INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (11/11/2013) ditutup melemah 145 poin (1,27%) ke posisi 11.550/11.565 dari posisi akhir pekan lalu 11.405/11.415.
Ariston Tjendra, kepala riset Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah awal pekan ini masih dipicu oleh ekspektasi pasar atas peluang tapering The Fed tahap pertama pada Desember 2013. Sebab, data-data yang dirilis di AS menunjukkan angka yang positif.
Salah satunya adalah data Non Farm Payrolls AS yang dirilis di angka 204 ribu lapangan kerja dibandingkan ekspektasi 121 ribu. Data ini juga lebih bagus dari data bulan sebelumnya 163 ribu.
"Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.560 setelah mencapai level terkuatnya 11.420 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (11/11/2013).
Menurut dia, hanya faktor tapering yang berpengaruh di pasar saat ini. "Meskipun, jika berkaca pada Federal Open Market Committee (FOMC) sebelumnya, bisa saja pada Desember pun terjadi di luar ekspektasi pasar," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, The Fed punya pertimbangan tersendiri. Pasar hanya bisa menerka-nerka berdasarkan statemen The Fed sendiri. "The Fed akan melakukan perubahan kebijakan jika data tenaga kerja dan inflasi mencapai angka yang ditargetkan," tuturnya.
Ariston menjelaskan, tingkat pengangguran AS memang masih belum mengalami perubahan di level 7,3%. Sementara itu, target The Fed sendiri adalah 6,5%. "Tapi, target ini untuk menaikkan suku bunga bukan untuk pencabutan stimulus," timpal dia.
Untuk tapering, kata dia, The Fed tidak perlu menunggu tingkat pengangguran turun ke 6,5%. "Jika tingkat pengangguran AS mengalami sedikit penurunan, The Fed kemungkinan akan mulai memangkas (tapering) stimulus," ucapnya.
Hanya saja, dia menggarisbawahi, bukan berarti stimulus menjadi nol (0). Sekarang di level US$85 miliar per bulan, mungkin akan dikurangi menjadi US$60 miliar per bulan. "Bisa juga dikurangi US$10 miliar menjadi US$75 miliar," ungkap dia.
Alhasil, rupiah melemah meski dolar AS mengalami technical correction terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS melemah ke 81,195 dari sebelumnya 81,206. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3384 dari sebelumnya US$1,3370 per euro," imbuh Ariston.