korea by dewanti

Monday, June 16, 2014

IHSG Balik ke Level 4.800

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lengser lagi ke level 4.800 akibat tekanan jual investor lokal dan asing. Saham unggulan jadi target aksi jual.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 11.815 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 11.785 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menipis 2,595 poin (0,05%) ke level 4.924,068. Indeks membuka awal pekan dengan datar. Investor lakukan aksi tunggu sampai ada sentimen positif yang bisa menggerakan pasar.
Tak lama setelah pembukaan indeks balik arah ke zona hijau berkat aksi beli selektif. Meski demikian pergerakannya masih dalam rentang yang tidak terlalu lebar.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 20,931 poin (0,42%) ke level 4.905,732 mengikuti pelemahan bursa-bursa regional. Indeks bersiap lengser dari level 4.900.
Indeks tak berlama-lama di zona hijau, hanya singgah ke level 4.929 setelah itu balik lagi ke zona merah. Aksi jual dilakukan oleh investor lokal sementara asing pilih menunggu.
Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (16/6/2014), IHSG jatuh 41,204 poin (0,84%) ke level 4.885,459. Sementara Indeks LQ45 anjlok 9,604 poin (1,15%) ke level 823,056.
Investor asing akhirnya memilih lepas saham setelah lakukan aksi tunggu pagi tadi. Transaksi investor asing hingga sore hari ini melakukan transaksi penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 248,95 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 181.664 kali pada volume 3,907 miliar lembar saham senilai Rp 3,861 triliun. Sebanyak 74 saham naik, 200 turun, dan 85 saham stagnan.
Bursa di Asia menutup perdagangan awal pekan dengan variatif, sebagian melemah dan sebagian lagi menguat. Sentimen krisis di Irak dikhawatirkan akan memicu tingginya harga minyak dunia.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 164,55 poin (1,09%) ke level 14.933,29.
  • Indeks Hang Seng menipis 18,50 poin (0,08%) ke level 23.300,67.
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 15,27 poin (0,74%) ke level 2.085,98.
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,41 poin (0,01%) ke level 3.293,66.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Link Net (LINK) naik Rp 400 ke Rp 5.350, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 250 ke Rp 67.900, Dharma Satya (DSNG) naik Rp 200 ke Rp 3.450, dan Siantar Top (STTP) naik Rp 150 ke Rp 3.100.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 925 ke Rp 21.975, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 625 ke Rp 52.975, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 525 ke Rp 27.175, dan Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 15.500. (detik.com)

Semen Indonesia Mulai Bangun Pabrik di Rembang

Bisnis.com, JAKARTA—PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) memulai pembangunan pabrik baru kapasitas 3 juta ton per tahun dengan konsep ramah lingkungan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada hari ini, Senin (16/6/2014).
Pembangunan itu dimulai dengan melakukan Tasyakuran dan doa bersama yang dipimpin oleh lima tokoh masyarakat Rembang di antaranya Mbah Achmad Akhid dari Timbrangan, Mbah Sarki dari Pasucen, Mbah Syamsudin dari Kajar, Mbah Purwoto dari Kadiwono, dan Kyai Nasikun dari Tegaldowo.
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto menuturkan pabrik baru di Rembang ini merupakan langkah perseroan untuk memperkuat ekspansi agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan BUMN tetap menjadi pemimpin pasar (market leader) di industri semen nasional.
"Lebih membanggakan lagi, pabrik di Rembang ini merupakan pabrik ramah lingkungan yang dikerjakan secara swakelola oleh putra-putri terbaik bangsa," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (16/6/2014).
Pabrik yang berada di lahan seluas 55 hektare ini didesain sebagai pabrik ramah lingkungan dengan konsumsi energi dan air yang minim serta memperbanyak ruang hijau. Sebanyak 30% wilayah pabrik digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
Dia menuturkan konsep green industry di Rembang diwujudkan dengan meningkatkan konsumsi energi alternatif dari limbah pertanian, menekan konsumsi air dan listrik, kontrol emisi yang ketat, dan tetap melestarikan keanekaragaman hayati.
"Kami ingin mewujudkan environmental excellence dalam pengelolaan pabrik ini," tutur Dwi.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Ditutup Melemah 0,08%

Bisnis.com, JAKARTA–Bursa saham Hong Kong  ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (16/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat melemah 0,08% ke level 23,300,67, setelah penutupan hari sebelumnya, Jumat (13/6/2014) berhenti di angka 23.319,17 dan menguat 0,62%.
Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 23.232,56 – 23.340,42. Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 20 menguat, 26 melemah, dan 4 yang stagnan.
Saham HSBC Holdings PLC dan China Construction Bank Corp menjadi penekan indeks dengan koreksi 0,31% dan 0,68%. Sementara itu, saham Petro China Co Ltd dan Tencent Holdings Ltd menguat 0,95% dan 0,26%.

Keramika Gunakan Laba 2013 Jadi Dividen

INILAHCOM, Jakarta - PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) merencanakan menggunakan Rp22,5 miliar dari laba bersih tahun 2013 sebagai dividen tunai.
RUPS Tahunan perseroan pada 12 Juni 2014 menyepakati pembayaran dividen tersebut pada 29 Agustus 2014. Demikian mengutip keterangan perseroan, Senin (16/6/2014).
Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan dana cadangan sebesar Rp2,2 miliar dari laba tahun 2013 sebesar Rp75,3 miliar. Untuk sisa dana laba tersebut rencananya unutk menambah modal kerja perseroan.
Produsen keramik ini juga akan mengalokasikan honorarium serta tunjuangan kepada Dewan Komisaris untuk tahun buku 2014 sebesar Rp600 juta.
Saham perseroan pada saat ini stagnan di level 139 per lembar.

Ace Hardware Siapkan Capex Rp100 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp100 miliar pada tahun 2014. Penggunaan dana belanja modal digunakan untuk membuka 10 gerai baru.
Namun, angka tersebut merupakan penurunan 33,33% dibandingkan alokasi belanja modal tahun lalu senilai Rp150 miliar. Perseroan sendiri akan membuka gerai ke-10 tahun ini di Pekanbaru, Riau. Penambahan tersebut, akan menjadikan perseroan memiliki total 105 gerai.
Perseroan akan membuka gerai barunya pada tanggal 18 Juni 2014. Demikian mengutip dari laporan keterbukaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6/2014).
Gerai baru tersebut memiliki luas sekitar 2.900 meter persegi (m2). Sebelumnya, perseroan telah membuka gerai ke-7, ke-8 dan ke-9 di Medan, Binjai dan Bandung, Jawa Barat pada 12 Juni kemarin.
Sementara itu, gerai ke-6 tahun ini di Surabaya, Jawa Timur, dengan luas 1.900 m2. Sedangkan gerai ke-5 di Surabaya pada akhir April lalu, gerai ke-4 di Medan, gerai ke-3 di Makassar, Sulawesi Selatan pada awal Februari lalu. Dan pada 25 Januari 2014, perseroan membuka dua gerai di Medan, Sumatera Utara dan Samarinda, Kalimantan Timur.

BURSA EROPA: Indeks Stoxx Dibuka Melemah 0,17%

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham eropa, Stoxx Europe 600, bergerak melemah tipis pada awal perdagangan  Senin (16/6/2014).
Indeks Stoxx Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 346,68 atau sudah melemah 0,11% dibandingkan dengan penutupan pada Jumat (13/6/2014) yang berhenti di angka 347,07 dan  melemah 0,22%.
Pada pukul 14.06 WIB atau sekitar 08.06 waktu London, indeks tersebut menyentuh angka 346,47 atau melemah  0,17%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, terdapat 164 saham yang bergerak menguat, sedangkan  398  melemah, dan 38 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu lalu cenderung konsisten bergerak menguat. Koreksi hanya terjadi pada Rabu (11/6/2014), yakni sebesar 0,56% ke level 347,74.

Bank Victoria Bagikan Dividen Rp35 Miliar, Cum Dividen Tunai 8 Juli 2014

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) menyepakati untuk membagikan dividen senilai total Rp35 miliar.
Manajemen Bank Victoria dalam pengumumannya kepada publik, Senin (16/6/2014), menyatakan jumlah tersebut merupakan 13,33% dari perolehan laba bersih perseroan tahun lalu.
Tanggal akhir pencatatan pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen akan jatuh pada 8 Juli 2014, dan pembayaran dividen tunai dijadwalkan pada 23 Juli 2014.
Keputusan tersebut, lanjutnya, juga telah disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 24 April 2014.

BURSA JEPANG: Indeks Nikkei 225 Ditutup Anjlok 1,09%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah signifikan pada perdagangan Senin (16/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini anjlok 1,09% ke level 14.933,29, setelah pada Jumat (13/6/2014) menguat 0,83% ke level 15.097,84. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 14.867,15 hingga 15.056,75.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 27 saham menguat, sedangkan 190 saham melemah dan 8 saham stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan FANUC Corp menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 2,43% dan 1,93%. Sementara itu, saham Tokyo Electron Ltd dan Kyocera Corp menguat 2,52% dan 0,65%.

BURSA ASIA: Indeks MSCI Asia Pacific Turun 0,2% Khawatir Konflik Irak

Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Asia melemah setelah indeks acuan regional mencetak kenaikan mingguan kelima di tengah konflik di Irak.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% ke level 143,84 pada perdagangan Senin (16/6/2014) pukul 14.21 waktu Hong Kong atau pukul 13.21 WIB.
"Pasar bereaksi atas pergerakan harga minyak dan harga logam mulia. Beberapa menjual saham dan pindah ke obligasi," ujar Toby Lawson, Head of Futures, Options and Cash Equities Trading for Asia Pacific Newedge Group SA, seperti dikutip Bloomberg, Senin (16/6/2014).
Saham Korean Air Lines Co turun 2,2%, Panasonic Corp memimpin pelemahan di sektor konsumer. Sementara itu saham Echo Entertainment Group Ltd naik 7,6%.
Indeks Jepang Topix turun 0,8%, indeks Singapura Straits Times turun 0,1%, indeks Australia S&P/ASX 200, indeks Taiwan Taiex, dan indeks Korea Selatan Kospi seluruhnya naik 0,1%.
Selanjutnya indeks Hong Kong Hang Seng sedikit berubah, China's Shanghai Composite Index naik 0,7%, indeks India BSE S&P Sensex turun 0,2%, dan indeks Selandia Baru NZX 50 naik 0,2%.

BURSA KORSEL: Indeks Kospi Ditutup Rebound 0,14%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea ditutup rebound tipis pada perdagangan Senin (16/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini berakhir di level 1.993,59 atau menguat 0,14% dibandingkan dengan penutupan pada Jumat (13/6/2014) yang  anjlok 1,03% ke level 1.990,85.
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 1.985,3 hingga 1.995,86. Dari 762 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 310 menguat, 373 melemah, dan 79 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan SK Hynix Inc menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 0,51% dan 2,76%. Sementara itu, saham Korea Electronic Power Corp dan Samsung Fire & Marine Insurance Co melemah 1,46% dan 2,3%.

Sitara Propertindo Tawarkan Saham Perdana 39,9%

INILAHCOM, Jakarta - PT Sitara Propertindo Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) maksimal 4 miliar saham atau 39,96% dari saham perseroan.
Saham tersebut merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar. Perseroan juga menerbitkan maksimal dua miliar Waran Seri I atau sebanyak-banyaknya 33,28 persen. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan, Senin (16/6/2014).
Untuk masa penawaran awal akan rencananya pada hari ini hingga 18 Juni 2014. Dengan tanggal pencatatan saham di BEI pada 11 Juli 2014. Saat ini pemegang saham perseroan adalah PT Surya Buana Makmur mencapai 99,9 persen dan PT Andalas Karya Makmur sebesar 0,08%.

Magna Finance Janjikan Dividen 30% dari Laba

INILAHCOM, Jakarta - PT Magna Finance Tbk melakukan penawaran saham perdana sebesar Rp100 per lembar saham.
Menurut Dirut Magna Finance, Goenadi Hadiwidjaja, jumlah saham yang perseroan lepas sebayak 700 juta lembar saham. Sejumlah saham tersebut, menurut Goenadi, perseroan terlebih dahulu menerbitkan beberapa tahap.
Ini tercermin pada adanya tahapan pertama dalam bentuk waran sebanyak 100 juta waran seri 1. "Jumlah waran 100 juta waran sesi satu rasionya 7 banding 1 untuk tiga tahun," katanya.
Goenadi mengatakan nantinya pemegang saham akan mendapatkan hak dividen yang berasal dari laba bersih. "Dengan maksimal dividen sebesar 30% dari laba bersih," katanya.
Selain itu, Goenadi menjelaskan dana hasil IPO rencananya untuk modal kerja perseroan. Modal kerja terutama untuk meningkatkan ekspansi kredit.
"Dana yang diperoleh dari hasil penawran umum perdana saham perseroan, untuk modal kerja dalam ekspansi kredit," katanya.
Goenadi mengatakan bookbuilding pada 16-19 Juni 2014, pernyataan efek OJK 27 Juni 2014.Masa penawaran 1-3 Juli 2014. Penjatahan 4 Juli 2014.
Refund 7 Juli 2014. Distribusi saham 7 Juli 2014. Pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia 8 Juli 2014 dengan undewriter Biro administrasi efek Ficomindo Buana Registar.

Pasar Nikmati Piala Dunia, Lupakan IHSG

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham saat ini memasuki fase konsolidasi minor. Kondisi tersebut tercermin dari pergerakan indeks selama sepekan terakhir yang hanya mampu bergerak flat.
Selain itu, indeks tampak tidak memberikan sinyal apapun alias hanya bergerak naik turun dalam kisaran lebar 4.865-5.000. Adapun kisaran support di level 4.865-4.875. Sedangkan, kisaran resisten di level 4.970-5.000.
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/6/2014), indeks melemah 7,74 poin atau 0,16% menjadi 4.926,66. Investor asing tercatat melakukan net sell tipis sebesar Rp. 87 miliar di market reguler. Sementara pembukaan hari ini, indeks terus tergelincir 2,6 poin atau 0,05% ke 4.924,07.
Analis pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko menilai, sepinya transaksi perdagangan sepanjang pekan kemarin mendorong indeks bergerak di zona negatif. Selain itu, lanjut Stefanus, melemahnya indeks dibayangi dengan proyeksi perlambatan ekonomi Indonesia yang akan diperkirakan turun menjadi sekitar 5,3%-5,4% pada tahun ini.
"Faktor sepinya perdagangan dan proyeksi perlambatan ekonomi Indonesia memicu pelemahan indeks selama 1 pekan terakhir sebesar 0,21%," ujar Stefanus kepada INILAHCOM, Senin (16/6/2014).
Stefanus menjelaskan, momentum piala dunia dan tidak adanya sentimen baru yang cukup kuat untuk menggerakkan pasar menjadi alasan lainnya mengapa pasar bergerak lesu. "Investor lebih memilih untuk melakukan aksi tunggu sampai ada sentimen baru yang positif untuk mampu menggerakkan market," ungkapnya.
Sementara ini, belum banyak rekomendasi yang dapat diperkirakan untuk laju indeks saham. Stefanus menerangkan, sentimen paling dominan saat ini adalah sentimen politik terkait pilpres.
"Pasar baru mulai bergerak 1 pekan sebelum pilpres tanggal 9 Juli mendatang. Pada saat itu semua debat capres sudah selesai dan pasar sudah mulai bisa membaca siapa yang bakal unggul. Jadi sambil menunggu semua rangkaian debat capres-cawapres selesai digelar, kita nikmati saja pesta dunia dalam pertandingan-pertandingan akbat di piala dunia 2014," tambah Stefanus.
 
BURSA SAHAM GLOBAL
Sedangkan, bursa global juga tampak bergerak negatif. Bursa saham AS menutup perdagangan akhir pekan lalu dengan bertahan di zona hijau di tengah kekhawatiran investor akan krisis geopolitik di Irak yang memicu harga minyak ke level tertingginya dalam 9 bulan terakhir.
Indeks Dow Jones menguat 41,55 poin atau 0,25% ke level 16.775,74, indeks S&P 500 naik 6,05 poin atau 0,31% ke level 1.936,16 dan indeks Nasdaq menguat 13,02 poin atau 0,30% ke level 4.310,65. Meski positif, sepanjang pekan kemarin, Wall Street mencatat penurunan terbesar dalam 2 bulan terakhir, dimana Dow Jones turun 0,88%, S&P 500 turun 0,7% dan Nasdaq melorot 0,3% selama sepekan.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8% oleh Bank Dunia dan ketegangan di Irak yang mengkhawatirkan Baghdad dapat jatuh ke tangan pemberontak Alqaeda, mengingat posisi strategisnya karena produksi plus cadangan minyaknya adalah vital bagi perekonomian dunia. Kondisi tersebut menjadi faktor negatif penekan bursa global sepanjang pekan lalu.

Bakrie Tujuh, Dari 'Juragan' Pasar Modal Jadi Saham Gocap

Jakarta - Saham-saham emiten Grup Bakrie yang dulu dikenal sebagai 'Bakrie Tujuh' pernah menguasai lantai bursa sebagai saham paling likuid. Semua itu berubah setelah krisis ekonomi global 2008 silam.
Pada masa itu, saham-saham Bakrie Tujuh sangat likuid sampai-sampai volume perdagangan hariannya cukup tinggi. Sahamnya juga bisa naik tinggi dalam waktu singkat.
Memasuki masa krisis, Grup Bakrie menggadaikan saham emiten-emitennya atau yang lebih dikenal dengan istilah repo pada waktu itu. Gadai saham dilakukan demi melunasi utang perusahaan.
Pasca krisis 2008, saham-saham ini tidak dibeli kembali oleh Grup Bakrie. Alhasil, pihak yang diberi saham gadai tersebut menjadi pemegang saham di Bakrie Tujuh, atau sekarang bisa dibilang eks Bakrie Tujuh.
Lalu bagaimana kondisi sahamnya sekarang? Mari kita simak hasil rangkuman detikFinance dari data Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6/2014).
 
Bakrie and Brothers
Induk perusahaan dari seluruh emiten eks Bakrie Tujuh. Sahamnya sudah diam di Rp 50 per lembar dalam tiga tahun terakhir. Padahal tiga tahun lalu sahamnya sempat menyentuh Rp 87 per lembar, dan lima tahun lalu bahkan berada di Rp 144 per lembar.
 
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Perusahaan tambang ini sempat diperebutkan oleh Bakrie dan Rothschild. Sahamnya termasuk yang paling seksi di antara eks Bakrie Tujuh. Pada perdagangan akhir pekan lalu, sahamnya bernilai Rp 194 per lembar. Saham BUMI sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 8.750 per lembar sebelum krisis 2008.
 
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
Perusahaan properti yang banyak membangun gedung-gedung Bakrie ini sahamnya tidak bergerak dalam satu tahun terakhir, yakni Rp 50 per lembar. Siapa sangka saham gocap ini dulu pernah menyentuh rekor tertingginya di Rp 700 per lembar.
 
PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP)
Saham perusahaan perkebunan sawit ini juga masuk kategori saham gocap. Padahal, sebelum krisis 2008 sahamnya masih diperdagangkan di kisaran ribuan rupiah, dengan titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2.950 per lembar.
 
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Perusahaan minyak dan gas yang dulu sahamnya pernah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2950 per lembar. Akhir pekan kemarin sahamnya berada di Rp 96 per lembar.
 
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
Satu lagi saham gocap dari eks Bakrie Tujuh. Saham perusahaan telekomunikasi ini sudah tidur sejak tiga tahun lalu. Dulu sahamnya pernah menyentuh level tertingginya sepanjang masa di Rp 451 per lembar.
 
PT Darma Henwa (DEWA)
Saham Darma Henwa juga termasuk eks Bakrie Tujuh dengan nilai saham gocap. Sebelum krisis ekonomi, sahamnya pernah mencapai level tertinggi di Rp 820 per lembar. (detik.com)

Mengekor Bursa Regional, IHSG Melemah

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 20 poin mengikuti pelemahan bursa-bursa regional. Indeks bersiap lengser dari level 4.900.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menipis 2,595 poin (0,05%) ke level 4.924,068. Indeks membuka awal pekan dengan datar. Investor lakukan aksi tunggu sampai ada sentimen positif yang bisa menggerakan pasar.
Tak lama setelah pembukaan indeks balik arah ke zona hijau berkat aksi beli selektif. Meski demikian pergerakannya masih dalam rentang yang tidak terlalu lebar.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (16/6/2014), IHSG berkurang 20,931 poin (0,42%) ke level 4.905,732. Sementara Indeks LQ45 melemah 4,156 poin (0,50%) ke level 828,504.
Indeks tak berlama-lama di zona hijau, hanya singgah ke level 4.929 setelah itu balik lagi ke zona merah. Aksi jual dilakukan oleh investor lokal sementara asing pilih menunggu.
Perdagangan siang hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 92.617 kali pada volume 2,125 miliar lembar saham senilai Rp 1,889 triliun. Sebanyak 83 saham naik, 160 turun, dan 74 saham stagnan.
Bursa regional masih bergerak mix hingga siang hari ini. Pergerakannya cenderung ke arah negatif, hanya pasar saham Tiongkok yang bisa menguat.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 157,77 poin (1,04%) ke level 14.940,07.
  • Indeks Hang Seng menipis 14,57 poin (0,06%) ke level 23.304,60.
  • Indeks Komposit Shanghai naik 3,82 poin (0,18%) ke level 2.074,53.
  • Indeks Straits Times turun tipis 0,20 poin (0,01%) ke level 3.293,05.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 26.775, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 250 ke Rp 67.900, Siantar Top (STTP) naik Rp 150 ke Rp 3.100, dan Adira Finance (ADMF) naik Rp 75 ke Rp 11.500.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 525 ke Rp 53.075, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 15.500, Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 500 ke Rp 11.000, dan Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 375 ke Rp 5.550. (detik.com)

DIVIDEN TUNAI: Harum Energy (HRUM) Bagikan Rp110/Saham

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batubara, PT Harum Energy Tbk. (HRUM), membagikan dividen tunai senilai Rp110 per saham.
Manajemen Harum Energy dalam pengumumannya kepada publik, Senin (16/6/2014), menyebutkan pihaknya telah menetapkan 60% dari laba bersih 2013 menjadi dividen tunai senilai total US$25,19 juta atau setara dengan Rp297,39 miliar (dengan asumsi Rp11.803/US$).
Kesepakatan tersebut, lanjutnya, telah disepakati dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang diselenggarakan pada 12 Juni 2014.

China Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 7,5%

INILAHCOM, Hong Kong - China menyatakan optimismenya dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% pada tahun 2014. Perdana Menteri Li Keqiang mendukung untuk pencapaian target tersebut.
"Perekonomian China harus tumbuh pada level yang tinggi. Kami perkirakan pertumbuhan mencapai 7,5% tahun ini," ujar Li, Senin (16/6/2014). Demikian mengutip dari cnbc.com.
Selain itu, Li menjelaskan, meski angka tersebut lebih lambat dari sebelumnya namun masih tetap berada di batas yang normal.
"Kami hadapi tekanan cukup besar namun perekonomian masih tetap stabil. Kami akan terus melakukan penyesuaian antisipatif dan moderat apabila diperlukan untuk meredakan berbagai resiko demi tercapainya target pertumbuhan tersebut," terangnya.
Dalam sebuah jajak pendapat Reuters pada bulan April, pertumbuhan ekonomi China kemungkinan melambat menjadi 7,3% pada kuartal kedua. Angka tersebut nyaris mendekati level terendahnya selama 18 bulan sebesar 7,4% pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini, para pengamat sebelumnya juga memprediksi akan mencapai 7,3%. Pencapaian tersebut sekaligus yang terendah dalam 24 tahun.
Li menjelaskan, telah mengisyaratkan sebelumnya beberapa fleksibilitas dalam mencapai target pertumbuhan tahun ini. Namun, pemerintah China terus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi tidak menurun ke 7%. "Jika itu terjadi, bisa memicu rakyat China kehilangan pekerjaan dan stabilitas sosial terancam," tambahnya.
Sedangkan, Bank Dunia juga telah memprediksi China akan mampu memenuhi target pertumbuhan ekonominya sebesar 7,5% di akhir tahun 2014. Hal ini dapat terjadi, selama China tetap mempertahankan reformasi sektor fiskal dan keuangan untuk mengatasi utang.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Melemah 0,09% Jelang Jeda Siang

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham Hong Kong, Hang Seng Index (HSI), bergerak melemah tipis jelang jeda siang perdagangan Senin (16/6/2014).
Indeks Hang Seng pada pukul 10.51 WIB atau sekitar 11.51 waktu Hong Kong berada di level 23.304,11 atau terkoreksi 0,06%. Saat pembukaan hari ini, indeks itu sudah melemah 0,09% ke 23.299,04.
Sampai waktu tersebut, indeks bergerak di kisaran 23.232,56 – 23.322,42. Dari 50 saham yang tercatat di data Bloomberg, 15 menguat, 30 melemah, dan 5 stagnan.
Saat ditutup pada Jumat (13/6/2014), indeks itu berakhir di level 23.319,17 atau menguat 0,62%.

Tak Ada Lagi Nama Bakrie di Daftar Pemegang Saham 'Bakrie Tujuh'

Jakarta -Masih ingat dengan istilah Bakrie Tujuh yang pernah populer di kalangan pelaku pasar modal beberapa tahun yang lalu?
Sekarang mungkin lebih tepatnya hanya Tujuh saja karena sudah tidak ada Bakrie di sana.
Nama Bakrie sudah tidak ada lagi di daftar nama pemegang saham di sebagian besar emitennya tersebut. Kalaupun ada, kepemilikan sahamnya sudah kecil sekali.
Menurut salah satu eksekutif di Grup Bakrie, kepemilikan BNBR di emiten-emitennya itu sudah kecil sekali, bahkan ada beberapa perusahaan yang kinerja keuangannya sudah tidak konsolidasi lagi dengan Bakrie and Brothers.
Sahamnya mulai menyusut pasca krisis ekonomi global 2008 lalu. Waktu itu Grup Bakrie mencoba membayar utang-utangnya dengan cara gadai saham ke pihak lain. Nah sampai sekarang saham-sahamnya itu belum kembali.
"Jadi sebenarnya mereka sudah tidak bisa lagi disebut milik Bakrie, karena sahamnya (Bakrie) sudah sedikit sekali. Mereka itu ya perusahaan publik," katanya. 
Tapi nama Bakrie tidak hilang seluruhnya di daftar pemegang saham. Namanya masih muncul di BTEL dan UNSP. Berikut ini daftar pemegang saham di eks Bakrie Tujuh berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), 

Bakrie and Brothers (BNBR)
  • Credit Suisse AG Singapore Branch S/A Bright Ventures Pte Ltd 21,81%
  • Mellon Bank NA S/A For Mackenzie Cundill Recovery Fund 9.34%
  • Armansyah Yamin 0,01%
  • Nugroho I Purbowinoto 0,01%
  • Publik 69,06%
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
  • Credit Suisse AG Singapore Branch 23,09%
  • Raiffeisen Bank International AG Singapore Branch/Long Haul Holding Ltd 6,09%
  • Publik 70,82%
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)CGMI Client Safekeeping Account 10,41%
  • PT Asuransi Jiwa Sinarmas 6,32%
  • Publik 83,28%
PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP)
  • Credit Suisse AG Singapore Branch/Long Haul Holding Ltd 3,13%
  • PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG 3,06%
  • Meivel Holdings Corporation 2,34%
  • JP Morgan Bank Luxembourg SA1,76%
  • PT Danatama Makmur 1,75%
  • Nomura PB Nominees Ltd 1,69%
  • Reksa Dana Penyertaan Terbatas Syailendra Multi Strategy Fund II 1,42%
  • Citibank New York S/A Dimensional Emerging Markets Value Fund 1,33%
  • The Wenas Panwell 1,05%
  • Bakrie and Brothers 0,02%
  • Publik 82,45%
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
  • Mellon Bank NA S/A for Mackenzie Cundill Recovery 7,76%
  • UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Account 20,09%
  • Didit Hidayat Agripinanto 0,01%
  • Publik 72,16%
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) 16,35%
  • Bakrie and Brothers 16,35%
  • Bakrie Global Ventura 6,87%
  • Raiffeisen Bank International AG Singapore Branch 7,24%
  • Publik 69,54%
PT Darma Henwa (DEWA)
  • Zurich Asset International Ltd 21,61%
  • Goldwave Capital Limited 17,68%
  • Publik 60,71%
sumber: detik.com

Buka Pekan yang Baru, Harga Emas Antam Stagnan

Jakarta -Hari ini, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak berubah dibandingkan akhir pekan lalu. Ini juga mempengaruhi harga pembelian kembali (buyback).
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Senin (16/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 533.000 per gram. Sama dengan perdagangan akhir pekan lalu.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga tidak bergerak, tetap di Rp 473.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 246.800.000
  • 250 gram Rp 123.500.000
  • 100 gram Rp 49.450.000
  • 50 gram Rp 24.750.000
  • 25 gram Rp 12.400.000
  • 10 gram Rp 4.990.000
  • 5 gram Rp 2.520.000
  • 4 gram Rp 2.016.000
  • 3 gram Rp 1.521.000
  • 2,5 gram Rp 1.272.500
  • 2 gram Rp 1.026.000
  • 1 gram Rp 533.000
sumber: detik.com

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Peso Paling Tertekan, Rupiah Melemah Ke Rp11.815/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan melemah terhadap dolar AS pagi ini, Senin (16/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, enam mata uang melemah pelemahan terdalam dialami oleh peso terhadap dolar AS sebesar 0,21%.
Adapun empat mata uang lainnya menguat dengan penguatan tertajam dialami oleh yen sebesar 0,18%. Sementara itu, satu mata uang terpantau stagnan yakni dolar Hong Kong terhadap dolar AS.
Pagi ini, rupiah termasuk mata uang yang melemah sebesar 0,16% ke level Rp11.815 per dolar AS pada pukul 09.13 WIB.

Senin (16/6/2014), Investor Soroti Berita Ini

Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah berita dari dalam dan luar negeri menjadi sorotan pasar pada hari ini, Senin (16/6/2014).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya, mengatakan berita yang disoroti tersebut adalah:       
 
Berita global
  • UoM consumer sentiment AS turun hingga 81,2 dari 81,9 di bulan sebelumnya (Investing.com)
  • Industrial production China naik tipis ke 8,8% dari 8,7%  (Investing.com)
  • Industrial production Jepang turun 2,8%, memburuk dari perlambatan bulan sebelumnya yang 2,5% (Investing.com)
  • Surplus neraca perdagangan Zona Eropa naik ke 15,8 miliar euro dari 15,4 miliar euro (Investing.com)
Berita domestik
  • Bank Indonesia kembali memperkirakan neraca perdagangan pada kuartal II/2014 masih akan tertekan oleh sektor komoditas utama Indonesia seperti kelapa sawit dan batubara, mencatatkan permintaan yang rendah (Bisnis Indonesia)
  • Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati postur sementara RAPBN-P 2014 dengan defisit fiskal yang menciut menjadi Rp241,5 triliun atau 2,4% terhadap PDB (Bisnis Indonesia)
  • Pemerintah menetapkan sasaran inflasi untuk periode tahun 2016, 2017 dan 2018 melalui penerbitan Peraturan Menteri Keuangan pada tingkat 4%, 4%, dan 3,5%,  ketiganya dengan tingkat deviasi sebesar 1% (Bisnis Indonesia)

BURSA ASIA: Saham Rentan Koreksi, Indeks MSCI Asia Pacific Turun 0,1%

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian bursa Asia melemah, setelah indeks acuan regional mencetak penguatan mingguan kelima, seiring dengan penurunan saham-saham industri dan konsumer.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% ke level 143,95 pada perdagangan Senin (16/6/2014) pukul 09.01 waktu Tokyo atau pukul 07.01 WIB.
"Saham-saham sangat rentan koreksi pada pertengahan tahun," ujar Shane Oliver, Head of Investment Strategy AMP Capital Investors Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Senin (16/6/2014).
Indeks Jepang Topix turun 0,3%, indeks Korea Selatan Kospi turun 0,2%, indeks Australia S&P/ASX 200 sedikit berubah, dan indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,1%.

BURSA JEPANG: Indeks Nikkei 225 Turun 0,32%, Topix Melemah 0,17%

Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Jepang pada perdagangan pagi ini, Senin (16/6/2014) bergerak melemah.
Indeks Nikkei 225 saat pembukaan hari ini turun 0,32%  ke 15.049,61. Pada Jumat (13/6/2014), Nikkei 225 ditutup pada level 15.097,84 (menguat 0,83%).
Pada pukul 07.03 WIB atau pukul 09.03 waktu Tokyo, indeks jadi melemah 0,34% ke 15.045,79.
Dari 225 saham yang ada, seperti yang ditampilkan data Bloomberg, tercatat 50 saham menguat,  149 saham menurun,  26 stagnan.
Saham yang memimpin pelemahan adalah Fast Retailing (1,09%), SoftBank (0,7%), dan KDDI Corp (1,11%).
Indeks Tokyo Stock Exchange Tokyo Price Index Topix saat pembukaan hari ini turun 0,17%  ke 1.241,87. Pada Jumat (13/6/2014) Topix ditutup pada level 1.243,97 (naik 0,5%).
Pada pukul 07.04 WIB atau pukul 09.04 waktu Tokyo,  indeks jadi melemah 0,42% ke 1.238,76.
Dari 1.806 saham yang ada, seperti yang ditampilkan data Bloomberg, tercatat 654 saham menguat, 899 saham menurun, 253 stagnan.
Sektor yang memimpin pelemahan adalah transportasi (0,5%), komunikasi (0,67%), dan perbankan (0,44%).

BURSA KORSEL: Indeks Kospi Turun 0,2% ke 1.986,86

Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Korea Selatan pada perdagangan pagi ini, Senin (16/6/2014) bergerak melemah.
Korea Stock Exchange Kospi Index saat pembukaan hari ini turun 0,2% ke 1.986,86 , dibandingkan saat penutupan Jumat (13/6/2014) yang berada di 1.990,85 (melemah 1,03%).
Pada pukul 07.04 WIB atau 09.04 waktu Korsel, indeks jadi melemah 0,04% ke 1.990,13.
Sampai dengan pukul 07.04 WIB, dari 762 saham yang ada, seperti yang ditampilkan data Bloomberg, seluruhnya masih bergerak stagnan .
Sektor yang memimpin pelemahan adalah transportasi (0,56%), elektronika (0,65%), dan keuangan (0,13).

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Dibuka Turun 0,09% ke 23.299,04

Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Hong Kong pada perdagangan pagi ini, Senin (16/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index saat pembukaan hari ini dibuka turun 0,09% ke 23.299,04  dibandingkan penutupan Jumat (13/6/2014) yang ada di level 23.319,17 (menguat 0,62%).
Pada pukul 08:50 WIB atau pukul 10:50 waktu Hong Kong, indeks jadi melemah 0,25% ke 23.259,99.
Dari 50 saham yang ada, seperti yang ditampilkan Bloomberg, 12 saham menguat, 21 melemah, dan  17 saham stagnan.
Adapun sektor yang paling tertekan pagi ini adakah keuangan (0,4%), dan industri (0,14%).

Bursa Asia Negatif Tertekan Konflik Irak

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Senin (16/6/2014). Konflik di Irak yang semakin memanas memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan pasar regional Asia.
Indeks Nikkei turun 100,4 poin atau 0,65% ke 14.999,17, indeks Hang Seng turun 23,40 poin atau 0,10% ke 23.291,55, indeks Kospi turun 2,49 poin atau 0,12% ke 1.988,36 dan indeks ASX 200 melemah 13,85 poin atau 0,26% menjadi 5.391,20. Demikian mengutip dari cnbc.com.
"Minggu ini berpusat pada pertemuan FOMC. Fiksasi FOMC diwarnai oleh kontras tajam antara ECB dan BoE yang menyebabkan kenaikan lebih cepat dari yang diperkirakan. Yang pasti, The Fed, kami perkirakan, tidak akan menarik kembali pada normalisasi dan mengharapkan secara universal, adanya pengurangan US$10 miliar dalam pembelian aset," ujat Vishnu Varathan, Ekonom Senior di Mizuho Bank.
Sementara itu, pada akhir pekan lalu, bursa saham AS berhasil menguat pada penutupan perdagangannya. Namun, pasar masih dibayangi kekhawatiran terhadap konflik di Irak yang berpotensi mengganggu pasokan minyak global.
Indeks S&P 500 naik 6,05 poin atau 0,31% menjadi 1.936,16, indeks Dow Jones naik 41,55 poin atau 0,25% menjadi 16.775,74 dan indeks Nasdaq menguat 13,02 poin atau 0,30% ke 4.310,65.

BI Rate Hambat Penguatan Rupiah

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 0,35%. Akan tetapi, bertahannya BI rate di level 7,5% dinilai jadi penghambat penguatan rupiah. Mengapa?
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir menguat 42 poin (0,35%) ke posisi 11.781 pada Jumat (13/6/2014), dibandingkan akhir pekan sebelumnya, 11.823 per 6 Juni 2014. Sehari sebelumnya, 5 Juni 2014, rupiah ditutup pada level terlemah 11.874.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju Rupiah masih melanjutkan pergerakan positif di awal pekan meski nilai Yen melemah. "Pelemahan yen dipicu oleh dirilisnya data-data makroekonomi Jepang yang menunjukkan peningkatan serta terbantukan dari laju dolar Australia dan Won yang terapresiasi pasca penilaian upgrade dari Morgan Stanley," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (25/5/2014).
Begitu pun dengan kenaikan Yuan setelah merespons rilis kenaikan neraca perdagangannya. "Di sisi lain, dalam hubungannya dengan situasi politik, pelaku pasar berharap positif JKW-JK dapat memenangi debat," ujarnya.
Sebab, menurut Reza, JKW-JK dianggap lebih pro bisnis yang dapat menarik investasi luar negeri. "Pasca naik cukup signifikan, laju rupiah kembali melemah seiring respons negatif terhadap rilis BI yang menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan penjualan ritel," tuturnya.
Perlambatan tersebut, kata dia, mengindikasikan ekspektasi terhadap tekanan harga pada 3 bulan mendatang. Padahal, sudah diperkirakan meningkat dan kemungkinan inflasi juga akan naik.
Tetapi, di sisi lain, BI juga mengindikasikan masih akan tetapnya BI rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia sehingga memberikan persepsi makin kecilnya spread inflasi dengan BI rate. "Imbasnya tidak terlalu positif bagi rupiah," ujarnya.
Laju rupiah berbalik positif seiring dengan kembali menghijaunya IHSG serta terimbas terapresiasinya laju dari Poundsterling dan Yen yang melewati Euro dan bahkan dolar AS. "Akibatnya, rupiah pun memanfaatkan momentum tersebut untuk berbalik naik," tuturnya.
Hasil RDG-BI di mana rilis BI rate yang tetap di level 7,5% ternyata tidak mampu membuat rupiah melanjutkan kenaikannya. Bahkan terapresiasinya Poundsterling terhadap dolar AS juga tidak membuat rupiah menguat.
"Tampaknya pelaku pasar terlihat khawatir dengan tetapnya BI rate terhadap kemungkinan melonjaknya inflasi dengan akan datangnya bulan puasa," imbuh Reza.

Dana Asing Merangsek, IHSG Justru Tiarap

INILAHCOM, Jakarta –Dalam sepekan terakhir, IHSG melemah 0,21%. Padahal, dana asing terus merangsek masuk sebesar 1,17 triliun. Mengapa?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terakhir mengalami penurunan -10,52 poin (-0,21%) atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang menguat 43,27 poin (0,88%). Semua indeks utama mayoritas melemah yang dipimpin indeks ISSI (-0,45%), MBX (-0,23%) diikuti indeks JII dan LQ45 yang masing-masing turun -0,17% dan -0,12%.
Sementara indeks sektoral cenderung variatif. Penguatan hanya terjadi pada indeks aneka industri yang naik 2,23% diikuti indeks industri dasar dan manufaktur yang naik masing-masing 1,07% dan 0,49%. Sementara pelemahan pada indeks pertambangan yang turun -2,93%, indeks infrastruktur (-1,40%), indeks konsumer (-0,78%), dan lainnya.
"IHSG tidak mampu bertahan naik sepanjang sepekan kemarin," kata Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Berbagai sentimen datang terutama dari dalam negeri terkait dengan pergerakan nilai tukar rupiah, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terhadap level BI rate, respons pelaku pasar pasca berlangsungnya debat, dan mungkin momentum jelang piala dunia FIFA. "Semua itu menjadi beberapa faktor dari sekian banyak sentimen yang mewarnai pergerakan IHSG di pekan kemarin," ujarnya.
Terlihat pelaku pasar cenderung menahan diri terhadap rilis sentimen-sentimen tersebut. "Sepanjang pekan kemarin, asing kembali mencatatkan net buy Rp1,17 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya yang tercatat net sell Rp-465,15 miliar," tuturnya.
Jika dihitung sejak awal tahun, sampai dengan pekan kemarin, posisi asing tercatat net buy sebesar Rp40,99 triliun atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya Rp39,82 triliun.

Pascarilis BI Rate, Rupiah Masih Bergeming

INILAHCOM, Jakarta – Setelah pengumuman BI rate, rupiah terlihat datar, tidak menguat ataupun melemah kembali terhadap dolar AS alias bergeming.
"Rupiah masih akan berada pada range 11.700-11.850 per dolar Amerika. Belum terlihat pelemahan lanjutan juga belum ada potensi penguatan lebih lanjut," ujar analis dari Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Menurut William, setelah Bank Indonesia melansir hasil Rapat Dewan Gubernur lusa lalu tentang BI rate, rupiah belum bergerak positif. "Terlihat lebih flat apalagi ditunjang rilis data BI rate tetap maka pergerakannya tida terlalu volatile," katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pelemahan rupiah karena naiknya permintaan dolar AS pada pertengahan tahun ini. "Tekanan terhadap rupiah dipengaruhi permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai dengan pola musimnya untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi dividen atau kupon," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara.
Tri mengatakan, rupiah melemah secara rata-rata 0,81% secara bulan ke bulan. Secara poin to point rupiah terdepresiasi sebesar 0,97% dan ditutup pada level Rp11.675 per dolar AS. "Secara month to month, rupiah melemah 0,81% menjadi Rp11.532 per dolar AS," katanya.

IHSG Masih Bertenaga, Mainkan 12 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Kekuatan naik IHSG dinilai belum berkurang dengan support 4.918 dan resistance 4.968. Dua belas saham disodorkan. Apa saja?
Pada perdagangan Jumat (13/6/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 7,744 poin (0,15%) ke posisi 4.926,663. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh 4.929,61 (level tertingginya) di mid sesi 1 dan menyentuh 4.918,48 (level terendahnya) di awal sesi 1.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Wlliam Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, IHSG memiliki support di 4.918 dan resistance 4.968 pada perdagangan Senin (16/6/2014).
"Menutup perdagangan Jumat (13/6/2014) dengan posisi candle hampir membentuk doji, di tengah tekanan koreksi. Ini menunjukkan bahwa IHSG masih belum berkurang kekuatan naiknya," katanya kepada INILAHCOM.
Kekuatan tersebut ditunjang, kata dia, oleh arus capital inflow yang lebih besar dibandingkan outflow dibandingkan hari sebelumnya. "Hal ini juga menggambarkan bahwa di dalam fase konsolidasi IHSG tersirat aksi akumulasi," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, pada saatnya IHSG akan melanjutkan rally naiknya kembali. "Target resistance terdekat berada pada 4.968 dengan support 4.918," tuturnya.
 
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan berikut ini.
Saham-saham tersebut adalah:
  1. PT AKR Corporindo (AKRA)
  2. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
  3. PT Astra Agro Lestari (AALI)
  4. PT Unilever Indonesia (UNVR)
  5. PT Astra International (ASII)
  6. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
  7. PT Bank Tabungan Negara (BBTN)
  8. PT Matahari Putra Prima (MPPA)
  9. PT Indofood Sukses Makmur (INDF)
  10. PT Mitra Adiperkasa (MAPI)
  11. PT Sampoerna Agro (SGRO)
  12. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP).

IHSG Berpotensi Rebound di Awal Pekan

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu menipis 7 poin akibat maraknya sentimen negatif yang beredar. Investor lokal banyak lepas saham dan memilih keluar sejenak dari lantai bursa.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (12/6/2014), IHSG turun tipis 7,744 poin (0,16%) ke level 4.926,663. Sementara Indeks LQ45 melemah tipis 1,867 poin (0,22%) ke level 832,660.
Wall Street bertahan di zona hijau meski investor mengalami kekhawatiran akan krisis geopolitik di Irak yang memicu harga minyak ke titik tertingginya dalam sembilan bulan terakhir.
Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones menguat 41,55 poin (0,25%) ke level 16.775,74. Indeks S&P 500 naik 6,05 poin (0,31%) ke level 1.936,16, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq tumbuh 13,02 poin (0,30%) ke level 4.310,65.
Hari ini IHSG diperkirakan bisa rebound setelah minat beli asing kembali muncul. Namun waspada aksi ambil untung atas saham-saham yang sudah naik cukup tinggi.
 
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 berkurang 74,98 poin (0,50%) ke level 15.022,86.
  • Indeks Straits Times naik tipis 0,99 poin (0,03%) ke level 3.294,24.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

First Asia Capital
IHSG akhir pekan lalu ditutup terkoreksi tipis 7,7 poin (0,16%) di 4926,663. Nilai transaksi di Pasar Reguler terus menyusut hanya mencapai Rp2,96 triliun akhir pekan lalu turun dibandingkan rata-rata harian sepekan terakhir Rp3,60 triliun. Dimulainya hajatan Piala Dunia Brazil Kamis lalu dan minimnya insentif positif dari domestik turut berdampak pada lesuhnya transaksi di pasar. Selama sepekan IHSG bergerak bervariasi dalam rentang tipis ditutup terkoreksi 0,21%. Sedangkan rupiah terhadap dolar AS sepekan menguat tipis 0,4% di Rp11781.
Memasuki bulan Juni pelaku pasar lebih menahan diri melakukan pembelian meskipun sentimen global cenderung positif terutama ditopang dengan data-data ekonomi negara-negara utama dunia seperti AS, China, dan Jepang yang positif. Sebaliknya pelaku pasar lebih terpengaruh dengan sentimen domestik terutama menyikapi kondisi perekonomian nasional yang kurang kondusif dan mencermati perkembangan politik terkait persaingan antar kandidat presiden yang semakin ketat. Sementara itu Wall Street akhir pekan lalu ditutup rebound terbatas, namun selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,88% dan 0,68% ditutup di 16775,74 dan 1936,16. Koreksi ini lebih dipicu aksi ambil untung merespon kenaikan harga minyak mentah dunia hingga 4% sepekan kemarin di USD106,80/barel menyusul meningkatnya kekacauan di Irak.
Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan IHSG masih bervariasi dalam rentang terbatas. Sejumlah emiten akan memasuki masa cum dividen pekan ini bisa memicu aksi beli selektif. Namun transaksi yang tipis membuat pasar rentan terkoreksi. IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 4910 dan resisten di 4980 rentan terkoreksi.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS berbalik arah menguat di akhir pekan lalu, seiring penguatan saham-saham defensif, menyusul peningkatan eskalasi di Irak. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,25% dan indeks S&P500 sebesar +0,31%.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dibuka variatif. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar -0,39%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat +0,02%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas juga bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI turun -0,24% ke level US$101,44 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +0,16% ke posisi US$1.274,10 per troy ounce.
Dari dalam negeri, Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah sepakat defisit bujet tahun ini hanya sebesar Rp 241,49 triliun atau 2,47% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai Rp 251,7 triliun atau 2,5% dari PDB. Defisit APBN-P 2014 bisa berkurang setelah Badan Anggaran DPR dan pemerintah mematok pendapatan negara sebanyak Rp 1.635,38 triliun.
Di sisi lain, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas menegaskan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan lalu bergerak di atas EMA 200 hari. IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Pada perdagangan hari ini, IHSG berpotensi rebound dan menyentuh resistance terdekat di 4.946. Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.875 dan resistance 4.971. (detik.com)

Kiwoom Securities: Minat Jual Asing Mulai Turun

Jakarta -Mixednya bursa dunia belum dapat memberikan dukungan. IHSG masih bergerak relatif turun minggu lalu. Namun, semakin turunnya minat jual asing serta adanya pola doji mengindikasikan melambatnya momentum pelemahan. Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran yang positif hari ini.
 
MYOR – Rencana kenaikan harga jual
PT Mayora Indah (MYOR) berencana menaikkan harga jual produk sekitar 5%-15% pada tahun ini. Kenaikan harga jual dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan daya beli konsumen. Kenaikan harga jual produk seiring kenaikan beban bahan baku dikarenakan pelemahan rupiah terhadap US$ dollar. Manajemen MYOR mengungkapkan telah menaikkan harga jual produk 5% pada 2H 2014 dan dampak kenaikan harga jual baru berkontribusi pada 2015. Sehingga, MYOR akan lebih meningkatkan penjualan tahun ini sebesar 17.5% menjadi Rp 14.1 Triliun Vs Rp 12 Triliun tahun lalu. Pada bulan Ramadhan dan Lebaran, MYOR menargetkan penjualan naik hingga 30%.
 
TLKM – Penjualan treasury stock
PT Telekomunikasi Indonesia menjual sebanyak 1.07 Miliar saham simpanan (treasury stock) hasil buyback periode 2007-2008 kepada sejumlah investor institusi. TLKM menjual treasury stock pada harga Rp 2,405 per saham, sehingga TLKM meraih dana sebesar 2.59 Triliun. Sebanyak 1.07 Miliar saham yang dibeli kembali selama periode 2007-2008 dengan rata-rata harga Rp 1,830 per saham atau senilai Rp 1.97 Triliun. Sehingga, TLKM mendapatkan hasil sebesar 31.42% atau sekitar Rp 620 Miliar dari hasil penjualan treasury stock. Credit Suisse, Bahan Securities, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas menjadi perantara jual beli saham tersebut. TLKM akan menggunakan dana hasil penjualan treasury stock untuk memenuhi kebutuhan belanja modal.
 
INTP – Rencana penjualan unit usaha di bidang tambang
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) akan menjual seluruh saham anak usahanya, PT Gunung Tua Mandiri yang merupakan perusahaan bidang pertambangan batu di Bogor. Manajemen INTP mengungkapkan perseroan telah menandatangani pengikatan jual beli saham Gunung Tua Mandiri dengan PT Meganta Indah Sentosa pada 12 Juni 2014. Jumlah saham yang dilepas sebesar 51% dengan nilai transaksi jual beli mencapai Rp 51 Miliar. Tujuan transaksi tersebut untuk reorganisasi bisnis perseroan. INTP dan Meganta sebelumnya merupakan pemiliki Gunung Tua Mandiri dengan masing-masing memiliki 51% dan 49%.
 
TOWR – Rencana non preemptive rights
PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) berencana menerbitkan 1.02 Miliar saham baru (10% saham) non-HMETD atau non preemptive rights. Harga penawaran ditetapkan pada Rp 3,792 per saham sehingga TOWR akan meraih dana Rp 3.86 Triliun. Manajemen TOWR mengungpakan penerbitan saham baru mengakibatkan dilusi kepemilikan saham PT Tricipta Mandhal Gumilang dan PT Caturgwiratna Sumapala masing-masing sebesar 1.51%. Sedangkan, Pershing LLC Main Custody Account sekitar 0.57% dan investor publik mencapai 5.55%. Dana hasil penerbitan saham baru tersebut digunakan untuk membiayai ekspansi tahun ini. Secara strategis, TOWR akan fokus mengembangkan kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi nirkabel di Indonesia.(detik.com)

Gejolak Irak Dinilai Tak Lagi Pengaruhi IHSG

INILAHCOM, Jakarta - Gejolak yang terjadi di Irak dinilai tidak akan mempengaruhi lagi pergerakan IHSG. Mengapa?
"Dampak Irak belum akan lagi terlalu terasa. Apalagi IHSG kita sudah mengalami koreksi beberapa hari," ujar Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (15/6/2014).
William mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara emerging market atau negara berkembang akan tetap mendapatkan inflow. Sebab, biarpun ketegangan terjadi Irak tidak akan menganggu stabilitas nasional. "Namun kondisi masih tetap inflow ke pasar modal," kata William.
Minyak berjangka Brent menguat pada perdagangan Asia Jumat (13/6/2014). Kekhawatiran terjadinya gangguan pasokan menyusul ketegangan di Irak yang memanas menjadi penyebabnya.
Minyak Brent naik 36 sen menjadi US$113,38 per barel. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak bulan September 2013 yang mencapai US$113,75 per barel.
Sementara minyak mentah AS juga menguat 39 sen menjadi US$106,92 per barel. Angka tersebut melanjutkan kenaikan dari perdagangan kemarin dan naik US$2,13 per barel. Selain itu, penguatan hari ini nyaris menyentuh level tertinggi di US$107,68 per barel sejak bulan September tahun lalu.

Trust Securities: Aksi Beli Masih Bertahan

Jakarta -Meski imbas kenaikan harga minyak mentah dunia telah membuat laju bursa saham AS melemah, tampaknya hanya IHSG yang juga merespon negatif dimana lajunya anomali dibandingkan pergerakan bursa saham Asia yang justru menguat. Selain itu, laju Rupiah pun juga terlihat berbalik arah. Kemungkinan sentimen negatif yang hinggap di IHSG ialah kekhawatiran melonjaknya harga minyak mentah akan berdampak negatif pada kinerja beberapa emiten serta masih adanya respon negatif terhadap rencana kenaikan TDL dan pengetatan likuiditas perbankan yang terlihat dari sidewaysnya pergerakan saham-saham perbankan. Atau bisa juga karena pelaku pasar cenderung menahan diri jelang debat kedua Capres (jika ingin dihubungkan dengan politik). Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4929,61 (level tertingginya) di mid sesi 1 dan menyentuh level 4918,48 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4926,66. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Senin (16/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4909-4919 dan resisten 4932-4940. Bullish harami cross di bawah middle bollinger band (MBB ). MACD masih mendatar dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William's %R cenderung mendatar dan tertahan penurunannya atas area oversold. IHSG bergerak di atas kisaran target support (4909-4915) dan mampu ditutup di atas kisaran target tersebut. Pelemahan terlihat mulai berkurang dan juga mulai adanya aksi beli meski masih terbatas. Diharapkan aksi beli masih bertahan terutama jika pelaku pasar dapat merespon positif hasil debat Capres nantinya.(detik.com)

Cari Permodalan, Phapros Rencanakan IPO

INILAHCOM, Semarang - PT Phapros Tbk (non listed), anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana melakukan Initial Public Offering (IPO).
"Untuk mendukung ekspansi pabrik baru tersebut, Phapros mematangkan niat mencari pembiayaan melalui pasar modal dengan mekanisme IPO. Ini sekaligus memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal Phapros lebih dekat," kata Direktur Keuangan PT Phapros Tbk, Budi Ruseno di Semarang, Minggu (15/6/2014).
Budi mengatakan akan melepas saham IPO sebesar 10-20% saham dari total modal disetor. Phapros berharap bisa meraup dana segar dari publik hingga Rp500 miliar. "Saat ini kita telah menunjuk perusahan sekuritas BUMN sebagai penjamin emisi dalam rangka IPO nanti," kata Budi tanpa menyebut sekuritas BUMN tersebut.
PT Phapros Tbk (non listed) merupakan produsen berbagai macam obat. Phapros telah berdiri 60 tahun.

Incar Dana Rp147,5 Miliar, MITI akan Right Issue

INILAHCOM, Jakarta -PT Mitra Investindo Tbk (MITI) akan melakukan Penawaran umum Terbatas (PUT) I untuk hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 641.614.000 saham.
Menurut rencana, nominal saham baru itu akan sebesar Rp20, namun akan ditawarkan pada harga pelaksanaan Rp230. Jika rencana ini sukses, MITI bakal meraup dana Rp147,5 miliar.
Rp127,7 miliar di antaranya akan digunakan Perseroan untuk mendukung pembayaran utang kepada IRL. Dengan utang tersebut Perseroan dapat mengambil alih 90% kepemilikan saham IRL di Goldwater LS Pta Ltd (GWS).
GWS sendiri memiliki anak usaha yaitu IBN Oil yang bekerja sama dengan Pertamina EP. IBN Oil melakukan penambangan minyak dan gas di wilayah Linda Sale, Papua Barat.
Berdasarkanatau rencana akuisisi, Perseroan punya kewajiban membayar kepadal IRL sebagai pihak penjual. Sedangkan sisanya untuk membiayai modal kerja Perseroan atau anak usaha.
Secara fundamental kinerja Perseroan cukup baik. Sejumlah indikatornya keuangan menunjukkan MITI punya kinerja cukup bagus. Antara lain, laba per kuartal, EBITDA, dan ROA serta ROE Perseroan yang menunjukkan hasil memuaskan sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Di lantai bursa, saham MITI bisa disebut stagnan. Pada perdagangan saham akhir pekan lalu (13/6), MITI ditutup sama sekali tidak bergerak dari posisi pembukaannya, yaitu masih Rp189/lembar. Jumlah transaksinya pun sangat kecil, yaitu hanya 5 lot.
Secara teknikal, indikator moving average (MA) 5 bergerak di bawah BB tengah dengan pola menurun. ADX menunjukkan garis -DI dengan posisi gap yang lebar di atas garis +DI. RSI berada pada level 38%. Secara teknikal, diperkirakan pergerakan MITI hari ini masih akan tren melemah.

Mandiri Sekuritas: IHSG Berpotensi Rebound

Jakarta -Pasar saham AS berbalik arah menguat di akhir pekan lalu, seiring penguatan saham-saham defensif, menyusul peningkatan eskalasi di Irak. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,25% dan indeks S&P500 sebesar +0,31%.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dibuka variatif. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar -0,39%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat +0,02%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas juga bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI turun -0,24% ke level US$101,44 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +0,16% ke posisi US$1.274,10 per troy ounce.
Dari dalam negeri, Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah sepakat defisit bujet tahun ini hanya sebesar Rp 241,49 triliun atau 2,47% dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai Rp 251,7 triliun atau 2,5% dari PDB. Defisit APBN-P 2014 bisa berkurang setelah Badan Anggaran DPR dan pemerintah mematok pendapatan negara sebanyak Rp 1.635,38 triliun.
Di sisi lain, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas menegaskan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan lalu bergerak di atas EMA 200 hari. IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Pada perdagangan hari ini, IHSG berpotensi rebound dan menyentuh resistance terdekat di 4.946. Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.875 dan resistance 4.971.(detik.com)

First Asia Capital: Pergerakan IHSG Bervariasi

Jakarta -IHSG akhir pekan lalu ditutup terkoreksi tipis 7,7 poin (0,16%) di 4926,663. Nilai transaksi di Pasar Reguler terus menyusut hanya mencapai Rp2,96 triliun akhir pekan lalu turun dibandingkan rata-rata harian sepekan terakhir Rp3,60 triliun. Dimulainya hajatan Piala Dunia Brazil Kamis lalu dan minimnya insentif positif dari domestik turut berdampak pada lesuhnya transaksi di pasar. Selama sepekan IHSG bergerak bervariasi dalam rentang tipis ditutup terkoreksi 0,21%. Sedangkan rupiah terhadap dolar AS sepekan menguat tipis 0,4% di Rp11781.
Memasuki bulan Juni pelaku pasar lebih menahan diri melakukan pembelian meskipun sentimen global cenderung positif terutama ditopang dengan data-data ekonomi negara-negara utama dunia seperti AS, China, dan Jepang yang positif. Sebaliknya pelaku pasar lebih terpengaruh dengan sentimen domestik terutama menyikapi kondisi perekonomian nasional yang kurang kondusif dan mencermati perkembangan politik terkait persaingan antar kandidat presiden yang semakin ketat. Sementara itu Wall Street akhir pekan lalu ditutup rebound terbatas, namun selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,88% dan 0,68% ditutup di 16775,74 dan 1936,16. Koreksi ini lebih dipicu aksi ambil untung merespon kenaikan harga minyak mentah dunia hingga 4% sepekan kemarin di USD106,80/barel menyusul meningkatnya kekacauan di Irak.
Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan IHSG masih bervariasi dalam rentang terbatas. Sejumlah emiten akan memasuki masa cum dividen pekan ini bisa memicu aksi beli selektif. Namun transaksi yang tipis membuat pasar rentan terkoreksi. IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 4910 dan resisten di 4980 rentan terkoreksi.(detik.com)

Salah Kaprah Emiten Grup Bakrie

Jakarta -Bagi investor yang sudah malang melintang maupun yang belum lama di pasar modal pasti pernah mengenal istilah Bakrie Tujuh, yaitu tujuh perusahaan terbuka yang sahamnya dikuasai oleh Grup Bakrie melalui PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR).
Sebelum krisis ekonomi global tahun 2008 lalu, Bakrie Tujuh ini menguasai perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Seiring waktu berjalan, saham-saham emiten Bakrie Tujuh menjadi kurang menarik.
Tujuh perusahaan tersebut adalah BNBR, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Darma Henwa (DEWA).
Tapi apa benar sekarang Grup Bakrie masih jadi pengendali perusahaan-perusahaan itu? Sampai saat ini investor dan masyarakat masih percaya kalau Grup Bakrie masih jadi pengendali di sana. Benarkah?
Menurut salah satu eksekutif di Grup Bakrie, kepemilikan BNBR di perusahaan itu sudah kecil sekali, bahkan ada beberapa perusahaan yang kinerja keuangannya sudah tidak konsolidasi lagi dengan Bakrie and Brothers.
"Kepemilikan Bakrie sudah kecil sekali, jadi sudah tidak konsolidasi lagi. Bakrie juga sudah bukan pengendali lagi di beberapa perusahaan tbk-(terbuka)-nya," kata eksekutif yang tidak mau disebutkan namanya itu kepada detikFinance, Senin (16/6/2014).
Kepemilikan Grup Bakrie di emiten-emitennya itu mulai menyusut setelah saham-sahamnya digadai ke banyak pihak pasca krisis 2008. Saham yang digadai tersebut tidak dibeli kembali sehingga otomatis Grup Bakrie kehilangan porsi kepemilikan saham yang digadai tersebut.
"Jadi sebenarnya mereka sudah tidak bisa lagi disebut milik Bakrie, karena sahamnya (Bakrie) sudah sedikit sekali. Mereka itu ya perusahaan publik," katanya.
Memang Grup Bakrie masih punya saham di emiten yang dulu disebut Bakrie Tujuh tersebut, tapi jumlahnya sudah tidak banyak. Sehingga Grup Bakrie tak lagi pegang kendali penuh di perusahaan-perusahaan tersebut.
Dalam situs resmi BNBR, perseroan sudah lama berniat tidak mengkonsolidasikan para emiten tersebut ke dalam laporan keuangannya supaya kinerja perusahaan bisa positif. Pasalnya, banyak dari emiten eks Bakrie Tujuh yang kinerjanya masih negatif.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, nama besar Bakrie memang sulit dilepas dari para emiten mantan Bakrie Tujuh tersebut, meski sekarang sudah tak lagi jadi pengendali.
"Dari namanya (perusahaan) saja awalnya sudah Bakrie, jadi orang tahunya itu perusahaan keluarga Bakrie," kata Reza kepada detikFinance. (detik.com)