korea by dewanti

Monday, May 5, 2014

IHSG Masih Konsolidasi Dulu

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu IHSG tak mampu bertahan di zona hijau, setelah koreksi yang terjadi mulai perdagangan sesi sore indeks langsung terjebak di zona merah.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (3/5/2014), IHSG menipis 1,386 poin (0,03%) ke level 4.838,760. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 0,832 poin (0,10%) ke level 815,795.
Indeks-indeks saham di bursa Wall Street AS berakhir negatif, karena tensi konflik di Ukraina memanas, pasca pengambilalihan Crimea dari Rusia. Meskipun data tenaga kerja di AS menguat.
Pada perdagangan Jumat (2/5/2014), indeks Dow Jones Industrial Average turun 45,98 poin (0,28%) ke level 16.512,89. Indeks Nadaq turun 3,55 poin (0,09%) ke level 4.123,9. Sementara indeks S&P 500 turun 2,54 poin (0,13%) ke level 1.881,14.
Hari ini IHSG diperkirakan masih akan konsolidasi namun berpotensi menguat terbatas. Pelaku pasar masih menunggu hasil koalisi partai yang akan maju di Pilpres Juli mendatang.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Hang Seng naik 126,70 poin (0,57%) ke level 22.260,67.
  • Indeks Straits Times menguat 4,82 poin (0,15%) ke level 3.257,37.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
 
Panin Sekuritas
Hari ini kami proyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Data makro ekonomi seperti inflasi dan neraca perdagangan tampaknya sudah diantisipasikan oleh pasar. Dari eksternal, data payroll AS menunjukkan kenaikan dalam skala tertinggi di 2 tahun terakhir. Hanya saja sentiment positif tersebut dibatasi oleh meningkatnya tensi di Ukraina. Secara teknikal, momentum indikator berada di bawah average-nya. Belum ada indikasi IHSG bisa rally lebih lanjut. Kisaran support-resistance4.820-4.870.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham Amerika Serikat (AS) berbalik arah melemah pada akhir pekan lalu, seiring kembali tingginya kekhawatiran terhadap konflik di Ukraina. Indeks saham Dow Jones Industrial Avg ditutup turun -0,28% dan S&P 500 terkoreksi -0,13%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas ditutup menguat. Harga minyak mentah WTI naik +0,57% ke US$99,76 per barel. Sementara harga emas Comex menguat +0,65% ke posisi US$1302,90 per troy ounce.
Dari dalam negeri, investor menanti hasil rekapitulasi suara pemilihan legislatif, yang sedianya akan dirilis minggu ini oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di sisi lain, partai-partai politik kemungkinan juga akan menetapkan koalisi dan pasangan calon presiden serta wakil yang akan diusungnya pada pekan ini.
Sedangkan dari sisi analisis teknikal, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas menegaskan jika indeks harga saham gabungan (IHSG) diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak konsolidasi dan melemah -0,03% di level 4.838. Indicator stochastic di zona 50% dan berpotensi melanjutan rally.
Hari ini indeks akan bergerak mixed to up dan menguji resistance terdekat di level 4.852. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.829 dan resistance 4.852. (detik.com)

Kredit Macet Tinggi, BTN Ditegur OJK

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melayangkan sanksi kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terkait restrukturisasi kredit macet.
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis menyatakan, OJK pernah melayangkan sanksi kepada BTN terkait janggalnya laporan keuangan.
Ini menyusul temuan OJK dan Bank Indonesia (BI) mengenai tidak terpenuhinya penetapan perhitungan kolektibilitas kredit macet yang direstrukturisasi.
"BTN merestrukturisasi kredit macet kolektibilitas 5 menjadi lancar. Padahal kan harus melewati kolektibilitas 4 atau 3 terlebih dahulu, atau masuk kolektibilitas diragukan atau kurang lancar dulu. Dalam case BTN lebih banyak kepada aspek tidak memenuhi penetapan kolektibilitas kredit restrukturisasi. Katakanlah kredit macet itu direstrukturisasi, tapi tidak sesuai ketentuan," kata dia di Jakarta, seperti dikutip Senin (5/5/2014).
Irwan mengatakan, hingga saat ini OJK masih terus mengawasi pihak BTN untuk terus membenahi laporan keuangannya. Ke depan, lanjutnya, apabila BTN akan melakukan restrukturisasi kredit macet harus memperoleh izin dari pimpinan regulator terkait.
"BI sudah mengambil tindakan tegas waktu itu, makanya direksi tidak lolos fit and proper test lagi waktu mau perpanjang. Dan kita di OJK meneruskan dan memastikan supervisory (pengawasan) tersebut," jelas dia.
Berdasarkan laporan keuangan BTN 2013 (audited), rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) net bank tersebut mencapai 3,04% dan NPL gross sebesar 4,05%, tertinggi di antara 3 BUMN lainnya, yaitu NPL Bank Mandiri yang sebesar 0,58%, NPL BNI 0,5%, dan NPL BRI 0,34%.
Nilai kredit macet BTN juga terus membesar setiap tahun. Sejak tahun 2009-2013, kredit macet yang masuk kolektibilitas 5 naik dari hanya Rp 1,06 triliun (2009) menjadi Rp 3,15 triliun.
Terus naiknya nilai kredit macet di BTN menimbulkan kecurigaan bahwa beberapa pengembang, yang selama ini menolak ide akuisisi, justru merupakan pihak yang membuat kualitas kredit bank tersebut memburuk.
Sementara itu, ketika diminta berkomentar terkait rencana akuisisi BTN oleh Mandiri, Irwan mengaku mendukung aksi korporasi tersebut. "Kalau akuisisi itu berdampak baik bagi kedua entitas tersebut, kenapa tidak? Yang penting dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku," tandasnya. (detik.com)