korea by dewanti

Thursday, June 5, 2014

Seharian Memerah, IHSG Ditutup Menghijau

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau setelah hampir seharian berada di zona merah.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini menguat tipis dari posisi Rp 11.860 per dolar AS menjadi Rp 11.838 per dolar AS. Meskipun rupiah sempat melemah ke titik terendah hari ini Rp 11.895 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 0,945 poin (0,02%) ke level 4.533,456. Indeks LQ45 menipis 0,004 poin (0,01%) ke level 832,008.
Sejak perdagangan dibuka IHSG sempat menguat tipis, namun Indeks meluncur di zona merah. IHSG sempat menembus titik tertinggi 4.938 sedangkan terendah 4.912.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (5/6/2014), IHSG turun 17,365 poin (0,35%) ke level 4.915,119. Sementara Indeks LQ45 melemah 3,766 poin (0,45%) ke level 828,323.
Indeks tertinggi hari ini sempat mencapai 4938, sedangkan titik terendah mencapai 4912.
Mengakhiri perdagangan, Kamis (5/6/2014), IHSG ditutup menghijau naik 3 poin (0,06%) ke level 4.935.564. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 0,596 poin (0,07%) ke level 832,685.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 176.576 kali pada volume 3,825 miliar lembar saham senilai Rp 4,215 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 156 turun, dan 101 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia masih bergerak memerah siang hari ini.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini, Kamis (5/6/2014):
  • Indeks Nikkei 225 turun 37,74 poin (-0,25%) ke level 15.030,22.
  • Indeks Hang Seng turun 49,76 poin (-0,21%) ke level 23.101,95.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 0,80 poin (-0,04%) ke level 2.024,04.
  • Indeks Straits Times turun 4,06 poin (-0,12%) ke level 3.276,11.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 1.900 ke Rp 11.500, saham Citra Turbindo (CBTN) naik Rp 1100 ke 6.600, saham Goodyear Indonesia (GDYR) naik Rp 575 jadi Rp 18.575.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 200 menjadi Rp 53.600, saham HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 200 jadi Rp 68.200, saham Mandom Indonesia (TCID) turun Rp 200 jadi Rp 15.500. (detik.com)

Bursa Asia Lebih Banyak Alami Tekanan

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia berakhir fluktuatif pada perdagangan Kamis (5/6/2014). Investor menunggu hasil pertemuan Bank Central Eropa (ECB).
Ekonom memprediksikan pertemuan tersebut akan menurunkan suku bunga pinjaman menjadi 0,1%. Hal ini melanjutkan paket stimulus ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Eropa.
Sementara bursa saham Asia bergerak mixed seperti indeks Nikkei lebih tinggi 0,08%, indeks Shanghai naik 0,7%, indeks Kospi melemah 0,6%, indeks ASX turun 0,1%, indeks indeks Hang Seng turun 0,2%. Demikian mengutip cnbc.com.
"Kita harus menyadari investor melakukan aksi jual untuk konsolidasi dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga kredit, pembiayaan dan suku bunga deposito," kata Chris Weston, kepala strategi pasar di IG Markets.
ECB memiliki ekspektasi inflasi untuk menjadi motor perekonomian. Pasar mengharapkan ECB melakukan pelonggaran yang lebih konsensional. Tujuannya untuk memperluas akses likuiditas di Uni Eropa.
Bursa Jepang berakhir lebih tinggi mendekati rekor dalam tiga bulan terakhir. Hal ini mengalami reli untuk empat hari. Aksi jual di pasar uang membatasi penguatan indeks. Yen melemah ke 102,79 per dolar AS.
Untuk indeks ASX di Australia jatuh ke level terendah dalam dua pekan. Indeks telah melemah selama tiga hari terakhir. Indeks merespon neraca perdagangan yang defisit pada bulan April sebesar 122 juta dolar Australia dari perkiraan surplus 300 juta dolar dolar Australia.
Sedankgan bursa Hong Kong lebih rendah 0,1%. Indeks Kospi naik 0,6%. Indeks mengalami aksi jual menjelang libur Memorial Day pada Jumat besok.

BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Naik 0,03% Awal Perdagangan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham eropa, Stoxx Europe 600, bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (5/6/2014).
Indeks Stoxx Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 343,79 atau sudah menguat 0,07% dibandingkan dengan penutupan pada Rabu (4/6/2014) yang berhenti di angka 343,56 dan naik 0,02%.
Pada pukul 14.55 WIB atau sekitar 08.55 waktu London, indeks tersebut menyentuh angka 343,65 atau menguat 0,03%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, terdapat 244 saham yang bergerak menguat, sedangkan  321 melemah, dan 35 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu lalu cenderung fluktuatif. Koreksi hanya terjadi pada Rabu (28/5/2014) yakni sebesar 0,05%, dan  Jumat (30/5/2014) yakni 0,07%.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Ditutup Melemah 0,18%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong kembali ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (5/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat melemah 0,18% ke level 23.109,66, setelah penutupan hari sebelumnya, Rabu (4/6/2014) berhenti di angka 23.151,71.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak di kisaran 23.052,43 – 23.178,08. Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 22 menguat, 24 melemah, dan 4 yang stagnan.
Saham Tencent Holdings Ltd dan HSBC Holdings PLC menjadi penekan indeks dengan koreksi 1,01% dan 0,49%. Sementara itu, Sun Hung Kai Properties Ltd dan China Life Co Ltd masih menguat 1,98% dan 1,43%.

KURS RUPIAH: Menkeu Chatib Basri Bilang Rebound Setelah Pilpres

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini tren pelemahan rupiah sejak pekan lalu bersifat temporer dan akan kembali menguat bulan depan setelah Pilpres 2014 usai.
Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan kompetisi calon presiden dan wakil presiden yang kian ketat dipandang sebagai ketidakpastian baru oleh investor. Elektabilitas kedua calon yang saling berkejaran membuka kemungkinan sengketa pemilu menjadi lebih besar.
"Ini sebetulnya bukan perspektif saya. Saya hanya sampaikan apa yang kami selalu komunikasikan dengan investor. Setiap market-nya bergejolak kan selalu kasih keterangan," katanya, Rabu (5/6/2014) malam.
Faktor kedua, lanjutnya, data neraca perdagangan April yang buruk, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan olahannya hingga 45% karena pelemahan permintaan dan harga.
Chatib meyakini ekspor CPO bulan berikutnya akan rebound, ditopang oleh penguatan harga seiring peningkatan permintaan beberapa negara tujuan untuk memenuhi kebutuhan menjelang bulan puasa.
Seperti diketahui, rupiah pekan lalu terdepresiasi ke kisaran Rp11.600 dari semula Rp11.500 per dolar Amerika Serikat.
Rupiah terus melanjutkan pelemahan pekan ini hingga ke level Rp11.800 per dolar AS. Hingga pukul 14.00, rupiah diperdagangkan Rp11.881 per dolar AS atau melemah 0,08% dari penutupan sehari sebelumnya menurut Bloomberg Dollar Index.

Bursa Eropa Variatif Jelang Keputusan ECB

INILAHCOM, London - Bursa saham Eropa melanjutkan pergerakan variatif pada perdagangan Kamis (5/6/2014). Pasar masih menantikan keputusan Bank Sentral Eropa pekan ini.
Perdagangan relatif sideways. Para pelaku pasar tidak banyak melakukan pembelian saham menjelang pengumuman yang akan dilakukan Bank Sentral Eropa. Meski demikian, banyak pihak memperkirakan hasil pertemuan tersebut akan memberikan sentimen positif terhadap bursa.
Indeks FTSE di London melemah 2,38 poin atau 0,05% ke 6.815,47, indeks DAX di Jerman menguat 4,57 poin atau 0,05% menjadi 9.931,24 dan indeks CAC di Prancis melemah 1,30 poin atau 0,03% ke 4.499,94.
"Pasar Eropa tampaknya tidak memiliki potensi untuk menguat sebelum Presiden Mario Draghi memberikan pengumuman kebijakan moneter barunya. Saat ini semuanya masih menunggu," jelas Alastair McCaig, Broker IG Markets. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sementara bursa saham Asia bergerak mixed seperti indeks Nikkei lebih tinggi 0,08%, indeks Shanghai naik 0,7%, indeks Kospi melemah 0,6%, indeks ASX turun 0,1%, indeks indeks Hang Seng turun 0,2%.

BURSA KORSEL: Indeks Kospi Ditutup Melemah 0,65%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea Selatan ditutup melemah pada perdagangan Kamis (5/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini berakhir di level 1.995,48 atau terkoreksi 0,65% dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (3/6/2014) yang  naik 0,33% ke level 2.008,56. Tidak ada perdagangan pada Rabu (4/6/2014).
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 1.986,95 hingga 2.007,2. Dari 762 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 256 menguat, 442 melemah, dan 64 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan LG Household & Health Care Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 0,88% dan 12,01%. Sementara itu, saham SK Hynix Inc dan Samsung SDI Co Ltd menguat 4,03% dan 6,65%.

BI: Persaingan Ketat Capres Ikut Tekan Rupiah

Bisnis.com, JAKARTA--Sengitnya persaingan antara dua pasang kandidat dalam pemilihan presiden ternyata berimbas pada ketidakpastian dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Agus D. W. Martowardojo menilai persaingan dua pasang calon dalam pemilihan presiden cukup ketat.
Perkembangan politik dan pertarungan sengit memperebutkan kursi nomor 1 di Tanah Air masih memunculkan tanda tanya dalam hasil pemilihan umum, khususnya bagi investor di Indonesia.
"Meski ada dua pasang calon, tetapi ada satu pesaing yang cukup ketat dan itu juga direspons oleh pelaku pasar," ungkapnya, Kamis (5/6/2014).
Berdasarkan data Bank Indonesia, Rabu (5/6/2014), kurs tengah rupiah dipatok pada level Rp11.874 per dolar AS, melemah dari posisi Rp11.810 per dolar AS, atau anjlok 1,14%.
Selain pesta demokrasi, BI menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung dipengaruhi oleh defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, dan perkembangan perekonomian global.

BURSA JEPANG: Indek Nikkei Ditutup Naik 0,08%

Bisnis.com, JAKARTA–Bursa saham Jepang kembali ditutup menguat pada perdagangan Kamis (5/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini naik 0,08% ke level 15.079,37, setelah pada Rabu (4/6/2014) berhenti di angka 15.067,96 dan menguat 0,22%. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 15.016,81 hingga 15.141,14.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 86 saham menguat, sedangkan 122 saham melemah dan 17 saham stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan Asahi Group Holdings Ltd menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 1,46% dan 5,43%. Sementara itu, saham Astellas Pharma Inc dan Eisai Co Ltd melemah 1,54% dan 1,93%.

Rupiah Jeblok, Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung dipengaruhi oleh defisit neraca perdagangan yang bakal berdampak pada pelebaran transaksi berjalan.
Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo mengatakan selain dari domestik, perkembangan global tentu mempengaruhi kondisi nilai tukar rupiah.
"Saya melihat ini adalah pola musiman. Kalau  terkait dengan neraca perdagangan, biasanya pada kuartal II setiap tahunnya akan tertekan," ungkapnya, Kamis (5/6/2014).
Pada kuartal III akan membaik, Agus juga mengharapkan sepanjang 2014 indikator makro ekonomi Indonesia bisa membaik dan terkendali.
Dia memprediksikan sepanjang 2014 defisit transaksi berjalan akan di bawah 3% dari PDB, sedangkan pada tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan mencapai 3,3%.
"Kalau di bawah 3%, berarti ada pembaikan, maka dari itu diperlukan kerja sama dari semua pihak," ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah ekonom memprediksikan pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2014 tak terhindarkan, bahkan bisa mencapai 2,5% karena defisit neraca perdagangan April 2014 senilai US$1,96 miliar.
Adapun defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2014 senilai US$4,2 miliar atau 2,06% dari PDB 3bulan pertama tahun ini.
Tak bisa dihindari, indikator ekonomi yang mencatatkan defisit pun kini membawa rupiah pada pelemahan. Berdasarkan data BI, Rabu (5/6/2014), kurs tengah rupiah dipatok pada level Rp11.874 per dolar AS, melemah dari posisi Rp11.810 per dolar AS, atau anjlok 1,14%.

Chitose Internasional Target Dana IPO Rp105 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Chitose Internasional Tbk akan menargetkan perolehan dana hasil Initial Public Offering (IPO) kisaran Rp96 miliar - Rp105 miliar.
Menurut underwriter penawaran umum Chitos, Iman Hilmasyah, perseroan akan menerbitkan sejumlah 300 juta saham. Underwriter lainnya PT Sinar Mas Sekuritas. "Ini akan mencapai nilai closing sebanyak Rp96 miliar-Rp105 miliar. Ini targetnya," ujar Iman saat melakukan IPO di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Iman mengatakan bookbuilding mulai 5 Juni-11 Juni 2014. Perseroan akan menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 18 Juni 2014. Sehingga perseroan dapat melakukan penawaran umum pada 20-23 Juni 2014.
Dengan penjatahan saham pada 25 Juni 2014, pengembalian refund 26 Juni 2014 dan distribusi 26 Juni 2014. "Kalau tidak ada halangan akan listing di Bursa Efek Indonesia pada 27 Juni 2014," katanya.
Sementara itu, menurut Timotius J Paulus Direktur Chitos mengatakan dana hasil IPO untuk ekspansi. "Kenapa go public karena ada ekspansi pasar besar, ada good corporate governance, keterbukaan bagus akan maju mau berkembang perlu IPO," katanya.

Dolar Hampir Tembus Rp 12.000, BI Belum Ingin Rilis Kebijakan Baru

Jakarta -Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah dikhawatirkan akan kembali ke kisaran Rp 12.000 per dolar AS.
Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengaku tidak perlu mengeluarkan kebijakan moneter tambahan. Kebijakan yang sudah diberlakukan saat ini sudah cukup mampu untuk menjaga nilai tukar sesuai fundamentalnya.
"Kita mesti lhiat secara umum. BI masih akan menjaga policy moneternya seperti sekarang," ungkap Agus di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Perkembangan nilai tukar, lanjut Agusm utamanya dipengaruhi oleh defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Isu ini harusnya yang ditangani dengan berbagai upaya.
Salah satu upayanya adalah mendorong ekspor dan menahan laju impor. Di samping itu, pengendalian dari sektor jasa yang mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia juga harus dilakukan.
"Jadi memang perlu effort bagaimana kita memperbaiki CAD. Bagaimana kita perbaiki ekspor agar meningkat. Kalo terkait nilai tukar, yang paling sederhana kita liat neraca perdagangan kita seperti apa," jelas Agus.
Selain itu, tambah Agus, Indonesia juga harus mewaspadai perekonomian global. Khususnya Tiongkok yang telah merevisi pertumbuhan ekonominya menjadi di kisaran 7,4%. Padahal awalnya diperkirakan ekonomi Tiongkok dapat tumbuh 10%.
Melihat berbagai faktor tersebut, Agus menegaskan BI tidak mematok nilai tukar pada level tertentu. "BI tidak menargetkan di satu nilai tukar tertentu. BI akan jaga stabilitas, meyakinkan nilai tukar mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Kita harus jaga bagaimana neraca perdagangan surplus kembali membaik dan CAD membaik," terangnya. (detik.com)

IHSG Istirahat di Zona Merah Buntuti Bursa Regional

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga siang hari ini setelah jam 10.00 WIB mulai masuk zona merah. Indeks beristirahat di 4.915 atau turun 17 poin (0,35%).
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG sempat naik tipis 0,945 poin (0,02%) ke level 4.533,456. Indeks LQ45 menipis 0,004 poin (0,01%) ke level 832,008.
Sejak perdagangan dibuka IHSG sempat menguat tipis, namun Indeks meluncur di zona merah. IHSG sempat menembus titik tertinggi 4.938 sedangkan terendah 4.912
Aksi lepas saham para investor marak di sektor aneka industri dan pertambangan.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (5/6/2014), IHSG turun 17,365 poin (0,35%) ke level 4.915,119. Sementara Indeks LQ45 melemah 3,766 poin (0,45%) ke level 828,323.
Perdagangan siang hari ini relatif sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 99.543 kali pada volume 1,743 miliar lembar saham senilai Rp 2,262 triliun. Sebanyak 91 saham naik, 144 turun, dan 99 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia juga terjebak di zona merah. Misalnya Bursa Hong Kong juga memerah karena menunggu hasil rapat bank sentral Eropa.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 turun 37,74 poin (-0,25%) ke level 15.030,22.
  • Indeks Hang Seng turun 49,76 poin (-0,21%) ke level 23.101,95.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 0,80 poin (-0,04%) ke level 2.024,04.
  • Indeks Straits Times turun 4,06 poin (-0,12%) ke level 3.276,11.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya saham TBMS naik Rp 1.900 jadi Rp 11.500 (19,79%), saham GDYR naik Rp 575 jadi Rp 18.575 (3,19%).
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain saham SILO turun Rp 350 jadi Rp 14.425 (-2,37%), saham INTP turun Rp 225 jadi Rp 22.950 (0,97%), saham LPPF turun Rp 225 jadi Rp 14.075 (1,57%). (detik.com)

Kurs Tengah Rupiah Makin Terpuruk Ke Rp11.874/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Kurs tengah rupiah terus terpuruk 0,54% terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (5/6/2014).
Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs tengah rupiah hari ini dipatok pada level Rp11.874 per dolar AS, melemah dari kurs tengah sebelumnya Rp11.810 per dolar AS.
Adapun jika dibandingkan dengan kurs tengah awal pekan ini Rp11.740 per dolar AS maka kurs tengah hari ini anjlok 1,14%
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,01% ke Rp11.891 per dolar AS pada pukul 11.13 WIB.

Japfa Comfeed Bagikan Dividen Tunai Rp10/Saham, Bulan Depan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membagikan dividen tunai sebesar Rp10 per saham.
Berdasarkan pengumuman kepada publik Kamis (5/6/2014), manajemen menyebutkan cum dividen dijadwalkan pada 27 Juni 2014 dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 11 Juli 2014.
Adapun keputusan pembagian dividen tunai yang diambil dari perolehan laba bersih 2013 itu telah disepakati dalan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 3 Juni 2014.

BURSA ASIA TENGGARA: Cenderung Melemah, Bangkok Naik dan IHSG Ketiga

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa Asia Tenggara cenderung bergerak melemah pada awal perdagangan Kamis (5/6/2014), meskipun indeks Bangkok dan Kuala Lumpur masih bergerak positif.
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, SET Index di Bangkok, Thailand dan KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia menguat masing-masing 0,28% dan 0,06%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta dan Singapore Strait Times Index (STI) melemah masing-masing 0,02% dan 0,15%. PSEI Index di Manila, Filipina dan Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) 0,18% dan 0,51%.

Pilihan Arah IHSG: Datar atau Rontok

INILAHCOM, Jakarta – Siklus Mercury Retrograde yang terjadi saat matahari di luar zodiak Aquarius hingga Taurus dinilai membuat IHSG hanya punya dua pilihan: datar atau turun tajam. Seperti apa?
"Saat ini kami akan mempersiapkan Anda menghadapi siklus Mercury Retrograde yang akan datang pada 7 Juni 2014 dan berlangsung hingga 30 Juni 2014," kata Gema Goeyardi, pendiri PT Astronacci International, kepada INILAHCOM, di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Berdasarkan historical selama 15 tahun terakhir, lanjut dia, apabila siklus ini terjadi pada saat matahari berada di luar zodiac Aquarius hingga Taurus, dampak dari siklus ini adalah sideways atau koreksi secara signifikan. "Saat ini matahari berada pada zodiac Gemini dan yang akan terjadi adalah IHSG akan masuk dalam fase sideways yang disertai koreksi, di antaranya setelah 10 Juni hingga 30 Juni 2014," ungkap dia.
IHSG akan bergerak sideways antara 4.880-5.050 hingga akhir bulan ini. IHSG akan memasuki fase sideways atau koreksi ketika memasuki area berwarna hijau yang merupakan siklus Mercury Retrograde. "Rentang perdagangan IHSG antara 4.880-5.050 hingga akhir bulan Juni," tandas dia.
Kondisi itu, kata dia, akan menjadi tantangan yang cukup berat untuk mengambil keuntungan di pasar saham Indonesia. "Persiapkan diri anda untuk trading dengan profit target tidak lebih dari 5%," tuturnya.
Dari sisi waktu, kata dia, antara 7-30 Juni 2014 pergerakan pasar akan dipenuhi dengan false break, sideways, hingga koreksi yang tidak mudah diprediksi. "Pergerakan sideways akan dimulai setelah 10 Juni 2014," ungkap dia.

OBLIGASI PEMERINTAH: Transaksi Turun 11,85%, Seri FR0069 Teraktif

Bisnis.com, JAKARTA— Volume transaksi obligasi pemerintah tercatat melemah 11,85% pada perdagangan Rabu (4/6/2014).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip riset Debt Research Danareksa Sekuritas dan dirilis Kamis (5/6/2014), volume transaksi obligasi pemerintah kemarin tercatat Rp12,2 triliun, turun dari transaksi sebelumnya Rp13,84 triliun.
Namun, jumlah tersebut masih di atas rata-rata transaksi harian tahun ini sebesar Rp10,14 triliun. Adapun obligasi tenor jangka pendek kurang dari 5 ahun yang paling diburu.
Obligasi seri FR0069 tercatat menjadi obligasi pemerintah teraktif dengan volume transaksi mencapai Rp3,51 triliun.
Selanjutnya, obligasi pemerintah seri FR0070 menempati peringkat kedua teraktif dengan volume transaksi Rp1,79 triliun.
Dan posisi ketiga teraktif ditempati oleh obligasi pemerintah seri FR0055 dengan volume transaksi Rp 1,2 triliun.

Ekonom Ini Sebut Kebijakan Ekspor Tambang Bikin Rupiah Melemah

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hampir mendekati level Rp 12.000 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Pengamat ekonomi Faisal Basri menilai, salah satu penyebabnya adalah kebijakan pelarangan ekspor produk tambang mentah.
Faisal menegaskan, pada Februari dan Maret 2014 neraca perdagangan mengalami surplus. Itu berimbas kepada kondisi rupiah yang menguat. Namun pada April, neraca perdagangan berbalik menjadi defisit.
"Januari defisit, Februari-Maret surplus, April defisit lagi. Apa penyebab defisitnya?" kata Faisal ditemui di sela acara pemaparan Visi Misi Joko Widodo-Jusuf Kalla di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/6/2014) malam.
Faisal mengatakan, alasannya adalah pemberlakukan kebijakan pelarangan ekspor bahan tambang mentah. Kinerja ekspor terganggu karena kebijakan itu.
"Sekarang sudah nol ekspor bauksit dan nikel. Tadinya 55 juta ton sekarang nol. Efek dari kebodohan itu paripurna pada April. Harga batubara juga turun," kata Faisal, yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Selain itu, lanjut Faisal, defisit neraca perdagangan juga terjadi karena impor yang meningkat. "Impornya naik karena industri kita nggak makin kompetitif. Segala macam diimpor," tegasnya.
Faisal juga mengatakan faktor politik juga berkontribusi terhadap melemahnya rupiah. "Tapi itu hanya sentimen negatif," ujarnya.
Faktor utamanya, demikian Faisal, adalah fundamental ekonomi. "Fundamentalnya menjelaskan, ekspor mengalami kemerosotan. Pemerintah menambah penyakit dengan pelarangan ekspor itu," tuturnya. (detik.com)

Bursa Asia Melemah Jelang Pertemuan ECB

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Kamis (5/6/2014). Pasar mengantisipasi hasil pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis pekan ini.
Pasar mengharapkan, Presiden Mario Draghi mengumumkan langkah-langkah stimulus barunya. Harapan tersebut antara lain, lahirnya kebijakan untuk menurunkan suku bunga, pemberian pinjaman murah dari bank dan program The Fed dalam membeli aset.
Indeks Nikkei berhasil menguat tipis 16,17 poin atau 0,11% ke 15.084,13. Sedangkan indeks Hang Seng melemah 7,71 poin atau 0,40% ke 2.016,78, indeks Kospi melemah 12,73 poin atau 0,63% menjadi 1.996,05 dan indeks ASX 200 turun 23,83 atau 0,44% ke 5.421.
"Hari ini semua mata akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Eropa. Pasar wait and see, berhati-hati mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi," ujar Vishny Varathan, Ekonom Senior Bank Mizuho. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis (5/6/2014) dini hari tadi, bursa saham AS menguat dengan indkeks S&P 500 mengukir rekor baru. Indeks Dow Jones naik 15,19 poin atau 0,09% ke 16.737,53, indeks S&P 500 naik 3,64 atau 0,19% menjadi 1.927,88, dan indeks Nasdaq menguat 17,56 poin atau 0,41% ke 4.251,64.

Investor Asing Net Buy Rp908,2 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA--Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp908,2 miliar pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/6/2014).
Berdasarkan pemantauan Bisnis, total perdagangan di bursa tercatat mencapai Rp5,51 triliun dengan volume sebanyak 4,31 miliar saham. Adapun investor asing melakukan transaksi jual beli saham dengan volume sebanyak 536 juta saham.
Meskipun investor asing melakukan net buy, namun indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan melemah 9,59 poin atau 0,19% ke level 4.932,56.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.919,92 hingga 4.946,9. Dari 496 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 129 saham menguat, 152 saham melemah, dan 215 saham stagnan.
Dari 9 sektor yang ada, 5 melemah, dan sisanya menguat. Pelemahan tertajam terjadi pada sektor keuangan, yakni sebesar 0,71%. Sementara itu, sektor perdagangan dan jasa menguat tertinggi, yakni sebesar 0,54%.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga melemah 0,46% atau 1,95 poin ke level 426,38. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah 0,68% ke level Rp11.890/US$.

DOLAR AS vs UANG ASIA: Won Paling Terapresiasi, Rupiah Naik Tipis

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan menguat terhadap dolar AS pagi ini, Kamis (5/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, hanya dua mata uang yang melemah yakni yuan dan baht, serta satu mata uang stagnan yakni dolar Hong Kong.
Sementara itu, delapan mata uang lainnya menguat dengan penguatan tertinggi dialami oleh won sebesar 0,24%.
Adapun rupiah terpantau menguat tipis 0,08% ke Rp11.880 per dolar AS pada pukul 09.02 WIB.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Turun 0,06% Pagi Ini

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Hong Kong, Hang Seng, dibuka melemah 0,04% ke level 23.142,66 pada perdagangan pagi ini, Kamis (5/6/2014).
Selanjutnya, pada pukul 09.26 WIB, pelemahan semakin besar yakni 0,06% ke level 23.136,83.
Sepanjang pagi ini, indeks bergerak pada kisaran 23.052,43-23.178,08.
Adapun dari 50 saham yang tercatat di indeks Hang Seng, sebanyak 20 saham terpantau menguat pagi ini, 25 saham melemah, dan 9 saham stagnan.

Bank Mutiara Yakin Bukukan Kenaikan Laba

INILAHCOM, Jakarta - PT Bank Mutiara optimistis akan mencetak kinerja laba yang positif pada kuartal kedua tahun 2014. Banyaknya perusahaan yang melakukan pembayaran kredit mendorong optimisme tersebut.
Corporate Secretary Bank Mutiara, Rohan Hafas mengatakan, tinggal 2 perusahaan yang belum melakukan komitmen pembayaran kreditnya dari sebelumnya sebanyak 11 perusahaan yang menunggak.
"Kuartal pertama kemarin, kita membukukan laba setelah bulan Desember tahun 2013 mengalami rugi akibat kredit macet. Pada bulan Juni, kami optimis meraih laba," ungkap Rohan usai RUPST di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Selain itu, lanjut Rohan, dengan adanya pergantian direksi dan komisaris baru menjadi faktor pendukung lainnya dalam meningkatkan kinerja laba perseroan.
"Kami berharap, masuknya Pak Gandhi sebagai Direktur Utama Bank Mutiara saat ini dapat mendorong pertumbuhan laba Bank Mutiara. Pak Gandhi sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bank Pundi," jelasnya.
Rohan menjelaskan, sebanyak sembilan debitur telah menyelesaikan pengembalian kredit dengan mencapai hampir 25%. Kesembilan debitur tersebut kata Rohan, patut mendapatkan apresiasi karena mau membayarkan utang mereka ke Bank Mutiara.
"Debitur tempo hari yang macet sebagian besar koperatif dan merealisasikan Rp150 miliar dari Rp600 miliar. Sebanyak 25% sudah melakukan pembayaran. Hingga akhir tahun jadwal pembayaran mereka selesai," imbuhnya.
Bank Mutiara mencatatkan laba Rp12,1 miliar pada kuartal pertama tahun 2014. Hasil restrukturisasi kredit bermasalah yang diperoleh mencapai Rp135,8 miliar dan dicatat sebagai pendapatan.
Sementara itu, total Asset Bank Mutiara mencapai Rp13,4 triliun, DPK sebesar Rp11,2 triliun, kredit Rp10,2 triliun, ekuitas Rp1,4 triliun. Dan rasio kredit macet mencapai 3,6%.
 
Berikut jajaran direksi dan komisaris sesuai keputusan RUPST Bank Mutiara :
 
Komisaris Utama: Sigid Moerkardjono
Komisaris: Didik Madiyono
Komisaris Independent: Eko B Supriyanto
Komisaris: Sukoriyanto Saputro
 
Direktur Utama: Gandhi G Putra Ismail
Direktur: Ahmad Fajar
Direktur: Felix Istyono Hartadi Tiono
Direktur: Laksmi Mustikaningrat

IHSG di Jalur Naik, Pilih Sembilan Saham

INILAHCOM, Jakarta – Meski kemarin turun seiring pelemahan nilai tukar rupiah, laju IHSG dinilai masih berada dalam uptrend channel. Sembilan saham pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan.
Pada perdagangan Rabu (4/6/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 9,593 poin (0,19%) ke posisi 4.932,564.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Purwoko Sartono, analis riset PT Panin Sekuritas mengatakan, IHSG ditutup melemah didorong oleh gejolak nilai tukar rupiah. "Penyebab pelemahan rupiah karena neraca perdagangan yang defisit besar," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Selain itu, lanjut dia, memanasnya tensi politik menjelang pilpres juga menimbulkan ketidakpastian. "Dari eksternal, investor global masih menanti langkah stimulus bank sentral Eropa (ECB)," ujarnya.
Data inflasi di kawasan Eropa 0,5% lebih rendah dari perkiraan menambah tekanan bagi ECB untuk mengeluarkan kebijakan secepatnya untuk mendorong harga sekaligus pertumbuhan. "Kamis (5/6/2014) ini, IHSG kami perkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Kisaran support-resistance 4.910-4.957," papar Purwoko.
Sementara itu, William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Kamis (5/6/2014) berada dalam kisaran 4.908-5.002. "Peluang untuk mengakumulasi pembelian selalu menjadi celah atau kesempatan pada saat proses kenaikan IHSG," tuturnya.
Dia menjelaskan, masa-masa koreksi wajar memberikan peluang tersebut. Pola uptrend IHSG masih ditunjang oleh arus capital inflow yang terus mengalir. "Support IHSG masih terjaga aman di atas 4.908, dengan target resistance tujuan pada level 5.002," papar dia.
Untuk timeframe investasi jangka pendek maupun menengah, dia menegaskan, IHSG masih di dalam uptrend channel dengan potensi melanjutkan rally naik dalam beberapa hari ke depan. "Ini ditunjang juga oleh data BI rate yang akan rilis pekan depan, disinyalir tetap," imbuh William.
 
Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
  1. PT Matahari Putra Prima (MPPA);
  2. PT AKR Corporindo (AKRA);
  3. PT Dharma Satya Nusantara (DSNG);
  4. PT Kimia Farma (KAEF);
  5. PT Indofood Sukses Makmur (INDF);
  6. PT Unilever Indonesia (UNVR);
  7. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS);
  8. PT Mitra Adiperkasa (MAPI); dan
  9. PT Hexindo Adiperkasa (HEXA).

Sektor Manufaktur Topang Penguatan Indeks

INILAHCOM, Jakarta - Sektor manufaktor masih menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Daya beli saham-saham manufaktur dapat mengurangi penurunan indeks.
"Masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi penurunan yang terjadi," kata Reza Priyambada, analis pasar modal dari PT Trust Securities di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Selain itu, lanjut Reza, pernyataan Menteri Keuangan, Chatib Basri mampu memberikan sentimen positif. Reza memperkirakan, laju defisit pada kuartal kedua tahun 2014 tidak akan seburuk tahun lalu. "Ekspektasi lainnya adalah kredit konsumsi perbankan akan meningkat," imbuhnya.
Reza menjelaskan, perdagangan hari ini, Indeks menyentuh level tertinggi di 4.946,89 dan level terendah di 4919,92. Indeks akhirnya melemah 9,6 poin atau 0,19% ke 4932,56.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Reza mengungkapkan, terjadi aksi jual karena masih merespon negatifnya laju Rupiah yang masih melanjutkan penurunannya. Selain itu, laju bursa saham Asia yang variatif juga turut menahan Indeks.
"Menjelang pertemuan ECB dan rilis beberapa data ekonomi AS membuat pergerakan Euro dan Yen masih lebih rendah dari Dolar AS. Pasar memanfaatkan kondisi ini untuk kembali melanjutkan memburu Dolar AS," jelasnya.
Sementara itu, data-data AS yang akan dirilis berhubungan dengan ketenagakerjaan, diperkirakan memberikan ekspektasi pertumbuhan. Hal tersebut akan menambah sentimen positif terhadap Dolar AS.
"Sebaliknya, dengan menguatnya Dolar AS membuat nilai tukar Rupiah sulit untuk terapresiasi sehingga terlihat masih melanjutkan pelemahannya. Laju Rupiah di atas level support Rp1.1815. Rupiah akan berada di rentang Rp11.804-Rp11.817 atau sesuai kurs tengah BI," tambahnya.

Investor Asing Lengkapi Berkas Beli Bank Mutiara

INILAHCOM, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan sudah ada dua investor asing yang melengkapi dokumen pendaftaran.
Sekretaris Lembaga LPS, Samsu Nugroho mengatakan lantaran baru sampai Selasa (3/6/2014) yang melengkapi dokumen ke LPS. "Kita buka pendaftaran kelengkapan dokumen 2-5 Juni kemarin ada dua dari asing dan sekarang ada beberapa tapi belum tahu," kata Samsu usai RUPST Bank Mutiara di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Sementara itu Sekretaris Korporasi Rohan Hafas mengatakan belum bisa menyebutkan siapa saja yang sudah memasukan dokumen. Itu masih rahasia.
Sebab bila ada yang sudah go pubic akan berpengaruh ke sahamnya. "Kalau ketahuan melakukan korporate action itu akan berdampak ke saham," jelasnya.
Makanya, lanjut Rohan, LPS tetap menjaga kerahasiaan calon investor yang berminat membeli Bank Mutiara.
Kini, Bank Mutiara memasuki tahun terakhir wajib terjual. LPS mengarapkan akan ada Peraturan pemerintah bila tidak terjual. "Kita fokus Bank Mutiara terjual, soal asing, non asing itu belakangan," katanya.

Dibuka Menipis, IHSG Balik Arah ke Zona Hijau

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis di awal perdagangan setelah terkena aksi jual. Aksi beli selektif di saham lapis dua bisa mendorong IHSG balik ke teritori positif.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.860 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.850 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG turun tipis 0,129 poin (0,01%) ke level 4.932,435. Sedangkan Indeks LQ45 melemah tipis 0,034 poin (0,00%) ke level 832,005.
Membuka perdagangan, Kamis (5/6/2014), IHSG naik tipis 0,945 poin (0,02%) ke level 4.533,456. Indeks LQ45 menipis 0,004 poin (0,01%) ke level 832,008.
Secara perlahan indeks balik arah ke zona hijau setelah dibuka negatif. Saham-saham lapis dua lebih dulu menguat baru setelah itu disusul saham-saham unggulan.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG naik ,887 poin (0,10%) ke level 4.937,451. Sementara Indeks LQ45 menguat 0,106 poin (0,01%) ke level 832,195.
Kemarin IHSG terpangkas 9 poin gara-gara koreksi di saham-saham komoditas dan finansial. Saham-saham tersebut kena aksi ambil untung.
Wall Street berhasil tutup perdagangan di zona hijau dengan Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi. Investor mendapat semangat setelah keluarnya data yang solid dari sektor jasa.
Mayoritas bursa Asia bergerak negatif pagi ini meski sudah ada sentimen positif dari Wall Street semalam. Hanya bursa saham Jepang yang bisa naik tipis.
 
Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 6,13 poin (0,04%) ke level 15.074,09.
  • Indeks Hang Seng berkurang 139,33 poin (0,60%) ke level 23.151,71.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 7,81 poin (0,39%) ke level 2.017,02.
  • Indeks Straits Times menipis 2,08 poin (0,06%) ke level 3.278,09.
sumber: detik.com

Harga Emas Antam Stagnan

Jakarta -Setelah 2 hari berturut-turut naik Rp 1.000 per gram, hari ini harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak bergerak. Harga pembelian kembali (buyback) pun stagnan.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Kamis (5/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 528.000 per gram, sama dengan sehari sebelumnya.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga tidak berubah yaitu Rp 468.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
 
  • 500 gram Rp 244.300.000
  • 250 gram Rp 122.250.000
  • 100 gram Rp 48.950.000
  • 50 gram Rp 24.500.000
  • 25 gram Rp 12.275.000
  • 10 gram Rp 4.940.000
  • 5 gram Rp 2.495.000
  • 4 gram Rp 1.996.000
  • 3 gram Rp 1.506.000
  • 2,5 gram Rp 1.260.000
  • 2 gram Rp 1.014.000
  • 1 gram Rp 528.000
sumber:detik.com

Menkeu Chatib: Pelemahan Rupiah Hanya Temporer

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir mendekati level Rp 12.000 per dolar AS. Seperti dikutip dari Reuters, hari ini dolar diperdagangkan di Rp 11.870. Titik terendahnya adalah Rp 11.866.
Menteri Keuangan Chatib Basri masih yakin bahwa pelemahan ini hanya bersifat sementara. Ke depan, dia optimistis rupiah dapat menguat terutama karena perbaikan ekspor.
"Kalau assesment kita, ini temporer karena penyebabnya dari defisit neraca perdagangan April," ungkap Chatib di kantornya, Jakarta pada Rabu (4/6/2014) malam.
Penyebab defisit neraca perdagangan pada April, lanjut Chatib, adalah penurunan ekspor terutama untuk komoditas minyak sawit mentah (CPO). Ini dipengaruhi oleh penurunan harga CPO dunia.
Menurut Chatib, harga CPO pada Mei sudah mulai normal. Oleh karena itu, hasilnya akan bisa dilihat di data ekspor Mei yang dirilis awal bulan depan.
"Mendag Lutfi mengatakan bahwa ekspor akan kembali ke normal (bulan Mei)," ucap Chatib.
Kondisi saat ini, tambah Chatib, sesuai dengan perkiraan pemerintah sejak awal tahun. Ini adalah kondisi musiman yang terjadi setiap tahunnya. "Jadi saya nggak terlalu kaget," ujarnya.
Sementara di sisi politik, Chatib menilai ini merupakan faktor di luar ekonomi yang memang selalu bergerak dinamis. Sentimen yang ditimbulkan hanya menunggu hasil akhir dari pemilihan presiden mendatang.(detik.com)

IHSG Bergerak Variatif, Menguat Terbatas

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin terpangkas 9 poin gara-gara koreksi di saham-saham komoditas dan finansial. Saham-saham tersebut kena aksi ambil untung.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (4/6/2014), IHSG ditutup berkurang 9,593 poin (0,19%) ke level 4.932,564. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 3,211 poin (0,38%) ke level 832,089.
Wall Street berhasil tutup perdagangan di zona hijau dengan Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi. Investor mendapat semangat setelah keluarnya data yag solid dari sektor jasa.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones naik tipis 15,19 poin (0,09%) ke level 16.737,53, Indeks S&P 500 bertambah 3,64 poin (0,19%) ke level 1.927,88 dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 17,56 poin (0,41%) ke level 4.251,64.
Hari ini IHSG diperkirakan bergerak variatif cenderung menguat terbatas. Sentimen dari Wall Street bisa memberi dorongan positif.
 
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
 
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 6,13 poin (0,04%) ke level 15.074,09.
  • Indeks Straits Times menipis 2,08 poin (0,06%) ke level 3.278,09.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini
Panin Sekuritas
IHSG ditutup melemah didorong oleh gejokal nilai tukar rupiah. Penyebab pelemahan rupiah karena neraca perdagangan yang defisit besar. Selain itu memanasnya tensi politik menjelang pilpres juga menimbulkan ketidakpastian. Dari eksternal, investor global masih menanti langkah stimulus bank sentral Eropa (ECB). Data inflasi di kawasan eropa 0,5% lebih rendah dari perkiraan menambah tekanan bagi ECB untuk mengeluarkan kebijakan secepatnya untuk mendorong harga sekaligus pertumbuhan. Hari ini kami perkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Kisaran support-resistance 4.910-4.957.
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS berbalik arah menguat, setelah data sektor jasa tumbuh signifikan. Apresiasi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,09% dan S&P500 sebesar +0,19%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh koreksi indeks MSCI Asia Pasifik. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 yang menguat +0,33%, sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang dibuka melemah -0,27%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif. Harga minyak mentah WTI turun -0,35% ke level US$102,28 per barel, dan harga emas Comex menguat +0,05% ke posisi US$1.244,90 per troy ounce.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengaku akan melakukan intervensi jika pelemahan nilai tukar rupiah terus berlanjut. Di sisi lain, investor juga menantikan kebijakan suku bunga acuan (BI Rate) yang sedianya akan diputuskan oleh Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan depan.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, indeks harga saham gabungan (IHSG) diatas EMA 200 hari. Indeks fase konsolidasi di kisaran 4.865 – 5.091 dan bergerak mixed to down. Indicator stochastic berpotensi membentuk golden cross. Pada perdagangan hari ini, indeks masih akan bergerak mixed dengan penurunan terbatas. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.919 dan resistance 4.946. (detik.com)

Solidnya Sektor Jasa AS Bawa S&P Cetak Rekor Lagi

New York -Pasar saham Wall Street berhasil tutup perdagangan di zona hijau dengan Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi. Investor mendapat semangat setelah keluarnya data yag solid dari sektor jasa.
Volume perdagangan masih tipis karena investor juga menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa alias European Central Bank yang dimulai Kamis ini. Investor juga menunggu laporan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Jumat besok.
"Data pengangguran yang diumukan hari ini tidak cukup untuk menentukan arah data Jumat nanti," kata Tim Ghriskey, kepala investasi pasar dari Solaris Group di Bedford Hills, New York, Kamis (5/6/2014).
"Kita perlu indikasi yang lebih jelas untuk menentukan apakah ekonomi sudah bisa menunjang kebutuhan pasar," ujarnya.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones naik tipis 15,19 poin (0,09%) ke level 16.737,53, Indeks S&P 500 bertambah 3,64 poin (0,19%) ke level 1.927,88 dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 17,56 poin (0,41%) ke level 4.251,64.(detik.com)

Ini yang Bikin Rupiah Keok Versi Ekonom

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah sejak awal pekan ini. Dolar AS sempat menembus titik tertinggi Rp 11.890. Ekonom menilai pelemahan rupiah pemicu utamanya karena defisit neraca perdagangan.
"Karena neraca perdagangan defisit. Kelapa sawit turun, komoditas turun. Pelarang ekspor mineral dampaknya negatif," kata Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan kepada detikFinance di acara pemaparan Visi Misi Ekonomi Pasangan Jokowi-JK di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu, (4/6/2014).
Dia memaparkan, defisit neraca perdagangan yang hampir menembus angka US$ 2 miliar menjadi pemicu utama keoknya rupiah terhadap dolar dua hari ini. Hal itu salah satunya disebabkan masih bergantungnya Indonesia terhadap impor, terutama BBM.
"Nah, kalau pemerintah tidak menaikan harga BBM untuk mengurangi impor BBM, kalau tidak merivisi larangan ekspor mineral, otomatis neraca perdagangannya akan tetap lemah. Ini akan terus menekan rupiah," papar Fauzi.
Fauzi mengatakan, faktor lain adalah karena adanya ketidakpastian. Pasar senang akan Capres Joko Widodo (Jokowi) dan melihat Jokowi sebagai orang sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia. Namun di sisi lain, pasar menilai jika Jokowi jadi presiden, akan ada ketidakpastian dalam hal kebijakan misalnya.
"Kalaupun Jokowi jadi presiden, dia akan melihat oposisi di DPR yang menguasai lebih dari 50% kursi di DPR. Sehingga agenda reformasinya juga akan sulit dijalankan kalau oposisinya besar. Kecuali ada satu dua partai yang pindah. Jadi itu membuat ketidakpastian," jelas Fauzi.
Dia berpesan, siapapun presiden yang terpilih nantinya, mau tidak mau harus menarik investasi baik asing atau dalam negeri agar kucuran dana asing terus menerus masuk ke Indonesia. Itu bisa memperbaiki kinerja neraca berjalan dalam negeri.
"Kalau ada defisit neraca berjalan. Harus dibiayai dana asing kan. Apakah dalam bentuk PMA atau PMDN. Siapapun presidennya harus menerima kenyataan bahwa dalam menghadapi defisit transaksi neraca berjalan, Indonesia butuh dana asing," tutupnya.(detik.com)

Kata Chatib Basri Soal Pengaruh Jokowi-Prabowo Terhadap Rupiah

Jakarta -Dalam dua pekan terakhir, pelemahan rupiah terjadi cukup dalam dan dolar AS semakin mendekati angka Rp 12.000/US$. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketatnya persaingan calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi).
Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan hangatnya kondisi perpolitikan negara menjadi pantauan dari investor. Sayangnya para investor yang kecenderungan dari asing tersebut tidak begitu paham soal perpolitikan Indonesia.
Investor hanya memantau pergerakan dari dukungan atau pemilih terhadap capres dari berbagai lembaga survei independent. Menjadi kekhawatiran dalam beberapa waktu terakhir adalah posisi kedua capres yang mulai mendekati.
Penilaiannya dengan jarak yang dekat maka akan menimbulkan beberapa kemungkinan buruk. Salah satunya adalah terjadinya perselisihan antara kedua kubu dan menganggu kondusifitas secara sosial, politik dan ekonomi.
"Kalau dekat ini, cara orang melihat, probabilitas dispute-nya gimana. Nanti harus lari ke MK nggak? Bakal ramai-ramai nggak. Itu concern-nya," ungkap Chatib di kantornya, Jakarta pada Rabu malam (4/6/2014).
Berbeda halnya bila selisih pemilih dari kedua capres cukup jauh. Seperti pada kondisi tahun 2009, saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu meninggalkan para pesaingnya di belakang.
"Kalau jauh itu kan dulu kayak 2009, 60% berbanding 20%. Itu kan bila dimungkinkan terjadinya dispute, itu realtif kecil," ujarnya.
Makanya sejak dua pekan lalu ada porsi pesta demokrasi Indonesia terhadap pergerakan nilai tukar. Lebih rinci, terlihat saat dolar AS di Rp 11.300/US$ secara perlahan menguat jadi Rp 11.600/US$.
"Pilpres, yang menjadi awal pelemahan dari dolar Rp 11.300/US$ menjadi Rp 11.600/US$," imbuh Chatib.
Sebelumnya, Guru Besar Ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika mengatakan pergerakan kurs memang sangat dipengaruhi oleh situasi politik. Karena sejatinya merupakan ciri khas negara berkembang.
Namun pada akhirnya, tambah Erani, nilai tukar akan menemukan keseimbangan pasca riak-riak politik telah usai. "Nanti pada 9 Juli, kita sudah bisa melihat siapa yang menang pilpres. Asal pilpres berlangsung aman dan damai, kurs akan kembali ke titik keseimbangan," tuturnya.
Erani memperkirakan, rupiah sulit untuk melemah lebih dalam sampai ke kisaran Rp 12.000 per dolar AS. "Memang akan ada riak-riak kecil, tapi sepertinya tidak sampai ke level itu," ujarnya.(detik.com)

Waterfront Securities: IHSG Bergerak Pada Kisaran 4875-4988

Jakarta -IHSG pada perdagangan Rabu 4 Juni 2014 ditutup melemah 0,19% pada level 4932. Pelemahan terbesar pada sektor keuangan dan perkebunan. Investor asing melakukan net buy Rp908,2 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat dipicu oleh data indeks ISM sektor jasa yang meningkat lebih baik dari perkiraan. Indeks ISM sektor jasa bulan Mei mengalami pertumbuhan tercepat dalam sembilan bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya order. Indeks ISM service bulan Mei naik pada level 56,3 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 55,2 dan lebih baik dari estimasi yang berada pada level 55,5. Di lain pihak data ADP Employment mengalami kenaikan namun di bawah harapan pasar, yaitu sebesar 179 ribu, lebih rendah dari bulan sebelumnya 215 ribu dan dari perkiraan 200 ribu. Data Fed Beige Book menyatakan ekonomi AS mengalami pertumbuhan moderat bulan lalu, seiring dengan kenaikan penjualan otomotif dan membaiknya pasar tenaga kerja. Pasar juga mencermati data ekonomi area eur o menjelang pertemuan ECB nanti malam. Pertumbuhan ekonomi area euro pada triwulan I melambat, namunsektor jasa bulan lalu mengalami pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed to up. IHSG bergerak pada kisaran level 4875 - 4988. Rekomendasi: TLKM, INDF, SMGR, HRUM, ASII, WIKA, ITMG, BBCA.(detik.com)

Trust Securities: Bergerak Variatif, IHSG Melemah Tipis

Jakarta -Meski terdapat sentimen positif dari pernyataan MenKeu dimana laju defisit Q2-14 tidak akan seburuk tahun lalu dan ekspektasi peningkatan kredit konsumsi perbankan namun, belum mampu menghalau aksi jual yang terjadi. Bahkan kembalinya aksi beli asing juga tidak cukup membantu kenaikan lanjutan IHSG karena besarnya volume jual, terutama dari investor lokal. Aksi jual ditenggarai karena masih merespon negatifnya laju Rupiah yang masih melanjutkan penurunannya. Selain itu, variatif mulai tertahannya laju bursa saham Asia juga turut menahan IHSG. Tetapi, di sisi lain masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi penurunan yang terjadi. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4946,89 (level tertingginya) di mid sesi 1 dan menyentuh level 4919,92 (level terendahnya) di mid sesi 2 dan berakhir di level 4932,56. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Kamis (5/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4915-4925 dan resisten 4945-4958. Doji star masih bertahan di middle bollinger band (MBB ). MACD masih melandai dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William's %R masih tertahan kenaikannya. IHSG sempat naik dan masuk dalam target resisten (4940-4954) namun, ditutup di bawah level tersebut. Aksi jual memanfaatkan kenaikan sebelumnya membuat IHSG sulit melanjutkan kenaikan. Dengan pelemahan yang terjadi tentu akan membuka peluang penurunan lanjutan. Tetapi, kondisi tersebut dapat berbeda jika laju bursa saham global dapat bergerak rebound. Laju IHSG masih akan variatif dengan pelemahan tipis.(detik.com)

Mandiri Sekuritas: Indeks Turun Terbatas

Jakarta -Pasar saham AS berbalik arah menguat, setelah data sektor jasa tumbuh signifikan. Apresiasi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,09% dan S&P500 sebesar +0,19%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh koreksi indeks MSCI Asia Pasifik. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 yang menguat +0,33%, sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang dibuka melemah -0,27%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif. Harga minyak mentah WTI turun -0,35% ke level US$102,28 per barel, dan harga emas Comex menguat +0,05% ke posisi US$1.244,90 per troy ounce.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengaku akan melakukan intervensi jika pelemahan nilai tukar rupiah terus berlanjut. Di sisi lain, investor juga menantikan kebijakan suku bunga acuan (BI Rate) yang sedianya akan diputuskan oleh Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan depan.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, indeks harga saham gabungan (IHSG) diatas EMA 200 hari. Indeks fase konsolidasi di kisaran 4.865 – 5.091 dan bergerak mixed to down. Indicator stochastic berpotensi membentuk golden cross. Pada perdagangan hari ini, indeks masih akan bergerak mixed dengan penurunan terbatas. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.919 dan resistance 4.946.(detik.com)

Panin Sekuritas: IHSG Melemah Terbatas

Jakarta -IHSG ditutup melemah didorong oleh gejokal nilai tukar rupiah. Penyebab pelemahan rupiah karena neraca perdagangan yang defisit besar. Selain itu memanasnya tensi politik menjelang pilpres juga menimbulkan ketidakpastian. Dari eksternal, investor global masih menanti langkah stimulus bank sentral Eropa (ECB). Data inflasi di kawasan eropa 0,5% lebih rendah dari perkiraan menambah tekanan bagi ECB untuk mengeluarkan kebijakan secepatnya untuk mendorong harga sekaligus pertumbuhan. Hari ini kami perkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Kisaran support-resistance 4.910-4.957.(detik.com)