir pekan lalu menyusul meningkatnya defisit perdagangan September dan kekhawatiran The Fed akan kembali mempercepat pengurangan stimulusnya (QE3) turut menekan pasar. Pelemahan rupiah yang terus berlanjut bisa mendorong Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat bunganya dari saat ini 7,25%. Sedangkan aksi beli selektif pekan kemarin kembali melanda saham tambang batubara dan perkebunan.
Hal ini terutama dipicu melonjaknya neraca perdagangan China Oktober hingga USD31,1 miliar melampaui estimasi USD23,5 miliar. Ini terutama dipicu kenaikan ekspor China Oktober yang tumbuh 5,6% dari estimasi yang hanya 3,2%. Sementara Wall Street akhir pekan kemarin kembali melanjutkan rally. Indeks DJIA dan S&P ditutup menguat masing-masing 1,08% dan 1,34%. Penguatan ini merespon data tenaga kerja dimana Oktober bertambah 204 ribu kesempatan kerja dari perkiraan yang hanya 121 ribu. Tingkat pengangguran AS Oktober sesuai ekspektasi 7,3%.
Pada perdagangan hari ini, pergerakan IHSG diperkirakan masih bergerak konsolidasi dengan rentang terbatas. IHSG berpeluang menguat dengan resisten di 4500 dan support ada di 4450. Pergerakan nilai tukar rupiah masih menjadi perhatian pelaku pasar. (detik.com)

OSO Securities: IHSG Cenderung Menguat

Jakarta -Akhir pekan lalu IHSG ditutup melemah sebesar 0,21% di level 4,476.72. Pelemahan terjadi sempat cukup dalam karena investor merespon data Kenaikan GDP AS yang diperkirakan akan meyakinkan The Fed untuk mengurangi program stimulus akan tetapi penurunan tertahan oleh positifnya data ekonomi China yang rilis yaitu Trade Balance pada bulan Oktober menjadi surplus US$ 31.1 miliar dari sebelumnya US$ 15.2 miliar. Indeks sektoral bergerak variatif, dengan pelemahan dipimpin oleh sektor aneka properti yang turun 1,81% sedangkan sektor pertambangan memimpin penguatan. Tercatat investor asing mencatatkan net sell Rp. 268 miliar.
Perdagangan akhir pekan Indeks Dow Jones menguat sebesar 1,08% ke 15,761.78, Indeks S&P naik 1,34% menjadi 1,770.61 dan indeks Nasdaq ikut mengalami penguatan sebesar 1,60% ke 3,919.23. Penguatan pada bursa Wall Street seiring dengan data pekerjaan pada Oktober 2013 yang positif, seperti data Non Farm Payrolls yang melesat menjadi 204.000 dari sebelumnya 163.000. Sementara data unemployment rate stagnan di level 7,3%. Di satu sisi ekonomi terlihat tumbuh namun di sisi lain dapat menjadi alasan The Fed mulai mengurangi stimulus.
Hari ini kami perkirakan IHSG variatif dengan kecenderungan menguat seiring dengan positifnya bursa AS. Secara teknikal, IHSG seperti membentuk three white soilders dan mendekati area midle bolingger bands. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram positif, indikator stochastic sudah membentuk golden cross. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: Indeks Bisa Menguat

Jakarta -Indeks saham Amerika Serikat (AS) menguat tajam, seiring potensi perbaikan ekonomi Paman Sam. Pada penutupan akhir pekan kemarin, indeks Dow Jones menguat +167,80 poin (+1,08%) ke level 15.761,78. Sementara indeks regional Asia pagi ini juga bergerak menguat. Indeks Nikkei 225 di Jepang hari ini dibuka menguat +1,43% ke level 14.287,92. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan naik +0,29% ke posisi 1.990,69. Di sisi lain, harga minyak di bursa komoditas dunia mengalami kenaikan. Pada perdagangan semalam, harga minyak WTI Crude Oil menguat +0,42% ke angka US$94,60 per barel. Bertolak belakang dengan harga minyak, harga emas Comex di bursa komoditas New York mengalami pelemahan -1,86% ke level US$1.284,50/troy ounce, pada perdagangan semalam. Dari dalam negeri, semua sentimen negatif diyakini telah terakumulasi oleh pasar. Investor kini terpusat pada isu tapering The Fed yang kabarnya akan dilakukan pada Desember mendatang. Hal itu diperkuat dari membaiknya data ekonomi AS yang dirilis pekan lalu. Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG masih berpotensi menguat setelah menutup gap di 4.450 dan membentuk morning star pattern beberapa hari sebelumnya. Kisaran perdagangan hari ini akan berada dalam support 4.454 dan resistance 4.492/4.508. Indeks berada dalam wave 5 impulse wave dengan target teoritis kenaikan menuju 4.697. (detik.com)

Trust Securities: Ada Harapan IHSG Rebound

Jakarta -Laju anomali yang diperlihatkan IHSG sehari sebelumnya tampaknya gagal mempertahankannya di jalur hijau. Tampak di akhir pekan, laju IHSG kembali mengalami pelemahan seiring dengan laju bursa saham Asia yang masih di zona merahnya. Masih adanya transaksi nett sell asing yang dibarengi dengan kembali melemahnya nilai tukar Rupiah serta imbas pelemahan bursa saham global pasca masih beredarnya spekulasi percepatan tappering off The Fed membuat IHSG tidak kuasa menahan pelemahan yang terjadi. Selain itu, pelaku pasar juga menahan diri jelang rilis Rapat Dewan Gubernur BI pekan depan. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4484,98 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4446,48 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4476,72. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Senin (11/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4440-4460 dan resistance 4492-4498. Berpola menyerupai hammer dekati middle bollinger bands (MBB). MACD mencoba naik dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mencoba melanjutkan upreversal. Laju IHSG yang sempat berada di antara target support (4438-4457) dapat ditutup di atas target tersebut sehingga memberikan harapan positif akan terbukanya harapan dan peluang untuk rebound. Dengan asumsi, laju IHSG mampu keluar dari batas atas garis tren pelemahan (4480-4485) maka diharapkan IHSG dapat kembali rebound. (detik.com)

Kiwoom Securities: IHSG Bergerak Positif

Jakarta -Positifnya Dow Jones dan beberapa pasar regional dapat memberikan dukungan. IHSG berada di kisaran negatif di tengah masih adanya aksi jual asing minggu lalu. Namun, adanya pola doji mengindikasikan belum cukup kuatnya momentum pelemahan ini. Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak di area positif pada hari ini.
 
IPO – PT Indomobil Multi Jasa
PT Indomobil Multi Jasa (IMJ) berencana menerbitkan 1.29 miliar lembar saham baru (25% saham) dalam proses IPO. IMJ merupakan bagian dari Grup Indomobil yang bergerak pada bidang usaha pembiayaan otomotif, serta penyedia jasa penyewaan kendaraan jangka panjang melalui anak perusahaan PT CSM Corporatama (Indorent). Masa penawaran awal berlangsung pada 11-19 November dengan perkiraan mendapat pernyataan efektif pada 25 November. Sekitar 60% dana IPO akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis dan modal kerja, dan 40% sisanya untuk mengurangi posisi pinjaman CSM.
 
KRAH – Rencana pembangunan pabrik
PT Grand Kartech (KRAH) menyiapkan dana senilai Rp 200 Miliar untuk membangun dua pabrik manufaktur tahun depan. Pendanaan kemungkinan berasal dari penerbitan saham baru (rights issue), obligasi dan pinjaman bank. Lokasi pembangungan pabrik baru rencananya di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Surabaya, Jawa Timur. Setiap pabrik diperkirakan membutuhkan investasi berkisar Rp 70 Miliar hingga Rp 100 Miliar. Saat ini, KRAH telah memiliki tiga pabrik manufaktur di Jakarta dan Karawang dengan kapasitas produksi sebesar 300 ton per bulan.
 
TBIG – Rencana emisi obligasi
PT Tower Bersama Infrastucture (TBIG) berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp 4 Triliun dimana untuk tahap pertama akan diterbitkan obligasi senilai Rp 1 Triliun yang akan terdiri dari tiga seri. Seri A bertenor 370 hari, Seri B bertenor 3 tahun, dan Seri C bertenor 5 tahun. Fitch Ratings Indonesia memberi peringkat AA- terhadap rencana emisi obligasi TBIG. Masa penawaran awal berlangsung 11-21 November dengan perkiraan mendapat pernyataan efektif pada 2 Desember 2013. Sekitar 50% dana hasil emisi obligasi akan dialokasikan untuk refinancing utang dan sisanya untuk mendukung belanja modal.
 
VIVA – Refinancing utang
PT Visi Media Asia (VIVA) mendapatkan pinjaman sebesar US$ 230 juta dari Credit Suisse AG. VIVA juga menjaminkan saham tiga anak usahnya, PT Lativi Mediakarya (TV One), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), dan PT Viva media baru (Viva News) untuk mendapatkan Pinjaman tersebut yang akan digunakan untuk membayar utang jatuh tempo dan modal kerja. VIVA menandatangani perjanjian pinjaman pada 1 November 2013. Dalam kesepakatan, Credit Suisse AG, Singapore Branch bertindak sebagai arranger. Viva akan menggunakan pinjaman untuk refinancing utang sebesar US$ 80 juta kepada Deutsche Bank. Utang tersebut akan jatuh tempo pada Februari 2014. (detik.com)

Erdikha Sekuritas: Indeks Berpeluang Menguat

Jakarta -Pasar Saham Asia dibuka menguat pagi ini setelah rata-rata mengalami penurunan selama perdagangan pekan kemarin menyusul penguatan yang terjadi di Wall Street pada penutupan Jumat setelah dirilisnya data ekonomi mengenai ketenagakerjaan.
Pada perdagangan Jumat pekan kemarin IHSG turun tipis -9,39 poin (-0,21%) di tengah masih cukup maraknya aksi jual yang dilakukan investor asing. Dua sektor utama yang menyebabkan penurunan indeks adalah Properti (-1,82%) dan Finance (-1,15%), sedang sektor-sektor yang menahan laju penurunan indeks lebih jauh adalah Pertambangan (+1,38%) dan sektor Perdagangan dan Jasa (+0,96%). Nilai Transaksi tercatat sebesar Rp.5,3 Triliun dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp.268 Miliar. Sementara kurs tengah BI atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemaht di posisi Rp 11.404 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Awal pekan ini Bursa Indonesia diperkirakan akan kembali berjalan fluktuatif namun dengan kecenderungan menguat. Faktor penguatan Dow Jones dan hijaunya bursa-bursa di kawasan Asia pagi ini bisa jadi sentimen positif. IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 4.435 - 4.525.

Harga Emas Antam Turun Lagi Rp 4.000/Gram di Awal Pekan

Jakarta -Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun lagi Rp 4.000/gram di awal pekan. Akhir pekan lalu harganya juga sudah turun Rp 5.000/gram.
Dikutip detikFinance dari data Logam Mulia, Senin (11/11/2013), harga emas batangan pecahan 1 gram tercatat Rp 519.000/gram, turun dibandingkan posisi akhir pekan lalu Rp 523.000/gram.
Sementara untuk harga buyback emas batangan di Logam Mulia masih tetap sama dan berada di posisi Rp 451.000/gram.
 
Berikut harga emas batangan yang dijual oleh Logam Mulia Antam awal pekan:
  • 50 gram Rp 24.050.000
  • 10 gram Rp 4.850.000
  • 5 gram Rp 2.450.000
  • 1 gram Rp 519.000
"Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrian saja," jelas Antam dalam situsnya. (detik.com)

IHSG Bergerak Variatif

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu menipis 9 poin di akhir pekan terkena tekanan jual yang cukup tinggi. Perdagangan berjalan cukup sepi didominasi aksi jual saham.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (8/11/2013), IHSG ditutup menipis 9,389 poin (0,21%) ke level 4.476,720. Sementara Indeks LQ45 ditutup berkurang 2,666 poin (0,35%) ke level 749,582.
Wall Street menutup akhir pekan dengan positif, rebound dari tekanan jual yang terjadi di perdagangan sebelumnya. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang solid mendorong pasar melaju lima pekan berturut-turut.
Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones menanjak 167,80 poin (1,08%) ke level 15.761,78. Indeks Standard & Poor's 500 melonjak 23,46 poin (1,34%) ke level 1.770,61. Indeks Komposit Nasdaq melaju 61,90 poin (1,60%) ke level 3.919,23.
Hari ini IHSG diperkirakan bergerak mixed cenderung melemah. Namun penguatan bursa Asia bisa mendorong indeks kembali ke zona hijau.
 
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 158,53 poin (1,13%) ke level 14.245,33. 
  • Indeks KOSPI naik tipis 1,86 poin (0,09%) ke level 1.986,73. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Waterfront Securities
IHSG pada perdagangan Jumat 8 November 2013 ditutup melemah 0,21% pada level 4476. Sektor properti menyumbangkan pelemahan terbesar. Investor asing melakukan net sell Rp268,1 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat yang dipicu oleh data ekonomi yang bagus, menutupi kecemasan bahwa The Fed akan segera mengurangi program pembelian obligasinya. Data ekonomi yang membaik hal yang positif dalam jangka panjang karena menunjukkan kekuatan ekonomi AS. Data nonfarm payrolls bulan Oktober menunjukkan peningkatan penyerapan tenaga kerja menjadi sebanyak 204 ribu, lebih baik dari estimasi 100 ribu dan dari bulan sebelumnya 148 ribu. Sedangkan tingkat pengangguran, sama seperti yang diperkirakan meningkat menjadi 7,3% dari bulan sebelumnya 7,2%. Dari earning season, sebanyak 75% emiten membukukan laba yang melebihi estimasi dan sebesar 54% membukukan pendapatan yang melebihi perkiraan. Pada pekan ini, perhatian pasar akan tertuju pada komentar dari para pejabat The Fed untuk memperoleh indikasi apakah The Fed akan segera mengurangi stimulusnya. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini di antaranya trade balance, industrial production, capacity utilization dan wholesale inventories. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed. IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran level 4450 — 4540> Rekomendasi: BWPT, ASII, SMCB, BBRI, INDF, LSIP, AALI, BBCA, TLKM, ICBP.
 
KDB Daewoo Securities
Pada perdagangan akhir pekan lalu IHSG ditutup turun -9.39 poin (-0.21%) ke 4,476.72 dengan jumlah transaksi sebanyak 8.5 juta lot atau setara dengan Rp5.2 triliun.
Pergerakan sektor-sektor IHSG a.l sektor agricultural (-0.02%), sektor basic-industries (+0.13%), sektor construction and property (-1.82%), sektor consumer goods (-0.16%), sektor finance (-1.15%), sektor infrastructure (-0.11%), sektor mining (+1.38%), sektor misc-industries (+0.07%), dan sektor trade (+0.96%).
Tercatat sebanyak 78 saham mengalami penguatan, 155 saham mengalami penurunan, 110 saham tidak mengalami perubahan dan 142 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Saham-saham yang menempati top gainers a.l. SCMA (+10.20%), INVS (+24.76%), ADRO (+7.41%), CPIN (+2.58%), dan GGRM (+2.15%). Sementara itu, saham-saham yang menempati top losers a.l. BBCA (-2.36%), BMRI (-1.80%), PGAS (-1.50%), SMGR (-1.81%), dan ISAT (-5.06%).
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp226 miliar dengan saham yang paling banyak dijual a.l. SMGR, PGAS, TLKM, BBCA, dan BMRI. Mata uang Rupiah terdepresiasi 11,413 per Dollar AS.
Secara teknikal penurunan IHSG akhir pekan lalu merupakan penurunan setelah mengalami teknikal rebound selama 2 hari, volume menurun, stochastic berada di area normal, PSAR masih berada pada sinyal downtrend. Untuk perdagangan hari ini kami perkirakan akan kembali melanjutkan penurunannya. Dengan support 4,403 dan resistance 4,650. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah: ASRI, GGRM, PGAS. (detik.com)

IHSG Selalu Melemah di Bulan November

INILAH.COM, Jakarta – Secara historis bulanan, IHSG selalu melemah pada November. Indeks pun patut diwaspadai menurun ke level 4.224. Seperti apa?
David Cornelis, Head of Research KSK Financial Group mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, IHSG selalu melemah di bulan November. Bahkan, kata dia, sebanyak 6 tahun sejak 2003, IHSG juga melemah di bulan hujan ini. "November rain! Waspada, sedia payung sebelum hujan ke 4.224," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (8/11/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 9,39 poin (0,21%) ke posisi 4.476,72. Intraday terendah 4.446,484 dan tertinggi 4.484,98.
 
Berikut ini wawancara lengkapnya:
 
Mengakhiri pekan lalu, IHSG melemah 0,21%. Bagaimana Anda melihat arahnya hingga akhir 2013?
Secara pandangan jangka menengah, setidaknya hingga akhir 2013 ini, IHSG nanti masih akan turun ke bawah 4.375 hingga terburuk di 4.085. Saat ini, dalam waktu dekat, masih akan tertahan di 4.404. Probabilitasnya lebih besar menembus lewati dukungan di 4.404, dibandingkan menuju ke atas level tahanan di 4.494.
IHSG sementara masih akan bermain di kisaran tersebut, sambil menunggu rupiah ditransaksikan di kisaran yang lebih menyempit, walaupun agak berat untuk kembali di bawah 11 ribu per dolar AS.
 
Kecenderungan IHSG untuk November ini?
Secara historikal bulanan, IHSG di bulan November cenderung melemah. Dalam 3 tahun terakhir IHSG selalu melemah di bulan November, sebanyak 6 tahun dari 2003 IHSG juga melemah di bulan hujan ini. November rain! Waspada, sedia payung sebelum hujan ke 4.224.
 
Bagaimana dengan posisi investor asing?
Porsi kepemilikan asing meningkat 8,1%, menjadi Rp318,11 triliun pada Surat Utang Negara (SUN). Sementara itu, di saham masih mencatatkan penjualan bersih Rp 1,98 triliun. Net sell ini membesar sekitar 5 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
Jadi, arah IHSG adalah pelemahan?
IHSG dalam jangka pendek-menengah masih akan kembali bergerak menyamping, mendatar atau sideways nan menurun. Peluang indeks, bervolatilitas ringan di kisaran tahanan tren turun jangka menengah di atas 4.200 tapi masih di bawah 4.400.
 
Apa yang memicu mendatarnya IHSG dengan kecenderungan melemah?
Sebab, belum ada triger fundamental maupun sentimen baru yang relatif kuat untuk menggerakkan pasar. Indeks tidak didukung juga oleh situasi bursa global dan regional yang kurang atraktif dan kondusif. IHSG masih akan selaras dengan bursa lainnya.
 
Lantas, apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Investor disarankan untuk masuk kembali ke pasar nanti bilamana IHSG sudah berada di bawah level 4.375 dalam jangka pendek. Sektor perbankan dan industri dasar masih berpotensi menjadi penopang utama bagi IHSG di bulan ini.
 
Saham-saham pilihan Anda?
Saham pilihan selektif dalam jangka pendek adalah PT Adaro Energy (ADRO), PT Astra International (ASII), PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Timah (TINS), dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM).

China Imbangi Sentimen AS, Rupiah Konsolidasi

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (11/11/2013) diprediksi konsolidasi alias mendatar. Mengapa?
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, awal pekan ini, rupiah kemungkinan masih terkonsolidasi. Sebab, kata dia, sentimen pelemahan rupiah seiring data non-farm payrolls AS akhir pekan lalu yang positif, mungkin bisa diimbangi dengan data-data positif dari China.
Non Farm Payrolls AS bertambah sebesar 204 ribu pada Oktober 2013 dari 163 ribu pada September. Meskipun, tingkat pengangguran AS naik ke 7,3% dari publikasi sebelumnya 7,2%. "Data-data ini masih mendukung penarikan stimulus (tapering) The Fed lebih awal sehingga jadi tekanan negatif bagi rupiah," katanya kepada INILAH.COM.
Namun demikian, Christian menggarisbawahi, akhir pekan lalu dirilis serangkaian data ekonomi China yang sudah diprediksi memberikan kejutan positif. "Karena itu, rupiah Senin ini berpeluang konsolidasi dalam kisaran 11.455 hingga 11.350 per dolar AS," ujarnya.
Menurut Christian, laporan produksi industri China sudah diprediksi tumbuh ke level 10,5% dibandingkan sebelumnya 10,2%. Lalu, laju penjualan ritel negeri tirai bambu itu diperkirakan naik ke 13,5% dibandingkan sebelumnya 13,3%.
"Apalagi, pada Jumat (8/11/2013), China juga sudah merilis data neraca perdagangan yang secara mengejutkan menunjukkan kejutan positif. Laju pertumbuhan ekspor China melampaui estimasi ke angka 5,8% jauh di atas perkiraan analis 1,7%," timpal dia.
Menurut dia, data-data tersebut mengindikasikan stabilitas perekonomian China. Ini juga diharapkan bisa mempersempit defisit neraca perdagangan Indonesia.
Jadi, kata dia, data-data China akhir pekan lalu berpotensi menjaga pelemahan rupiah menjadi terbatas. "Apalagi, permintaan rupiah di dalam negeri cukup tinggi seiring dengan tingginya aksi beli dari investor asing terhadap obligasi Indonesia," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (8/11/2013) ditutup melemah 25 poin (0,21%) ke posisi 11.410/11.415.

Oktober, Dana Eksplorasi BYAN Capai US$204,9 Rb

INILAH.COM, Jakarta - Bulan Oktober, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) telah mengeluarkan dana eksplorasi sebesar US$204,9 ribu untuk aktivitas eksplorasinya di bulan Oktober 2013.
Sebanyak enam anak usaha perseroan melakukan eksplorasi tersebut. Adapun eksplorasi di lakukan di Blok Keham, Blok Payang Selatan, Blok Barat, Blok Sepaso, Blok Midle East, dan Blok MEL, dengan menggunakan metode pemboran open hole dan coring. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan akhir pekan ini.
Untuk eksplorasi di Blok Keham berhasil dilakukan pemboran sebanyak 8 titik dengan total kedalaman bor 361,58 meter. Sementara di Blok Payang Selatan sebanyak 24 titik bor berhasil dilakukan dengan kedalaman 859,90 meter.
Sementara Blok Barat perseroan berhasil melakukan 5 titik bor dengan kedalaman 743,50 meter, untuk Blok Sepaso berhasil dilakukan sebanyak 39 bor dengan total kedalaman bor 1.989,90 meter.
Sedangkan untuk Blok Midle East, sebanyak 52 titik bor berhasil dilakukan dengan total kedalaman bor 2.363,20 meter, dan untuk Blok MEL berhasil dilakukan 12 titik bor dengan kedalaman 727 meter.
Untuk rencana eksplorasi selanjutnya perseroan akan melakukan pengembangan wilayah cadangan batubara dan desain tambang di Blok Keham, Blok Payang Selatan, Blok Barat, Blok Sepaso, Blok Midle East. Sedangkan untuk Blok MEL perseroan rencananya akan mendata dan melakukan penyebaran batubara.

Inilah Agenda RUPS Bumi Plc

INILAH.COM, Jakarta - Bumi Plc akan menggelar rapat pemegang saham pada 4 Desember 2013 mendatang.
Beberapa agenda telah siap dan termasuk langkah strategis. Salah satu diantaranya adalah perseroan akan memisahkan keluarga Bakrie dalam daftar pemegang saham. Perseroan menyiapkan US$501 juta untuk 29,2 persen. Demikian mengolah rilis perseroan pada akhir pekan kemarin.
Agenda lain dalam rapat tersebut adalah perubahan nama menjadi Asia Resources Mineral Plc. Bumi Plc juga akan mengembalikan dana US$400 juta kepada pemegang saham lainnya.

Inilah Segmen Bisnis Andalan MPPA

INILAH.COM, Jakarta - Segmen Matahari Food Business menjadi penopang kinjera PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pada kuartal ketiga 2013.
Kinerja perseroan cukup baik di tengah kondisi ekonomi makro Indonesia yang belum kondusif. Hal ini dengan peningkatan laba bersih PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pada kuartal ketiga sebesar 177,6% menjadi Rp302,9 miliar dari Rp115,5 miliar. Demikian mengutip hasil riset ETrading Securities, akhir pekan ini.
Pada akhirnya laba bersih yang meningkat akan mempengaruhi nilai earning per share (EPS) perusahaan. "Selain itu, kami juga melihat pergerakan nilai return on equity (ROE) MPPA cenderung meningkat dari tahun ke tahun."
Pada periode tersebut, perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp8,71 triliun dari Rp7,57 triliun atau naik 15% dari kuartal ketiga 2012.

Data-data Eropa Batasi Pelemahan Rupiah

INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah mendapat tekanan negatif seiring mencuatnya isu pemangkasan stimulus The Fed. Tapi, positifnya beberapa data Eropa membatasi pelemahannya. Seperti apa?
Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah melemah 50 poin (0,44%) ke posisi 11.404 pada 8 November 2013 dibandingkan akhir pekan sebelumnya, 1 November di level 11.354 per dolar AS.
Reza Priyambada, kepala riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah masih dalam tren melemah sepanjang sepekan kemarin. "Adanya rilis indeks manufaktur AS di awal pekan yang di atas estimasi membuat laju nilai tukar dolar AS masih terapresiasi sehingga makin menekan laju nilai tukar rupiah yang masih memperpanjang pelemahannya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (10/11/2013).
Lebih jauh dia menjelaskan, dolar AS bergerak naik seiring semakin gencarnya spekulasi tappering off yang akan dipercepat. "Selain itu, imbas dari rilis kembali defisitnya neraca perdagangan Indonesia masih mewarnai laju pelemahan rupiah," ujarnya.
Apalagi, kata dia, rilis ISM Non manufacturing dan Redbook AS yang mengalami pertumbuhan positif juga menjadi batu sandungan bagi rupiah. "Sebab, data tersebut semakin memperkuat spekulasi tappering off stimulasi The Fed akan dipercepat," timpal dia.
Lalau, adanya rilis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang melambat turut direspons negatif meski tidak sedalam sebelumnya. "Sebab, itu masih sesuai dengan estimasi akan terjadinya perlambatan," papar dia.
Pelemahan rupiah juga sempat terbatas setelah dilaporkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap obligasi dalam negeri oleh bank asing. "Setelah rupiah dihantam penguatan dolar pasca dirilisnya data-data ekonomi AS yang sebagian besar menunjukkan pertumbuhan positif, rupiah pun sempat rebound seiring laju nilai tukar euro yang kembali mengalami penguatan," ucap Reza.
Kenaikan nilai tukar euro terjadi setelah rilis kenaikan indeks harga perumahan Inggris, pertumbuhan factory orders Jerman, dan peningkatan services PMI di sejumlah wilayah Zona Euro. "Meski sempat rebound, di akhir pekan rupiah kembali melemah setelah merespons data-data positif AS," imbuhnya.