Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim kepemilikan asing di bursa Indonesia mulai menyusut. Investor lokal saat ini sudah mulai menggeliat. Hal itu dibuktikan dengan terus meningkatnya porsi kepemilikan investor lokal di lantai bursa.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Adikin Basirun menyebutkan, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Agustus 2013, porsi kepemilikan asing sudah berkurang menjadi hanya 51% dibanding tahun 2009 yang mencapai 67%.
"Itu gambaran bagus buat kita. Idealnya memang 50:50. Ini efek sosialisasi. Investor lokal Banyak masuk lewat saham langsung, reksadana, unit link. Nantinya dengan adanya investor lokal 50% diharapkan volatilitas pasar saham kita berkurang," ujar Adikin saat acara Diskusi Pasar Modal di Downtown Resto, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia menjelaskan, pihaknya akan terus menggenjot investor lokal untuk bisa masuk pasar modal Indonesia. Tingginya porsi kepemilikan investor lokal menjadi kekuatan pasar modal Indonesia.
Dia mencontohkan, pasar modal Korea menjadi kuat karena dukungan investor lokal yang tinggi.
"Korea kekuatan mereka adalah investor lokal di samping menggunakan online trading, mereka juga pakai mobile trading sehingga investor lokal tinggi," kata dia.
Lebih jauh Adikin menjelaskan, jika kepemilikan asing di dalam negeri masih tinggi, maka mau tidak mau pergerakan pasar modal Indonesia akan sangat bergantung terhadap asing.
"Peran asing dominasinya sangat besar sekali. Ini menjadi pendorong ketika masuk
dan ketika keluar juga menunjukkan dominasi itu sendiri, yang menyebabkan pergerakan pasar," terangnya.
dan ketika keluar juga menunjukkan dominasi itu sendiri, yang menyebabkan pergerakan pasar," terangnya.
Adikin menambahkan, dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta penduduk, masih tinggi kemungkinan investor lokal untuk bisa mendominasi di pasar modal.
"Investor lokal masih punya peluang. Populasi 240 juta penduduk. Sekarang penetrasi investor masih sangat kecil. Sebagain besar investor ada di Jawa 90%. Lebih menarik 80% dari 90% ada di Jakarta. Tantangannya kita mau melakukan penyebaran melalui sosialisasi diharapkan bisa jadi katalis investor domestik di Indonesia," tandasnya. (detik.com)