korea by dewanti

Saturday, December 7, 2013

Tapering off Masih Jadi Misteri

INILAH.COM, New York - The Fed memiliki jadwal pertemuan di bulan ini. Sementara data ekonomi menunjukkan perkembangan positif. Apa akan segera terjadi tapering off?
Dalam laporan nonfarm payrolls menambahkan 203.000 pekerjaan di bulan November dengan tingkat pengangguran turun menjadi 7 persen. Padahal survei sebelumnya memperkirakan akan tercipta 180.000 pekerjaan dengan tingkat pengangguran 7,2 persen.
"Ini adalah laporan pekerjaan yang benar-benar baik. Dengan banyak hal yang positif. Pekerjaan sektor manufaktur berada di tingkat terbait dalam setahun lebih. Pekerjaan konstruksi yang lebih tinggi selalu positif untuk perekonomian," kata JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar di TD Ameritrade seperti mengutip cnbc.com, Sabtu (7/12/2013).
Dia pun tidak berspekulasi The Fed akan memangkas stimulus moneter di bulan Desember 2013 mendatang. "Kami memiliki jadwal pertemuan Fed pada bulan ini. Tetapi selama liburan Natal. Ini menjadi waktu yang aneh," lanjutnya.
Ada dua kemungkinan yang dapat menunda keputusan Fed mengurangi stimulus dari US$85 miliar per bulan. Pertama laju inflasi tidak seperti yang diharapkan. The Fed menargetkan 2,5%. Kedua tentang faktor potensi terjadi deflasi. Saat ini terdapat data penambahan 200.000 pekerjaan setiap bulan dalam empat bulan terakhir.
Sementara Ite Fed Orlando menyatakan jika benar ada tapering off akan terjadi pada tiga atau empat bulan ke depan. Maret menjadi waktu yang tepat untuk kebijakan tersebut. Namun dengan data ekonomi yang kuat maka ada potensi untuk bulan Januari atau pertengahan Desember 2013.
Data di hari Kamis (5/12/2013) ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkiraan di kuartal ketiga. Hal ini memicu kekhawatiran Fed mempercepat pengurangan stimulus, bukan di kuartal pertama 2014 besok.
Pengeluaran konsumen di AS meningkat sebesar 0.3% di bulan Oktober. Data ini mengindikasikan orang Amerika terus menghabiskan pada tingkat moderat kendati pemerintah as mengalami shutdown dari 1 -16 Oktober 2013 lalu.
Namun, pendapatan peribadi turun disesuaikan musiman 0.1%. Penurunan dalam pendapatan, pertama sejak Januari berasal dari jatuhnya dalam penghasilan bagi petani. Untuk upah dan gaji pekerja Amerika naik pada penurunan terus-menerus. Ekonom yang disurvei MarketWatch telah memperkirakan kenaikan 0.3% pada pengeluaran dan pendapatan pribadi.
Dengan positifnya data ekonomi termasuk di hari Jumat, membuat bursa saham AS beraknhir positif. Indeks Dow Jones naik 1,3 persen ke 16,020,20, indeks S&P naik 1,1% ke 1.805,09 dan indeks Nasdaq naik 0,7% ke 4.062,52.

Kesepakatan WTO Bali Sudah Tercapai Setelah Diskusi Alot

Jakarta -Kesepakatan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) IX akhirnya tercapai. Hasilnya yang dikemas menjadi Paket Bali itu sempat ditentang oleh beberapa negara.
Atas kesepakatan ini maka nilai perdagangan di dunia bisa menanjak hingga sekitar US$ 1 triliun atau sekitar Rp 12.000 triliun. Kesepakatan Paket Bali ini kemudian akan dibawa ke Jenewa, Swiss.
"Semuanya sudah disepakati untuk paket ini. Selanjutnya nanti paket ini akan dibawa ke Jenewa," kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Gusmardi Bustami ketika dihubungi detikFinance, Sabtu (7/12/2013).
Awalnya perdebatan hangat terjadi saat India tetap ngotot untuk meminta waktu tak terbatas atas kenaikan subsidi pertanian dari 10% menjadi 15% dari total produksi nasional kepada negara berkembang. Aturan sektor pertanian (agricultural) diusulkan negara G33 ke sidang WTO Bali kali.
Tidak hanya itu di dalam aturan tersebut, negara berkembang juga meminta referensi harga diubah dengan tidak lagi menggunakan referensi harga Putaran Uruguay tahun 1986-1988. India sendiri adalah penggagas Proposal G33 sedangkan Indonesia adalah ketuanya.
Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) belum setuju atas permintaan itu. Amerika membatasi waktu hanya 4 tahun pemberian subsidi pertanian hingga 15%. Artinya India memandang aturan ini hanya sementara (interim) dan setelah 4 tahun berakhir akan kembali ke dalam aturan Putaran Uruguay tahun 1986 yang tertuang di dalam Agreement on Agricultural (AoA) ini yang ditolak India.
Hal ini membuat upacara penutupan yang sedianya akan dilakukan pada pukul 15:00 waktu setempat molor hingga waktu tengah malam. Namun belakangan sikap India melunak. Dikatakan Juru Bicara WTO Keith Rockwell kemajuan pesat terjadi bahkan Menteri Perdagangan dan Industri India Anand Sharma tersenyum dan bergandengan dengan Ketua United State Trade Representative (USTR), Michael Froman disertai dengan tepuk tangan para delegasi.
Masalah kemudian muncul saat menit terakhir penyusunan draft taxt Paket Bali (Bali Package) malam tadi. Negara Kuba muncul menjadi masalah baru yang tidak diduga oleh Chairman WTO Bali Gita Wirjawan dan Dirjen WTO Roberto Azevedo. Seperti diungkapkan Rockwell, Gita mengakui adanya missunderstanding dengan tidak melihat kepentingan negara Kuba.
Padahal keputusan hasil WTO ditentukan melalui sistem single undertaking yang artinya setiap negara harus setuju untuk mengeluarkan pendapat. Satu negara saja ada yang tidak setuju, maka Paket Bali gagal dibentuk.
Kuba ternyata tidak sendiri, setidaknya ada 3 negara lain yang menolak keras Paket Bali karena kepentingannya tidak didengar WTO. Selain Kuba, ada Bolivia, Venezuela dan Nicaragua. Yang menjadi titik masalah adalah soal embargo Amerika Serikat atas kapal-kapal yang transit di negara Kuba. Masalah ini sebelumnya sudah dibahas pada KTM WTO tahun 2005 di Hong Kong tetapi hingga kini belum ada kabar baiknya. (detik.com)

Tingkat Pengangguran AS Turun, Wall Street Melonjak

New York -Saham-saham di Wall Street menanjak cukup tinggi setelah lima hari berturut-turut terkena koreksi. Laporan tenaga kerja baru membuat pelaku pasar percaya diri ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah mulai membaik.
Indeks S&P 500 mencetak hari terbaiknya dalam satu bulan terakhir. Seluruh indeks sektoral di S&P berakhir menguat dengan poin yang cukup tinggi.
Sebanyak dua pertiga saham-saham yang diperdagangkan di Bursa New York dan Nasdaq menutup perdagangan di teritori positif. Tapi selama sepekan ini seluruh indeks acuan mengalami koreksi.
Ada sebanyak 203.000 tenaga kerja baru di November, melebihi prediksi pasar. Tingkat pengangguran AS turun menjadi 7% dibandingkan posisi Oktober di 7,3%.
"Laporan data ekonomi terus menunjukkan pemulihan, tapi sempat tersalip oleh tutupnya pemerintahan beberapa waktu lalu. Data itu (tenaga kerja) ditambah dengan belanja konsumer jadi alasan pasar bisa positif," kata Kristina Hooper, kepala strategi portofolio dari Allianz Global Investors di New York, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/12/2013).
Pada penutupan perdagangan Sabtu waktu setempat, Indeks Dow Jones melompat 198,69 poin (1,26%) ke level 16.020,20. Indeks Standard & Poor's 500 menanjak 20,06 poin (1,12%) ke level 1.805,09. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 29,36 poin (0,73%) ke level 4.062,52. (detik.com)

IHSG 'Merah' Lima Hari Berturut-turut

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena koreksi 36 poin menjadikannya jatuh lima hari berturut-turut sejak awal pekan ini. Sentimen negatif yang beredar membuat pelaku pasar banyak melepas saham.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di posisi Rp 11.960 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.930 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terpangkas 24,364 poin (0,58%) ke level 4.192,530. Indeks sudah terkena koreksi sejak awal pekan dan kini turun lagi di akhir pekan. Sentimen negatif datang dari pasar global dengan isu stimulusnya.
Saham-saham yang sudah melemah masih terus dilepas oleh investor. Aksi beli terjadi di saham-saham agrikultur tapi tidak cukup membuat indeks bergerak ke atas.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun 33,913 poin (0,80%) ke level 4.182,981 terkena tekanan jual sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Indeks pun lengser lagi dari level 4.200.
Indeks terus melemah tanpa mencapai zona hijau sama sekali. Saking dalamnya meluncur di zona merah, indeks sempat singgah di posisi terendahnya 4.161,023.
Mengakhiri perdagangan, Jumat (6/12/2013), IHSG ditutup terkoreksi 36,106 poin (0,86%) ke level 4.180,788. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 7,922 poin (1,13%) ke level 691,025.
Saham-saham bank kelas berat terkena tekanan jual paling banyak. Dibuntuti saham-saham konsumer dan infrastruktur. Aksi jual banyak dilakukan investor asing.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 120.547 kali pada volume 4,196 miliar lembar saham senilai Rp 4,205 triliun. Sebanyak 97 saham naik, sisanya 155 saham turun, dan 98 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed. Pelaku pasar menahan diri untuk bertransaksi gara-gara sentimen dikuranginya stimulus oleh The Federal Reserve.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 9,96 poin (0,44%) ke level 2.237,11. 
  • Indeks Hang Seng naik 30,53 poin (0,13%) ke level 23.743,10. 
  • Indeks Nikkei 225 menguat 122,37 poin (0,81%) ke level 15.299,86. 
  • Indeks Straits Times turun 9,91 poin (0,32%) ke level 3.114,47. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya (PTSP) naik Rp 700 ke Rp 4.000, Astra Agro (AALI) naik Rp 650 ke Rp 24.700, Garda Tujuh (GBTO) naik Rp 240 ke Rp 1.210, dan Jembo Cable (JECC) naik Rp 150 ke Rp 2.650.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.000 ke Rp 61.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 800 ke Rp 28.850, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 39.150, dan Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 300 ke Rp 7.300. (detik.com)