INILAHCOM, Jakarta - Sektor manufaktor masih menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Daya beli saham-saham manufaktur dapat mengurangi penurunan indeks.
"Masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi penurunan yang terjadi," kata Reza Priyambada, analis pasar modal dari PT Trust Securities di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Selain itu, lanjut Reza, pernyataan Menteri Keuangan, Chatib Basri mampu memberikan sentimen positif. Reza memperkirakan, laju defisit pada kuartal kedua tahun 2014 tidak akan seburuk tahun lalu. "Ekspektasi lainnya adalah kredit konsumsi perbankan akan meningkat," imbuhnya.
Reza menjelaskan, perdagangan hari ini, Indeks menyentuh level tertinggi di 4.946,89 dan level terendah di 4919,92. Indeks akhirnya melemah 9,6 poin atau 0,19% ke 4932,56.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Reza mengungkapkan, terjadi aksi jual karena masih merespon negatifnya laju Rupiah yang masih melanjutkan penurunannya. Selain itu, laju bursa saham Asia yang variatif juga turut menahan Indeks.
"Menjelang pertemuan ECB dan rilis beberapa data ekonomi AS membuat pergerakan Euro dan Yen masih lebih rendah dari Dolar AS. Pasar memanfaatkan kondisi ini untuk kembali melanjutkan memburu Dolar AS," jelasnya.
Sementara itu, data-data AS yang akan dirilis berhubungan dengan ketenagakerjaan, diperkirakan memberikan ekspektasi pertumbuhan. Hal tersebut akan menambah sentimen positif terhadap Dolar AS.
"Sebaliknya, dengan menguatnya Dolar AS membuat nilai tukar Rupiah sulit untuk terapresiasi sehingga terlihat masih melanjutkan pelemahannya. Laju Rupiah di atas level support Rp1.1815. Rupiah akan berada di rentang Rp11.804-Rp11.817 atau sesuai kurs tengah BI," tambahnya.