korea by dewanti

Tuesday, November 12, 2013

'Dihajar' BI Rate, IHSG Tumbang 61 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 61 poin menyusul maraknya aksi jual setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan ke level 7,5%. Naiknya BI Rate ini di luar prediksi pasar.
Sementara nilai tukar rupiah dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 11.400 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.405 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 7,208 poin (0,16%) ke level 4.448,932 mengikuti arus positif bursa-bursa di Asia. Pelaku pasar masih menahan diri sambil menunggu pengumuman BI Rate.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa sempat berhasil menguat. Namun adanya aksi jual asing membuat hampir seluruh indeks sektoral jadi negatif.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 19,913 poin (0,45%) ke level 4.421,811 menyusul aksi lepas saham yang dilakukan investor asing. Padahal pagi tadi indeks sempat menguat berkat aksi beli investor domestik.
Indeks hanya menguat di awal perdagangan saja. Setelah naik hingga ke level 4.455,161 indeks langsung jatuh ke zona merah. Aksi jual banyak dilakukan investor asing.
Mengakhiri perdagangan, Selasa (12/11/2013), IHSG ditutup anjlok 61,084 poin (1,38%) ke level 4.380,640. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 11,994 poin (1,61%) ke level 731,155.
Rapat BI sepakat menaikkan BI Rate sebesar 25 bps dari 7,25% menjadi 7,50%. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2009.
"Mempertimbangkan masih besarnya defisit transaksi berjalan di tengah risiko ketidakpastian global yang masih tinggi. Dengan demikian, keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah seperti dikutip dalam siaran pers.
Aksi jual dilakukan investor domestik dan asing. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 479,11 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 156.435 kali pada volume 4,541 miliar lembar saham senilai Rp 5,171 triliun. Sebanyak 66 saham naik, sisanya 195 saham turun, dan 92 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan hari ini dengan mixed. Bursa Indonesia jatuh paling dalam sedangkan Jepang naik sangat tinggi hingga lebih dari dua persen.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional hingga sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 17,30 poin (0,82%) ke level 2.126,77. 
  • Indeks Hang Seng turun 168,44 poin (0,73%) ke level 22.901,41. 
  • Indeks Nikkei 225 meroket 318,84 poin (2,23%) ke level 14.588,68. 
  • Indeks Straits Times menipis 3,35 poin (0,11%) ke level 3.183,37. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 1.500 ke Rp 177.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.450 ke Rp 32.000, SMART (SMAR) naik Rp 350 ke Rp 6.700, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 350 ke Rp 20.900.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 650 ke Rp 19.400, Lippo Cikarang (LPKR) turun Rp 450 ke Rp 5.250, Siantar TOP (STTP) turun Rp 350 ke Rp 1.600, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 350 ke Rp 10.300. (detik.com)

Alasan di Balik Naiknya BI Rate Jadi 7,5%

Jakarta -Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menaikkan kembali suku bunga acuannya 25 bps menjadi 7,5%. Apa alasan di balik kebijakan tersebut?
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah memaparkan kebijakan tersebut ditempuh dengan mempertimbangkan masih besarnya defisit transaksi berjalan.
"Mempertimbangkan masih besarnya defisit transaksi berjalan di tengah risiko ketidakpastian global yang masih tinggi. Dengan demikian, keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali," katanya seperti dikutip dalam siaran pers, Selasa (12/11/2013).
Difi menambahkan, BI mencermati sejumlah risiko dalam perekonomian global dan nasional juga. Perkembangan ekonomi global pada Oktober 2013 cenderung membaik, namun masih dibayangi risiko ketidakpastian yang tinggi.
"Bank Indonesia mencermati perkembangan ekonomi global masih diliputi oleh ketidakpastian. Pola pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergeser dengan melambatnya ekonomi negara berkembang dan menguatnya ekonomi negara maju," tuturnya.
Selain itu, siklus harga komoditas dunia yang tinggi diperkirakan akan berakhir sehingga dapat menghambat upaya pemulihan ekonomi nasional. Kedua kecenderungan ini akan berpengaruh terhadap kinerja eksternal ekonomi Indonesia.
Menelusuri defisit transaksi berjalan, terlihat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2103 memang masih mengalami tekanan defisit.
BI mengungkapkan defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan menurun menjadi US$ 8,4 miliar pada triwulan III-2013 dibandingkan dengan hampir US$ 10,0 miliar pada triwulan sebelumnya.
"Perbaikan terutama tercatat pada surplus neraca perdagangan komoditas non-migas (fob) dengan menurunnya impor non-migas sejalan dengan melambatnya permintaan dalam negeri. Namun demikian, defisit pada neraca perdagangan migas meningkat dengan menurunnya produksi dalam negeri dan masih tingginya impor migas untuk konsumsi dalam negeri," papar Difi.
Sementara surplus pada Neraca Transaksi Modal dan Finansial berkurang sebagai dampak dari aliran masuk investasi portfolio asing yang menurun akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Sementara itu, Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment) tercatat meningkat. (detik.com)

Defisit Transaksi Berjalan Triwulan III Capai US$8,4 Miliar

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia memproyeksi defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III/2013 sebesar US$8,4 miliar atau sekitar 3,7—3,8% dibandingkan dengan produk domestik bruto.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), mengatakan defisit neraca transaksi berjalan tersebut menyempit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai hampir US$10 miliar atau 4,4% dari PDB.
"Perbaikan terutama tercatat pada surplus neraca perdagangan komoditas nonmigas dengan menurunnya impor nonmigas sejalan dengan melambatnya permintaan dalam negeri," ujarnya Selasa (12/11/2013).
Selain itu, defisit  neraca jasa dan pendapatan juga mengecil. Namun demikian, defisit neraca perdagangan migas meningkat dengan menurunnya produksi dalam negeri dan masih tingginya impor untuk konsumsi dalam negeri.
Sementara itu surplus neraca transaksi modal dan finansial berkurang sebagai dampak dari aliran masuk investasi portofolio asing yang menurun akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
"Namun penanaman modal asing langsung [foreign direct investment tercatat meningkat," ujarnya.

BI Proyeksi Inflasi 2013 di Bawah 9%

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia memproyeksi laju inflasi selama 2013 akan berada sedikit di bawah 9%, setelah tekanan kenaikan harga mereda pada September dan Oktober.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, mengatakan tekanan inflasi yang mereda masih berlanjut pada Oktober 2013 yakni 0,09% secara bulanan (mtm) dan 8,32% secara tahunan (yoy).
"Hal itu memperkuat indikasi inflasi telah kembali ke pola normal bulanannya," ujarnya Selasa (12/11/2013).
Menurutnya, meredanya tekanan inflasi terutama besumber dari kelompok bahan pangan, sementara inflasi administered pices dan inflasi inti cukup stabil. "Inflasi inti yang stabil a.l. dipengaruhi meredanya tekanan eksternal terkait sejalan dengan harga pangan global yang masih dalam tren menurun," ujarnya.
Sementara itu, dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap inflasi juga tercatat relatif kecil. "Dengan meredanya tekanan inflasi maka laju inflasi keseluruhan salaam 2013 akan sedikit di bawah 9% dan menurun dalam kisaran target 4,5% plus minus 1% pada tahun depan," jelasnya.

Tower Bersama Jual Obligasi dengan Kupon 9,8%

INILAH.COM, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan obligasi I tahap I tahun 2013 sebesar Rp500 miliar.
Direktur PT Indopremier Securities, Rayendra L. Tobing mengatakan total obligasi yang akan diterbitkan oleh perseroan sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. "Kupon bunga yang ditawarkan berkisar 8,25%-9% untuk yang memiliki waktu 370 hari, sekitar 9%-9,85% untuk yang jangka waktu 3 tahun, dan sebesar 9,1%-10% untuk yang 5 tahun," kata Rayendra saat public expose di Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Menurut dia, obligasi berkelanjutan I tahap I akan berjangka waktu 370 hari, tiga tahun dan lima tahun dengan pembayaran kupon setiap tiga bulan. Dana hasil obligasi akan dipergunakan untuk belanja modal dan pembayaran sebagian kewajiban keyangan entitas anak perseroan.
Obligasi ini memperoleh hasil pemeringkatan dengan rating AA- (idn) dari Fitch Indonesia. Pada penawaran umum ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT NISP Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Securities.
Masa penawaran awal (book bulding) akan dilakukan pada 12-25 November 2013 dan perkiraan masa penawaran umum pada 6-8 Desember 2013.

KIJA akan Terbitkan Obligasi?

INILAH.COM, Jakarta - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) akan mengadakan RUPSLB pada tanggal 22 November 2013 ini.
Menurut pelaku pasar modal, Sem Susilo ada kemungkinan salah satu agendanya adalah rencana penerbitan obligasi. "Materi belum tahu, maybe rencana pernerbitan obligasi US$350. Kalau pernerbitan obligasi sukses, berarti masalah pelemahan IDR di KIJA selesai. Karena obligasi lama terlunasi dan obligasi baru dgn kurs IDR saat ini + di hedging atau lindung milai," katanya, Selasa (12/11/2013).
Saham KIJA pada pukul 10:50 WIB turun Rp5 ke Rp200 dengan volume 23.223 saham senilai Rp2,3 miliar.

Multi Indocitra Bayar Dividen Akhir November

INILAH.COM, Jakarta - PT Multi Indocitra Tbk (MICE) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2012 sebesar Rp15 per saham.
Keputusan pembagian dividen tunai ini sesuai keputusan MICE 12 Oktober 2013. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Untuk Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 12 November 2013. Sedangkan ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 13 November 2013.
Sementara cum dividen di pasar tunai dan tanggal pencatatan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen pada 15 November 2013. Untuk ex dividen di pasar tunai pada 18 November 2013. Sementara pembayaran dividen pada 29 November 2013.

Bursa Asia Terangkat Wall Street dan Yen

INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (12/11/2013) dengan pelemahan yen dan seiring penguatan bursa saham AS.
Bursa Jepang mendapat dukungan dari melemahnya yen. Sementara penurunan kepercayaan bisnis di Australia membebani bursa di Sydney. Demikian mengutip marketwatch.com.
AS memimpin positif, karena blue chips di Wall Street mencapai tertinggi sepanjang masa, meskipun perdagangan tipis karena hari libur Hari Veteran. Indeks Dow Jones menguat 0,1% menjadi 15.783,10. Sedangkan indeks S&P naik 0,1% menjadi 1.771,89. Sementara untuk indeks Nasdaq menguat 0,56 poin ke 3.919,79.
Indeks ASX naik kurang dari 0,1%. Indeks terbebani hasil survei bisnis bulanan Bank Nasional Australia menunjukkan bahwa kepercayaan merosot di bulan Oktober.
Indeks Nikkei Jepang naik 0,9% dengan pelemahan yen. Dolar USDJPY 0,39% terus tepi dekat ke 100. Terakhir di 99,26 terhadap dolar, dibandingkan 99,16 pada perdagangan Senin.
Untuk indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,9%. Indeks Shanghai naik 0,2% dan indeks Hang Seng naik 0,1%.
Pasar di kawasan Asia juga menunggu hasil Pleno Ketiga China yang berakhir hari Selasa (12/11/2013) ini. Sebuah pertemuan politik utama yang diharapkan dapat menghasilkan pemerintahan baru menghasilkan cetak biru kebijakan untuk dekade berikutnya.

Pemodal Saham dalam Mode Wait and See

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi datar cenderung turun kisaran 4.400 – 4.450. Para pelaku pasar di bursa saham ditengarai dalam mode wait and see.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, Dow Joes Industrial Average (DJIA) semalam, masih bergerak naik 21,32 poin (0,14%) dan ditutup pada level 15.783,10. "Kenaikan tersebut melanjutkan momentum penguatan yang terjadi pada hari Jumat," katanya di Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Dengan kenaikan tersebut, lanjut dia, DJIA berhasil ditutup dengan rekor penutupan tertinggi yang baru. "Akan tetapi, karena masih di bawah rekor high di 15.797, kenaikan semalam boleh dikatakan belum memberikan signal positif," ujarnya.
Belum adanya signal positif yang baru tersebut, kata dia, telah membuat indeks di kawasan regional asia bergerak bervariasi. "Indeks Nikkei dan Kospi masih naik sekitar 1,1 persen, sedangkan indeks Hang Seng dan Kospi masih terkoreksi tipis, sekitar -0,1 persen," papar dia.
Atas dasar itu, menurut Satrio, minimnya sentimen regional ini, diperkirakan akan membuat IHSG akan kembali bergerak flat-turun pada kisaran 4.400 – 4.450. "IHSG saat ini sedang berada dalam tren turun jangka pendek dengan potensi koreksi pada level 4.400 sebagai batas atas, dan batas bawah di kisaran 4.275-4.325," papar dia.
Pelaku pasar masih menunggu pengumuman BI Rate yang rencananya akan diumumkan Selasa ini. "Jika dilihat dari angka inflasi Oktober yang di bawah ekspektasi, kenaikan BI Rate sebenarnya tidak diperlukan karena kenaikan lanjutan, diperkirakan hanya akan memperlambat angka pertumbuhan ekonomi," timpal Satrio.
Akan tetapi, lanjut dia, perhatian pasar sepertinya lebih pada rupiah yang terus melemah. "Pasar sepertinya masih akan terus pada mode wait and see, menjelang pengumuman BI Rate," imbuhnya.

MKSY Dapat Kredit Sindikasi US$250 Juta

INILAH.COM, Jakarta - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) akan meminjam US$250 juta dari perbankan, untuk mendanai anak usahanya dalam membeli surat utang yang diterbitkannya.
Direktur PT MNC Sky Vision Tbk, Effendi Budiman mengatakan pinjaman dengan maksimal sebesar US$250 juta merupakan pinjaman sindikasi selama tiga tahun dari Deutsche Bank dan Standard Chartered Bank.
"Saat ini tengah dalam proses. Pinjaman ini nantinya dengan suku bunga LIBOR + 4,25% per tahun," kata Effendi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11/2013).
Untuk prosesnya, setelah perseroan meraih pinjaman maka anak usaha MSKY yakni Aerospace Satellite Coporation Holding B.V akan membeli kembali surat utangnya sebesar US$165 juta. Pinjaman itu dengan bunga tetap sebesar 12,75% per tahun dan jatuh tempo pada 2015.
"Penerbit akan melakukan melakukan pembelian kembali pada tanggal 12 Desember 2013 atas seluruh surat utang sesuai dengan perjanjian obligasi tertanggal 16 November 2010," ujar Effendi.

Harga Kemahalan, Pasar Properti RI Akan Lesu Tahun Depan

Jakarta -Indonesia Property Watch memperkirakan pertumbuhan pasar properti di Indonesia akan mulai melambat tahun depan. Perlambatan terjadi akibat pasar sudah mulai jenuh dengan terus melambungnya harga properti saat ini.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan, pertumbuhan pasar properti saat ini terus menanjak. Di tahun ini saja jika dirata-rata properti di Indonesia sudah naik 30%.
"Beberapa tahun ini properti naik terus. Tapi properti ini tidak mungkin akan naik terus. Ketika harga sudah terlalu tinggi, maka pasar sudah mulai jenuh," ujar Ali saat acara Seminar Nasional 'Strategi Pembiayaan Otomotif dan Perumahan di Era Bunga Tinggi,' di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Ali memperkirakan pertumbuhan pasar properti tahun depan akan mulai melambat, hanya akan berkisar di angka 20-25%.
"Tahun 2013 rata-rata properti naiknya 30%, tahun depan akan lambat mungkin di kisaran 20-25%," kata Ali.
Untuk itu, Ali mengatakan, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir adanya bubble di sektor properti. Bubble ini tidak akan terjadi selama harga properti tidak dijual bebas ke pihak asing.
"Orang Indonesia itu terlalu takut ada istilah bubble, ini nggak akan meletus. Yang terjadi saat ini hanya over value bukan bubble," katanya.
Dia mencontohkan, di negara-negara seperti China, Vietnam, dan Singapura sudah mengalami bubble karena skema pembelian dan kepemilikan properti sudah sangat terbuka untuk asing. Sementara Indonesia tidak melakukaan hal itu.
"Kenapa China, Vietnam, dan Singapura bisa bubble, meletus. Di sana kepemilikan asing dibuka sekali. Misal beli properti di Rp 2 miliar, begitu dibuka ke asing mereka jual ya minimal Rp 6 miliar, ini kan ada spekulasi harga. Jangan terlalu dibuka untuk asing. Jadi di Indonesia itu properti booming bukan bubble," tegas Ali. (detik.com)

BI Rate Kembali Naik Jadi 7,5%, Tertinggi Sejak 2009

Jakarta -Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps. BI Rate naik dari 7,25% menjadi 7,50%. Angka 7,50% ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2009.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah, Selasa (12/11/2013).
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 12 November 2013 memutuskan untuk menaikkan BI Rate pada level 7,5%," kata Difi.
Kenaikan BI Rate ini, sambung Difi sejalan dengan tingkat inflasi.
BI juga menaikkan lending facility rate 25 bps menjadi 7,50% dari sebelumnya 7,25% dan deposit facility rate juga naik 25 bps ke 5,75% dari sebelumnya 5,5%.
BI juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah khususnya dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.
BI Rate berada di level 7,5% pada 3 April 2009 lalu. (detik.com)

Asing Lepas Saham Lagi, IHSG berkurang 19 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 19 poin menyusul aksi lepas saham yang dilakukan investor asing. Padahal pagi tadi indeks sempat menguat berkat aksi beli investor domestik.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 7,208 poin (0,16%) ke level 4.448,932 mengikuti arus positif bursa-bursa di Asia. Pelaku pasar masih menahan diri sambil menunggu pengumuman BI Rate siang ini.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa sempat berhasil menguat. Namun adanya aksi jual asing membuat hampir seluruh indeks sektoral jadi negatif.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (12/11/2013), IHSG berkurang 19,913 poin (0,45%) ke level 4.421,811. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 4,273 poin (0,57%) ke level 738,876.
Indeks hanya menguat di awal perdagangan saja. Setelah naik hingga ke level 4.455,161 indeks langsung jatuh ke zona merah. Aksi jual banyak dilakukan investor asing.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 81.637 kali pada volume 2,611 miliar lembar saham senilai Rp 2,417 triliun. Sebanyak 80 saham naik, sisanya 128 saham turun, dan 110 saham stagnan.
Bursa saham Jepang mampu mempertahankan momentum dan menguat lebih tinggi sejak pagi tadi. Sayangnya penguatan ini tidak dibuntuti oleh bursa-bursa di Asia lainnya.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 9,57 poin (0,45%) ke level 2.119,04. 
  • Indeks Hang Seng turun 164,09 poin (0,71%) ke level 22.905,76. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 255,34 poin (1,79%) ke level 14.525,18. 
  • Indeks Straits Times menipis 1,70 poin (0,05%) ke level 3.185,02. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.550 ke Rp 32.100, Astra Agro (AALI) naik Rp 400 ke Rp 20.950, SMART (SMAR) naik Rp 350 ke Rp 6.700, dan Matahari (LPPF) naik Rp 250 ke Rp 11.500.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Lion Metal (LION) turun Rp 400 ke Rp 12.600, Siantar TOP (STTP) turun Rp 350 ke Rp 1.600, Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 19.700, dan Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 350 ke Rp 5.150. (detik.com)

Inilah Aturan Baru BEI untuk Januari 2014

INILAH.COM, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan peraturan baru, tentang perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga yang berlaku pada 6 Januari 2014.
Peraturan ini tertuang dalam peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (Lampiran Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No.: Kep-00071/BEI/11-2013 perihal Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi Harga tanggal 8 November 2013). Demikian mengutip surat keterangan resmi BEI, Jakarta, Senin (11/11/2013) malam.
 
Berikut hal pokok yang diatur dalam perubahan peraturan tersebut:
  1. Perubahan satu satuan perdagangan (round lot). Awalnya diatur satu satuan perdagangan (round lot) Efek Bersifat Ekuitas ditetapkan 500 Efek Bersifat Ekuitas, diubah menjadi 100 Efek Bersifat Ekuitas.
  2. Perubahan besaran fraksi harga di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, seperti :
    1. Untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous kurang dari Rp500, ditetapkan fraksi sebesar Rp1, dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp20.
    2. Untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous berada dalam rentang Rp500 sampai dengan kurang dari Rp5.000 ditetapkan fraksi sebesar Rp5 dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp100.
    3. Untuk Efek Bersifat Ekuitas dengan Harga Previous Rp5.000 atau lebih, ditetapkan fraksi sebesar Rp25 dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp500.
  3. Perubahan maksimum volume penawaran jual dan atau permintaan beli untuk pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Awalnya diatur bahwa Jakarta Automated Trading System (JATS), akan melakukan Auto Rejection apabila volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari 10.000 lot. Atau 5% dari jumlah Efek yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil), diubah menjadi 50.000 lot atau 5% dari jumlah Efek yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
Dengan demikian, Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00399/BEI/11-2012 tanggal 14 November 2012 perihal Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Penjualan Indo Tambangraya Capai US$1,6 M

INILAH.COM, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) meriah penjualan mencapai US$1,6 miliar pada kuartal ketiga 2013 dari US$1,7 miliar pada periode yang sama 2012.
Pada periode tersebut, beban pokok penjualan naik menjadi US$1,2 miliar dari US$1,1 miliar. Dengan demikian laba kotor turun menjadi US$382,8 juta dari US$582,5 juta. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (12/11/2013).
Untuk beban pokok penjualan mencapai US$108,7 juta dari US$107,8 juta. Sedangkan laba sebelum pajak juga menurun menjadi US$253,5 juta dari US$517,6 juta.
Dengan beban pajak penghasilan sebesar US$69,2 juta dari US$151,01 juta maka laba bersih menjadi US$184,3 juta dari US$366,6 juta.
Untuk aset perseroan naik menjadi US$1,5 miiar dari US$1,4 miliar per 31 Desember 2012. Sedangkan total liabilitas mencapai US$488,2 juta dari US$488,8 juta.

Magnus Capital: Indeks Masih Konsolidasi

Jakarta -Pada perdagangan kemarin, IHSG bergerak melemah dan ditutup terkoreksi -34.99 poin ke level 4441.72 dengan total nilai transaksi mencapai Rp 5.4 triliun. Pemodal asing tercatat melakukan net sell saham sebesar Rp 858 miliar.
Pemodal dalam negeri merespon negatif, pasca dirilisnya data ketenagakerjaan AS dimana lapangan kerja bulan tersebut mengalami peningkatan di atas perkiraan para analis. Kekhawatiran akan dipercepatnya pengurangan program stimulus oleh The Fed akibat semakin membaiknya perekonomian AS memberi tekanan pada pergerakan IHSG kemarin. Pergerakan IHSG hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen dari hasil rapat BI hari ini.BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 7.5%. Indeks Dow Jones semalam ditutup menguat 21.32 poin ke level 15783.10 sedangkan indeks S&P juag ditutup menguat 1.28 poin ke level 1771.89 dan indeks Nasdaq semalam ditutup menguat tipis 0.56 poin ke level 3919.79. Penguatan masih dipengaruhi oleh euphoria perbaikan lapangan pekerjaan di AS dan Investor juga mengantisipasi rilisnya laporan Consumer Spending serta laporan keuangan dari Wal Mart dan Macy`s.
Indeks regional pagi ini dibuka mixed cenderung menguat diperkirakan akan memberikan sentimen yang positif terhadap pergerakan IHSG.
Secara teknikal, IHSG masih konsolidasi setelah indikator Stochastic masih bertahan pada area bullish momentum, sedangkan MACD mengindikasikan pelemahan. IHSG diperkirakan akan bergerak cenderung mixed pada kisaran 4370-4480. Cermati saham TINS, PGAS, ASII, UNTR, RALS, TBIG, PTBA. (detik.com)

OSO Securities: IHSG Cenderung Flat

Jakarta -IHSG pada awal pekan mengalami koreksi sebesar 0.78% ditutup pada level 4,441.72. Aksi jual yang dilakukan terutama oleh investor asing membuat IHSG mengalami tekanan dari awal sesi perdagangan. Tercatat asing membukukan net sell sebesar Rp 870 miliar. Kekuatiran investor terhadap spekulasi bahwa The Fed akan menarik program stimulusnya. Di samping itu, pelaku pasar tengah menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mengenai keputusan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) hari ini. Kemarin hampir seluruh indeks sektoral mengalami pelemahan, hanya sektor mining dan aneka industri yang mampu menguat masing – masing sebesar 1,02% dan 0,61%.
Perdagangan awal pekan bursa Wall Street ditutup mendatar, di mana Indeks Dow Jones menguat sebesar 0,14% ke 15,783.10, Indeks S&P naik 0,07% menjadi 1,771.89 dan indeks Nasdaq ikut mengalami penguatan tipis sebesar 0,01% ke 3,919.79. Di tengah tidak adanya data ekonomi AS yang rilis investor berekspektasi bahwa the Fed akan mengurangi program stimulus sebelum Maret 2014 sehingga menahan laju bursa AS.
Hari ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan flat. Investor menanti keputusan hasil Rapat Dewan Gubernur hari ini terkait tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang diperediksi BI tetap mempertahankan di level 7.25% Secara teknikal, IHSG seperti membentuk black engulfing dan mendekati area lower bolingger bands. Indikator MACD bergerak turun dengan histogram negatif, indikator stochastic berada di area oversold. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4406 dan resistance di level 4510. (detik.com)

Erdikha Sekuritas: IHSG Dihantui Tekanan Jual Asing dan Pelemahan Rupiah

Jakarta -Wall Street ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan awal pekan yang sepi setelah rally yang cukup kuat di hari Jumat menyusul keluarnya laporan ketenagakerjaan. Kendati pun demikian Dow kembali berhasil mengukir rekor tertinggi baru untuk kali kedua berturut-turut. Sementara Pasar Saham Asia kembali dibuka stabil menguat pagi ini di tengah perhatian investor terhadap pertemuan Partai Komunis China yang membahas agenda ekonomi untuk dekade mendatang.
Pada perdagangan Senin kemarin IHSG kembali melemah dan turun -35,00 poin (-0,78%) akibat tekanan jual yang dilakukan investor asing. Beberapa sektor utama yang menyebabkan tertekannya indeks adalah Properti (-1,68%) Pertanian (-1,40%), Finance (-1,21%) dan Industri dasar (-1,13%), sedang dua sektor yang menahan laju penurunan indeks lebih jauh adalah Pertambangan yang naik (+1,02%) dan sektor Aneka Industri (+0,61%). Nilai Transaksi tercatat sebesar Rp.5,4 Triliun dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp.869 Miliar. Sementara kurs tengah BI atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah di posisi Rp 11.486 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Hari ini Bursa Indonesia diperkirakan akan kembali berjalan fluktuatif dengan kecenderungan sedikit melemah kendati cukup banyak sentimen positif dari menguatnya bursa global dan regional. Faktor tekanan jual dari investor asing dan pelemahan nilai tukar rupiah merupakan katalis negatif bagi pergerakan pasar. IHSG diperkirakan akan berada pada rentang 4.380 - 4.490. (detik.com)

Kiwoom Securities: Pelaku Pasar Menanti BI Rate

Jakarta -Kurangnya faktor pendukung internal belum dapat memperbaiki sentimen menjelang rapat penentuan BI Rate siang nanti. IHSG kembali melemah diikuti oleh cukup tingginya minat jual asing kemarin yang terlihat masih dapat memberi tekanan namun dengan memperhatikan adanya support psikologis 4,400. Maka, kami memperkirakan IHSG akan bergerak mixed di kisaran negatif hari ini.
 
IPO – PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo berencana IPO melepas 30% saham kepada publik dan perusahaan menargetkan dana Rp 300-400 Miliar dari IPO saham. Dana IPO nantinya akan dipakai untuk modal kerja, seiring rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat. Perseroan telah mendapatkan pernyataan efektif pada 11 November dan rencananya IPO akan digelar pada pekan kedua Desember 2013. Perusahaan telah menunjuk PT NISP Sekuritas sebagai penjamin emisi. PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo adalah perusahaan pemasok kemasan karton gelombang untuk berbagai industri.
 
AISA – Rencana ekspansi
PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan mengembangkan dua pabrik beras di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan dua silo yang ditargetkan akan selesai pada tahun depan dengan investasi senilai Rp 369.5 Miliar. Kapasitas penggilingan beras AISA akan mencapai 540,000 ton per tahun dan kapasitas silo akan meningkat menjadi 116,000 ton. Selain itu AISA akan menambah varian untuk snack Taro, Taro Vegetable pada akhir tahun ini. AISA juga berencana melakukan perluasan pabrik Taro dan memperluas jangkauan pemasaran eksport.
 
APLN – Rencana emisi obligasi
PT Agung Podomoro Land (APLN) berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp 1.3 Triliun tahun depan, merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan senilai total Rp 2.5 Triliun. Pada Bulan Juni lalu APLN telah menerbitkan obligasi senilai total Rp 1.2 Triliun dengan kupon 8.25% hingga 9.25%.
 
TBIG – Rencana emisi obligasi
PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1 Triliun yang terdiri dari 3 seri. Menurut kabar beredar obligasi Seri A bertenor 1 tahun diperkirakan menawarkan kupon 8.25% hingga 9%. Seri B bertenor 3 tahun dengan kisaran kupon 9% hingga 9.85%, dan Seri C bertenor 5 tahun menawarkan kupon 9.1% hingga 10%. Paparan publik atas rencana emisi obligasi akan berlangsung hari ini. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: IHSG Masih Berpotensi Menguat

Jakarta -Indeks saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatannya, pasca kemungkinan dipercepatnya pemangkasan stimulus (tapering) oleh The Fed. Pada penutupan semalam, indeks Dow Jones menguat +20,74 poin (+0,13%) ke level 15.782,52.
Sementara indeks regional Asia pagi ini dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 di Jepang hari ini dibuka menguat +0,23% ke level 14.302,24. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan naik +0,72% ke posisi 1.991,52.
Di sisi lain, harga minyak di bursa komoditas dunia masih mengalami tren kenaikan. Pada perdagangan semalam, harga minyak WTI Crude Oil menguat +0,42% ke angka US$94,60 per barel.
Bertolak belakang dengan harga minyak, harga emas Comex di bursa komoditas New York mengalami pelemahan -1,86% ke level US$1.284,50/troy ounce, pada perdagangan semalam.
Dari dalam negeri, investor menanti pengumuman suku bunga acuan (BI Rate), yang sedianya akan dirilis Bank Indonesia (BI) siang nanti. Selain itu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih tertekan oleh pelemahan rupiah, dan defisit neraca perdagangan berjalan dalam negeri.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG akan bergerak mixed dan masih berpotensi menguat setelah pelemahan pada perdagangan hari senin tertahan Fibonacci retracement 38.2%. Kisaran perdagangan hari ini akan berada dalam support 4.422 dan resistance 4.473/4.505. Indeks berada dalam wave 5 impulse wave dengan target teoritis kenaikan menuju 4.697. (detik.com)

Trust Securities: Aksi Wait and See Bikin IHSG Merah

Jakarta -Pergerakan IHSG kembali melanjutkan pergerakan melemah di tengah variatif cenderung menguatnya laju bursa saham Asia dan di akhir pekan kemarin bursa saham AS ditutup positif. Pelaku pasar bersikap wait & see jelang RDG BI untuk mengetahui bagaimana pandangan BI terhadap perekonomi Indonesia ke depannya dan apakah ada perubahan suku bunga acuan, BI rate. Antisipasi pelaku pasar terhadap rilis BI rate telah membawa saham-saham perbankan melemah dan menyeret saham-saham di sektor lainnya a.l industri dasar dan konsumer. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4485,06 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4433,21 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4441,72. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Selasa (12/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4420-4436 dan resistance 4489-4494. Berpola menyerupai lower spinning di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD gagal bergerak naik dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic sedikit tertahan kenaikannya. Laju IHSG yang sempat berada di bawah target support (4440-4460) dan sempat melampauinya namun, ditutup dekat dengan target support bawah menggagalkan potensi rebound yang sempat terbentuk. Aksi wait & see yang membuat IHSG di zona merah masih akan terjadi kecuali hasil RDGBi dapat direspon positif sehingga pelemahan dapat berkurang. (detik.com)

Ikuti Arus Bursa Asia, IHSG Menguat 7 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 7 poin mengikuti arus positif bursa-bursa di Asia. Pelaku pasar masih menahan diri sambil menunggu keputusan BI Rate siang ini.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.555 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.405 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG naik 7,553 poin (0,17%) ke level 4.449,277. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 1,930 poin (0,26%) ke level 745,079.
Mengawali perdagangan, Selasa (12/11/2013), IHSG dibuka bertambah 7,208 poin (0,16%) ke level 4.448,932. Indeks LQ45 dibuka tumbuh 1,930 poin (0,26%) ke level 745,079.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa sempat berhasil menguat. Namun adanya aksi jual asing membuat beberapa indeks sektorala jadi negatif.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG naik 9,431 poin (0,21%) ke level 4.451,155. Sementara Indeks LQ45 menguat 1,862 poin (0,25%) ke level 745,011.
Kemarin IHSG malah jatuh 34 poin meski banyak sentimen positif yang beredar, seperti kompak menguatnya bursa Asia dan Wall Street akhir pekan lalu. Indeks terkena tekanan jual yang cukup tinggi.
Saham-saham di Wall Street rata-rata berakhir positif, mendorong Dow Jones tembus rekor tertingginya sepanjang masa meski perdagangan di Hari Veteran ini relatif sepi. Investor sudah mulai fokus kepada gerak-gerik The Federal Reserve mengenai rencana pengurangan stimulus.
Bursa-bursa di Asia rata-rata bergerak positif pagi hari ini meski poin yang dicetaknya belum terlalu tinggi. Hanya bursa Hong Kong yang jatuh ke zona merah.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia di pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik 7,00 poin (0,33%) ke level 2.116,47. 
  • Indeks Hang Seng menipis 26,21 poin (0,11%) ke level 23.043,64. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 167,50 poin (1,17%) ke level 14.437,34. 
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,06 poin (0,03%) ke level 3.187,78.
sumber: detik.com

US$ Menguat Jelang Pengumuman The Fed

Bisnis.com, JAKARTA— Dolar AS menguat terhadap yen selama sepekan sebelum para pejabat the Fed mengumumkan kebijakannya di tengah isyarat membaiknya ekonomi yang memungkinkan bank sentral memperketat stimulus moneter.
Dolar AS terus menguat setelah data tenaga kerja pekan lalu lebih baik dari perkiraan sehingga meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah.
Ketua bank sentral negara bagian Minneapolis, Narayana Kocherlakota dan rekan sejawatnya dari Atlanta, Dennis Lockhart akan mengeluarkan pengumuman hari ini, Selasa (12/11/2013).
"Kami berharap dolar AS akan menguat secara bertahap, setelah kebijakan moneter AS dinormalkan kembali," ujar Daisaku Ueno, chief currency strategist pada Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co. sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (12/11/2013).
Menurutnya, bank sentral Eropa masih akan mempertahankan kebijakan yang cenderung menuju ke arah penurunan tingkat bunga.
Dolar AS diperdagangkan pada posisi 99 yen pada pukul 14.11 waktu Tokyo atau pukul 11.11 WIB kemarin malam setelah naik 1% menjadi 99,05 pada 8 November. Mata uang itu menguat 1,7% selama dua pekan terakhir. Dolar AS sedikit berubah pada posisi US$1,3363 per euro. 

Potensi Penurunan IHSG Masih Ada

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) kemarin malah jatuh 34 poin meski banyak sentimen positif yang beredar, seperti kompak menguatnya bursa Asia dan Wall Street akhir pekan lalu. Indeks terkena tekanan jual yang cukup tinggi.
Menutup perdagangan awal pekan, Senin (11/11/2013), IHSG jatuh 34,996 poin (0,78%) ke level 4.441,724. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 6,433 poin (0,86%) ke level 743,149.
Saham-saham di Wall Street rata-rata berakhir positif, mendorong Dow Jones tembus rekor tertingginya sepanjang masa meski perdagangan di Hari Veteran ini relatif sepi. Investor sudah mulai fokus kepada gerak-gerik The Federal Reserve mengenai rencana pengurangan stimulus.
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones melaju 21,32 poin (0,14%) ke level 15.783,10. Indeks Standard & Poor's 500 bertambah 1,28 poin (0,07%) ke level 1.771,89. Indeks Komposit Nasdaq naik tipis 0,56 poin (0,01%) ke level 3.919,79.
Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak mixed. Potensi penurunan masih ada namun IHSG bisa dapat sentimen positif dari menguatnya pasar regional.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 68,13 poin (0,48%) ke level 14.337,97. 
  • Indeks KOSPI menguat 17,31 poin (0,88%) ke level 1.994,61. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
 
Trust Securities
Pergerakan IHSG kembali melanjutkan pergerakan melemah di tengah variatif cenderung menguatnya laju bursa saham Asia dan di akhir pekan kemarin bursa saham AS ditutup positif. Pelaku pasar bersikap wait & see jelang RDG BI untuk mengetahui bagaimana pandangan BI terhadap perekonomi Indonesia ke depannya dan apakah ada perubahan suku bunga acuan, BI rate. Antisipasi pelaku pasar terhadap rilis BI rate telah membawa saham-saham perbankan melemah dan menyeret saham-saham di sektor lainnya a.l industri dasar dan konsumer. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4485,06 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4433,21 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4441,72. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Selasa (12/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4420-4436 dan resistance 4489-4494. Berpola menyerupai lower spinning di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD gagal bergerak naik dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic sedikit tertahan kenaikannya. Laju IHSG yang sempat berada di bawah target support (4440-4460) dan sempat melampauinya namun, ditutup dekat dengan target support bawah menggagalkan potensi rebound yang sempat terbentuk. Aksi wait & see yang membuat IHSG di zona merah masih akan terjadi kecuali hasil RDGBi dapat direspon positif sehingga pelemahan dapat berkurang.
 
KDB Daewooo Securities
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun -35.00 poin (-0.78%) ke 4,441.72 dengan jumlah transaksi sebanyak 9.1 juta lot atau setara dengan Rp5.4 triliun.
Pergerakan sektor-sektor IHSG a.l sektor agricultural (-1.40%), sektor basic-industries (-1.13%), sektor construction and property (-1.68%), sektor consumer goods (-1.10%), sektor finance (-1.21%), sektor infrastructure (-0.97%), sektor mining (+1.02%), sektor misc-industries (+0.61%), dan sektor trade (-0.43%).
Tercatat sebanyak 82 saham mengalami penguatan, 159 saham mengalami penurunan, 105 saham tidak mengalami perubahan dan 139 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Saham-saham yang menempati top gainers a.l. GGRM (+3.51%), ASII (+0.75%), ITMG (+2.86%), ADRO (+2.59%), dan PTBA (+2.87%). Sementara itu, saham-saham yang menempati top losers a.l. TLKM (-2.20%), BMRI (-2.44%), UNVR (-1.16%), BBRI (-1.25%), dan BBCA (-0.97%).
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 858 miliar dengan saham yang paling banyak dijual a.l. BMRI, TLKM, BBNI, BBRI, dan BBCA. Mata uang Rupiah terdepresiasi 11,563 per Dollar AS.
Secara teknikal penurunan IHSG pada kemarin merupakan penurunan lanjutan setelah mengalami tekanan kemarin, volume menurun, stochastic berada di area normal, PSAR masih berada pada sinyal downtrend. Untuk perdagangan hari ini kami perkirakan akan kembali melanjutkan penurunannya. Dengan support 4,403 dan resistance 4,596. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah: AKRA, PTBA, TINS. (detik.com)

Bursa Asia Menguat, IHSG Diperkirakan Bergerak di 4.401-4.505

Bisnis.com, JAKARTA - Henan Putihrai Analytics memprediksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (12/11/2013) bergerak di kisaran 4.401-4.505.
Bursa Jepang dibuka menguat pada perdagangan Selasa, dipimpin oleh penguatan pada saham-saham Blue Chip retailer seperti FamilyMart Co., Takashimaya Co. dan Aeon Co.
 
Bursa AS (DJIA +0.14%, S&P500 +0.07%, Nasdaq +0.01% )
Data-data China memicu penguatan bursa AS pada perdagangan Senin (11/11/2013). Janet Yellen diperkirakan akan melakukan debat bersama Komite Senat Perbankan AS pada hari Kamis (14/11/2013) dan diperkirakan akan membahas isu seputar tapering, sehingga analis berpendapat pernyataan Yellen pada Kamis dapat menjadi point indikasi penting untuk waktu pelaksanaan tapering
 
Bursa Eropa (Stoxx 600 +0.59%, DAX +0.33%, CAC 40 +0.70%)
Penguatan bursa Eropa juga dipicu oleh data industri dari China yang disambut positif oleh investor. Selain itu, laporan kinerja emiten juga menjadi pendorong kenaikan indeks di bursa Eropa.
 
Asia (Nikkei +0.25%, Hangseng +1.43)
Hasil produksi industri Cina naik 10.3% YOY di Oktober Vs. 10.2% YOY di September dan berada di atas estimasi sebesar 10% YOY. Analis berpendapat bahwa pertumbuhan hasil produksi merupakan indikasi ekonomi yang penting dan menunjukkan pertumbuhan permintaan dalam negeri dan ekspor.
Hal ini dapat memicu pertumbuhan GDP China pada kuartal keempat menjadi 7.9% YOY dari pertumbuhan GDP 7.8% YOY pada kuartal ketiga.

Perdagangan Sepi, Dow Jones Bisa Cetak Rekor

New York -Saham-saham di Wall Street rata-rata berakhir positif, mendorong Dow Jones tembus rekor tertingginya sepanjang masa meski perdagangan di Hari Veteran ini relatif sepi. Investor sudah mulai fokus kepada gerak-gerik The Federal Reserve mengenai rencana pengurangan stimulus.
Atas data tenaga kerja yang dirilis pekan lalu, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu diperkirakan akan mulai mengurangi stimulus lebih awal dari jadwal semula. Berdasarkan survey yang dilakukan Reuters, mayoritas pelaku pasar memprediksi stimulus akan mulai dikurangi sebelum Maret tahun depan.
Perdagangan berjalan sepi. Pemerintah AS dan pasar obligasi ditutup menyambut Hari Veteran. Indeks S&P 500 hampir ditutup di rekor baru.
"Fokusnya sekarang kembali ke The Fed. Prediksinya pengurangan stimulus jadi lebih awal. Mungkin tidak di Maret, bisa jadi malah Desember," kata Bucky Hellwig, senior vice president dari BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama, dikutip Reuters, Selasa (12/11/13).
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones melaju 21,32 poin (0,14%) ke level 15.783,10. Indeks Standard & Poor's 500 bertambah 1,28 poin (0,07%) ke level 1.771,89. Indeks Komposit Nasdaq naik tipis 0,56 poin (0,01%) ke level 3.919,79. (detik.com)

Bursa Asia Berakhir Mixed Tertekan Spekulasi Fed

INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia berakhir mixed pada perdagangan Senin (11/11/2013). Investor masih mencermati spekulasi tentang pengurangan stimulus Fed.
Indeks Nikkei naik 1,3 persen, indeks Hang Seng naik 1,4%, indeks ASX melemah 0,2%, indeks Shanghai menguat 0,1%, indeks Kospi turun 0,3%. Demikian mengutip cnbc.com.
Indeks terpengaruh penguatan dolar terhadap yen. Saham Japan Airlines turun 2,2 persen. Jepang mencatat surplus transaksi berjalan menjadi 14,3 persen untuk bulan September.
Bursa China meskipun positif tetapi bergerak hati-hati menunggu pertemuan empat hari para pemimpin Partai Komunis China yang berakhir Selasa (12/11/2013) besok. Investor juga mencerna data inflasi pada pekan lalu yang naik 3,2% untuk Oktober. Sementara produksi manufaktur naik menjadi 10,3 persen pada periode yang sama.

Unilever akan Bagikan Dividen Rp330 per Saham

INILAH.COM, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen interim sebesar Rp2,517 triliun dari tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013.
Hasil keputusan dividen interim bedasarkan keputusan rapat direksi 6 November 2012. Dividen tersebut sebesar sebesar Rp330 per saham kepada 7,63 miliar pemegang saham. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11/2013).
Berikut rincian jadwal pelaksanaan dividen interin, cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 2 Desember 2013, ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 3 Desember 2013, cum dividen di pasar tunai pada 5 Desember 2013, ex dividen di pasar tunai pada 6 Desember 2013, recording date pada 5 Desember 2013, pelaksanaan pembayaran dividen interim pada 12 Desember 2013.

BI Rate Ditahan, Rupiah Masih Tertekan

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (12/11/2013) diprediksi melemah. Padahal, BI diprediksi tak mengubah BI rate.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, sebelum pemerintahan AS mengalami shutdown, nilai tukar rupiah sempat mencapai level terlemahnya 11.660 yang terjadi pada 30 September 2013. Artinya, kata dia, rupiah masih punya ruang 100 poin untuk mencapai level terlemahnya itu.
Karena itu, Selasa ini rupiah punya peluang untuk melemah ke area 11.600 per dolar AS seiring semakin besarnya sentimen tapering The Fed. "Karena itu, rupiah Selasa ini cenderung melemah dalam kisaran 11.470 hingga 11.660 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Menurut Ariston, jika pelemahan rupiah melampaui 11.660 per dolar AS, BI bisa kembali bergerak dengan menaikan suku bunga acuan (BI rate) dari level saat ini 7,25%. "Tapi, untuk Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Selasa ini, kemungkinan BI akan mempertahankan suku bunga di level tersebut," ujarnya.
Untuk menaikan, lanjut Ariston, BI harus wait and see terlebih dahulu atas kondisi makro ekonomi Indonesia. "Kemungkinan BI tidak akan tergesa-gesa menaikan suku bunga," timpal dia.
Di Eropa, lanjutnya, European Central Bank (ECB) memang menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke level 0,25%. "Sebab, memang perkembangan inflasi di Eropa yang mengalami penurunan," ucapnya.
ECB, kata dia, khawatir terjadi deflasi seperti yang terjadi di Jepang sehingga menyuntikkan stimulus ke pasar dengan memangkas suku bunga. "Kondisi Indonesia justru sebaliknya, mengalami kenaikan inflasi," papar dia.
Seharusnya, BI rate kembali dinaikkan tapi mungkin bukan pada RDG Selasa ini. Jika memang diperlukan, BI akan kembali mengagendakan rapat darurat seiring tingginya volatilitas rupiah. "Bukan hanya pelemahannya, volatilitas rupiah tinggi sehingga mencemaskan pasar," imbuh Ariston.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (11/11/2013) ditutup melemah 145 poin (1,27%) ke posisi 11.550/11.565.

Tapering The Fed (Masih) Benamkan Rupiah

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (11/11/2013) ditutup melemah 145 poin (1,27%) ke posisi 11.550/11.565 dari posisi akhir pekan lalu 11.405/11.415.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah awal pekan ini masih dipicu oleh ekspektasi pasar atas peluang tapering The Fed tahap pertama pada Desember 2013. Sebab, data-data yang dirilis di AS menunjukkan angka yang positif.
Salah satunya adalah data Non Farm Payrolls AS yang dirilis di angka 204 ribu lapangan kerja dibandingkan ekspektasi 121 ribu. Data ini juga lebih bagus dari data bulan sebelumnya 163 ribu.
"Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.560 setelah mencapai level terkuatnya 11.420 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (11/11/2013).
Menurut dia, hanya faktor tapering yang berpengaruh di pasar saat ini. "Meskipun, jika berkaca pada Federal Open Market Committee (FOMC) sebelumnya, bisa saja pada Desember pun terjadi di luar ekspektasi pasar," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, The Fed punya pertimbangan tersendiri. Pasar hanya bisa menerka-nerka berdasarkan statemen The Fed sendiri. "The Fed akan melakukan perubahan kebijakan jika data tenaga kerja dan inflasi mencapai angka yang ditargetkan," tuturnya.
Ariston menjelaskan, tingkat pengangguran AS memang masih belum mengalami perubahan di level 7,3%. Sementara itu, target The Fed sendiri adalah 6,5%. "Tapi, target ini untuk menaikkan suku bunga bukan untuk pencabutan stimulus," timpal dia.
Untuk tapering, kata dia, The Fed tidak perlu menunggu tingkat pengangguran turun ke 6,5%. "Jika tingkat pengangguran AS mengalami sedikit penurunan, The Fed kemungkinan akan mulai memangkas (tapering) stimulus," ucapnya.
Hanya saja, dia menggarisbawahi, bukan berarti stimulus menjadi nol (0). Sekarang di level US$85 miliar per bulan, mungkin akan dikurangi menjadi US$60 miliar per bulan. "Bisa juga dikurangi US$10 miliar menjadi US$75 miliar," ungkap dia.
Alhasil, rupiah melemah meski dolar AS mengalami technical correction terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melemah ke 81,195 dari sebelumnya 81,206. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3384 dari sebelumnya US$1,3370 per euro," imbuh Ariston.