korea by dewanti

Thursday, December 19, 2013

Kebijakan The Fed Angkat Dolar Nyaris Tembus Rp 12.200

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hampir menuju titik tertingginya yang baru dalam 5 tahun terakhir. Dolar AS nyaris menembus angka Rp 12.200.
Mengutip data Reuters, Kamis (19/12/2013), dolar diperdagangkan di level Rp 12.195 yang merupakan level tertingginya sampai pada pukul 11.00 WIB hari ini.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan dolar menguat didorong adanya pengurangan stimulus secara bertahap oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve. Stimulus pembelian obligasi ini dikurangi US$ 10 miliar jadi hanya US$ 75 miliar per bulan terhitung mulai Mei 2014.
"Ini (tappering) sudah diperkirakan sejak tahun kemarin. Tinggal tunggu kapan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah dalam keterangannya.
Difi menjelaskan, dengan adanya kepastian kebijakan tersebut maka reaksi pasar pun cenderung stabil. Ketidakpastian akhirnya terjawab melalui pertemuan The Fed semalam.
"Dalam jangka pendek masih akan ada penyesuaian sektor keuangan yang khususnya terkait dengan seberapa cepat tapering ini dilakukan. Dan juga memperhitungkan statement Fed yang masih akan mempertahankan suku bunga di level sekarang untuk sementara waktu," kata Difi.
Dengan adanya kebijakan ini maka akan ada pengaruh melalui penyesuaian arus modal atau capital flow dari negara berkembang ke negara maju.
"Kemudian kecenderungan menguatnya dolar AS," kata Difi.
Ekonom Dradjad Wibowo juga menyampaikan rupiah bakal terkena dampak negatifnya tappering ini. "Mau tidak mau rupiah masih akan terdepresiasi. Depresiasinya tergolong dalam level sedang, deng depresiasi harian rata-rata antara 0,3-1,5% selama masa spekulasi," kata Dradjad.
Untuk itu, Dradjad mengatakan penting bagi BI dan Kemenkeu untuk mengambil langkah mengurangi lama dan besarnya spekulasi.
"Dugaan saya, rupiah masih akan dimainkan hingga minggu pertama Januari. Jika BI dan Kemenkeu mampu memberi pelajaran kepada pemain keuangan yang berspekulasi, rasa-rasanya rupiah masih bisa ditahan pada level di bawah Rp 12.500," papar Dradjad.
Tetapi jika BI dan Kemenkeu gagal 'memberi pelajaran' tersebut maka akibatnya bisa fatal. "Rupiah bisa tembus Rp 12.500 ke atas, yang akan makin sulit untuk kembali ke selang Rp 11.500-12.000. Bagaimana cara memberi pelajaran? Yang paling efektif adalah membawa dolar masuk ke Indonesia. Semua kebijakan harus diarahkan ke sana, bawa dolar masuk," tutup Dradjad. (detik.com)