korea by dewanti

Thursday, January 30, 2014

IHSG Stagnan Jelang Imlek

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu naik tipis 1 poin menutup perdagangan jelang Hari Raya Imlek. Indeks menghabiskan waktu seharian di zona merah sebelum akhirnya balik arah berkat aksi beli jelang penutupan.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 12.205 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.140 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menukik 65,189 poin (1,50%) ke level 4.351,254 di perdagangan terakhir pekan ini. Rencana The Fed memangkas stimulus jadi tekanan negatif ke bursa regional termasuk juga Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi jual mendominasi perdagangan di lantai bursa sehingga membuat indeks terpuruk sampai ke titik terendahnya hari ini di 4.347,730. Indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 30,021 poin (0,68%) ke level 4.387,328 terkena tekanan jual dan terpaksa meninggalkan level 4.400. Investor kalang kabut gara-gara kejutan The Federal Reverse soal stimulus.
Investor melepas saham-saham unggulan dan lapis dua. Koreksi terdalam dialami oleh sektor tambang dan konstruksi yang kena tekanan jual.
Aksi beli jelang penutupan berhasil membawa indeks ke zona hijau. Saham-saham agrikultur, infrastruktur dan industri dasar menguat akibat aksi beli tersebut.
Menutup perdagangan, Kamis (30/1/2014), IHSG naik tipis 1,408 poin (0,03%) ke level 4.418,757. Sementara Indeks LQ45 menipis 0,706 poin (0,10%) ke level 741,755.
Aksi beli dilakukan oleh investor domestik. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 173,95 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 195.937 kali pada volume 3,692 miliar lembar saham senilai Rp 4,903 triliun. Sebanyak 107 saham naik, sisanya 162 saham turun, dan 81 saham stagnan.
BEI jadi satu-satunya pasar modal bisa positif hari ini meski poin yang dicetaknya tipis. Bursa-bursa regional lainnya menutup perdagangan di zona merah.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 16,83 poin (0,82%) ke level 2.033,08. 
  • Indeks Hang Seng melemah 106,19 poin (0,48%) ke level 22.035,42. 
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 376,85 poin (2,45%) ke level 15.007,06. 
  • Indeks Straits Times berkurang 20,71 poin (0,68%) ke level 3.027,22. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Citra Turbindo (CTBN) naik Rp 1.350 ke Rp 8.100, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.100 ke Rp 67.050, Indocement (INTP) naik Rp 625 ke Rp 22.400, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 175 ke Rp 26.425.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Danayasa Artahtama (SCBD) turun Rp 340 ke Rp 3.000, Indomobil (IMAS) turun Rp 305 ke Rp 4.895, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 275 ke Rp 41.900, dan Mayora (MYOR) turun Rp 250 ke Rp 27.000. (detik.com)

Buyback Saham Lagi, Mulia Industrindo (MLIA) Alokasikan Rp25 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah merealisasikan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp6,618 miliar pada 25 Oktober 2013-23 Januari 2014, produsen keramik PT Mulia Industrindo Tbk. (MLIA) kembali melanjutkan aksi serupa dengan alokasi dana Rp25 miliar pada periode 28 Januari—28 April 2014.
Sekretaris Perusahaan Mulia Industrindo Nilakusuma Dewayani menuturkan aksi pembelian kembali saham itu paling banyak 20% dari modal disetor dalam perseroan yang akan dilakukan secara bertahap.
"Perseroan merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan dan tercatat. Kami yakin langkah ini tidak memengaruhi kondisi keuangan perseroan," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (30/1/2014).
Menurutnya, pembelian kembali saham dilakukan dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga penawaran yang terjadi sebelumnya.
Kondisi pasar yang menurun secara signifikan dan adanya surat edaran dari otoritas bursa membuka peluang bagi Mulia Industrindo untuk melakukan pembelian kembali sebagian saham dengan memperhatikan kemampuan perseroan dan ketentuan yang berlaku.
Harga saham emiten berkode saham MLIA bergerak stagnan di level Rp450 per saham pada perdagangan hari ini, Kamis (30/1/2014).

Jelang Penutupan, Rupiah Tambah Loyo ke Rp12.233/US$

Bisnis.com, JAKARTA - Jelang penutupan perdagangan Kamis (30/1/2014), nilai tukar rupiah masih melemah di atas Rp12.200 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,55% ke Rp12.233 per dolar AS pada pukul 15.02 WIB.
Pagi ini, rupiah dibuka melemah 0,27% ke Rp12.200 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada level Rp12.166 per dolar AS. Selanjutnya, pada pukul 09.02 WIB rupiah melemah 0,4% ke level Rp12.215 per dolar AS.

Penerbitan obligasi batal, capex ROTI susut 82%

JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dikabarkan telah membatalkan rencana penerbitan obligasi tahap II senilai Rp 500 miliar. Tentunya, hal ini membuat ekspansi ROTI tahun ini menjadi tersendat.
Informasi dari pelaku pasar yang diperoleh KONTAN bilang, pembatalan membuat alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) ROTI tahun ini menyusut. "Jika capex tahun 2013 Rp 710 miliar, maka tahun ini hanya Rp 130 miliar," imbuhnya, (30/1).
Artinya, capex ROTI mengalami penyusutan drastis, sekitar 82%. Susutnya capex ini pada akhirnya membuat manajemen ROTI menunda ekspansi pembangunan beberapa pabrik baru setidaknya hingga 2015 mendatang.
Sumber itu menambahkan, tidak adanya penambahan pabrik baru dipicu keputusan ROTI yang memilih menambah production line di beberapa pabrik yang sudah dimiliki.
Alasannya, nihilnya pembangunan pabrik baru tahun ini membantu mengurangi tingginya pertumbuhan beban operasional ROTI, terutama salaries and employee benefits expense.
Memang, kuartal III 2013 lalu beban pada pos ini mengalami lonjakan yang signifikan, yakni dari Rp 37,87 miliar lompat 87% menjadi Rp 71,03 miliar.
Sayang, hingga berita ini diturunkan, manajemen ROTI masih enggan memberikan konfirmasinya terkait hal ini. (kontan.co.id)

Menkeu: Indonesia surplus US$ 800 juta di Desember

JAKARTA. Menteri Keuangan, Chatib Basri bilang, kinerja perdagangan Indonesia membaik di bulan Desember 2013 lalu. Perbaikan kinerja perdagangan terlihat dari kinerja perdagangan yang tercapai di bulan Desember 2013.
Menurut kantor berita Reuters, nilai surplus perdagangan Indonesia bulan Desember naik menjadi US$ 800 juta, atau naik dari nilai surplus bulan sebelumnya atau November yang tercatat sebesar US$ 780 juta.
Kenaikan surplus perdagangan terjadi setelah pemerintah Indonesia tingkat suku bunga naik dan nilai tukar rupiah melemah yang mempengaruhi permintaan domestik akan produk impor.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis angka kinerja ekspor impor, data inflasi dan data lainnya pada awal bulan Februari, tepatnya pada hari Senin, 3 Februari. (kontan.co.id)

Ada perusahaan batubara mau IPO, siapakah?

JAKARTA. Di tengah tren industri batubara yang lesu, ternyata ada produsen batubara yang berniat mencatatkan saham perdana (IPO) tahun ini.
Perusahaan ini masih terafiliasi dengan Baramulti Group, namanya PT Baradinamika Muda Sukses. Menurut sumber KONTAN, perusahaan ini akan melepas sekitar 10% hingga 15% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh.
"Tetapi ada peraturan IPO baru dari BEI (Bursa Efek Indonesia), sepertinya kena penyesuaian," ujarnya.  Ia mengaku, belum tahu berapa target dana yang akan terhimpun dari hajatan tersebut.
Yang jelas, ada satu investor asal Jepang yang masuk ke Baradinamika. Dikabarkan, investor yang dimaksud adalah Idemitsu Oil & Gas Co., Ltd. yang merupakan perusahaan minyak dan gas.
"Dia (Idemitsu) menyuplai batubara karena mereka sudah tidak menggunakan nuklir, jadi pakai batubara," imbuh sang sumber.
Baradinamika telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin emisi. Targetnya, tahun ini juga IPO bisa dilakukan. Sebagai tambahan informasi, perusahaan milik AT Suharya ini memproduksi batubara berkalori tinggi.
Menurut data Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Baradinamika memproduksi batubara berkalori 5.900 kilo kalori (kkal) hingga 7.800 kkal. Adapun, area tambangnya berlokasi di Loreh, Malinau, Kalimantan Timur.
Saham Baradinamika dikuasai oleh PT Baramulti Sugih Sentosa sebesar 87,5%, AT Suharya 10%, serta Agus S Kartasasmita dan Sapari Sutisnawaktu yang masing-masing memiliki 0,85%. Sisanya, dipegang Tatyana dan Tenhku Alwin Aziz dengan masing-masing kepemilikan 0,375%.
Mengenai kebenaran rencana IPO ini, KONTAN belum mendapatkan konfirmasi dari PT Baradinamika Muda Sukses, selaku yang punya hajat. (kontan.co.id)

The Fed Lanjutkan Pemangkasan Stimulus Bikin Bursa Asia Berguguran

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia melemah, setelah The Federal Reserve melanjutkan rencana pemangkasan stimulus dan data industri manufaktur China lebih rendah dari estimasi.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,5% ke level 134,65 pada Kamis (30/1/2014) pukul 14.07 waktu Hong Kong atau pukul 13.07 WIB.
"Ada kekhawatiran terhadap posisi bursa negara berkembang untuk jangka panjang setelah The Fed lanjutkan pemangkasan stimulus," ujar Matthew Sherwood, Head of Investment Markets Research Perpetual Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Honda Motor Co turun 2,5%, Treasury Wine Estates Ltd anjlok 20%. Sementara itu, saham Hitachi Metals Ltd menguat 5,1%.
Indeks Jepang Topix turun 2,6%, Nikkei 225 Stock Average turun 2,4%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,8%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,7%.
Selanjutnya, Hang Seng China Enterprises Index of mainland Chinese tergelincir 0,8%, China's Shanghai Composite Index turun 0,6%, dan indeks Singapura Straits Times melemah 0,7%.

Akuisisi Pertamina-PGAS, Dana Pensiun Pertamina Rugi Rp25,2 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA - Isu akuisisi Pertamina terhadap PT Perusahaan Gas Negara (PGN) tidak hanya membuat Jamsostek rugi Rp467 miliar, Dana Pensiun Pertamina juga ikut merugi.
Pasalnya, Dana Pensiun Pertamina juga memiliki saham di PGN (PGAS), sebanyak 28.334.500 lembar saham. Kerugian yang dialami Dana Pensiun Pertamina sejak isu akuisisi bergulir pada Oktober 2013 hingga akhir Januari tahun ini ditaksir mencapai Rp25,22 miliar.
Kerugian itu dihitung dari anjloknya harga sama emiten berkode PGAS (PGN). Pada 24 Oktober 2013, saham PGAS ditutup di level 5.450 per saham. Lalu, pada 27 Januari 2014, saham PGAS anjlok di level 4.560, berarti terjadi selisih kerugian sebesar Rp890 per saham.
Jika dihitung secara akumulasi berdasarkan selisih kerugian per saham (Rp890) dikalikan dengan jumlah saham yang dimiliki, maka kerugian yang dialami Dana Pensiun Pertamina menjadi Rp25,22 miliar.
Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, soal wacana akuisisi PGN-Pertamina ini sebenarnya sudah ditolak oleh Komisi VI DPR RI.
Sebagai anggota Komisi IX, dia lebih menyoroti dari kerugian saham Jamsostek, kini BJPS Ketenagakerjaan, akibat isu wacana akuisisi PGN-Pertamina.
"Yang jelas saya di Komisi IX tidak terima uang buruh di Jamsostek lenyap akibat wacana yang dihembuskan Pertamina dan Kementerian BUMN itu, karena ini menyangkut kesejahteraan peserta," ucap Rieke kepada wartawan Kamis, 30/1/2014
Karena itulah Rieke meminta agar Kementerian BUMN lebih arif dalam mengeluarkan isu terkait perusahaan yang sudah go publik. "BPJS harus dikelola untuk kepentingan peserta, jangan sampai ada pihak tertentu yang sengaja mewacanakan akuisisi itu dan merugikan Jamsostek," tegas Rieke.
Jamsostek yang kini berganti nama menjadi BPJS Ketenagakerjaan juga ikut menanggung rugi, karena harga saham terus anjlok. Jamsostek sendiri saat ini memiliki 525.817.000 lembar saham PGN.
Jika dikalkulasi, maka kerugian Jamsostek sebesar 890 per lembar saham dikalikan jumlah saham Jamsostek di PGAS yang sebanyak 525.817.000 lembar saham, berarti total kerugian menjadi Rp467,98 miliar.

Tapering membuat rupiah lemah

JAKARTA. Posisi rupiah siang ini (30/1) masih loyo. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 14.55 WIB, rupiah melemah 0,2% pada pekan ini menjadi 12.210 per dollar AS. Sementara, di pasar offshore, harga kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) menguat 0,2% dari posisi 24 Januari lalu yang berada di level 12.240 per dollar AS. Sedangkan pada hari ini, rupiah di pasar spot melemah 0,4%.
Posisi mata uang Garuda pada transaksi hari ini tersengat sentimen tapering the Fed. Seperti yang diberitakan sebelumnya, untuk kedua kalinya, the Fed mengumumkan pemangkasan stimulus the Fed sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 65 miliar. Padahal, keberadaan stimulus tersebut turut mendongkrak dana asing yang masuk ke emerging market, tak terkecuali Indonesia.
Data BEI dan pemerintah menunjukkan, investor asing sudah menarik dananya dari surat berharga negara dengan nilai mencapai Rp 1,45 triliun dalam dua hari pertama pekan ini. Sedangkan, nilai net sell asing di pasar saham Indonesia di sepanjang pekan ini hingga kemarin mencapai US$ 116 juta.
"Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh sentimen dari negara emerging lain. Selain itu, ada juga kecemasan mengenai dampak tapering yang dilakukan the Fed," jelas Leo Rinaldy, economist PT Mandiri Sekuritas.
Dia menambahkan, hal lain yang juga penting diperhatikan adalah neraca perdagangan dan tingkat inflasi yang akan dirilis pekan depan. "Data tersebut akan mempengaruhi langkah rupiah selanjutnya," ujarnya. (kontan.co.id)

Tak Hanya Bank, LPS Siap Jamin Kerugian Nasabah Asuransi

Jakarta -Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) siap memberikan perlindungan kepada nasabah asuransi. Perlindungan tersebut salah satunya terkait kerugian dana nasabah jika terjadi kecurangan yang dilakukan perusahaan asuransi. Selama ini, LPS hanya menjamin kerugian nasabah perbankan.
Ketua LPS Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu keputusan Rancangan Undang-Undang (RUU) Asuransi yang mengatur hal itu. Diperkirakan, aturan ini bisa selesai dan direalisasikan dalam waktu satu tahun ke depan.
"Untuk asuransi nunggu RUU-nya dulu. Terus nanti gimana strukturnya. Setahunlah kurang lebih. Iya tahun depan mungkin bisa," kata Kartika saat acara seminar dengan tema Making 2014 The Year of Economic and Bussines Confidence di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Dia menjelaskan, nantinya dalam aturan tersebut akan dibahas mengenai jenis asuransi apa yang akan dijamin, skala penjaminan, coverage, persyaratan termasuk sumber dana jaminan.
"Kita kan persiapannya banyak ya, mulai dari jenis asuransi apa yang kita jamin, skala penjaminannya, coveragenya, persyaratannya seperti apa, sumber dananya apakah dari industri atau pemerintah," jelas dia.
Menurutnya, penjaminan terhadap nasabah asuransi ini perlu dibahas dengan sangat hati-hati. Pasalnya, industri asuransi lebih kompleks dibanding perbankan.
"Asuransi itu sangat unik, beda dengan perbankan, barang itu kita bisa estimasi sekarang. Kalau asuransi itu orang beli polis untuk future. Jadi harus hati-hati, karena harus dihitung dengan tepat," ujarnya.
Saat ini, dia menyebutkan, RUU Asuransi tersebut sudah diajukan ke DPR dan tinggal menuju persetujuan. Sambil menunggu, pihaknya tengah mempersiapkan segala infrstruktur yng diperlukan.
"Masih RUU lagi diajukan ke DPR. Kita siapkan infrastruktur. Kita mulai persiapkan konsep-konsepnya, personilnya dan sebagainya. Kami harapkan pada saat kita mulai ya memang harus dibersihkan," pungkasnya. (detik.com)

IHSG Berkurang 68 Poin Karena Tekanan Jual

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 68 poin terkena tekanan jual dan terpaksa meninggalkan level 4.400. Investor kalang kabut gara-gara kejutan The Federal Reverse soal stimulus.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menukik 65,189 poin (1,50%) ke level 4.351,254 di perdagangan terakhir pekan ini. Rencana The Fed memangkas stimulus jadi tekanan negatif ke bursa regional termasuk juga Bursa Efek Indonesia (BEI).
Aksi jual mendominasi perdagangan di lantai bursa sehingga membuat indeks terpuruk sampai ke titik terendahnya hari ini di 4.347,730. Indeks sama sekali tidak menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (30/1/2014), IHSG berkurang 30,021 poin (0,68%) ke level 4.387,328. Sementara Indeks LQ45 turun 6,477 poin (0,87%) ke level 735,984.
Tak satu pun indeks sektoral yang bisa menguat, semuanya kompak terjebak di teritori negatif. Investor melepas saham-saham unggulan dan lapis dua.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 112.906 kali pada volume 1,809 miliar lembar saham senilai Rp 2,48 triliun. Sebanyak 77 saham naik, sisanya 164 saham turun, dan 62 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia masih kompak terjebak di zona merah hingga siang hari ini. Kebijakan The Fed memangkas stimulus membuat investor regional kalang kabut.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 9,84 poin (0,48%) ke level 2.040,08. 
  • Indeks Hang Seng melemah 106,19 poin (0,48%) ke level 22.035,42. 
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 409,79 poin (2,66%) ke level 14.974,12. 
  • Indeks Straits Times berkurang 20,71 poin (0,68%) ke level 3.027,22. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Citra Turbindo (CTBN) naik Rp 1.350 ke Rp 8.100, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 500 ke Rp 66.450, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 175 ke Rp 26.425, dan Inti Bangun (IBST) naik Rp 100 ke Rp 5.700.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 750 ke Rp 26.500, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 375 ke Rp 14.025, Asahimas (AMFG) turun Rp 375 ke Rp 6.725, dan Danayasa Artahtama (SCBD) turun Rp 340 ke Rp 3.000. (detik.com)

Rupiah Loyo Lagi Terimbas Ulah Bank Sentral AS

Liputan6.com, Jakarta : Kabar pengurangan dana stimulus The Federal Reserves langsung menumbangkan mata uang negara-negara berkembang. Koreksi juga dialami Rupiah yang kembali turun ke zona 12.200 per dolar AS.
Padahal, mata uang Asia sehari sebelumnya tengah mengalami euforia dari kenaikan suku bunga pinjaman India dan Turki.
Data kurs referensi Rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat rupiah pada Kamis (30/1/2014) melemah 72 poin ke level 12.226 per dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, rupiah sempat menguat tinggi hingga 113 poin ke level 12.154 per dolar AS.
Pelemahan rupiah juga tercatat dalam data kurs rupiah terhadap dolar AS. Rupiah yang sempat bertengger di level 12.116 pada penutupan perdagangan kemarin, kini justru melemah 34 poin ke level
Pembukaan perdagangan valas Bloomberg mencatat rupiah dibuka ke level 12.200 per dolar AS.
Hingga perdagangan pukul 10.05 WIB, rupiah bergerak dalam tren menguat meski sempat turun ke level 12.216 per dolar AS. Rupiah saat ini bergerak di level 12.210 per dolar AS.
Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia mengakui pemangkasan besaran quantitative easing menjadi US$ 65 miliar telah diperkirakan pelaku pasar.
The Fed mengaku cukup puas dengan perkembangan data perekonomian sebulan ke belakang. Walaupun belum ada kepuasan yang berarti terhadap perkembangan data pasar tenaga kerja.

Ini Dahsyatnya Pengaruh AS Terhadap Ekonomi Dunia

Jakarta -Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat (AS) punya pengaruh besar terhadap negara-negara di dunia. Hal ini juga berlaku dalam hal ekonomi.
Setiap kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah AS, pengaruhnya tak hanya dirasakan orang masyarakat negeri Paman Sam saja, tetapi juga seluruh dunia. Bahkan, negara-negara berkembang yang ekonominya baik-baik saja bisa ikut latah kena getahnya.
Contoh nyatanya terjadi subuh tadi, pada Rabu malam waktu setempat The Federal Reserve berencana kembali mengurangi stimulus meski tengah terjadi gejolak ekonomi di negara-negara berkembang.
The Fed menilai, perkembangan ekonomi AS terus membaik, sehingga bank sentral perlu mulai mengurangi stimulusnya. Namun beberapa investor menilai langkah The Fed ini berisiko tinggi karena saat ini sedang ada gejolak di negara-negara berkembang.
The Fed masih akan melakukan stimulus pembelian obligasi namun jumlahnya hanya menjadi US$ 65 juta per bulan mulai Februari, turun dari sebelumnya US$ 75 miliar. Ini merupakan kebijakan terakhir Gubernur The Fed Ben Bernanke sebelum menyerahkan jabatan ke Janet Yelen.
Tak berhenti sampai di situ, Bernanke juga meminta Yelen terus melakukan pemangkasan nilai pembelian obligasinya itu setiap bulan sebanyak US$ 10 miliar sampai ekonomi AS bisa mandiri tanpa bantuan stimulus.
Langkah ini seharusnya disambut positif investor karena dengan dikuranginya stimulus berarti ekonomi AS sudah membaik. Namun yang terjadi justru sebaliknya, hal ini di luar prediksi investor AS maupun dunia.
Alhasil aksi jual panik pun terjadi, investor beranggapan tanpa stimulus maka pasar finansial AS bisa kembali bergejolak. Jika melihat masa lalu, sudah sejak lama pergerakan pasar AS selalu mempengaruhi bursa-bursa lainnya di dunia. Pasalnya, banyak perusahaan kelas dunia yang sahamnya dicatat di AS.
Seperti dikutip AFP, Kamis (30/1/2014), imbas pemangkasan stimulus ini terasa hingga ke bursa-bursa Asia. Seluruh bursa regional terendam di teritori negatif.
Bursa Tokyo menukik 3,33% hingga siang hari ini, Sydney anjlok 1,00%, Hong Kong jatuh 1,42, dan Shanghai kehilangan 0,20%. Sedangkan Singapura turun 1,02%, Manila berkurang 1,37% dan Jakarta 1,15%.
Sementara bursa Taipei dan Seoul ditutup menyambut hari raya Imlek. Bursa-bursa di Asia ini sebelumnya juga sudah terkena tekanan melambatnya manufaktur China di akhir 2013.
Kebijakan The Fed yang mengejutkan ini juga membuat nilai tukar dolar AS dan euro melemah terhadap mata uang di kawasan. Dolar AS melemah paling dalam terhadap yen Jepang. (detik.com)

Ini Alasan Bank Sentral AS Tetap Melanjutkan Tapering

Liputan6.com, Washington : Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Ben Bernanke memimpin rapat direksi yang terakhir pada dua hari lalu yang fokus membahas pengurangan pembelian obligasi dari jumlah awal US$ 85 miliar per bulan. Dalam pertemuan tersebut, The Fed akan kembali mengurangi pembelian obligasi senilai US$ 10 miliar.
Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (30/1/2014), rapat tersebut sekaligus menjadi pertemuan terakhir yang dipimpin Bernanke setelah menduduki jabatannya selama delapan tahun berturut-turut. Hasilnya, The Fed akan tetap pada pendiriannya untuk menarik habis dana stimulus yang telah memperlebar neraca keuangannya hingga lebih dari US$ 4 triliun.
Perbedaan pendapat sempat terjadi dalam rapat tersebut. Itu karena aksi The Fed memicu pelemahan mata uang di negara-negara berkembang. Selain itu, pemulihan ekonomi AS juga belum menemukan pijakan yang kukuh sehingga dimungkinkan bisa goyah sewaktu-waktu.
"Saat ini pasar berusaha menyesuaikan pergerakannya seiring dengan perubahan kebijakan The Fed," ungkap pakar strategi pasar keuangan Quincy Krosby.
Pada pertemuan Desember, The Fed telah memutuskan untuk mengurangi program pembelian obligasinya sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar. Sementara pada rapat dua hari lalu, berdasarkan hasil pemungutan suara redaksi, Bernanke kembali memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar di tahapan kedua.
Meski masa kepemimpinan Bernanke telah berakhir, The Fed di bawah kepemimpinan Janet Yellen akan tetap mengakhiri peredaran dana stimulusnya pada akhir 2014.
"Sudah semakin jelas, dalam beberapa bulan ke depan, The Fed akan segera menuntaskan program pembelian obligasinya. Mungkin akan berakhir pada Oktober atau awal November tahun ini," ungkap wakil pimpinan investasi Pimco, Bill Gross.
 
Alasan Tapering Tetap Dilakukan
Bank sentral AS kembali melakukan langkah pemangkasan pembelian obligasi melihat dari indikator pasar tenaga kerja yang beragam dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, para pembuat kebijakan bank sentral AS tetap melakukan pemangkasan pembelian obligasi untuk mempercepat pemulihan dari resesi terburuk sejak Great Depression. Hal itu dilakukan di tengah payroll yang melambat dan kekacauan mata uang negara berkembang.
Bank sentral AS juga tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Hal ini dilakukan hingga pengangguran turun di bawah 6,5%.
"Langkah ini memberikan sedikit kejelasan dan kepastian ke pasar pada arah The Fed. Hal itu akan membingungkan bila gangguan pasar negara berkembang menyebabkan The Fed mengubah arah," ujar Heather Loomis, Direktur West Coast.

2015, SMGR mulai ekspansi ke Indonesia timur

JAKARTA. Tahun depan, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan mulai ekspansi ke wilayah bagian Indonesia timur. Salah satu target lokasinya adalah Papua.
"Di Papua bisa di Sorong dan Manokwari," ujar Dwi Sutjipto, Direktur Utama SMGR.
Saat ini, lanjut dia, kebutuhan semen di Papua masih sedikit. Sekitar 600.000 ton per tahun. Manajemen masih menghitung nilai keekonomian jika BUMN semen ini membangun pabrik di sana.
"Kalau pasarnya ditambah dengan Maluku mungkin bisa," imbuh Dwi.
Ekspansi ke wilayah Indonesia timur akan menjadi fokus perseroan di 2015 mendatang. Papua dipilih setelah niat perseroan untuk mengambilalih PT Semen Kupang belum jelas. Pasalnya, perusahaan semen yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini masih dalam posisi menjalin kerja sama operasional.
Sekedar informasi, sejak pertengahan 2011, Semen Kupang menjalin kesepakatan bisnis dengan perusahaan swasta, PT Sarana Agra Gemilang sebagai mitra KSO.
Semen Kupang yang memperoleh suntikan dana Rp 300 miliar pun kembali beroperasi sejak vakum mulai 2008 lalu.
Namun, Kementerian BUMN menilai KSO dengan pihak swasta itu tidak begitu berhasil. Pasalnya pabrik yang dioperasikan hanya satu dari dua pabrik yang tersedia.
Akibat tidak maksimalnya kinerja, Semen Kupang pun terbebani utang yang kerugian yang menggunung. Alhasil, Kementerian BUMN meminta agar SMGR mengambil alih saham pemerintah di Semen Kupang agar ekspansi maksimal.
Adapun, kepemilikan pemerintah di Semen Kupang sebesar 61,48%. Sisanya dikuasai PT Bank Mandiri Tbk 35,39%, dan pemerintah daerah NTT 1,12%. Kementerian BUMN bahkan tidak hanya menawarkan saham pemerintah, tetapi juga saham milik Bank Mandiri. (kontan.co.id)

Rupiah Hari Ini Diperkirakan Rp 12.100-12.250

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan kurs rupiah  diperkirakan berada pada kisaran Rp 12.100-12.250 per dolar Amerika Serikat, Kamis ini, 30 Januari 2014. Penguatan rupiah diperkirakan masih dipengaruhi sentimen positif kebijakan bank sentral Turki dan India dalam menaikkan suku bunga acuannya hingga 12 persen.
"Selain itu kebijakan yang diambil negara berkembang dalam menghadapi ancaman likuiditas global juga memberi sentimen positif terhadap mata uang regional, termasuk rupiah," ujar Reza dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 30 Januari 2014. (Baca juga : Rupiah pada Semester Dua Diprediksi Menguat)
Selain itu keyakinan pelaku pasar yang sudah terlampau tinggi atas kelanjutan tapering off membuat rupiah tidak akan terlalu merespons negatif keputusan bank sentral AS (The Fed). Reaksi pelemahan rupiah, diyakini dia, hanya terjadi apabila nilai stimulus yang dikurangi melebihi US$ 10 miliar. Pelaku pasar khawatir pemangkasan melampaui ekspektasi. (Baca juga : Hari ini Rupiah Masih di Zona Merah )
Pada akhir bulan, kebutuhan korporasi yang mulai berkurang membuat likuiditas dolar di pasar dalam negeri cukup terjaga. Rupiah pun mungkin hanya bergerak pada kisaran 12.100-12.250 per dolar AS. "Meski The Fed memutuskan tapering off, rupiah masih berpeluang menguat," kata Reza.

First Asia: IHSG Bergerak di 4.325-4.435

Jakarta -Rendahnya kekhawatiran atas krisis mata uang negara emerging market telah mendorong pembelian balik di pasar saham. Pasar saham Asia kemarin beraksi positif atas langkah bank sentral Turki yang menaikkan tingkat bunga acuannya (repo rate satu minggu) dari 4,5% menjadi 10% yang memicu penguatan mata uang Lira 1,8%. Hal ini turut berimbas pada perdagangan saham kemarin. IHSG menguat 75,698 poin (1,7%) ditutup di 4417,349. Ini merupakan kenaikan tertinggi harian dalam dua pekan terakhir.
Penguatan terutama ditopang aksi beli asing hingga Rp245,225 miliar di sejumlah saham unggulan seperti TLKM, BMRI, dan PGAS. Selain faktor regional, penguatan IHSG kemarin juga dipicu oleh langkah Morgan Stanley menaikkan rekomendasi atas saham Indonesia menjadi equalweight dari sebelumnya underweight. Seiring menguatnya IHSG, nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin menguat 0,9% di Rp12154 dari penutupan hari sebelumnya di Rp.12267.
Sementara Wall Street tadi malam kembali terkoreksi menyusul keputusan The Fed yang melanjutkan program pengurangan stimulusnya (taper) sebesar USD10 miliar menjadi USD65 miliar setiap bulan. Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 1,19% dan 1,02% ditutup di 15738,79 dan 1774,20.
Kondisi pasar saham global yang kembali bergerak di teritori negatif berpeluang terimbas pada perdagangan saham hari ini. Rebound IHSG selama dua hari terakhir rawan aksi ambil untung menyusul langkah The Fed melanjutkan pengurangan stimulusnya dan problem ekonomi yang dihadapi sejumlah negara emerging market. IHSG pada perdagangan akhir pekan ini sebelum libur Imlek diperkirakan akan bergerak dengan support di 4325 dan resisten di 4435. (detik.com)

Sucorinvest: IHSG Waspadai Profit Taking

Jakarta -Kemarin IHSG menguat dan ditutup plus 76 poin pada 4417 dipimpin oleh saham semua sektor di tengah – tengah penguatan index bursa global setelah bank sentral Turki menaikkan suku bunga lebih dari 2 x untuk melindungi mata uang dan setelah Morgan Stanley menaikkan rekomendasi saham Indonesia dari UW menjadi EW. Investor asing kemarin sebagai net buyer sebesar Rp245 miliar. Hari ini secara teknikal kami perkirakan IHSG menguat pada kisaran 4408–4437 dengan pertimbangan: indikator KO: berpotongan dengan potensi gx, SO: gx (33), menguji candle 3 white soldiers, GAP4432-4437 sebagai RL dan penguatan index kemarin diikuti dengan peningkatan volume. Kemarin index bursa Eropa ditutup melemah setelah beberapa emiten catat laba di bawah perkiraan dan saat pelaku pasar khawatir FED akan mengurangi lagi stimulus. Sedangkan bursa Wall Street ditutup melemah lebih dari 1% setelah FED umumkan pengurangan kembali nilai pembelian obligasi bulanan sebesar USD10 miliar menjadi USD65 miliar mulai Pebruari 2014 di tengah-tengah gejolak pasar finansial negara berkembang. Pagi ini bursa Asia dibuka melemah saat Yen menguat dan setelah FED mengurangi lagi stimulus sebesar USD10 miliar per bulan. Sehingga IHSG berpotensi dibuka melemah saat pelaku pasar melakukan profit taking. (detik.com)

Woori Korindo: IHSG Mixed Negatif

Jakarta -Pada penutupan Rabu (28/1) IHSG berakhir dengan kenaikan gain cukup tinggi sebesar 1.74% ke 4,417.349. Kembali masuknya dana asing dengan nilai net buy sebesar Rp 245 miliar yang antara lain mempengaruhi kinerja positif saham-saham index movers seperti BMRI, TLKM, UNVR, PGAS, dan BBRI berhasil memicu IHSG untuk naik. Pergerakan rebound IHSG Rabu hampir berhasil sepenuhnya menutup gap candlestick di level 4,360-4,437 yang tercipta sebelumnya.
Keputusan taper USD 10 miliar dari the Fed yang mempengaruhi posisi penutupan bursa global terutama pelemahan indeks saham AS, berpeluang untuk turut mempengaruhi pergerakan modal asing yang sudah mulai recovery kemarin di BEI. Pada hari Kamis (30/1) IHSG berpeluang untuk bergerak dalam range support 4,300 dan resistance 4,480. Secara teknikal IHSG memiliki mixed divergent signal, seperti peluang pergerakan ke arah upper limit bollinger dan peluang RSI untuk penetrasi signal di 60.23 meskipun stochastic downreversal dan MACD osc berpotensi turun, namun pergerakan IHSG hari ini diperkirakan mixed negatif akibat perubahan sentimen eksternal. Indeks saham regional turut dibuka melemah pagi ini. Tetap waspada, cermati pergerakan saham Blue Chip seperti TLKM, INTP, GGRM, dan UNVR, terutama saham perbankan: BBRI, BMRI, dan BBCA, lakukan buy on weakness apabila terjadi koreksi. Selain itu cermati juga pergerakan saham AKRA, ASII, dan TAXI.
 
US Market:
Indeks saham AS berakhir di zona merah dengan tingkat losses diatas 1% pada Rabu (28/1). Dow Jones turun -1.19% ke 15,738.79, S&P 500 melemah -1.02% ke 1,774.20, dan NASDAQ terkoreksi -1.14% ke 4,051.4. Keputusan the Fed untuk melanjutkan kebijakan tapering stimulus moneter sebesar USD 10 miliar yang kini menjadi USD 65 miliar per bulan terlepas dari ketidakpastian yang muncul di pasar negara berkembang, menyebabkan pelaku pasar merespons dengan melakukan aksi jual.
 
European Market:
Bursa saham Eropa berakhir melemah pada hari Rabu (28/1) dengan rata-rata tingkat kerugian dibawah 1% seiring meningkatnya kewaspadaan pelaku pasar menjelang pengumuman hasil FOMC meeting pada Rabu. DAX menjadi salah satu top losers dengan loss sebesar -0.75% di 9,336.73, diikuti oleh AEX Yunani -0.74% di 389.33, dan CAC 40 -0.68% di 4,156.98. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: IHSG Mixed to Down

Jakarta -Pasar saham AS melanjutkan tren pelemahan, setelah The Fed memutuskan tetap melakukan pengurangan stimulus. Indeks saham Dow Jones ditutup turun -1,19%, sementara S&P500 ditutup terkoreksi -1,02% semalam.
Di sisi lain, indeks saham di berbagai negara Asia pagi ini dibuka bervariasi (mixed). Indeks Nikkei 225 di Jepang tercatat turun -3,04%, sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat +1,26%.
Dari pasar komoditas, harga minyak mentah WTI Crude Oil mengalami kenaikan +1,73% ke level US$97,41 per barel. Bertolak belakang dengan harga kontrak berjangka emas Comex yang melemah -1,01% ke posisi US$1.251 per troy ounce.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah memberikan sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara itu, kedepan investor menanti rilis data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia, yang sedianya akan dirilis pekan depan.
Melihat hal itu, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks akan bergerak mixed to down. Pergerakan indeks hari ini akan berada dalam level support 4.272 dan resistance 4.500. (detik.com)

Harga Emas Antam Naik Rp 1.000/Gram

Jakarta - Harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hari ini naik Rp 1.000/gram.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Kamis (30/1/2014) harga emas 1 gramnya menjadi Rp 539.000/gram dari Rp 538.000/gram di hari sebelumnya.
Sementara harga jual kembali atau buyback emas Logam Mulia Antam tetap di Rp 479.000/gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 249.800.000
  • 100 gram Rp 50.050.000
  • 50 gram Rp 25.050.000
  • 10 gram Rp 5.050.000
  • 5 gram Rp 2.550.000
  • 1 gram Rp 539.000
"Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja," terang Antam dalam situs resminya. (detik.com)

Pejabat Bank Sentral AS Kompak Lanjutkan Pengetatan Stimulus

Bisnis.com, JAKARTA—Para pembuat kebijakan bank sentral AS kompak untuk meneruskan kebijakan pengetatan belanja obligasi secara bertahap di bawah Janet Yellen yang akan mulai bertugas lusa menggantikan Gubernur the Fed Ben Bernanke.
Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyatakan pihaknya akan memangkas belanja obligasi bulanan menjadi $65 miliar. Kebijakan itu diambil setelah melihat indikator pasar tenaga kerja yang terus mengalami perbaikan meski berjalan lambat.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat dari triwulan ke triwulan berikutnya semakin meyakinkan dimbilnya kebijakan itu.
Pertemuan kali ini merupakan pertemuan pertama tanpa perbedaan pendapat sejak Juni 2011. Hal itu menunjukkan strategi pengetatan stimulus moneter telah menjadi kesepakatan.
Pasalnya para pejabat bank sentral tersebut khawatir neraca keuangan bank sentral yang mencapai US$4,1 triliun berisiko menyebabkan harga aset menjadi rentan.
Untuk itu, Yellen mengatakan banyak hal yang harus dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (30/1/2014).

Indeks S&P 500 Turun 1% Setelah Keputusan The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa AS melemah, menekan indeks Standard & Poor's 500 ke level terendahnya dalam 2 bulan.
Hal itu terjadi setelah The Federal Reserve mengatakan tetap melanjutkan rencana memangkas stimulus ekonomi lanjutan.
Indeks S&P 500 turun 1% ke level 1.774,2 pada penutupan perdagangan Rabu (29/1/2014).
"Anda mendapat semua masalah ini seiring fundamental emerging market yang masih tertekan. Anda hanya perlu membiarkan terjadi," papar Brian Barish, President of Denver-based Cambiar Investors LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Facebook Inc naik, yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun turun 7 basis poin, dan yen naik 0,7%.

OSO Securities: Indeks Tertekan Pemangkasan Stimulus The Fed

Jakarta - Perdagangan kemarin (29/01) IHSG kembali melanjutkan penguatannya. IHSG menguat sebesar 75.69 poin ke level 4,417.34 atau naik 1.74%. IHSG menguat seiring bursa Asia dan Global yang menguat di tengah kekuatiran investor terhadap pertemuan The Fed yang merencanakan pengurangan stimulus serta melambatnya ekonomi China. Bank Sentral Turki menaikan tingkat suku bunga hingga ke level 12% dengan tujuan dapat menghentikan penurunan nilai mata uang Lira, Hal tersebut direspon positif oleh investor. Turki salah satu negara emerging market yang mengalami penurunan nilai mata uang terus menerus akibat dana asing yang keluar karena kekuatiran pengurangan stimulus AS. Penguatan IHSG dipimpin oleh sektor infrastruktur yang naik 2.52%. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp245 miliar.
Semalam bursa Wall Street ditutup melemah, di mana Indeks Dow Jones turun sebesar 1,19% ke 15,738.79, Indeks S&P turun 1,02% menjadi 1,774.20 dan indeks Nasdaq juga melemah 1,14% ke level 4,051.43. Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed terakhir di bawah kepemimpinan Ben Bernanke semalam kembali memutuskan untuk memangkas kembali program stimulus sebesar USD 10 miliar menjadi USD 65 miliar. Di samping itu, The Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah pada rate 0,25%.
Hari ini kami perkirakan IHSG bergerak mixed cenderung tertekan dengan sentimen pemangkasan stimulus oleh The Fed. Bursa Asia pagi ini dibuka rata-rata melemah juga disebabkan karena sentimen data retail sales Jepang yang mengalami penurunan. Secara teknikal, IHSG membentuk bullish belt hold dan berada di atas middle bolingger bands. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram negatif memendek, indikator stochastic masih berada di area netral. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4,356 dan resistance di level 4,478. (detik.com)

KDB Daewoo Daily

Jakarta -Pada perdagangan hari Rabu (29/1) Indeks Dow Jones ditutup turun 189,77 poin (-1,19%) ke 15.738,79 dikarenakan the Fed memilih untuk tetap dengan rencana dalam mengurangi pembelian obligasi bulanan yang pada saat ini turun ke USD 65 miliar.
Minyak light sweet diperdagangkan di level US$98 per barel di New York di tengah laporan pemerintah AS yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS yang naik lebih tinggi dari yang diperkirakan.
IHSG pada Rabu kemarin ditutup naik 75,70 poin (+1,74%) ke 4.417,35 dengan asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp235 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli a.l. BMRI, TLKM, GGRM, BBCA, dan PGAS.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup naik setelah dibuka pada pagi hari dengan cukup meyakinkan dan sepanjang hari hingga penutupan mampu mempertahankan kenaikannya diatas 1%. Dari sisi teknikal ini memberikan gambaran akan kuatnya trend kenaikan IHSG kali ini.
Untuk perdagangan hari ini kami perkirakan IHSG akan naik dengan kecenderungan mixed. Adapun support level untuk perdagangan hari ini adalah 4387 dan resistance level di 4456. (detik.com)

Kebijakan The Fed Beri IHSG Sentimen Negatif

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melesat hingga 75 poin berkat aksi beli saham unggulan dan balik lagi ke level 4.400. Penguatan IHSG paling tinggi di antara bursa-bursa regional.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (29/1/2014), IHSG ditutup melesat 75,698 poin (1,74%) ke level 4.417,349. Sementara Indeks LQ45 ditutup melonjak 15,208 poin (2,09%) ke level 742,461.
Semalam Wall Street berakhir anjlok dan menyentuh titik terendahnya tahun ini setelah The Federal Reserve berencana kembali mengurangi stimulus meski di tengah gejolak ekonomi negara-negara berkembang.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones anjlok 189,77 poin (1,19%) ke level 15.738,79. Indeks S&P 500 kehilangan 18,30 poin (1,02%) ke level 1.774,20. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 46,53 poin (1,14%) ke level 4.051,43.
Hari ini IHSG diperkirakan akan jatuh ke zona merah gara-gara kebijakan The Fed yang mengurangi jumlah stimulusnya. Investor akan merespons negatif kebijakan ini dan lakukan aksi jual.
 
Pergerakan bursa-bursa di regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 528,08 poin (3,43%) ke level 14.855,83. 
  • Indeks KOSPI naik 24,22 poin (1,26%) ke level 1.941,15. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Semesta Indovest
Bursa AS kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu dengan indeks Dow Jones turun 189,77 poin atau 1,19%, S&P 500 turun 1,02%, dan Nasdaq turun 1,14%. Pelemahan indeks didorong oleh kebijakan the Fed yang tetap melanjutkan tapering menjadi US$ 65 milyar per bulan ditengah masih bergejolaknya emerging market. Saham-saham sector consumer memimpin pelemahan indeks.
Bursa eropa ditutup melemah akibat masih wait and see jelang keputusan the Fed yang akhirnya tetap melanjutkan tapering US$ 10 milyar yang kedua. Indeks FTSE turun 0,43%, CAC turun 0,68%, DAX turun 0,75%.
Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan kembali bergerak melemah terimbas pelemahan bursa Wallstreet dan regional. Disamping itu indeks EIDO juga turun 0,53%. Namun pelemahan harga dapat dimanfaat investor untuk kembali masuk mengingat masih kuatnya minat beli pelaku pasar ketika sentiment positif datang. Investor dapat melakukan Buy on Weakness pada saham-saham antara lain BBRI, SMGR, WSKT, ASRI, SMRA.
 
Trust Securities
IHSG kembali masih meneruskan laju positifnya. Pelaku pasar memanfaatkan positifnya laju bursa saham AS dan Eropa serta sentimen positif dari penguatan sejumlah mata uang emerging market setelah bank sentral India menaikkan RBI rate dan kenaikan suku bunga Turki. Harapan kami agar IHSG tidak melemah dalam setelah utang gap 4270-4293 belum tertutup sempurna pun kembali terlampaui. Saham-saham konsumer, infrastruktur, dan perkebunan menjadi incaran pelaku pasar seiring persepsi peningkatan curah hujan saat ini dapat memberikan tambahan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap sektor-sektor tersebut. Positifnya penilaian Morgan Stanley dan laju Rupiah yang terapresiasi memberi obat kuat bagi IHSG untuk bertahan menghijau. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4432,35 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4355,93 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4417,35. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Kamis (30/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4349-4389 dan resistance 4428-4448. Berpola menyerupai three inside up di atas middle bollinger bands (MBB). MACD downtrend terbatas dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic downreversal terbatas. IHSG berhasil melampaui kisaran target resisten (4349-4368) dan hampir menutupi sempurna utang gap 4360-4437. Diharapkan IHSG masih diberi kesempatan untuk menutup sempurna utang gap tersebut sehingga memiliki peluang untuk menuju utang gap berikutnya di level 4480-4483. Tetapi, waspadai potensi pembalikan arah jika hal tersebut tidak terjadi. (detik.com)

Kiwoom Securities: The Fed Beri Tekanan Negatif

Jakarta -Melemahnya Dow Jones serta bursa dunia setelah the Fed kembali mengurangi stimulus dapat memberi tekanan sebelum libur panjang akhir minggu. IHSG bergerak cukup positif dengan menutup gap turun dan dukungan timbulnya aksi beli asing kemarin. Namun, adanya diagonal resistance berpeluang menghambat.
 
DEWA – Investor pertanyakan penjaminan utang
Langkah PT Darma Henwa (DEWA) menjamin utang PT Dinamika Reka Geoteknik (DRG) kepada Read Finance Company Ltd. senilai US$ 92.8 Juta dinilai janggal karena melebihi 20% ekuitas dewa yang tercatat sebesar US$ 254.6 Juta pada 9M 2013 lalu. DEWA menjamin utang DRG dengan menggunakan piutang usaha atas jasa tambahan yang diperoleh perusahaan dari PT Kaltim Prima Coal (KPC). Dalam keterbukaan informasi disebutkan bahwa DEWA akan mengalihkan pekerjaan (subkontrak) tersebut kepada DRG, dimana DRG membutuhkan pendanaan dari Read Finance. Manajemen DEWA menyebutkan penjaminan tersebut adalah transaksi material yang tidak memerlukan persetujuan RUPSLB. Transaksi dinilai janggal karena jumlah asset DRG hanya sebesar Rp 2.5 Miliar. Karena tidak dijelaskan apakan DEWA dan DRG merupakan pihak terafiliasi atau tidak, maka motif pemberian jaminan utang menjadi pertanyaan besar bagi para investor.
 
JSMR – Anggaran jalan tol rusak
PT Jasa Marga (JSMR) menyiapkan anggaran Rp 300 Miliar untuk memperbaiki beberapa ruas jalan tol yang rusak dikarenakan banjir. Anggaran tersebut sudah masuk dalam belanja modal sebesar Rp 5.4 Triliun yang berasal dari kas internal perusahaan. Biaya perbaikan jalan dibutuhkan seiring dengan ruas baru JSMR yang bertambah dan kenaikan volume kendaraan. JSMR menargetkan volume lalulintas kendaraan sebanyak 1.36 miliar unit tahun ini. Jumlah tersebut naik 8.8% dari perkiraan volume lalulintas kendaraan sekitar 1.25 miliar unit pada tahun lalu. Saat ini, JSMR masih fokus mengikuti tender tol Medan-Kualanamu, Sumatera Utara sepanjang 60 Km.
 
PBRX – Rencana pembangunan pabrik
PT Pan Brothers (PBRX) berencana membangun tujuh pabrik melalui anak usahanya, PT Eco Smart Garmen Indonesia. Pembangunan pabrik direncanakan secara bertahap selama tiga tahun. Dana pembangunan pabrik berasal dari hasil rights issue sebesar Rp 1.01 Triliun. Anggaran untuk membangun pabrik Rp 608 Miliar dari total rights issue. Untuk tahun ini, PBRX hanya akan membangun empat pabrik baru dengan nilai investasi US$ 34.2 Juta. Tahap selanjutnya, PBRX akan membangun dua pabrik di tahun depan dan satu pabrik pada 2016. Untuk itu, PBRX menganggarkan belanja modal US$ 37 Juta pada tahun ini dengan rincian US$ 34 Juta untuk bangun pabrik dan sisanya untuk perawatan dan meningkatkan kualitas mesin. (detik.com)

Trust Securities: Waspadai Pembalikan Arah IHSG

Jakarta -IHSG kembali masih meneruskan laju positifnya. Pelaku pasar memanfaatkan positifnya laju bursa saham AS dan Eropa serta sentimen positif dari penguatan sejumlah mata uang emerging market setelah bank sentral India menaikkan RBI rate dan kenaikan suku bunga Turki. Harapan kami agar IHSG tidak melemah dalam setelah utang gap 4270-4293 belum tertutup sempurna pun kembali terlampaui. Saham-saham konsumer, infrastruktur, dan perkebunan menjadi incaran pelaku pasar seiring persepsi peningkatan curah hujan saat ini dapat memberikan tambahan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap sektor-sektor tersebut. Positifnya penilaian Morgan Stanley dan laju Rupiah yang terapresiasi memberi obat kuat bagi IHSG untuk bertahan menghijau. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4432,35 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4355,93 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4417,35. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Kamis (30/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4349-4389 dan resistance 4428-4448. Berpola menyerupai three inside up di atas middle bollinger bands (MBB). MACD downtrend terbatas dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic downreversal terbatas. IHSG berhasil melampaui kisaran target resisten (4349-4368) dan hampir menutupi sempurna utang gap 4360-4437. Diharapkan IHSG masih diberi kesempatan untuk menutup sempurna utang gap tersebut sehingga memiliki peluang untuk menuju utang gap berikutnya di level 4480-4483. Tetapi, waspadai potensi pembalikan arah jika hal tersebut tidak terjadi. (detik.com)

Semesta Indovest: IHSG Terimbas Pelemahan Wall Street

Jakarta -Bursa AS kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu dengan indeks Dow Jones turun 189,77 poin atau 1,19%, S&P 500 turun 1,02%, dan Nasdaq turun 1,14%. Pelemahan indeks didorong oleh kebijakan the Fed yang tetap melanjutkan tapering menjadi US$ 65 milyar per bulan ditengah masih bergejolaknya emerging market. Saham-saham sector consumer memimpin pelemahan indeks.
Bursa eropa ditutup melemah akibat masih wait and see jelang keputusan the Fed yang akhirnya tetap melanjutkan tapering US$ 10 milyar yang kedua. Indeks FTSE turun 0,43%, CAC turun 0,68%, DAX turun 0,75%.
Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan kembali bergerak melemah terimbas pelemahan bursa Wallstreet dan regional. Disamping itu indeks EIDO juga turun 0,53%. Namun pelemahan harga dapat dimanfaat investor untuk kembali masuk mengingat masih kuatnya minat beli pelaku pasar ketika sentiment positif datang. Investor dapat melakukan Buy on Weakness pada saham-saham antara lain BBRI, SMGR, WSKT, ASRI, SMRA.
 
Indonesia News Highlight
• Pan Brothers Raih Rp1 T Hasil PUT 3
• SMGR Buka Pabrik di Myanmar
• DEWA Jamin Utang Anak Usaha US$92,8 Juta
• MNC Kapital Resmi Masuk Bank ICB Bumiputera
 
Trading Counter – Technical Analysis
• BBRI - Buy on Weakness (S1= 8.175, R1= 8.400)
• SMGR – Buy on Weakness (S1= 14.100, R1= 14.500)
• WSKT – Buy on Weakness (S1= 520, R1= 550)
• ASRI – Buy on Weakness (S1= 510, R1= 530)
• SMRA – Buy on Weakness (S1=905, R1= 930)
 
sumber: detik.com

The Fed Pangkas Stimulus Lagi, Wall Street Langsung Jatuh

New York - Saham-saham di Wall Street berakhir anjlok dan menyentuh titik terendahnya tahun ini setelah The Federal Reserve berencana kembali mengurangi stimulus meski di tengah gejolak ekonomi negara-negara berkembang.
Dengan koreksi yang tajam itu, Indeks S&P 500 sudah jatuh 4% bulan ini, koreksi paling tajam sejak Mei 2012. Investor sudah mengantisipasi hal ini karena S&P 500 sudah naik 30% di 2013.
Perdagangan langsung bergerak fluktuatif setelah bank sentral AS mengumumkan rencana pengurangan stimulus sebesar US$ 10 miliar tiap bulan. Sembilan dari 10 sektor di S&P 500 berakhir di zona merah.
The Fed menilai perkembangan ekonomi AS yang terus membaik membuat bank sentral sepakat untuk mulai mengurangi stimulusnya. Namun beberapa investor menilai langkah The Fed ini berisiko tinggi karena saat ini sedang ada gejolak di negara-negara berkembang.
"Investor berharap The Fed bisa merespons gejolak yang terjadi baru-baru ini dan mendukung mereka," kata Jack Ablin, kepala investasi dari BMO Private Bank di Chicago, dikutip Reuters, Kamis (30/1/2014).
The Fed masih akan melakukan stimulus pembelian obligasi namun jumlahnya hanya menjadi US$ 65 juta per bulan mulai Februari, turun dari sebelumnya US$ 75 miliar. Ini merupakan kebijakan terakhir Gubernur The Fed Ben Bernanke sebelum menyerahkan jabatan ke Janet
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones anjlok 189,77 poin (1,19%) ke level 15.738,79. Indeks S&P 500 kehilangan 18,30 poin (1,02%) ke level 1.774,20. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 46,53 poin (1,14%) ke level 4.051,43. (detik.com)