korea by dewanti

Thursday, December 19, 2013

Bursa Eropa Naik Seiring Keputusan Fed

INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa mengalami reli pada perdagangan Kamis (19/12/2013). Investor mencerna keputusan Fed mengurangi stimulus pada Januari 2014 sesuai perkembangan ekonomi.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 1,2% ke 317,7 sebagi posisi tertinggi sejak awal Desember 2013 lalu. Demikian mengutip cnbc.com. The Fed mulai Januari hanya mengucurkan stimulus sebesar US$75 miliar per bulan. Setelah dalam rapat FOMC mengurangi stimulus sebesar US$10 miliar dari saat ini US$85 miliar per bulan.
Sedangkan indeks FTSE di London naik 0,9% ke 6.552,16, indeks CAC di Paris menguat 1,1 persen menjdi 4.155,64. Untuk indeks DAX di Jerman meraih 1 persen menjadi 9.276,75. Penguatan terjadi pada saham AstraZeneca 2,1 persen, saham Barclays Plc naik 2,5% dan saham Commerzbank naik 2,4%.
Fed menilai langkah stimulus selama ini berhasil menurunkan tingkat pengangguran di bawah 6,5% dari angka 7% November lalu. Sementara itu, mulai Januari nanti akan menurunkan pembelian obligasi menjadi US$ 75 miliar per bulan dari pembelian kini sebesar US$ 85 miliar sebulan.

Dolar Sentuh Rp 12.000, Utang RI Makin Menggunung

Jakarta -Dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp 12.000/US$, anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali melonjak Rp 50 triliun menjadi Rp 250 triliun. Secara tidak langsung hal ini akan menambah utang negara.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menuturkan penambahan utang itu terpaksa dilakukan. Apalagi mengingat penerimaan negara dari sektor pajak juga tidak mencapai target.
"Ya bagaimana lagi, kita terpaksa menambah utang terus. Karena mau dapat dari mana uangnya?," ujar Sofjan di Gedung Permata, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2013)
November 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.354,54 triliun. Jumlah utang ini naik naik Rp 77,6 triliun dibandingkan dengan posisi Oktober 2013 yang sebesar Rp 2,276,98 triliun.
Dalam jangka panjang, menurut Sofjan beberapa pihak juga akan sulit untuk meminjamkan dananya ke Indonesia. Karena pinjamannya akan hanya habis untuk pembayaran subsidi BBM.
"Kalau begini terus ceritanya nggak ada lagi orang mau pinjamin kita uang. Karena habisnya itu buat bayar subsidi. Mana mau orang," sebutnya.
Padahal seharusnya utang itu ditujukan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Seperti pembangunan infrstruktur listrik, jalan, jembatan dan yang lainnya.
"Harusnya itu uang dipakai untuk bangun jembatan, jalan, bandara. Itu lebih bagus," ujar Sofjan.
Sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan akibat pelemahan rupiah, defisit anggaran tahun 2013 melebihi asumsi. Pada APBN Perubahan 2013, defisit dipatok sebesar 2,38%. Sementara pada realisasinya diperkirakan mencapai 2,41%.
"Setiap pelemahan Rp 1000, netnya akan ada defisit sebesar Rp 5 triliun," kata Chatib. (detik.com)

Asing Banyak Belanja Saham, IHSG Menguat 35 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 35 poin setelah minat beli asing muncul kembali. Saham-saham lapis dua sempat kena aksi ambil untung tapi tak membuat indeks jatuh ke zona merah.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 12.200 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.170 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menanjak 57,761 poin (1,36%) ke level 4.253,558 dalam reli yang terjadi di bursa-bursa Asia. Sentimen positif datang dari Wall Street yang semalam cetak rekor setelah rencananya The Fed mulai kurangi stimulus.
Indeks langsung naik hingga posisi tertingginya hari ini di 4.257,168 tak lama setelah pembukaan perdagangan. Laju IHSG sedikit melambat jelang penutupan perdagangan.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melaju 41,696 poin (0,99%) ke level 4.237,978 atas maraknya aksi borong saham. Tak satu pun sektor industri di lantai bursa yang melemah.
Laju penguatan indeks mulai terhambat oleh beberapa aksi jual saham-saham yang sudah naik cukup tinggi. Untungnya indeks masih bisa bertahan positif.
Menutup perdagangan, Kamis (19/12/2013), IHSG menguat 35,689 poin (0,85%) ke level 4.231,980. Sementara Indeks LQ45 naik 8,428 poin (1,21%) ke level 705,443.
Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bisa menguat dengan penguatan rata-rata lebih dari satu persen. Hanya sektor tambang dan konstruksi yang jatuh ke zona merah.
Aksi beli ini didominasi investor asing. Transaksi asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 346,32 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 125.141 kali pada volume 4,483 miliar lembar saham senilai Rp 4,522 triliun. Sebanyak 126 saham naik, sisanya 100 saham turun, dan 188 saham stagnan.
Bursa saham Jepang memimpin penguatan hari ini dengan lonjakan lebih dari satu persen. Kecepatan bursa Asia lainnya hanya moderat, kecuali China dan Hong Kong yang melemah.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 20,49 poin (0,95%) ke level 2.127,79. 
  • Indeks Hang Seng anjlok 255,07 poin (1,10%) ke level 22.888,75. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 271,42 poin (1,74%) ke level 15.859,22. 
  • Indeks Straits Times naik tipis 3,18 poin (0,10%) ke level 3.064,96. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.250 ke Rp 61.250, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 550 ke Rp 41.700, Lippo Insurance (LPGI) naik Rp 500 ke Rp 3.400, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 450 ke Rp 18.600.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 300 ke Rp 25.900, Mitra Adiperkasa (MAPI) turun Rp 200 ke Rp 5.650, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 11.100, dan Indomobil (IMAS) turun Rp 150 ke Rp 4.800. (detik.com)

Hari Ini Inalum Resmi Jadi BUMN ke-141

Jakarta -PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) hari ini resmi menjadi bagian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang ke-141, mulai hari ini (19/12/2013)
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan akta jual beli Inalum antara pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri BUMN Dahlan Iskan dan perwakilan investor Jepang dari Konsorsium NAA (Nippon Asahan Alumunium).
Total pembayaran yang telah diterima oleh investor Jepang untuk pembelian saham di Inalum mencapai US$ 556,7 juta.
"Uang sudah masuk ke rekening mereka kira-kira jam 11 tadi (siang). Kabar dari Tokyo sudah masuk," kata Dahlan sebelum Panandatanganan Akta Pengalihan Saham PT Inalum di lantai 21 Kementerian BUMN Jakarta, Kams (19/12/2013).
Proses penandatanganan mengalami penundaan sekitar 1,5 jam dari jadwal sebelumnya karena ada perubahan isi dari lampiran perjanjian. Ada persoalan legal yang perlu ada revisi. Untuk merevisi, pihak NAA harus menghubungi perwakilan mereka di Jepang terlebih dahulu.
"Itu terkait hukum. Itu kata-kata bagi kita nggak menarik. Namanya juga hukum. Masalahnya dia nggak boleh buat perubahan apapun," jelasnya.
Proses penandatangan sendiri berlangsung kurang lebih 5 menit. Acara dimulai pada pukul 13.40 WIB. Hadir pada acara penandatanganan ini perwakilan Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, BPKP dan direksi Inalum.
Dahlan usai acara penandatangan menjelaskan untuk posisi jabatan direksi Inalum saat ini masih dipegang pejabat lama. Proses pergantian menunggu proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Hari ini baru final bahwa menjadi BUMN nanti akan RUPS ditentukan dirutnya. Dirut sekarang orang dalam jadi operasional nggak terganggu. RUPS bisa kapan saja. Dirut ditentukan RUPS," sebutnya.
PT Inalum adalah perusahaan patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230-240 ribu ton per tahun.
Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.
Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerjasama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013. (detik.com)

Inilah Target Kimia Farma Kembangkan Klinik

INILAH.COM, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memperkirakan pendapatan satu kliniknya mencapai Rp600 juta per bulan, setelah diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun depan.
Dirut PT Kimia Farma Tbk, Rusdi Rosman mengatakan, perseroan sudah siap dalam melayani seluruh perserta BPJS per 1 Januari 2014. Sehingga, perseroan sangat antusias menyambut akan diberlakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan terus mempersiapkan segala infrastruktur, jaringan dan produk.
Menurut Rusdi, selain apotek perseroan juga telah memiliki 200 klinik kesehatan dan terus akan mendirikan hingga berjumlah 1000 klinik pada tahun 2018. Ke depan perseroan memproyeksikan pendapatan Kimia Farma untuk satu klinik bila SJSN sudah diberlakukan mencapai 600 juta per satu klinik per bulan.
"Ini karena besarnya peserta BPJS yang akan menggunakan jasa klinik Kimia Farma. Coba dikalikan saja 600 juta dikalikan 200 klinik yang kita punya berapa? dan Kimia Farma bisa saving 25 persen sampai 30 persen," kata Rusdi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Lebih jauh Rusdi memaparkan, untuk tahun ini perseroan telah mendirikan 100 apotek baru dan 100 klinik baru di seluruh Indonesia. Kimia Farma melalui anak perusahaannya yankni PT Kimia Farma Apotek terus mengembangkan bisnis.
Caranya dengan memperkuat jaringan layanan ritel farmasi dengan konsep layanan ritel farmasi One Stop Health Care Solution (OSHcS) dan layanan kesehatan terpadu. Jadi, mulai dari layanan klinik, layanan laboratorium klinik, layanan apotek, dan layanan kesehatan lainnya.
"Ini merupakan strategi perseroan untuk terus meningkatkan market share dalam upaya memenangkan persaingan yang semakin ketat dengan total jumlah apotek seluruh Indonesia saat ini mencapai 26.451 apotek," ujar dia.

Bursa Asia Positif Dukung Hasil Rapat Fed

INILAH.COM, Hong Kong - Bursa saham Asia bergerak positif pada perdagangan Kamis (19/12/2013). Investor merespon keputusan FOMC The Fed untuk memulai tapering bulan Januari 2014.
Keputusan tersebut menopang penguatan dolar terhadap yen 0,3% sehingga menekan yen ke level terendah sejak Oktober 2008. Dolar Australia juga melemah 0,3% ke posisi terendah sejak Agustus 2010.
Indeks Nikkei naik 1,5% dengan dukungan saham eksportir setelah yen melemah. Indeks ASX di Sydney naik 1,4% dan indeks Kospi menguat 0,6%. Untuk Indeks Hang Seng naik 0,7% dan indeks Shanghai lebih tinggi 0,1%. Demikian mengutip marketwatch.com.
Hasil pertemuan FOMC sejak Selasa kemarin, memutuskan mulai Januari 2014, pembelian akan dikurangi menjadi US$ 35 miliar sebulan dari angka sebelumnya sebesar US$40 miliar. Demikian juga pembelian sekuritas jangka panjang juga dikurangi menjadi US$40 miliar dari semula US$45 miliar per bulan.
Ben S. Bernanke dalam menjelaskan langkah stimulus selama ini berhasil menurunkan tingkat pengangguran di bawah 6,5% dari angka 7% November lalu. Sementara itu, mulai Januari nanti akan menurunkan pembelian obligasi menjadi US$ 75 miliar per bulan dari pembelian kini sebesar US$ 85 miliar sebulan. Bila angka pengangguran menurun lagi, maka pembelian obligasi juga bakal diturunkan lagi.

Asuransi Mitra Maparya Proyeksikan Laba Rp6 M

INILAH.COM, Jakarta - PT Asuransi Mitra Maparya memproyeksikan laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp5 miliar sampai Rp6 miliar. Angka ini turun signifikan dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp20 miliar.
Presiden Direktur Asuransi Mitra Maparya, Joeseph D Angkasa mengatakan, penurunan laba bersih ini diakibatkan meningkatnya jumlah klem yang dibayarkan perseroan di sepanjang tahun ini.
"Tahun ini kita turun jauh labanya dibandingkan tahun lalu yang mendekati Rp20 miliar. Saya perkirakan hingga akhir 2013 mencapai Rp5 miliar sampai Rp6 miliar," kata Joseph seusai Public Expose di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Namun jumlah klaim yang sudah dibayarkan perseroan hingga saat ini, Joseph tidak mengatakannya. "Saya lupa berapa jumlahnya, tapi lebih besar dibandingkan tahun lalu. Sementara untuk tahun depan kita harapkan laba bisa tumbuh 20 persen dari tahun ini," ucap dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, hingga November 2013 pendapatan premi sebesar Rp260 miliar. Sedangkan, hingga akhir tahun pendapatan premi bisa mencapai 280 miliar atau tumbuh sebesae 25% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Asuransi kendaraan bermotor masih menjadi penggerak pendapatan premi perseroan, yaitu 60%. Sisanya diperoleh dari premi properti sebesar 18%-20% dan kesehatan sebesar 15%-18%.

Asuransi Maparya Tawarkan Saham IPO Rp240-280

INILAH.COM, Jakarta - PT Asuransi Mitra Maparya menawarkan harga perdana saham di kisaran Rp240-Rp280 per saham.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 402.781.000 saham atau 29% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp100 setiap sahamnya.? Sehingga dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO) sebanyak Rp96,67 miliar sampai Rp112,6 miliar.
Direktur Keuangan PT Asuransi Mitra Maparya, Jasin Tjandrawidjaja mengatakan,dana hasil IPO sekitar 65% akan dialokasikan untuk pengembangan perluasan jaringan pemasaran. Sedangkan, 15% untuk IT, 10% untuk pengembangan human capital. "Sedangkan 10 persennya lagi untuk biaya promosi dan marketing," kata Jasin saat paparan publik di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Adapun penjamin emisi, perseroan menunjuk PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN). Adapun masa penawaran awal pada 19-27 Desember 2013, tanggal efektif 31 Desember 2013, masa penawaran 3-9 Januari 2014, pengembalian uang pemesanan 15 Januari 2014. Untuk distribusi saham secara elektronik pada 15 Januari 2014, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Januari 2013.

Dolar Tembus Rp 12.000, Anggaran Subsidi Capai Rp 400 Triliun?

Jakarta -Anggaran subsidi negara dalam tahun 2013 diperkirakan akan melonjak drastis akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Diperkirakan dengan dolar mencapai Rp 12.000 saat ini, anggaran yang subsidi bakal mencapai Rp 400 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan anggaran subsidi tahun ini dalam APBN Perubahan adalah sebesar Rp 340 triliun. Ini terdiri dari subsidi energi dan non energi. Dengan pelemahan rupiah, diperkirakan anggaran tersebut melonjak Rp 60 triliun.
"Anggaran subsidi itu yang ada sekarang bertambah besar. Ini karena kurs Rp 12.000/US$. Kita dari Rp 340 triliun itu bisa mencapai Rp 400-an triliun," ungkapnya dalam proyeksi Ekonomi 2014, di Gedung Permata, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Ia menuturkan paling banyak lonjakan berasal dari anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Anggaran subsidi BBM melonjak Rp 50 triliun sehingga menjadi Rp 250 triliun. Di samping itu, subsidi listrik juga mencapai Rp 100 triliun.
"Itu kan paling banyak karena BBM. Itu mencapai Rp 250 triliun. Belum lagi yang lain pupuk dan lain lain," ujarnya.
Menurut Sofjan besarnya anggaran tersebut sangat menganggu pertumbuhan ekonomi. Karena banyak pembangunan infrastuktur yang jadinya terhambat. Sebab anggaran sudah terpakai habis untuk membiayai subsidi.
"Dari mana diambil uang itu kalau di stop dari pembangunan infrastruktur palingan," terangnya. (detik.com)

Kebijakan The Fed Angkat Dolar Nyaris Tembus Rp 12.200

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hampir menuju titik tertingginya yang baru dalam 5 tahun terakhir. Dolar AS nyaris menembus angka Rp 12.200.
Mengutip data Reuters, Kamis (19/12/2013), dolar diperdagangkan di level Rp 12.195 yang merupakan level tertingginya sampai pada pukul 11.00 WIB hari ini.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan dolar menguat didorong adanya pengurangan stimulus secara bertahap oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve. Stimulus pembelian obligasi ini dikurangi US$ 10 miliar jadi hanya US$ 75 miliar per bulan terhitung mulai Mei 2014.
"Ini (tappering) sudah diperkirakan sejak tahun kemarin. Tinggal tunggu kapan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah dalam keterangannya.
Difi menjelaskan, dengan adanya kepastian kebijakan tersebut maka reaksi pasar pun cenderung stabil. Ketidakpastian akhirnya terjawab melalui pertemuan The Fed semalam.
"Dalam jangka pendek masih akan ada penyesuaian sektor keuangan yang khususnya terkait dengan seberapa cepat tapering ini dilakukan. Dan juga memperhitungkan statement Fed yang masih akan mempertahankan suku bunga di level sekarang untuk sementara waktu," kata Difi.
Dengan adanya kebijakan ini maka akan ada pengaruh melalui penyesuaian arus modal atau capital flow dari negara berkembang ke negara maju.
"Kemudian kecenderungan menguatnya dolar AS," kata Difi.
Ekonom Dradjad Wibowo juga menyampaikan rupiah bakal terkena dampak negatifnya tappering ini. "Mau tidak mau rupiah masih akan terdepresiasi. Depresiasinya tergolong dalam level sedang, deng depresiasi harian rata-rata antara 0,3-1,5% selama masa spekulasi," kata Dradjad.
Untuk itu, Dradjad mengatakan penting bagi BI dan Kemenkeu untuk mengambil langkah mengurangi lama dan besarnya spekulasi.
"Dugaan saya, rupiah masih akan dimainkan hingga minggu pertama Januari. Jika BI dan Kemenkeu mampu memberi pelajaran kepada pemain keuangan yang berspekulasi, rasa-rasanya rupiah masih bisa ditahan pada level di bawah Rp 12.500," papar Dradjad.
Tetapi jika BI dan Kemenkeu gagal 'memberi pelajaran' tersebut maka akibatnya bisa fatal. "Rupiah bisa tembus Rp 12.500 ke atas, yang akan makin sulit untuk kembali ke selang Rp 11.500-12.000. Bagaimana cara memberi pelajaran? Yang paling efektif adalah membawa dolar masuk ke Indonesia. Semua kebijakan harus diarahkan ke sana, bawa dolar masuk," tutup Dradjad. (detik.com)

Melonjak 41 Poin, IHSG Balik ke Level 4.200

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 41 poin atas maraknya aksi borong saham sejak pembukaan perdagangan. Tak satu pun sektor industri di lantai bursa yang melemah.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menanjak 57,761 poin (1,36%) ke level 4.253,558 dalam reli yang terjadi di bursa-bursa Asia. Sentimen positif datang dari Wall Street yang semalam cetak rekor setelah rencananya The Fed mulai kurangi stimulus.
Indeks langsung naik hingga posisi tertingginya hari ini di 4.257,168 tak lama setelah pembukaan perdagangan. Laju IHSG sedikit melambat jelang penutupan perdagangan.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, Kamis (19/12/2013), IHSG melaju 41,696 poin (0,99%) ke level 4.237,978. Sementara Indeks LQ45 melonjak 8,827 poin (1,27%) ke level 705,842.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa kompak menguat dengan penguatan rata-rata lebih dari satu persen. Investor semangat berburu saham sejak pembukaan perdagangan.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 70.702 kali pada volume 2,145 miliar lembar saham senilai Rp 2,398 triliun. Sebanyak 150 saham naik, sisanya 58 saham turun, dan 89 saham stagnan.
Hanya bursa saham Jepang yang bisa melampaui kecepatan laju Bursa Efek Indonesia (BEI), bursa Asia lainnya hanya naik moderat. Sedangkan bursa saham China malah jatuh ke zona merah.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menipis 1,90 poin (0,09%) ke level 2.146,39. 
  • Indeks Hang Seng naik tipis 9,45 poin (0,04%) ke level 23.153,27. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 240,88 poin (1,55%) ke level 15.828,68. 
  • Indeks Straits Times menguat 7,25 poin (0,24%) ke level 3.069,03. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya United Tractor (UNTR) naik Rp 450 ke Rp 18.600, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 450 ke Rp 13.950, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 450 ke Rp 60.450, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 450 ke Rp 41.600.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Matahari (LPPF) turun Rp 200 ke Rp 10.550, Asahimas (AMFG) turun Rp 200 ke Rp 6.700, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 11.100, dan MNC Sky (MSKY) turun Rp 60 ke Rp 1.990. (detik.com)

Keputusan Fed Tentukan Nasib Rupiah

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (19/12/2013) diprediksi sangat tergantung pada hasil keputusan Fed dini hari tadi.
Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, laju rupiah Kamis ini sangat tergantung pada keputusan tapering dari The Fed dini hari tadi. Namun demikian, nadanya tetap masih cenderung penguatan dolar AS.
"Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran agak lebar 12.100 hingga 12.250 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Dia menjelaskan, jika dinihari tadi Fed mengabil kabeijakan tapering, sudah dipastikan dolar AS menguat. "Sebab, hingga kemarin baru sepertiga ekonom yang memprediksi tapering akan mulai diputuskan pada Desember ini. Sebagian besar ekonom tidak mengantisipasi tapering bulan ini," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut dia, jika The Fed tidak mengumumkan tapering dini hari tadi, sudah diprediksi pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke dapat mensiyalkan kemungkinan tapering pada Januari ataupun Maret 2014.
"Hal tersebut masih memicu penguatan dolar AS. Yang terpenting, poinnya adalah tapering Fed segera terjadi," timpal Firman.
Namun demikian, kata dia, pasar ingin melihat, apakah ada kebijakan baru untuk meng-counter efek negatif dari tapering yakni kenaikan yield obligasi pemerintah AS. "Kenaikan yield ini yang tidak diinginkan oleh The Fed," papar dia.
Artinya, Firman menegaskan, kalaupun tapering, Fed bisa juga mengiriginya dengan nada dovish. "Pasar ingin melihat kebijakan apa yang dovish itu untuk mengimbangi efek tapering-nya," ucapnya.
Semalam pasar cenderung wait and see, ingin melihat tapering jadi atau tidak. "Jika tidak, pasar ingin tahu sinyal kapan tapering akan dimulai. Kalaupun tapering, pasar ingin melihat tapering tersebut seberapa banyak," tuturnya.
Kalaupun tidak ada tapering, kata dia, potensi penguatan rupiah tetap hanya terbatas. Sebab, ekonomi domestik sedang alami banyak masalah. "Apalagi, kalaupun The Fed tak memulai tapering, akan memberikan sinyal hal itu kapan dimulai. Secara umum, nadanya masih penguatan dolar AS," tandas dia.
Semalam, AS juga merilis data tapi kemungkinan akan dibaikan oleh pasar. "Data building permit AS sudah diprediksi turun dari 1,039 juta menjadi 990 ribu," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (18/12/2013) ditutup melemah 65 poin (0,53%) ke posisi 12.175/12.180.

Bursa AS Cetak Rekor Tertinggi, Tapering Januari

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham AS mencetak rekor tertinggi baru pada Kamis (19/12/2013) dini hari tadi. Investor merespon keputusan Fed yang akan memulai tapering pada Januari 2014.
The Fed menggunakan data ekonomi yang kian positif. Januari 2014 merupakan waktu yang pas untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Indeks Dow Jones naik 1,8% ke 16.167,97 menjadi rekor baru sejak 10 Oktober 2013 lalu. Indeks S&P naik 1,6% ke 1.810,65 dan indeks Nasdaq naik 1,1 persen ke 4.070,66. Demikian mengutip marketwatch.com.
Saham sektor perawatan kesehatan menopang reli indeks S&P. Penguatan Nasdaq terhalang pelemahan saham Apple Inc yang turun 0,8%.
Dalam pertemuan bulanan FOMC The Fed menekankan komitmennya untuk kebijakan suku bunga rendah setelah mengakhiri pembelian obligasi. Fed akan memperahankan target pengangguran dibawah 6,5%.
Sementara data tentang perumahan menunjukkan pembelian rumah naik di bulan Novemer. Mereka mengabaikan suku bunga KPR yang mengalami kenaikan. Penjualan rumah baru mencapai 1,09 juta melewati rekor tertinggi bulan Februari 2008 berisi lonjakan rumah tunggal dan apartemen.
Harga emas naik US$1,235 per troy ons. Minyak mentah naik ke level tertinggi. Demikian juga dengan bursa saham Asia dan Eropa yang mengalami kenaikan.

IHSG Diperkirakan Bakal Rebound

INILAH.COM, Jakarta-- Sejumlah analis optimistis, The Fed akan memperpanjang program stimulus hingga maret 2014. Diperkirakan IHSG bakal melejit ke level 4.250.
Wahai investor, jangan gembira dulu. Kendati Rabu ini indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 13,94 poin (0,33%) ke level 4.196,28, tak berarti situasi di bursa sudah kondusif. Sebab, sampai saat ini api ketidakpastian masih menyala di markas The Fed. Jika rapat Federal Open Market Committee (FOMC) besok memutuskan memangkas stimulus, keputusan itu bisa menghanguskan IHSG.
Kekhawatiran para investor sebenarnya sudah terlihat dari indeks Dow Jones dan Nasdaq yang tadi pagi (18/12/2013) ditutup melemah tipis 0,06% dan 0,14%. Bahwa IHSG hari ini masih menguat seperti Selasa kemarin, itu lantaran tertolong oleh sentimen positif yang berembus dari bursa Asia. Seperti diketahui, hari ini seluruh bursa di kawasan Asia mencatat tren positif. Indeks Nikkei, misalnya, hari ini menguat 2,02%. Penguatan juga dialami indeks Kospi (0,45%) dan Hang Seng (0,32%).
Meroketnya indeks di bursa Asia tadi tak lepas kebijakan fiskal PM Shinzo Abe yang telah menyiapkan anggaran belanja sebesar 96 triliun di tahun 2014 atau sekitar US$ 931 miliar. Rencana anggota UE untuk membiayai penutupan bank juga sedikit banyak membawa angin segar. Kesepakatan ini akan diputuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa yang akan berlangsung besok (19/12/2013).
Nah, sinyal dari Jepang dan Uni Eropa itu oleh sebagian pelaku pasar dianggap sebagai sentimen positif. Hanya saja, ya itu tadi, para investor tetap waswas menunggu keputusan rapat FOMC tentang kelanjutan kebijakan program stimulus. "Pasar akan terus berspekulasi masih ada kepastian tentang tapering off," ujar seorang analis, tadi pagi.
Namun sejumlah analis begitu yakin, tapering off baru akan dilakukan Februari atau Maret 2014. Alasan mereka, kendati menunjukkan tren membaik, perekonomian Amerika Serikat sebenarnya belum sehat benar sehingga masih memerlukan stimulus. Seperti diketahui, stimulus baru akan dihentikan bila angka pengangguran sudah turun ke level 6,5%. Sementara sampai saat ini masih berada di angka 7%.
Paling tidak, keyakinan itu muncul dari mulut Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities; dan Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia. "Kami perkirakan taperingg off baru terjadi Februari depan," kata Satrio. Itu sebabnya, ia memperkirakan IHSG berpeluang naik ke level 4.250 bila program stimulus berlanjut.

Respons Tapering Fed, Mainkan Tujuh Saham

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Kamis (19/12/2013) diprediksi menguat sebagai respons kebijakan taparing yang diputuskan Bank Sentral AS semalam. Tujuh saham bisa dimainkan. Apa saja?
Pada sesi pertama perdagangan Kamis (19/12/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 36,07 poin (0,86%) ke posisi 4.232,354. Level terendah 4.227,523 dan tertinggi 4.257,168.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, setelah bergerak fluktuatif dalam rentang terbatas sekitar 41 poin, IHSG berhasil ditutup di teritori positif menguat 13,936 poin (0,33%) di 4196,282 kemarin. "Nilai transaksi di Pasar Reguler hanya mencapai Rp3,5 triliun dengan pembelian bersih asing mencapai Rp280 miliar," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Sejumlah saham unggulan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan PT Astra Internasional (ASII) tampaknya menjadi sasaran aksi window dressing pelaku pasar menjelang penutupan akhir tahun.
Sementara Wall Street tadi malam kembali melanjutkan tren bullish-nya menyusul keputusan The Fed melakukan pengurangan stimulus sebesar US$10 miliar menjadi US$75 miliar setiap bulan dari US$85 miliar sebelumnya (QE3). "Pertemuan The Fed kemarin juga memutuskan mempertahankan The Fed Fund Rate pada level saat ini yakni 0-0,25%," ujarnya.
Merespons kepastian pengurangan stimulus tersebut (tapering) indeks DJIA dan S&P menguat masing-masing 1,8% dan 1,7% ditutup di tertinggi baru di 16.167,97 dan 1.810,65. "Keputusan The Fed mengurangi stimulusnya memberikan kepastian bagi pasar dan mengkonfirmasi perekonomian AS terus melanjutkan tren pemulihannya," tandas dia.
David menegaskan, kepastian The Fed mengurangi stimulusnya, akan berimbas pada pergerakan IHSG hari ini. "Penguatan diperkirakan masih berpeluang terjadi namun rawan aksi ambil untung," ujarnya.
Pasca keputusan The Fed, lanjut dia, pelaku pasar akan kembali fokus pada kondisi makro ekonomi domestik seperti ancaman membesarnya defisit transaksi berjalan tahun depan. "IHSG akan bergerak dengan support di 4.150 dan resisten di 4.250," tuturnya.
Secara teknikal, support pertama IHSG di level 4.150 dan support kedua di angka 4.100. Di sisi lain, resistance pertama indeks di level 4.220, dan resistance kedua di angka 4.250.
 
Di atas semua itu, David menyodorkan 7 saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
  1. Saham PT Astra Internasional (ASII) dalam kisaran Rp6.100-6.550, buy on weakness, stop loss di Rp6.000;
  2. Saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dalam kisaran Rp2.000-2.150, buy on weakness, stop loss di Rp1.980;
  3. Saham PT Adaro Energy (ADRO) dalam kisaran Rp1.110-1.170, buy on weakness, stop loss di Rp1.080;
  4. Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.425-2.600, trading buy, stop loss di Rp2.350;
  5. Saham PT London Sumatera (LSIP) dalam kisaran Rp1.770-1.880, trading buy, stop loss di Rp1.730;
  6. PT Semen Indonesia (SMGR) dalam kisaran Rp13.300-14.100, trading buy, stop loss di Rp13.000;
  7. Saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dalam kisaran Rp4.550-4.750, trading buy, stop loss di Rp4.450.

Respons Keputusan Fed, IHSG Variatif

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Kamis (19/12/2013) diprediksi variatif dalam kisaran support-resistance 4.150-4.225. Pasar merespons hasil keputusan FOMC dini hari tadi.
Pada perdagangan Rabu (18/12/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 13,94 poin (0,33%) ke posisi 4.196,282. Intraday terendah 4.172,024 dan tertinggi 4.213,945.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy.
Purwoko Sartono, research analyst dari PT Panin Sekuritas mengatakan, IHSG kemarin bergerak cukup volatile dan ditutup menguat melanjutkan rebound yang terjadi sehari sebelumnya. "Pergerakan indeks terjadi di tengah aksi wait and see investor hingga keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) Fed hari ini (tadi malam)," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (19/12/2013).
Harga komoditas seperti minyak dan emas juga terkoreksi sekitar 1% menunggu keputusan tapering Fed. "Faktor yang mendorong kemungkinan tapering mulai dilakukan bulan ini adalah pengangguran yang terus membaik ke level 7% dari 10%, payroll 2 bulan berturut-turut di atas 200 ribu," ujarnya.
Begitu juga dengan penjualan ritel yang kuat, dan penjualan rumah yang tumbuh meski mortgate rate naik. "Sedangkan faktor yang membuat tapering tidak akan dilakukan bulan ini adalah inflasi masih di bawah target stimulus 2,5% sedangkan inflasi yang rilis kemarin baru 1,7% secara tahunan dan target pengangguran 6,5%," tuturnya.
Fokus investor hari ini, kata dia, akan mengarah pada hasil sidang The Fed. "Kami proyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kisaran support-resistance 4.150-4.225," imbuhnya.

Apakah Window Dressing Tersapu Tapering?

INILAH.COM, Jakarta - Perdagangan saham memasuki hari ketiga pekan ketiga bulan Desember, sampai sekarang tanda-tanda adanya Window Dressing sama belum terlihat. Apa rencana selanjutnya?
Menurut analis saham Creative Trading System, Argha J Karo Karo, kenaikan yang terjadi dalam perdagangan Selasa (17/12/2013) kemarin juga belum banyak memberikan harapan akan patahnya trend turun di IHSG.
""Kita lihat di samping indeks kita masih bergerak rapi dalam chennel penurunannya, di waktu yang sama arus dana asing juga tampak terus turun, memberikan indikasi negatif tambahan," katanya, Rabu (18/12/2013).
Secara Technical sebenarnya hari ini adalah saat IHSG kemungkinan akan mencoba menembus resistennya. Namun kondisi ini sepertinya akan sedikit tertunda, menunggu hasil keputusan rapat FOMC nanti malam waktu Indonesia.
"Jika kita mengamati perkembangan saat ini, kita banyak membaca banyak analis yang setuju dengan saya, bahwa akhir dari QE3 ini tidak akan terjadi bulan ini, melalu voting yang dilakukan CNBC menunjukan mayoritas ekonom memprediksi keputusan ini akan dilakukan bulan Maret nanti, sisanya terbagi pada bulan ini dan bulan Januari depan dan masih lebih banyak yang beranggapan bulan Januari daripada bulan ini," jelasnya.
Jika melihat peluang tersebut sebenarnya hari ini adalah hari yang tepat untuk melakukan speculative buy. Dengan harapan keputusan nanti malam akan membawa sentimen positif.
Namun jika melihat ke sisi lain, analisa Foreign Flow menunjukan semakin hari dana asing semakin banyak keluar dari IHSG. Kenaikan IHSG 1,3% kemarin juga hanya disertai dengan inflow asing yang sangat sedikit.
Jadi jika melihat kecenderungan seperti ini tapering atau tidak sebenarnya tidak berpengaruh pada IHSG. Alasannya, jauh sebelum keputusan itu keluar dana asing sudah memutuskan untuk keluar dari IHSG. Saat ini pun, hal tersebut masih berlanjut sampai sekarang.
Mempertimbangkan fakta tersebut saya merasa jauh lebih baik menunggu satu hari lagi. "Jadi, meskipun keputusan The Fed sesuai harapan kita, kemungkinan kenaikan IHSG tidak akan sebesar penurunannya yang mungkin terjadi jika The Fed benar-benar mengkhiri QE3 nanti malam," katanya.
Sampai saaat ini, Argha masih berharap datangnya window dressing. Beberapa saham seperti saham properti yang tampak sudah berhenti turun contohnya LPKR dan PTPP. Demikian juga beberapa saham big cap seperti BMRI dan GGRM.

Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Berturut-turut Selama Dua Hari

Jakarta - Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun lagi Rp 1.000/gram dalam dua hari belakangan ini.
Seperti dikutip detikFinance dari data Logam Mulia, harga emas batangan pecahan 1 gram turun dari Rp 530.000/gram di hari Selasa (17/12/2013) menjadi Rp 529.000/gram di Rabu (18/12/2013) dan menjadi Rp 528.000/gram hari ini Kamis (19/12/2013).
Sementara harga jual kembali atau buyback emas Antam ikutan turun di Rp 468.000/gram.
 
Berikut harga emas batangan yang dijual oleh Logam Mulia Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 244.300.000
  • 100 gram Rp 48.950.000
  • 50 gram Rp 24.500.000
  • 10 gram Rp 4.940.000
  • 1 gram Rp 528.000
"Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrian saja," jelas Antam. (detik.com)

Stimulus The Fed Dipangkas, Wall Street Cetak Rekor Baru

New York -Wall Street berhasil cetak rekor baru setelah The Federal Reserve berencana memangkas nilai stimulusnya. Aksi bank sentral ini sesuai dengan prediksi pasar analis.
Langkah yang dilakukan The Fed ini juga menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) sudah mulai membaik, sehingga pelaku pasar merasa tidak khawatir meski program stimulus bank sentral AS itu akan mulai dikurangi.
"Ini memberi kepercayaan diri terhadap ekonomi AS dan menjadi tahap untuk kembali ke kebijakan moneter yang lebih normal," kata David Joy, kepala stratgei pasar dari Ameriprise Financial di Boston, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/12/2013).
Bank sentral AS itu akan mengurangi nilai pembelian obligasi bulanannya sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar. The Fed juga akan mempertahankan tingkat suku bunga serendah mungkin sampai tingkat pengangguran AS turun di bawah 6,5%.
Banyak saham yang langsung reli setelah pengumuman The Fed itu. Seluruh sektor industri di indeks S&P 500 berhasil menguat dipimpin saham-saham teknologi.
Gubernur The Fed Ben Bernanke akan mulai mengurangi nilai pembelian obligasi itu Mei tahun depan, sesuai prediksi analis. Tiga bulan lalu, The Fed sudah berencana melakukan pemangkasan ini namun batal.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones melonjak 292,71 poin (1,84%) ke level 16.167,97. Indeks S&P 500 menanjak 29,65 poin (1,66%) ke level 1.810,65. Indeks Komposit Nasdaq melompat 46,384 poin (1,15%) ke level 4.070,064. (detik.com)

Bursa Asia Reli, IHSG Melaju 31 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 31 poin dalam reli yang terjadi di bursa-bursa Asia. Sentimen positif datang dari Wall Street yang semalam cetak rekor setelah rencananya The Fed mulai kurangi stimulus.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di posisi Rp 12.170 per dolar AS sama seperti posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan preopening, IHSG menguat 31,760 poin (0,76%) ke level 4.228,042. Sedangkan Indeks LQ45 melonjak 8,173 poin (1,17%) ke level 705,188.
Membuka perdagangan, Kamis (19/12/2013), IHSG menanjak 57,761 poin (1,36%) ke level 4.253,558. Indeks LQ45 melesat 12,827 poin (1,84%) ke level 710,075.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa kompak menguat dengan penguatan rata-rata lebih dari satu persen. Investor semangat berburu saham sejak pembukaan perdagangan.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG bertambah 47,860 poin (1,14%) ke level 4.244,142. Sementara Indeks LQ45 melompat 10,461 poin (1,50%) ke level 707,476.
Kemarin IHSG menguat 13 poin berkat maraknya aksi beli sejak pagi tadi. Meski ada aksi ambil untung, indeks masih mampu bertahan positif.
Semalam Wall Street berhasil cetak rekor baru setelah The Federal Reserve berencana memangkas nilai stimulusnya. Aksi bank sentral ini sesuai dengan prediksi pasar analis.
Bursa-bursa di Asia pun langsung reli menyambut sentimen positif ini. Penguatannya rata-rata belum cukup tinggi, masih kalah dari laju Bursa Efek Indonesia (BEI).
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 6,41 poin (0,30%) ke level 2.154,70. 
  • Indeks Hang Seng menguat 180,15 poin (0,78%) ke level 23.323,97. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 236,40 poin (1,52%) ke level 15.824,20. 
  • Indeks Straits Times bertambah 15,43 poin (0,50%) ke level 3.077,21.
sumber: detik.com

Saham Energi & Lapis Dua Boleh Dilirik Mulai Tahun Depan

Jakarta -Saham-saham energi dan lapis kedua diprediksi akan menarik untuk jadi target investasi tahun depan. Saham di sektor ini sudah kena koreksi cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto, selama 3 tahun terakhir saham-saham tersebut sudah terdiskon lebih dari 50% dan telah berada di bawah harga wajar.
"Penurunan ini sudah memasukkan faktor-faktor tekanan harga komoditi serta berbagai kebijakan dalam negeri dan luar negeri. Namun yang patut dicatat, bahwa aset tambang yang dimiliki perusahaan-perusahaan ini tetap bernilai tinggi. Nantinya, perbaikan harga komoditi serta strategi yang diambil oleh perusahaan-perusahaan ini akan menjadi pendorong nilai tambah bagi investor," kata Rowena, dalam keterangan tertulis, Kamis (19/11/2013).
Permintaan energi yang mulai kembali meningkat, contohnya di India dan China, akan mendorong naiknya saham-saham energi. Kebutuhan batubara dalam negeri juga akan naik seiring dengan tumbuhnya kebutuhan dalam negeri terutama PLN sebesar 15,83% menjadi 78,6 juta ton.
Kinerja saham-saham tambang tahun ini memang datar saja karena masih banyak perusahaan yang rugi. Namun, tahun depan saham perusahaan batubara patut dilirik.
Sebagai contoh kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Vale Indonesia (INCO). Menurut Rowena menyampaikan, hampir semua emiten kecuali PTBA membukukan pertumbuhan kinerja pendapatan yang lebih tinggi di kuartal III-2013 jika dibanding dengan kuartal I dan II-2013.
Ia mengatakan, hal tersebut membuktikan di sektor rill, perusahaan-perusahaan pertambangan telah mulai menemukan celah untuk bertahan meski kinerjanya belum kinclong.
"Memang laba belum mampu memberikan indikasi yang positif karena dalam usaha mempertahankan operasi, perusahaan terpaksa mengambil langkah-langkah yang membuat laba tidak stabil, misalnya dengan menerbitkan utang dan sebagainya. Tapi, kinerja pendapatan telah memberikan keyakinan bahwa saham-saham pertambangan dengan jejak rekam yang baik bisa menjadi pilihan investasi," ujar Rowena.
Saham-saham lapis dua dan tiga juga layak diperhatikan tahun depan. Menurutnya, saham-saham tersebut punya peranan penting serta dan patut dilirik investor dalam beberapa bulan mendatang.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan saham-saham unggulan di LQ45 yang sudah makin terbatas, dalam tiga tahun terakhir yang hanya tumbuh 8% bahkan di tahun 2013 indeks harga LQ45 minus 2,9%.
"Sementara fundamental, banyak saham-saham lapis kedua dan ketiga sebenarnya baik namun belum terekspos secara optimal kepada sebagian besar investor," ujarnya. (detik.com)