korea by dewanti

Wednesday, June 18, 2014

IHSG Anjlok, Rupiah Rontok

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh lagi ke level 4.800-an. Tidak ada sentimen positif yang bisa mendorong indeks ke zona hijau.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 11.995 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.885 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG tercatat 4.906,545, melemah 0,06%. Indeks langsung terseret ke teritori negatif. Minimnya sentimen positif menyebabkan investor masih cenderung wait and see.
Indeks bergerak negatif sepanjang perdagangan sesi I. Hampir seluruh sektor terjerembab di zona merah, hanya indeks sektor agrikultur yang masih bisa menguat.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG parkir di level 4.895,969 setelah melemah 13,548 poin (0,28%). Minimnya sentimen negatif membuat IHSG sulit bergerak ke atas.
Indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya hari ini di level 4.881,950. Saham-saham lapis dua menjadi target aksi jual yang paling gencar hari ini.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (18/6/2014), IHSG ditutup melemah 21,657 poin (0,44%) ke level 4.887,860. Sementara Indeks LQ45 ditutup turun 4,512 poin (0,54%) ke level 824,862.
Aksi jual tak henti-hentinya terjadi sejak pembukaan perdagangan. Baik investor lokal maupun asing sama-saham melepas saham.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 183.721 kali pada volume 4,951 miliar lembar saham senilai Rp 6,362 triliun. Sebanyak 116 saham naik, 145 turun, dan 109 saham stagnan.
Bursa regional berakhir mix menutup perdagangan hari ini. Konflik di Irak dikhawatirkan mendorong tingginya harga minyak dunia, hal ini membuat investor waspada.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Nikkei 225 menguat 139,83 poin (0,93%) ke level 15.115,80.
  • Indeks Hang Seng menipis 21,87 poin (0,09%) ke level 23.181,72.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 11,18 poin (0,54%) ke level 2.055,52.
  • Indeks Straits Times naik 7,04 poin (0,21%) ke level 3.281,48.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mandom (TCID) naik Rp 650 ke Rp 15.700, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 550 ke Rp 28.075, Minna Padi (PADI) naik Rp 170 ke Rp 850, dan Siantar Top (STTP) naik Rp 145 ke Rp 3.120.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 750 ke Rp 24.200, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 300 ke Rp 10.525, Semen Gresik (SMGR) turun Rp 225 ke Rp 15.200, dan ABM Investama (ABBM) turun Rp 190 ke Rp 2.850. (detik.com)

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Berakhir Melemah 0,42%

Bisnis.com, JAKARTA--Bursa saham Hong Kong  kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (18/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat melemah 0,09% ke level 23,181,72, setelah penutupan hari sebelumnya, Selasa (17/6/2014) berhenti di angka 23.23,59 dan melemah 0,42%.
Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 23.128,22 – 23.299,36. Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 14 menguat, 33 melemah, dan 3 yang stagnan.
Saham China Life Insurance Co Ltd dan Want Want China Holdings Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 1,16% dan 2,29%. Sementara itu, saham Tencent Holdings Ltd dan HSBC Holdings Plc menguat 0,52% dan 0,25%.

Bursa Saham Asia Tetap Mixed

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia melanjutkan pergerakan mixed pada akhir perdagangan Rabu (18/6/2014). Para pelaku pasar masih wait and see, menantikan keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Indeks Nikkei naik 139,83 poin atau 0,93% ke 15.115,80, indeks Hang Seng melemah 21,87 poin atau 0,09% menjadi 23.181,72, indeks Kospi turun 12,06 poin atau 0,60% ke 1.989,49 dan indeks ASX200 melemah 17,95 poin atau 0,33% menjadi 5.382,72.
Sementara itu, bursa saham AS justru bergerak di zona hijau pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Indeks S&P500 naik 4,21 poin atau 0,22% ke 1.941,99, indeks Dow Jones naik 27,48 poin atau 0,16% menjadi 16.808,49 dan indeks Nasdaq menguat 16,13 poin atau 0,37% ke 4.337,23. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Menguatnya bursa AS seiring dengan data inflasi yang lebih tinggi. Kondisi tersebut, mampu mengimbangi kekhawatiran terhadap konflik yang sedang berlangsung di Irak. Indeks harga konsumen naik 0,4% di bulan Mei atau lebih besar dari yang diperkirakan.

Dana Asing Rp 138 Triliun Menyerbu Indonesia Sejak Awal Tahun

Jakarta -Bank Indonesia (BI) menyebut dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini mencapai Rp 138 triliun. Investor diprediksi masih menilai positif atas ekonomi Indonesia.
Demikian hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Bank Indonesia Tirta Segara yang ditemui di Gedung DPR, Rabu (18/6/2014).
"Sejak awal tahun hingga Juni, (capital) inflow (arus uang masuk) masih meningkat, hingga Juni sudah mencapai Rp 138 triliun atau sekitar US$ 12 miliar. Ini cukup besar, artinya investor masih positif menilai perekonomian kita," katanya.
Maka dari itu ia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini yang sempat menembus Rp 12.000 hanya sementara.
"Rupiah kita kan memang statusnya mengapung, tergantung supply-demand valas. Kalau banyak yang keluar valasnya maka rupiah bisa terpengaruh," ujarnya.
Meski rupiah hari ini melemah, bank sentral belum mau melakukan intervensi untuk meredam penguatan dolar AS. Menurut Tirta, BI hanya menjaga volatilitasnya supaya tidak terlalu tajam.
"BI tidak punya target rupiah berada di level berapa, yang dijaga hanya volatilitasnya tidak terlalu tajam. Karena kalau terlalu tajam volatilitasnya akan menyulitkan pelaku pasar untuk melakukan proyeksi pembelian," jelasnya.
Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, dolar AS dibuka di posisi Rp 11.925 per dolar AS.
Sampai sekitar pukul 12.00 WIB siang tadi akhirnya dolar AS mampu menyentuh level Rp 12.000. Namun dolar tak bertahan lama di level tersebut dan kembali turun ke kisaran Rp 11.975. (detik.com)

Ekonom Ini Sebut Ada 3 Faktor Penyebab Rupiah Melempem

Batam -Siang tadi dolar Amerika Serikat (AS) menekuk rupiah sampai sempat menyentuh Rp 12.000. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab pelemahan rupiah tersebut.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto, mengatakan faktor pertama adalah kebutuhan pembayaran utang luar negeri oleh korporasi yang mayoritas adalah dolar AS. Banyak perusahaan besar yang kecenderungan jatuh tempo pembayaran utangnya pada pertengahan tahun 2014.
"Memang ada kebutuhan pembayaran utang yang puncaknya pada tahun ini," ungkapnya saat ditemui di Hotel Swiss Belhotel, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/6/2014)
Ia mengakui, ada sedikit kesalahan oleh korporasi. Sebab tidak menyicil pasokan dolar AS dari beberapa tahun sebelumnya. Sehingga saat jatuh tempo, kebutuhan dolar meningkat tajam.
Faktor kedua adalah pembayaran impor minyak yang meningkat. Seiring dengan antisipasi lonjakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diperkirakan saat arus mudik lebaran.
"Impor minyak itu antisipasi mudik lebaran," sebutnya.
Ketiga adalah pembayaran impor makanan dan minuman olahan. Jenis komponen ini juga meningkat pada beberapa bulan menjelang lebaran. Meskipun sudah ada yang masuk pada bulan April, namun pembayarannya baru dilakukan sekarang.
"Makanan dan minuman olahan itu meningkat jelang lebaran. Ada pangan segar juga, tapi tidak banyak," kata Ryan.
Kondisi ini, menurutnya hanya akan berlangsung sementara dan tidak akan terjadi lama. Dolar AS juga diperkirakan tidak akan sampai menembus angka Rp 13.000.
"Masuk ke bulan Juli, itu nanti akan kembali normal lagi. Sekarang kisarannya juga pada Rp 12.000. Kalau Rp 13.000 itu kalau terjadi kondisi yang luar biasa," tukasnya. (detik.com)

Bursa Saham Eropa Naik Tipis

INILAHCOM, London - Bursa saham Eropa menguat tipis pada awal perdagangan Rabu (18/6/2014). Investor masih menunggu keputusan kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, bank sentral juga rencananya akan merilis laporan proyeksi ekonomi sekaligus sebagai keputusan yang juga dapat menyebabkan beberapa volatilitas pasar. Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,65 poin atau 0,19% ke 347,07 dibandingkan penutupan kemarin di level 346,42 dan menguat 0,3%.
Sementara itu, indeks FTSE di London menguat 16,13 poin atau 0,24% menjadi 6.782,90, indeks DAX di Jerman naik 8,31 poin atau 0,08% ke 9.928,12 dan indeks CAC di Prancis menguat 2,49 poin atau 0,05% ke 4.538,56. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sedangkan, pada penutupan perdagangan dini hari tadi, bursa saham AS berhasil menguat. Indeks S&P500 naik 4,21 poin atau 0,22% ke 1.941,99, indeks Dow Jones naik 27,48 poin atau 0,16% menjadi 16.808,49 dan indeks Nasdaq menguat 16,13 poin atau 0,37% ke 4.337,23.

Konflik Irak Ikut Bikin Rupiah Rontok, Ini Penjelasannya

Jakarta -Bank Indonesia (BI) menilai konflik di Irak berpotensi membuat harga minyak dunia melonjak. Jika harga minyak makin tinggi makan diprediksi bisa membuat rupiah tertekan.
"Ada kontak bersenjata di Irak yang menyebabkan kenaikan harga minyak lebih lanjut. Minyak capai US$ 107 per barel dan dikhawatirkan bisa naik lagi itu makanya itu bisa pengaruhi rupiah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Harga minyak yang semakin tinggi membuat biaya impor yang dikeluarkan Indonesia makin mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak lagi dolar, ujung-ujungnya rupiah bisa melemah lagi.
Pagi tadi, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS dibuka di posisi Rp 11.925.
Sampai sekitar pukul 12.00 WIB siang tadi akhirnya dolar AS mampu menyentuh level Rp 12.000. Namun dolar tak bertahan lama di level tersebut dan kembali turun ke kisaran Rp 11.975.
"Tapi kan sempat tembus Rp 12.000 kemudian (rupiah) menguat lagi. Ya keadaan ini melemahnya rupiah itu temporer dan terjadi di mata uang kawasan regional," jelasnya. (detik.com)

BI Rate Tidak Ganggu Pasar Properti

INILAHCOM, Jakarta - PT Intiland Develoment Tbk (DILD) menyatakan prospek pertumbuhan properti akan tetap positif.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono mengatakan meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia tetap bertahap pada level 7,5%.
"Suku bunga acuan (BI rate) 7,5% agak tinggi, tapi tren stabil," ujar Archied saat public expose di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Archied mengatakan perseroan sudah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi macetnya pembangunan proyek. Sayangnya Archied tidak menyebutkan langkah perseroan ke depan.
Bahkan menurut Archied perbankan sudah mulai stabil menggelontorkan kredit. "Antisipasi satu dua kali. Kita lihat ada kestabilan financing bank, mulai lancar," katanya.
Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5% di bulan Juni 2014. Ini level yang cukup lama bertahan sejak pertengahan tahun lalu yang naik bertahap.

RUPIAH: Jelang Keputusan The Fed, Ini Prediksi Pergerakannya

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang pengumuman hasil rapat dan keputusan kebijakan The Federal Reserve nanti malam, nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan tertekan hingga esok hari.
Analis dan Corporate Trainer PT Millennium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono menjelaskan selain kondisi politik yang memanas menjelang pilpres 2014, hasil rapat The Fed juga ikut menekan pergerakan rupiah pada hari ini.
Berdasarkan pantauan Bisnis, rupiah sempat menembus Rp12.027 per dolar AS pada sesi I. Adapun sepanjang hari ini rupiah bergerak pada kisaran Rp11.920-Rp12.027 per dolar AS.
"Dolar AS sedang menguat, termasuk terhadap rupiah menjelang keputusan The Fed. Ada spekulasi The Fed akan naikkan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan. Pelemahan rupiah ke Rp12.000 per dolar AS diperkirakan masih akan terjadi hingga esok hari," paparnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (18/6/2014).
Dia memprediksi rupiah masih berpotensi melemah ke atas Rp12.000 per dolar AS pada perdagangan esok hari.
"Kemungkinannya melemah ke Rp12.070 per dolar AS hingga Rp12.100 per dolar AS esok hari. Untuk support saat ini berada di level Rp11.700 per dolar AS hingga Rp11.800 per dolar AS," tambahnya.
Dia memprediksi pelemahan rupiah belum akan mencapai Rp12.500 per dolar AS atau Rp13.000 per dolar AS karena Bank Indonesia akan menjaga nilai tukar tersebut.
"Pelemahan tidak akan sampai Rp13.000 per dolar AS, karena seharusnya jika sudah di atas Rp12.100 per dolar AS BI pasti akan ambil tindakan, entah itu kebijakan strategis ataupun intervensi langsung," tuturnya.

BURSA EROPA: Indeks Stoxx Dibuka Naik 0,08%

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham eropa, Stoxx  Europe 600, bergerak menguat tipis pada awal perdagangan Rabu (18/6/2014).
Indeks Stoxx  Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 346,68 atau naik 0,08% dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (17/6/2014) yang berhenti di angka 346,42 dan  menguat 0,26%.
Pada pukul 14.07 WIB atau 08.07 waktu London, indeks itu menyentuh level 346,9 dan naik 0,14%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, terdapat 406  saham yang bergerak menguat, sedangkan  160 melemah, dan 34 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu lalu cenderung konsisten bergerak menguat. Koreksi hanya terjadi pada Rabu (11/6/2014), yakni sebesar 0,56% ke level 347,74.

BURSA ASIA TENGGARA: Hampir Semua Melemah, IHSG Tiga Terbawah

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa Asia Tenggara kembali nyaris serentak bergerak melemah pada pertengahan perdagangan Rabu (18/6/2014).
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, hanya Singapore Strait Times Index (STI) dan Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) yang menguat, yakni 0,12% dan 0,07%.
Sementara itu, KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta melemah 0,09% dan 0,28%. SET Index di Bangkok, Thailand dan PSEI Index di Manila, Filipina terkoreksi 0,35% dan 0,65%.

Indeks MSCI Asia Pacific Minus Jepang Turun 0,3% Jelang Putusan The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia di luar Jepang melemah seiring penurunan sektor energi dan menanti keputusan kebijakan The Federal Reserve hari ini.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,3% ke level 488,44 pada perdagangan Rabu (18/6/2014) pukul 14.20 waktu Hong Kong atau pukul 13.20 WIB.
"Ekspanis ekonomi AS kelihatanya belum cukup untuk membuat target pertumbuhan The Fed tercapai," ujar Matthew Sherwood, Head of Investment Markets Research Perpetual Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (18/6/2014).
SahamWoodside Petroleum Ltd turun 4,6%, Agricultural Bank of China Ltd turun 2%. Sementara itu saham Tsuruha Holdings Inc menguat 4,3%.
Indeks Jepang Topix naik 0,9%, indeks Hong Kong Hang Seng sedikit berubah, Shanghai Composite Index turun 0,5%.
Selanjutnya indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,3%, indeks Korea Selatan Kospi turun 0,6%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,2%, indeks Taiwan Taiex naik 0,4%, indeks Singapura Straits Times naik 0,1%, dan indeks India S&P BSE sedikit berubah.

BURSA JEPANG: Nikkei 225 Ditutup Menguat 0,93%

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Rabu (18/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini menguat 0,93% ke level 15.115,8, setelah pada Selasa (17/6/2014) naik 0,29% ke level 14.975,97.
Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 14.995,45 hingga 15.139,99.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 175 saham menguat, sedangkan 42 saham melemah dan 8 saham stagnan.
Saham FANUC Corp dan SoftBank Corp menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 2,63% dan 1,7%.
Sementara itu, saham Denso Corp dan Nikon Corp melemah 0,91% dan 2,59%.

BURSA SELANDIA BARU: Indeks NZX Ordinaries Ditutup Turun 0,23%

Bisnis.com, JAKARTA -- Bursa Selandia Baru ditutup melemah pada perdagangan Rabu (18/6/2014).
Indeks NZX Ordinaries hari ini ditutup pada level 1.059,6 atau terkoreksi 0,23% dibandingkan dengan akhir perdagangan Selasa (17/6/2014) yang berhenti di angka 1.062,09 dan menguat 0,3%.
Dari 114 saham yang ada, sebanyak 28 saham menguat, 33 saham menurun, dan 53 stagnan. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di kisaran harga 1.057,6 hingga 1.062,14.
Sementara itu, indeks NZX 50 juga berakhir turun 0,17% ke level 5.184,46 setelah dibuka di angka 5.193,5. Sepanjang perdagangan hari ini indeks itu bergerak di kisaran 5.174,24 hingga 5.196,44.
Saham Telecom Corp of New Zealand Ltd dan Auckland International Airport Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi 1,64% dan 1,17%.
Sementara itu, saham Fletcher Building LTd dan Chorus Ltd menguat 0,45% dan 2,04%.

BURSA KOREA: Indeks Kospi Ditutup Melemah 0,6%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea ditutup melemah pada perdagangan Rabu (18/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini berakhir di level 1.989,49 atau terkoreksi 0,6% dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (17/6/2014) yang  naik 0,4% ke level 2.001,55.
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 1.987,03 hingga 2.02,26. Dari 762 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 272 menguat, 395 melemah, dan 95 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan Hyundai Mobis menjadi penekan indeks dengan kenaikan 1,16% dan 2,91%. Sementara itu, saham Korea Electric Power Corp dan Hyundai Glovis Co Ltd menguat 2,67% dan 1,69%.

Tempo Scan Pacific Bagi Dividen Rp337,5 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) menyiapkan dana Rp337,5 miliar untuk pembayaran dividen final sebesar Rp75 per lembar dari laba bersih tahun 2013.
Hasil RUPS Tahunan pada 16 Juni 2014 lalu juga menyetujui mengalokasikan laba bersih tersebut untuk cadangan umum sebesar Rp2,250 miliar. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan, Rabu (18/6/2014).
Perseroan pada tahun 2013 meraih laba bersih sebesar RP634,622 miliar. Rencananya perseroan akan membagi dividen pada 19 Agustus 2014.

Chitose Tawarkan Saham IPO Rp330 per Saham

INILAHCOM, Jakarta - PT Chitose International menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp320-Rp350 per saham. Perusahaan berniat melepas 300 juta saham atau setara dengan 30% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Berdasarkan hasil penawaran awal (book building), Chitose membanderol harga saham IPO Rp330 per saham. Perusahaan akan meraup dana IPO sebesar Rp99 miliar.
Adapun dana IPO akan dipergunakan perusahaan untuk melakukan ekspansi. Sebanyak 98% saham perdana untuk penjatahan pasti. Sedangkan, sisanya ditawarkan dengan mekanisme penjatahan terpusat.
Dengan demikian, perusahaan mulai melakukan penawaran umum saham IPO pada tanggal 19 Juni, 20 Juni dan 23 Juni 2014. Sedangkan tanggal 25 Juni 2014 menjadi tanggal penjatahan.
Rencananya, PT Chitose Internasional akan melangsungkan pencatatan saham perdana di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Juni 2014.

Intiland Incar Penjualan Properti Capai Rp2,8 T

INILAHCOM, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) menargetkan penjualan pada sepanjang tahun ini sebanyak Rp2,8 ttriliun.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono mengatakan ini pertumbuhannya sebanyak 10%. "Memang tahun ini akan tumbuh 10% penjualan saja atau marketing sales Rp2,8 triliun," ujar Archied saat public expose di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Pertumbuhan ini, lanjut Archied, memang sangatlah rendah. Sebab investor masih melihat dan menunggu hasil pemilu presiden. Pihaknya yakin setelah pemilu kelihatan siapa yang menang, investor pastinya segera melakukan tindakan yang tepat.
Pada 2013 pertumbuhan penjualan mencapai 35% dari Rp1,6 triliun pada 2012 menjadi Rp2,5 triliun pada 2013. "Memang 2014 adalah tahun pemilu. Banyak pembeli yang lihat dan nunggu pemilu. Bisa banyak nahan investasi untuk ambil hunian," katanya.
Penjualan Intiland sebesar Rp2,53 triliun pada 2013, atau meningkat 15% dari 2012 yang sebesar Rp2,2 triliun. Penjualan kawasan perumahan (township & estate) sebesar Rp610,81 miliar atau 40,45% dari total pendapatan.
Segmen mixed-use & high rise senilai Rp547,97 miliar atau 36,29%. Segmen kawasan industri sebesar Rp283,16 miliar atau 18,75%.
Pengelolaan lapangan golf dan sarana olahraga memberikan kontribusi sebesar Rp44,55 miliar atau 2,95%. Segmen hospitality yang berasal dari pengelolaan jaringan hotel Intiwhiz memberikan kontribusi sebesar Rp24,52 atau 1,62%.

Indeks Saham Terus Turun 0,28% ke 4.895,97

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham melemah 0,28% ke 4.895,97 pada akhir sesi I perdagangan Rabu (18/6/2014). Investor asing mengalami net buy sebesar Rp1,09 triliun.
Volume perdagangan mencapai 2,34 miliar saham senilai Rp3,05 triliun. Pelemahan indeks seiring dengan 138 saham yang turun, 110 saham naik dan 89 saham bergerak stagnan.
Indeks terus bergerak melemah melewati level support di 4.895 dari level pembukaan di 4.906,55. Namun, pelemahan indeks terbatasi setelah menyentuh level 4.893 dan tetap bergerak di zona negatif dengan turun 13,55 poin.
Sementara itu, indeks LQ45 melemah 0,38% menjadi 826.18, indeks ISSI melemah 0,27% ke 160.75, indeks JII melemah 0,33% ke 659.33 dan indeks IDX30 turun 0,28% menjadi 422.89. Sedangkan, indeks SMinfra18 turun 0,27% menjadi 338.64.
Pasar tampak masih sepi akibat minimnya sentimen positif dari dalam negeri. "Hari ini, masih pantau level support di 4.812. Secara teknikal, IHSG masih mengkonfirmasi trend bullish jangka pendek," kata Andre Mahardika, Analis Pasar Modal kepada INILAHCOM, Rabu (18/6/2014).
Hingga sesi I hari ini, saham sektor perkebunan dan sektor pertambangan menjadi sektor yang berhasil menguat dengan masing-masing naik 0,73% dan 0,56%. Sementara saham sektor manufaktur memimpin pelemahan indeks dengan penurunan sebesar 0,53%.
Saham-saham yang mengalami kenaikan antara lain, ITMG naik Rp700 menjadi Rp28.225, AALI naik Rp175 menjadi Rp27.200 dan ASGR menguat Rp115 ke Rp2.285.
Dan saham-saham yang melemah yakini, GGRM turun Rp300 ke Rp52.725, SMGR turun Rp175 menjadi Rp15.250 dan CMNP turun Rp165 menjadi Rp3.410.

Dolar AS Tembus Rp 12.000 Siang Ini

Jakarta -Nilai tukar rupiah belum berhenti melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS hari ini sempat menyentuh Rp 12.000.
Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (18/6/2014), dolar AS dibuka di posisi Rp 11.925 per dolar AS.
Sampai sekitar pukul 12.00 WIB siang tadi akhirnya dolar AS mampu menyentuh level Rp 12.000. Namun dolar tak bertahan lama di level tersebut dan kembali turun ke kisaran Rp 11.975.
Permintaan valuta asing di dalam negeri saat ini sedang tinggi, terutama untuk kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan pembayaran dividen perusahaan.
Meski dolar sempat sentuh Rp 12.000, namun perbankan dalam negeri masih melakukan transaksi dolar di bawah harga tersebut.
Seperti di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kurs jual dolar AS dipatok Rp 11.995 dan kurs beli sebesar Rp 11.965. Sedangkan di PT Bank Mandiri Tbk kurs jual dolar Rp 11.997 dengan kurs beli sebesar Rp 11.833. (detik.com)

Minim Sentimen Positif, IHSG Masih Terjebak di Zona Merah

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak di teritori negatif sepanjang perdagangan sesi I. Hampir seluruh sektor terjerembab di zona merah, hanya agrikultur dan pertambangan yang mampu bertahan di daerah hijau.
Sama halnya dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun ikut melemah dan mendekati level Rp 12.000 per dolar AS. Dikutip dari Reuters, dolar diperdagangkan di kisaran Rp 11.988.
Sejak dibuka, Indeks terus bertahan di zona merah sebelum menutup sesi I di posisi 4.895,969. Melemah 13,548 poin (0,28%). Sementara Indeks LQ45 juga melemah 3,035 poin (0,37) menjadi 826,339.
Perdagangan sampai siang ini berjalan moderat dengan frekuensi 101.296 kali, melibatkan 2,34 miliar saham, dengan nilai Rp 3,05 triliun. Ada 110 saham yang menguat, 138 saham melemah, dan 89 stagnan.
Hampir seluruh sektor mengalami pelemahan, kecuali agrikultur dan pertambangan. Koreksi terdalam dialami sektor aneka industri (0,94%), manufaktur (0,52%) dan konstruksi (0,44%).
Minimnya sentimen positif menyebabkan investor cenderung wait and see. Pasar masih mencermati perkembangan situasi di Irak dan rapat Federal Market Open Committee di AS.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 menguat 127,06 poin (0,85%) menjadi 15.103,03.
  • Indeks Hang Seng melemah 10,8 poin (0,05%) menjadi 23.192,79.
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 10,35 poin (0,5%) menjadi 2.056,35.
  • Indeks Straits Times menguat 5,46 poin (0,17%) menjadi 3.279,9.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp 700 menjadi Rp 28.225, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 400 menjadi Rp 68.300, dan Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp 175 menjadi Rp 27.200.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 menjadi Rp 52.725, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 175 menjadi Rp 15.250, dan Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) turun Rp 165 menjadi Rp 3.410. (detik.com)

Ekspor dan Impor Jepang Anjlok di Mei

INILAHCOM, Hong Kong - Ekspor Jepang mengalami penurunan di bulan Mei sebesar 2,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan penurunan yang pertama kalinya dalam 60 pekan terakhir.
Sebelumnya, para analis memperkirakan penurunan hanya sebesar 1,2%. Pada bulan April, ekspor naik 5,1%.
Sementara itu, impor melemah 3,6% pada bulan Mei. Melemahnya impor juga di luar ekspektasi para analis yang mengharapkan kenaikan sebesar 1,7%.
Kondisi tersebut, mendorong neraca perdagangan Jepang mengalami defisit 909 miliar yen atau senilai US$8,9 miliar pada bulan Mei. Demikian mengutip dari cnbc.com.
"Jika kita melihat pada impor barang konsumsi dan mengisolasi dari harga sumber daya, kemungkina ada hubungannya di situ," ungkap Naomi Fink, CEO Consulting Europacifica, Rabu (18/6/2014).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, indeks Nikkei di bursa saham Jepang menguat tipis. Indeks Nikkei naik 69,58 poin atau 0,47% ke 15.045,29. Sedangkan, yen mengalami pelemahan tipis sekitar 0,01% menjadi US$102,2.

Permintaan Tinggi Bikin Dolar Hampir Tembus Rp 12.000

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menguat tinggi. Bahkan sudah nyaris menembus Rp 12.000.
Dikutip dari Reuters, Rabu (18/6/2014), dolar sudah menembus Rp 11.995. Padahal ketika pasar dibuka, dolar masih di level Rp 11.890.
Apakah dolar mampu menembus kisaran Rp 12.000? Menurut David Sumual, Ekonom BCA, ada potensi ke arah sana.
"Kalau potensi ada. Namun sepertinya pelemahan rupiah ini hanya temporer," kata David kepada detikFinance, Rabu (18/6/2014).
David menilai, penguatan dolar AS terhadap rupiah kali ini hanya fenomena jangka pendek. "Sekarang ini karena permintaan sedang tinggi," ujarnya.
Bulan ini, lanjut David, permintaan valas sedang tinggi untuk kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan pembayaran dividen. "Setelah Juni, ini selesai," tegasnya.
Bank Indonesia (BI), tambah David, sepertinya belum perlu untuk melakukan intervensi di pasar. "Untuk mengubah arah dari melemah jadi menguat atau sebaliknya kemungkinan tidak. BI hanya akan menjaga volatilitas pergerakan rupiah agar tidak terlalu ekstrem," tuturnya.
Meski demikian, David menyebutkan masih ada faktor risiko yang bisa menyebabkan rupiah kembali melemah, yaitu dari eksternal. Gejolak di Irak adalah faktor yang perlu diperhatikan.
Pasar, demikian David, mencemaskan gejolak di Irak akan menghambat pasokan minyak dunia. Setelah perang, negara ini merupakan salah satu penghasil minyak utama selain Arab Saudi.
"Ini yang sulit diperkirakan, apakah akan berlanjut atau selesai dengan cepat. Apalagi AS belum terang-terangan soal sikap mereka atas apa yang terjadi di Irak. Bisa jadi risiko ini akan bertahan cukup lama," papar David.
Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak akan membuat beban impor semakin tinggi. Ini tentu bisa menyebabkan rupiah melemah. (detik.com)

WOM Finance Tawarkan Obligasi Rp600 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) akan menawarkan obligasi berkelanjutan I WOM Finance Tahap I tahun 2014 sebesar Rp600 miliar.
Penawaran tersebut telah efektif pada 17 Juni, untuk masa penawaran pada 19-20 Juni 2014 dan tanggal pencatatan di bursa pada 26 Juni 2014. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan, Rabu (18/6/2014).
OBligasi ini terdiri dari dua seri dengan nilai Rp523 miliar. Dengan jaminan secara penuh atau full commintment. Untuk Seri A jumlah pokok obligasi sebesar Rp360 miliar dengan bunga tetap di level 10,25 persen per tahun dengan jangka waktu 370 hari kalender.
Untuk Seri B, jumlah pokok obligasi sebesar Rp163 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11 persen per tahun dengan jangka waktu tiga tahun. Sisa dari jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp77 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik atau best effort.
Bila tidak terjual sebagian atau seluruhnya maka sisanya yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban perseroan untuk menerbitkan obligasinya. Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan.

Dolar Hampir Tembus Rp 12.000, Ini Penyebabnya

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menguat tinggi. Bahkan sudah nyaris menembus Rp 12.000.
Dikutip dari Reuters, Rabu (18/6/2014), pagi ini dolar sudah menembus Rp 11.990. Padahal ketika pasar dibuka, dolar masih di level Rp 11.890.
Menurut David Sumual, Ekonom BCA, pelemahan rupiah kali ini disebabkan oleh 2 faktor utama. Pertama adalah tingginya kebutuhan valas untuk berbagai kebutuhan.
"Kami melihat ada kenaikan impor untuk kebutuhan puasa-lebaran, terutama untuk produk pangan dan bahan baku. Kemudian ada juga pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo. Lalu ada pula pembyaran dividen," papar David kepada detikFinance, Rabu (18/6/2014).
Faktor kedua, lanjut David, adalah dari eksternal. Pasar menantikan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang memutuskan kebijakan moneter AS ke depan.
"Ada ekspektasi tapering off akan dipercepat. Kenaikan suku bunga juga berpotensi lebih awal dari target pertengahan 2015," kata David.
Dari ekstenal, tambah David, pasar juga khawatir terhadap perkembangan di Irak. Saat ini, Irak merupakan salah satu pemasok minyak utama dunia. Gejolak di negara tersebut dikhawatirkan menghambat pasokan minyak.
"Harga minyak jenis brent sudah menembus kisaran US$ 113-114 per barel. Ini menggambarkan kekhawatiran pasar," tutur David.
Menurut David, faktor ekstenal ini pula yang menyebabkan mata uang negara-negara berkembang melemah. Namun pelemahan rupiah memang lebih dalam dibandingkan negara-negara lain.
"Rupiah melemah lebih dalam karena faktor harga minyak tadi. Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak sangat sensitif karena terkait subsidi BBM (bahan bakar minyak). Saya perkirakan subsidi BBM bisa bertambah Rp 40 triliun kalau rupiah seperti ini terus," jelas David. (detik.com)

Nyaris Rp 12.000, Dolar AS Sentuh Rp 11.980

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menguat tinggi. Bahkan sudah nyaris menembus Rp 12.000.
Dikutip dari Reuters, Rabu (18/6/2014), pagi ini dolar sudah menembus Rp 11.980, padahal pagi tadi dolar masih di level Rp 11.890.
Sejak awal pekan ini dolar AS memang terus menguat terhadap rupiah. Ada yang bilang ini dipengaruhi oleh debat capres yang digelar Minggu akhir pekan lalu.
Kemarin, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, investor asing melihat adanya sedikit pernyataan anti asing dalam debat capres yang berlangsung pekan lalu. Meski kedua capres tidak menyatakan secara langsung.
"Sentimen dari regional sekarang ini negatif. Tapi memang debat capres kemarin itu juga ada sentimen anti asing," katanya.
Dalam masa kampanye ini, para investor lokal dan asing akan memperhatikan betul situasi politik dan ekonomi, serta pernyataan para capres baik itu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sementara dilansir dari AFP, dolar AS memang menguat terhadap sejumlah mata uang utama di dunia karena inflasi di AS lebih tinggi dari perkiraan.
Pelaku pasar mengharapkan bank sentral AS The Fed tidak melakukan kebijakan baru saat ini. (detik.com)

EKONOMI AS: The Fed Diprediksi Pangkas Belanja Obligasi US$10 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral AS diyakini akan memangkas lagi belanja obligasi bulanan sebesar US$10 miliar pada pertemuan dua hari ini selain akan mengeluarkan sejumlah kebijakan konkret lainnya bila diperlukan.
Pasar dan pelaku usaha saat ini tengah menunggu apakah para pejabat tersebut akan menyetujui program jangka panjang untuk tingkat bunga.
Sementara itu, para pembuat kebijakan termasuk Deputi The Fed, Stanley Fischer, akan mengeluarkan proyeksi terbaru soal ekonomi dan kapan bunga dinaikkan dari posisi mendekati angka nol.
Mereka bisa saja membuat para investor kaget dengan penjelasan yang lebih detil mengenai bagaimana mereka akan menyusutkan neraca bank sentral AS yang menggelembung.
Komisi Pasar Bebas Federal (FOMC) memulai pertemuan selama dua hari hari ini sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (18/6/2014).
Salah satu agenda yang dibahas adalah mengenai mekanisme bagaimana menaikkan tingkat bunga bersama para anggota Dewan Gubernur Bank Sentral.

EKONOMI EROPA: IMF Nilai Pemulihan Ekonomi Italia Tidak Sesuai Harapan

Bisnis.com, ROMA - Dana Moneter Internasional (IMF) mengimbau Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi untuk secepatnya melaksanakan reformasi tenaga kerja dan membersihkan korupsi untuk meningkatkan pertumbuhan yang lemah di ekonomi terbesar ketiga zona euro itu.
"Meskipun terjadi peningkatan dalam konsumsi swasta dan ekspor, "pemulihan tetap rapuh dan pengangguran sangat tinggi, menyoroti kebutuhan untuk tindakan kebijakan berani dan cepat," kata IMF dalam sebuah laporan setelah kunjungan ke Italia.
Perekonomian Italia menyusut 0,1% pada kuartal pertama 2014 setelah secara resmi menarik diri dari resesi terburuk pasca perang pada akhir tahun lalu.
Data resmi, termasuk peningkatan produksi industri, menunjukkan pertumbuhan akan meningkat lagi pada kuartal kedua.
Renzi - yang menjadi perdana menteri pada Februari - telah berjanji berulang kali untuk memodernisasi Italia, membersihkan sistem politiknya dan mengatasi rekor pengangguran.
"Pengiriman perubahan nyata sekarang penting untuk memperkuat kepercayaan dan dukungan untuk reformasi," kata IMF.
IMF juga menyoroti rebalancing fiskal untuk memungkinkan tarif pajak yang lebih rendah dan peningkatan belanja produktif sebagai kunci untuk membalikkan nasib Roma.
Menurut IMF, kebijakan reformasi pemerintah pada tenaga kerja dan daya saing, memberikan lebih banyak dukungan untuk usaha kecil dan menengah serta pembersihan sistem peradilan semua akan membantu meningkatkan pertumbuhan.
Di bidang hak-hak pekerja, IMF mengatakan peran sementara Italia, yang telah dikritik karena pengurangan hak-hak pekerja mereka, harus diganti dengan kontrak yang meningkatkan perlindungan kerja bagi pekerja.
Reformasi dari 2012 untuk membersihkan korupsi telah membantu tetapi "bisa lebih jauh ditingkatkan, terutama dengan mengkriminalisasikan pelanggaran akuntansi palsu dan mengubah ketentuan pembatasan waktu," tambahnya.
Lembaga itu juga memuji bank-bank Italia untuk membuat kemajuan dalam memperkirakan kerugian, reformasi tata kelola dan meningkatkan modal swasta, tetapi memperingatkan pada lambatnya penghapusbukuan (write-off).

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Rupiah Paling Tertekan Tembus di Atas Rp11.900/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan melemah terhadap dolar AS pagi ini, Rabu (18/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, tujuh mata uang terpantau melemah dengan pelemahan terdalam dialami oleh rupiah sebesar 0,78% ke level Rp11.985 per dolar AS pada pukul 09.02 WIB.
Adapun dua mata uang menguat, dan dua mata uang lainnya stagnan terhadap dolar AS pada pagi ini.

IHSG Lepas Fase Konsolidasi, Mainkan 9 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Usaha IHSG untuk melepaskan diri dari fase konsolidasi dinilai terlihat cukup besar peluang keberhasilannya. Sembilan saham pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan.
Wlliam Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Rabu (18/6/2014) berada dalam rentang support 4.876 dan resistance 4.947. "Level support kuat 4.876 adalah angka keramat IHSG yang sudah teruji dua kali dan tidak dijebol," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Selasa (17/6/2014).
Saat ini, lanjut dia, kekuatan naik IHSG kembali membesar dan berpotensi untuk menembus level resistance 4.947. "Kekuatan tersebut ditunjukkan oleh penampilan closing IHSG di atas resistance terdekat 4.903 yang sudah berhasil dilampaui," ujarnya.
Akibatnya, kata William, usaha melepaskan diri dari fase konsolidasi terlihat cukup besar peluang keberhasilannya. "Akan tetapi, untuk strategi yang layak kita terapkan sementara ini masih sebatas investasi dengan timeframe jangka pendek," ucapnya.
Hal itu dilakukan, sembari menunggu konfirmasi keluarnya IHSG dari fase konsolidasi. "Secara umum IHSG masih dalam fase sideways menuju uptrend," imbuhnya.
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal.
 
Saham-saham tersebut adalah:
  1. PT Astra Agro Lestari (AALI)
  2. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
  3. PT Bank Tabungan Negara (BBTN)
  4. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
  5. PT Sampoerna Agro (SGRO)
  6. PT Bank Central Asia (BBCA)
  7. PT Aneka Tambang (ANTM)
  8. PT Adaro Energy (ADRO) dan
  9. PT XL Axiata (EXCL).

Bursa Asia Mixed Gagal Ikuti Bursa AS

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia bergerak mixed pada awal perdagangan Rabu (18/6/2014). Para pelaku pasar masih menanti keputusan The Fed berikutnya.
Indeks Nikkei naik 69,58 poin atau 0,47% ke 15.045,29, indeks Hang Seng turun 9,85 poin atau 0,04% ke 23.193,71, indeks Kospi turun 6,82 poin atau 0,34% ke 1.994,73 dan indeks ASX200 naik 0,43 poin atau 0,01% menjadi 5.401,10.
Sementara itu, bursa saham AS berhasil menguat pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Indeks S&P500 naik 4,21 poin atau 0,22% ke 1.941,99, indeks Dow Jones naik 27,48 poin atau 0,16% menjadi 16.808,49 dan indeks Nasdaq menguat 16,13 poin atau 0,37% ke 4.337,23.
Menguatnya bursa AS seiring dengan data inflasi yang lebih tinggi. Kondisi tersebut, mampu mengimbangi kekhawatiran terhadap konflik yang sedang berlangsung di Irak. Indeks harga konsumen naik 0,4% di bulan Mei atau lebih besar dari yang diperkirakan.

Asahimas Jual Lahan Senilai Rp28,4 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) menjual tanah seluas 110.091 meter bersegi senilai Rp28,4 miliar.
Lahan tersebut berada di desa Tanjungsari, Sidoarjo, Jawa Timur. Perjanjian jual beli dilakukan bersama dengan PT Multi Anugerah Tata Cemerlang (MATC) yang merupakan transaksi terafiliasi. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (17/6/2014).
Pada awalnya, tanah tersebut untuk kegiatan usaha perseroan. Namun saat ini perseroan tidak memerlukan lahan tersebut lagi. Apalagi aset tersebut sebagai aset idle yang tidak memberikan nilai tambah dalam kegiatan usah perseroan. Alasannya lahan tersebut tidak menyatu dengan fasilitas pabrik perseroan.
PT MATC merupakan anak usaha dari PT Rodamas. Saat ini PT Rodamas merupakan pemegang saham utama perseroan hingga 40,8 persen.

Pupuk Indonesia Investasikan Rp50 T

INILAHCOM, Jakarta - PT Pupuk Indonesia menyatakan menyiapkan investasi sebanyak Rp50 triliun untuk lima tahun mendatang.
Direktur Investasi dan Development PT Pupuk Indonesia, Nugraha Budi Eka Irianto mengatakan investasi tersebut untuk mendanai sejumlah meningkatkan kinerja anak usaha. "Ini investasi untuk lima tahun kedepan sebanyak Rp50 triliun sebagai modal kerja dan ekspansi," ujar Nugraha usai public expose di Jakarta, Selasa (17/6/2014)
Nugraha menyebutkan untuk tahun iniperseroan akan fokus pada pabrik Pusri II B dengan kapasitas 907.500 ton dengan nilai investasi sebanyak US$690 juta. "Kita fokus tahun ini untuk projek Pusri dua B," kata Nugraha.
Ke depan, lanjut Nugraha, akan ada tiga pabrik yang perseroan akan selesaikan pembangunannya. Sisa tiga pabrik tersebut Pabrik Kaltim-5 dengan nilai investasi US$500-650 juta, Amonia Urea II nilainya US$500 juta-US$650 juta. "Pabrik Amonia Urea II akan masuk kontruksi pada tahun depan," katanya.
Selain itu, Nugraha mengatakan sedang menyelesaikan kerja sama dengan perusahaan lain dalam bentuk joint venture. "Sama saat ini kita dalam proses penyelesaian izin joint venture," katanya.

Wika Beton Catat Kontrak Baru Rp223 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton (WTON) melaporkan, telah mencatatkan perolehan kontrak baru pada pertengahan Juni 2014 sebesar Rp 223 miliar.
Anak usaha dari PT Wijaya Karya tersebut secara total, telah mencatatkan kontrak baru mencapai Rp 1,3 triliun atau 40% dari total target tahun 2014.
"Kontrak baru mencapai 40% dari total target 2014," ujar Puji Haryadi, Corporate Secretary WTON. Demikian mengutip dari siaran pers perseroan, Selasa (17/6/2014).
Kontrak baru yang diterima perseroan antara lain proyek tol Kualanamu di Sumatera Utara, jembatan Pulau Dompak Kepulauan Riau, dan apartemen Menara Deli di Sumatera Utara.
Selain itu, kontrak baru tersebut yakni proyek prasarana migas Bontang Kalimantan Timur, proyek tol Cikampek-Palimanan di Jawa Barat juga proyek Pabrik Astra Motor di Jawa Barat.
"Dengan demikian total order yang telah dicapai sampai dengan pertengahan Juni 2014 sebesar Rp 2,9 triliun. Termasuk carry over sebesar Rp 1,6 triliun," terang Puji.
Manajemen mengakui optimis, target pada tahun 2014 bakal terpenuhi. Sebagai informasi, Wijaya Karya membukukan laba bersih Rp78,89 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut merupakan kenaikan sebesar 7% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp73,88 miliar.

Tensi Politik Berkurang, Indeks Melenggang

INILAHCOM, Jakarta - Meski sempat mengalami pelemahan, namun IHSG akhirnya mampu menembus zona positif. Suhu politik yang menekan indeks akhirnya mulai berkurang.
Indeks saham menguat 0,49% ke 4.909,52 pada penutupan perdagangan hari ini. Investor asing mengalami net buy sebesar Rp49,85 miliar. Volume perdagangan mencapai 3,19 miliar senilai Rp3,53 triliun.
"Intermarket masih dalam kategori koreksi konsolidasi wajar. Sensi politik terhadap IHSG biasanya hanya berlangsung satu hari," kata praktisi pasar modal, Sem Susilo, Selasa (17/6/2014).
Indeks bergerak fluktuatif dan sempat melewati level resisten di 4.900 dibandingkan level pembukaan di 4.889,72. Namun, penguatan indeks terbatasi setelah menyentuh level 4.909.
Indeks pun berhasil mengakhiri perdagangan dengan naik 24,06 poin. Sepanjang perdagangan hari ini, level tertinggi indeks di 4.909,52 dan level terendah di 4.878,32.
Sementara, untuk indeks saham untuk perdagangan Rabu besok, mulai hanya merespon isu-isu fundamental bursa saja. Dengan demikian indeks bisa terancam melemah. Apalagi indeks Dow Jones di Wall Street berada di level tertinggi.
"Jadi, besok IHSG diprediksi akan bergerak korelatif lagi dengan intermarket. Note, jangan borong saham-saham di harga puncak, karena posisi indeks Dow Jones juga sudah cukup tinggi," jelasnya.
Untuk potensi perdagangan besok, lanjut Susilo, akan sangat tergantung pada perkembangan malam ini. Bila bursa AS positif maka berpotensi membawa IHSG bergerak positif.
"Pola closing belum terlalu baik, tapi besok IHSG diprediksi mulai bergerak korelatif dengan intermarket. Kita berharap intermarket malam ini dan besok pagi strong," paparnya.
Sementara data ekonomi AS pada Selasa dini hari tadi tentang produksi industri bulan Mei naik 0,6%. Untuk sentimen pembangunan rumah naik di bulan Juni. Sedangkan indeks Empire State dari The Fed New York tentang kondisi bisnis naik di bulan Juni ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Pada pertemuan Fed mulai hari ini waktu AS, investor banyak yang mengharapkan dapat memangkas stimulus moneter US$10 miliar lagi. Jadi program pembelian aset menjadi US$35 miliar dari US$45 miliar.
Sedangkan dari dunia politik menjelang pilpres 2014 sudah memasuki debat capres putaran kedua. Dari visi misi ekonomi calon presiden pada debat tentang ekonomi. Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang nomor urut 1 bertekad meningkatkan anggaran desa dan kabupaten. Caranya dengan mencegah kebocoran pada hasil penerimaan negera.
Sedangkan pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla mengedepankan pemberdayaan daerah dan ekonomi rakyat kecil. Namun tidak spesifik memperjuangkan pajak sebagai sumber utama pembiayaan negara.

Telkom Jual Treasury Stock di Rp2.405/Lembar

INILAHCOM, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menjual 1,075 miliar saham treasury stock dari program pembelian kembali saham kedua.
Penjualan tersebut pada 13 Juni 2014 dengan pembeli PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan Credit Suisse (Hong Kong) Limited. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (17/6/2014).
Untuk Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas merupakan pembeli yang terafiliasi dengan perseroan. Dengan langsung atau tidak langsung oleh pengendali yang sama yaitu pemerintah. Sedangkan Credit Suisse bukan merupakan pembeli terafiliasi dengan TLKM.
Penjualan tersebut untuk Rp2.405 per saham dari level minimal Rp1.832 per saham, sebagai harga rata-rata pembelian kembali treasury stock. Untuk Rp2.330 per saham merupakan harga rata-rata penutupan selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.
Untuk Rp2.405 per saham merupakan harga penutupan sehari sebelum tanggal penjualan. Pada perdagangan hari ini, sahal TLKM naik 0,4% ke Rp2.420.

Mandiri Sekuritas: IHSG Masih Bergerak Mixed, Cenderung Menguat

Jakarta -Pasar saham AS melanjutkan rally kenaikan, seiring penguatan saham-saham perbankan. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 0,16% dan indeks S&P500 sebesar 0,22%.
Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh meredanya konflik di Irak. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225.
Sedangkan harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI naik 0,22% ke level US$ 106 per barel. Di sisi lain, harga emas Comex terkoreksi 0,05% ke posisi US$ 1.271,40 per troy ons.
Dari dalam negeri, utang luar negeri Indonesia pada April 2014 sebesar US$ 276,6 miliar, tumbuh 7,6% dari periode yang sama tahun lalu. Utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 131 miliar dan utang swasta US$ 145,62 miliar.
IHSG diperdagangkan masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat meski terbatas. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.888 dan resistance 4.919.(detik.com)

BI: Utang Luar Negeri RI US$ 276,6 Miliar, Tumbuh 7,6%

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia pada April 2014 sebesar US$ 276,6 miliar, tumbuh 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini terdiri dari utang publik (pemerintah) sebesar US$ 131 miliar dan swasta US$ 145,6 miliar.
Dengan perkembangan ini, pertumbuhan utang luar negeri melambat dibandingkan Maret yang sebesar 8,7% secara tahunan. Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri dipengaruhi oleh sektor publik yang melambat.
Demikian disebutkan dalam siaran tertulis BI yang dikutip detikFinance, Rabu (18/6/2014).
Pada April 2014, pertumbuhan utang luar negeri sektor publik adalah 2,2$, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 5,1%. Sementara utang luar negeri swasta tumbuh 13%, lebih tinggi dibandingkan Maret 2014 yang sebesar 12,2%.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya, utang luar negeri April 2014 relatif tidak berubah. Utang luar negeri publik hanya tumbuh sebesar 0,3% secara bulanan, dan swasta justru terkontraksi 0,2%.
Berdasarkan jangka waktu, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Utang luar negeri jangka panjang pada April 2014 tumbuh 9,2% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 10,1%. Sementara utang luar negeri jangka pendek tumbuh 0,3%, juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,4%.
Pada April 2014, utang luar negeri jangka panjang tercatat sebesar US$ 229,7 miliar, atau 83,0% dari total utang luar negeri. Dari jumlah tersebut, utang sektor publik adalah US$ 124,6 miliar sedangkan swasta tercatat US$ 105,1 miliar.
Pertumbuhan utang luar negeri swasta pada April 2014 tidak terlepas dari perkembangan beberapa sektor utama yakni industri pengolahan dan pertambangan. Pertumbuhan utang luar negeri industri pengolahan tercatat sebesar 14,2% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 8,5%. Sedangkan pertumbuhan di sektor pertambangan adalah 15,2%, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 12,1%.
Sementara pertumbuhan utang luar negeri sektor listrik, gas, dan air bersih yang selama 6 bulan terakhir mengalami kontraksi, pada April 2014 kembali tumbuh 1,3%. Di sisi lain, pertumbuhan utang luar negeri sektor keuangan tumbuh 12,7%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 14,0%.
Sektor jasa-jasa, yang secara pangsa hanya mencapai 0,7% dari utang luar negeri swasta, mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 68,2%. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 65,5%.
"BI memandang bahwa perkembangan utang luar negeri sampai April 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal. Meskipun demikian, BI akan tetap memantau perkembangannya, khususnya di sektor swasta sehingga utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makro ekonomi," papar siaran tersebut. (detik.com)

Trust Securities: Aksi Beli Akan Terjadi, Meski Terbatas

Jakarta -Sempat lama bergerak sideways dan cenderung berkubang di zona merah, laju IHSG akhirnya memperlihatkan penguatan jelang akhir sesi seiring mulai meningkatnya aksi beli pelaku pasar. Kondisi itu pun terjadi di mana pelaku pasar kembali melakukan aksi beli meski terbatas, terutama pada saham-saham komoditas dengan memanfaatkan masih naiknya harga-harga komoditas.
Masih adanya kekhawatiran peningkatan harga minyak mentah dunia akan mengganggu asumsi APBN yang nantinya dapat mempengaruhi outlook pertumbuhan Indonesia membuat laju rupiah susah beranjak dari zona merahnya. Di sisi lain, penilaian akan terganggunya neraca perdagangan dan ekspektasi akan membesarnya defisit neraca perdagangan dan diiringi dengan kembali meningkatnya yield obligasi pemerintah, terutama imbal hasil lelang SBSN yang juga meningkat, turut menambah sentimen negatif. Laju rupiah diperkirakan di bawah level support Rp 11.826 per dolar AS.
Laju bursa saham Asia kembali menunjukkan variatifnya. Nikkei menguat setelah investor menyambut baik kerangka kerja pemerintah untuk pelaksanaan reformasi ekonomi. Sementara HSI dan bursa saham Tiongkok lainnya melemah setelah merespon penurunan pertumbuhan foreign direct investment (FDI), tingginya tingkat utang swasta, dan penurunan penjualan rumah sebesar 9,2%.
Pada perdagangan Rabu (18/6/2014), IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4875-4889 dan resisten 4915-4926. Pelaku pasar memanfaatkan rendahnya harga saat ini untuk kembali masuk meski masih terbatas. Diharapkan aksi beli masih bertahan untuk menopang bertahan hijaunya IHSG.(detik.com)

Waterfront Securities: IHSG Akan Bergerak Mixed

Jakarta -IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,49% pada level 4.909. Sektor pertambangan menyumbangkan penguatan terbesar. Sektor aneka industri dan konstruksi mengalami pelemahan.
Investor asing melakukan net sell Rp 26,8 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat menjelang akan dirilisnya keputusan pertemuan The Fed nanti malam. Penguatan terutama dikontribusikan oleh saham lapis kedua dan ketiga.
The Fed memulai pertemuan 2 harinya semalam. Menurut konsensus pasar, The Fed diperkirakan akan mengurangi program pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 35 miliar. Mayoritas ekonom memprediksi The Fed akan menghentikan program pembelian obligasi pada pertemuan bulan Oktober 2014.
The Fed akan merilis perkiraan baru untuk tingkat pengangguran, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan patokan suku bunga federal pada pertemuan ini. Maret lalu, The Fed memperkirakan suku buku bunga acuan akan naik menjadi 1% pada 2015 dan menjadi 2,25% pada 2016.
IHSG hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed di kisaran 4863-4950.(detik.com)

Harga Emas Antam Masih Stagnan

Jakarta -Selama 3 hari terakhir, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak berubah. Ini juga mempengaruhi harga pembelian kembali (buyback).
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Rabu (18/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 533.000 per gram. Sama dengan perdagangan sehari sebelumnya.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga tidak bergerak, tetap di Rp 473.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 246.800.000
  • 250 gram Rp 123.500.000
  • 100 gram Rp 49.450.000
  • 50 gram Rp 24.750.000
  • 25 gram Rp 12.400.000
  • 10 gram Rp 4.990.000
  • 5 gram Rp 2.520.000
  • 4 gram Rp 2.016.000
  • 3 gram Rp 1.521.000
  • 2,5 gram Rp 1.272.500
  • 2 gram Rp 1.026.000
  • 1 gram Rp 533.000
sumber: detik.com

Penguatan Saham-saham Bank Bikin Wall Street Positif

New York -Pasar saham Wall Street berakhir positif didorong oleh penguatan saham-saham perbankan. Data ekonomi menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) naik lebih tinggi dari prediksi.
Inflasi yang tinggi itu membuat saham-saham bank diburu investor. Saham-saham teknologi juga ikut menguat cukup tinggi.
Indeks Harga Konsumer naik 0,4% di bulan Mei, penguatan terbesarnya tahun ini, mendorong investor menjual sebagian surat utang pemerintah AS.
"Biasanya inflasi berarti mendorong pertumbuhan ekonomi, jadi ini positif, terutama bagi investor yang mencari alasan untuk beli," kata Carl Kaufman, analis dari Osterweis Strategic Income Fund di San Francisco, seperti dikutip Reuters, Rabu (18/6/2014).
Harga minyak dunia akhirnya menjinak setelah Presiden AS Barack Obama mempertimbangkan adanya aksi militer demi merespons konflik dan pembantaian oleh kaum Sunni di Irak.
Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 27,48 poin (0,16%) ke level 16.808,49. Indeks S&P 500 bertambah 4,21 poin (0,22%) ke level 1.941,99. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 16,13 poin (0,37%) ke level 4.337,23. (detik.com)