Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 61 poin menyusul maraknya aksi jual setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan ke level 7,5%. Naiknya BI Rate ini di luar prediksi pasar.
Sementara nilai tukar rupiah dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 11.400 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.405 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 7,208 poin (0,16%) ke level 4.448,932 mengikuti arus positif bursa-bursa di Asia. Pelaku pasar masih menahan diri sambil menunggu pengumuman BI Rate.
Seluruh indeks sektoral di lantai bursa sempat berhasil menguat. Namun adanya aksi jual asing membuat hampir seluruh indeks sektoral jadi negatif.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berkurang 19,913 poin (0,45%) ke level 4.421,811 menyusul aksi lepas saham yang dilakukan investor asing. Padahal pagi tadi indeks sempat menguat berkat aksi beli investor domestik.
Indeks hanya menguat di awal perdagangan saja. Setelah naik hingga ke level 4.455,161 indeks langsung jatuh ke zona merah. Aksi jual banyak dilakukan investor asing.
Mengakhiri perdagangan, Selasa (12/11/2013), IHSG ditutup anjlok 61,084 poin (1,38%) ke level 4.380,640. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 11,994 poin (1,61%) ke level 731,155.
Rapat BI sepakat menaikkan BI Rate sebesar 25 bps dari 7,25% menjadi 7,50%. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2009.
"Mempertimbangkan masih besarnya defisit transaksi berjalan di tengah risiko ketidakpastian global yang masih tinggi. Dengan demikian, keputusan ini diambil untuk memastikan bahwa defisit transaksi bejalan menurun ke tingkat yang lebih sehat dan inflasi tetap terkendali," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah seperti dikutip dalam siaran pers.
Aksi jual dilakukan investor domestik dan asing. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 479,11 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 156.435 kali pada volume 4,541 miliar lembar saham senilai Rp 5,171 triliun. Sebanyak 66 saham naik, sisanya 195 saham turun, dan 92 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan hari ini dengan mixed. Bursa Indonesia jatuh paling dalam sedangkan Jepang naik sangat tinggi hingga lebih dari dua persen.
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional hingga sore hari ini:
- Indeks Komposit Shanghai naik 17,30 poin (0,82%) ke level 2.126,77.
- Indeks Hang Seng turun 168,44 poin (0,73%) ke level 22.901,41.
- Indeks Nikkei 225 meroket 318,84 poin (2,23%) ke level 14.588,68.
- Indeks Straits Times menipis 3,35 poin (0,11%) ke level 3.183,37.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Merck (MERK) naik Rp 1.500 ke Rp 177.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.450 ke Rp 32.000, SMART (SMAR) naik Rp 350 ke Rp 6.700, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 350 ke Rp 20.900.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 650 ke Rp 19.400, Lippo Cikarang (LPKR) turun Rp 450 ke Rp 5.250, Siantar TOP (STTP) turun Rp 350 ke Rp 1.600, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 350 ke Rp 10.300. (detik.com)