korea by dewanti

Friday, April 11, 2014

Tutup Perdagangan Saham, Jokowi: Saya Datang Bursa Naik 1%

Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) datang ke Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum penutupan perdagangan hari ini, Jumat (11/4/2014). Jokowi pun menutup perdagangan bursa ini dengan sumringah.
"Saya beruntung sekali waktu masuk ke sini ada kenaikan IHSG," kata Jokowi di Gedung BEI, Sudirman.
"Dengan mengucap bismillah, saya tutup perdagangan hari ini 4.816,58 naik 50,85 poin atau 1,07%," imbuh Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini.
Jokowi merasa senang, karena dengan kedatangannya bursa pun menghijau. "Kemarin turun 3%, sekarang saya datang ke sini naik 1,07%. Kalau begitu saya harus sering-sering datang ke sini (BEI)," ucap Jokowi sambil tersenyum.
Jokowi tiba di BEI pada pukul 15.35 WIB yang langsung disambut Direksi BEI yang kompak berbaju merah. (detik.com)

IHSG Melonjak 50 Poin, Perdagangan Ditutup Jokowi

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 50 poin berkat aksi beli investor domestik. Perdagangan kali ini ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutupper dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.330 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, HSG terpangkas 31,424 poin (0,66%) ke level 4.734,305 melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak perdagangan kemarin. Aksi jual dilakukan oleh investor lokal dan asing.
Aksi jual pelaku pasar masih berlanjut meski koreksi yang terjadi kali ini tidak terlalu dalam. Munculnya aksi beli secara perlahan mulai menarik indeks balik arah ke zona hijau.
Setelah menyentuh titik terendahnya hari ini di 4.721,596 IHSG langsung menanjak ke teritori positif. Aksi beli mulai muncul dipicu oleh investor domestik.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik 21,105 poin (0,44%) ke level 4.786,834 berhasil balik arah ke zona hijau setelah muncul kembali aksi beli. Saham-saham unggulan yang sudah murah karena koreksi kemarin jadi incaran.
Investor asing memilih untuk wait and see, sementara investor domestik berburu saham. Indeks menutup perdagangan di posisi tertingginya hari ini.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (11/4/2014), IHSG ditutup menanjak 50,847 poin (1,07%) ke level 4.816,576. Sementara Indeks LQ45 ditutup melonjak 10,736 poin (1,35%) ke level 813,969.
Saham-saham unggulan yang kemarin terjerembab kini mulai diburu oleh investor. Hanya satu sektor yang masih ketinggalan di zona merah.
Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 237.986 kali pada volume 4,628 miliar lembar saham senilai Rp 7,428 triliun. Sebanyak 174 saham naik, 118 saham turun, dan 73 saham stagnan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar modal yang berhasil menguat di Asia. Sedangkan bursa-bursa regional lainnya menutup akhir pekan di teritori negatif.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 3,76 poin (0,18%) ke level 2.130,54.
  • Indeks Hang Seng menguat 183,32 poin (0,79%) ke level 23.003,64.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 340,07 poin (2,38%) ke level 13.960,05.
  • Indeks Straits Times berkurang 8,45 poin (0,26%) ke level 3.195,13.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Astra Agro (AALI) naik Rp 1.400 ke Rp 27.700, Unilever (UNVR) naik Rp 975 ke Rp 30.525, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 975 ke Rp 25.400, dan Matahari (LPPF) naik Rp 475 ke Rp 14.900.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara Mayora (MYOR) turun Rp 400 ke Rp 29.200, Semen Indonesia (SMGR) turun Rp 350 ke Rp 15.325, Sinar Mas (SMMA) turun Rp 345 ke Rp 3.500, dan Duta Pertiwi (DUTI) turun Rp 300 ke Rp 4.350. (detik.com)

Ini Alasan Kenapa BI Rate Tak Kunjung Turun

Jakarta -Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) Selasa (8/4/2014) lalu memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5% dengan suku bunga lending facility 7,5% dan deposit facility 5,75%. Sejumlah pengusaha meminta suku bunga diturunkan.
Deputi Gubernur Senior (DGS) BI Mirza Adityaswara mengatakan, yang terpenting adalah bukan soal naik atau turunnya suku bunga acuan BI, namun stabilitas di pasar keuangan.
"BI Rate turun atau tak turun itu yang penting stabil. BI Rate turun tetapi tidak memberikan stabilitas di pasar uang, maka itu tak baik. Tetapi kalau BI Rate tetap tetapi situasinya stabil, sektor usaha bisa jalan," kata Mirza saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Mirza mengungkapkan, kebijakan BI dalam menentukan suku bunga acuannya tak terlepas untuk menjaga stabilitas pasar keuangan. "BI Rate naikkin bunga lebih supaya stabil. Kalau tidak menaikkan bunga maka situasi tidak akan stabil-stabil," cetusnya. (detik.com)

BI Ingatkan Utang Luar Negeri Swasta yang Makin 'Menggunung'

Jakarta -Bank Indonesia (BI) kembali mengingatkan untuk mewaspadai tingginya Utang Luar Negeri (ULN) swasta. Dari tahun 2009-2013 ULN swasta terus naik dari US$ 73 miliar menjadi US$ 141 miliar.
"Bank Indonesia mengingatkan utang luar negeri, terutama swasta. Karena utang luar negeri pemerintah rasionya bagus, kalau defisit naik juga ada mekanismenya mengurangi defisit anggaran pemerintah. Tapi kalau utang swasta dari 2009-2013 kan angkanya naik. Dari US$ 73 miliar menjadi US$ 141 miliar. Dari 2009 sekitar 21% sekarang 40% bahkan sempat ke 52%," ujar Deputi Gubernur Senior (DGS) BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Menurut Mirza, sebagai otoritas tugas BI adalah memberi peringatan terhadap kondisi pasar keuangan di Indonesia, salah satunya soal utang.
"Kalau BI itu memang tugasnya menjaga stabilisasi moneter, dan sistem keuangan bersama LPS dan OJK. BI tugasnya berikan peringatan bahwa kita harus pruden," katanya.
Bahkan, IMF bersama World Bank dalam meetingnya menyebutkan bahwa mereka terus memantau utang-utang dari negara berkembang.
"IMF meeting dengan World Bank di Washington, IMF berikan peringatan utang negara berkembang naik 3 kali lipat. Kita hanya 2 kali lipat. Cepat atau lambat meningkat. Sehingga sektor swasta berhati-hati dan tetap pruden supaya momentum ekonomi terjaga," jelas dia. (detik.com)

Jokowi Blusukan Mendadak ke Bursa Saham, Belum Diketahui Agendanya

Jakarta -Tepat pukul 15.35 WIB Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Berkemeja putih dan celana bahan hitam seperti biasa, kedatangan Jokowi disambut direksi BEI. Apa agendanya?
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Friderica Widyasari mengatakan kedatangan Jokowi dadakan dan belum diketahui apa agendanya.
"Datangnya dadakan, kita belum tahu agendanya," ujar wanita yang akrab disapa Kiki ini di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Sejumlah direksi BEI menyambut kedatangan Jokowi di depan Gedung BEI. Di antaranya adalah Direktur Utama BEI Ito Warsito, dan jajaran direksi lainnya.
Kedatangan Jokowi cukup menjadi pusat perhatian orang yang berada di Gedung tersebut. Begitu datang, Jokowi langsung menyalami Ito dan masuk ke ruangan lantai bursa saham. (detik.com)

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Melemah 0,79%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong ditutup melemah pada perdagangan Jumat (11/4/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi 0,79% ke angka 23.003,64, setelah sempat melonjak 1,51% ke angka 23.186,96 pada Kamis (10/4/2014). Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 22.734,39 dan 23.224,54.
Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 17 di antaranya menguat, 28 melemah, dan 5 yang stagnan.
Saham Tencent Holdings Ltd dan China Life Insurance Co Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 6,75% dan 5,27%. Sedangkan saham Hong Kong Exchanges and Cleaning Ltd dan AIA Group Ltd masih menguat 11,54% dan 3,12%.
Sepanjang minggu ini, indeks Hang Seng didominasi kinerja positif. Senin (7/4/2014), Hang Seng memang sempat turun 0,59%, namun pada Selasa (8/4/2014), indeks itu juga menguat 0,98% dan berakhir di angka 22.596,7. Rabu (9/4/2014), indeks itu melejit 1,09% ke level 22.843,17.

BURSA KOREA: Indeks Kospi Ditutup Melemah 0,56%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (11/4/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi 0,56% ke level 1.997, 44, setelah pada Kamis (10/4/2014) menguat 0,48% dan berhenti di angka 2.008,61.
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 1.985,16 dan 1.997,44. Dari 765 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 2.293 di antaranya menguat, 373 melemah, dan 99 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan NAVER Corp menjadi penekan indeks dengan penurunan 1,09% dan 3,14%. Sementara itu, saham Korea Electric Power Corp dan Kia Motors Corp masih sanggup menguat 2,58% dan 1,37%.
Indeks Kospi Korea Selatan pada empat hari pertama di minggu ini terus berakhir positif. Pada Senin (7/4/2014), indeks itu naik 0,08% ke angka 1.989,7, Selasa (8/4/2014), indeks itu juga berakhir positif 0,17% di angka 1.993,03, dan Rabu (9/4/2014) menguat 0,3% ke level 1.998,95.

Dow Jones Terpuruk, Ini Prediksi Kapan DJIA Rebound

Bisnis.com, JAKARTA—  AAA Securities memprediksi Dow Jones Industrial Average mampu rebound pada Senin, meski tren pelemahan masih terus membayangi pergerakan indeks.
Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus menilai penguatan Dow Jones yang signifikan pada Rabu (9/4/2014), merupakan kenaikan sementara.
Seperti diketahui Dow Jones naik 1,11% pada Rabu (9/4/2014) ke 16.437,18. Pada Kamis (10/4/2014)  berbalik menjadi anjlok 1,62% ke 16.170,22.
"Semalam, Dow Jones terkoreksi agresif. Paling tidak, Senin malam, Dow Jones harusnya sudah rebound kembali," kata Wijen dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (11/4/2014).
Wijen mengatakan Dow Jones sudah terkonfirmasi di wave 3 dari wave C, yang merupakan sinyal bakal ada penurunan yang agresif.
Kabar baiknya, tambahnya, saat ini Dow Jones sedang menguji support MA-60.
Wijen mengatakan seharusnya akhir dari wave Dow Jones ada di area 16.050—16.150. Jika wave sudah selesai, Dow Jones harusnya rebound membentuk wave .
"Tetapi perlu dicatat, bahwa hingga beberapa minggu ke depan, tren Dow Jones masih turun," kata Wijen.

BURSA JEPANG: Nikkei 225 Kembali Ditutup Anjlok 2,38%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang kembali ditutup anjlok pada perdagangan Jumat (11/4/2014), setelah sempat rebound pada hari sebelumnya.
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi tajam 2,38% ke level 13.960,05. Pada hari sebelumnya, Kamis (10/4/2014), indeks itu sempat rebound tipis 0,003% dan berhenti di angka 14.300,12.
Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 13.885,11 dan 14.065,97. Dari 225 saham yang ditampilkan oleh data Bloomberg, hanya 20 saham yang menguat, sedangkan 202 saham melemah dan 3 saham stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan SoftBank Corp menjadi penekan indeks dengan koreksi 7,82% dan 3,82%. Sedangkan Credit Saison Co Ltd dan Honda Motor Co Ltd masih menguat 2,76% dan 0,73%.
Sepanjang minggu ini, indeks tersebut terus berakhir negatif. Pada Senin (7/4/2014), indeks Nikkei 225 melorot 1,69% ke 14.808,85. Pada Rabu (9/4/2014), indeks itu anjlok 2,1% ke level 14.299,69, setelah pada Selasa (8/4/2014) juga tergerus 1,36% dan berhenti di angka 14.606,88.

Bank Permata Resmi Kuasai Astra Sedaya Finance

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Permata Tbk., secara resmi telah menguasai saham PT Astra Sedaya Finance, perusahaan milik PT Astra International Tbk, melalui transaksi afiliasi dengan total nilai Rp2,19 triliun.
Katharine Grace, Sekretaris Perusahaan Bank Permata, menuturkan pihaknya telah melakukan penyertaan modal PT Astra Sedaya Finance dengan pembayaran terakhir pada 10 April 2014, sesuai ketentuan share subscription agreement.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan di PT Bursa Efek Indonesia, disebutkan pengeluaran saham baru ASF sebanyak 237.609.989 lembar saham yang mewakili 24,99% dari total saham.
Nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp1.000 sehingga dengan total seluruhnya sebesar Rp237,6 miliar dengan harga sebesar Rp2,194 triliun. "Telah dibayarkan oleh perseroan kepada PT ASF," katanya, Jumat (11/4/2014).
Transaksi tersebut dipastikan telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia atas penyertaan modal, serta pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas peningkatan modal perseroan.

BURSA ASIA: Indeks MSCI Asia Pacific Turun 1,1% Tertekan Aksi Jual

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia melemah dari level tertingginya dalam 3 bulan, di tengah aksi jual saham-saham sektor teknologi dan penguatan yen yang membawa indeks Jepang Topix ke level terendahnya sejak Juni.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,1% ke level 137,72 pada Jumat (11/4/2014) pukul 14.10 waktu Hong Kong atau pukul 13.10 WIB.
"Kembali muncul risiko yang tinggi. Tidak ada katalis yang jelas untuk menurunkan aksi jual," ujar Matthew Sherwood, Head of Investment Markets Research Perpetual Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (11/4/2014).
Saham Fast Retailing Co turun 7,9%, Tencent Holdings Ltd turun 5,7%. Sementara itu, saham Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd naik 11%.
Indeks Jepang Topix turun 1,3%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,6%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,5%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 1%, indeks Hong Kong Hang Seng turun 0,5%.

BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Melemah 0,82%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa kembali bergerak melemah pada awal perdagangan Jumat (11/4/2014).
Indeks Stoxx Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 332,05 atau melemah tipis dibandingkan dengan penutupan pada Kamis (10/4/2014) yang berhenti di angka 333,41 dan terkoreksi 0,52%.
Pada pukul 14.14 WIB atau sekitar 08.14 waktu London, indeks tersebut bergerak ke level 330,66 atau makin melemah 0,82%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, hanya 29 saham yang bergerak menguat, sementara 564 diantaranya melemah, dan 7 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu ini didominasi hasil negatif. Pelemahan tertajam terjadi pada Senin (7/4/2014) yakni 1,24%. Indeks ini sempat rebound pada Rabu (9/4/2014) yakni sebesar 0,38%, namun kembali turun pada hari berikutnya.

Rupiah Masih Tertekan di Atas Rp11.400/US$ Jelang Penutupan

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang penutupan perdagangan Jumat (11/4/2014), nilai tukar rupiah tetap melemah terhadap dolar As.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,54% ke level Rp11.419 per dolar AS pada pukul 14.53 WIB.
Pada awal perdagangan, kurs rupiah sudah dibuka melemah 0,62% ke Rp11.428 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp11.358 per dolar AS.
Rupiah pun masih terpantau yang paling tertekan terhadap dolar AS diantara mata uang Asia-Pasifik lainnya.

Matahari Departemen Store Bagi Dividen Rp460,2 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Matahari Departmen Store Tbk (LPPF) akan membagikan dividen tahun 2013 kepada pemegang saham sebesar Rp460,2 miliar.
Ceo Presiden Perusahaan PT Matahari Departement Store Tbk, Michael Remsen mengatakan, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar Rp157,70 per saham.
"Rups menyetujui alokasi 40 % dari laba bersih atau sebesar Rp 460,2 miliar untuk dividen tunai (Rp 157,70 per saham)," kata Michael dalam paparan publik perseroan, Jum'at (11/4/2014).
Menurut Michael, akumulasi laba ditahan tersebut juga termasuk laba bersih setelah pajak perseroan sebesar Rp1 triliun miliar pada 2013. "Sisanya sebesar Rp690,0 miliar dibekukan sebagai laba ditahan perseron serta, Strong Same Store sales growth (SSSG) 2013 meningkat menjadi sebesar 12,1 persen," tutur Danny.
Bahkan RUPS Matarhari Department Store memberika persetujuan untuk mempertahankan sebagian besar anggota dewan komisaris dan Direksi. "Kami telah menunjukkan kinerja yang sangat baik di tahun-tahun sebelumnya," ucap dia.

Kinerja Global Media Tak Terpengaruh Kisruh MNCTV

INILAHCOM, Jakarta - Media Nusantara Citra (MNC) Group menyatakan tidak ada dampak ke kinerja perseroan dengan perseteruan antara pemegang saham di MNCTV.
Direktur PT Global Mediacom Tbk (BMTR), David Audi mengatakan, pihak MNC Group bukan sebagai pihak perkara. Keputusan pengadilan dipastikan tidak mengalami dampak negatif ke perseroan.
"Ini urusan Tutut dan PT Berkah, jadi itu urusan mereka," kata David seusai paparan publik di Jakarta, Jumat (11/4/2014). Masalah berasal dari perseteruan Siti Hardiyanti Rukmana dan PT Berkah Karya Bersama terkait kepemilikan saham PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Menurut David, semua perizinan yang dimiliki MNC atas kepemilikan saham di TPI masih tetap sah di mata hukum dan perundang-undangan. "MNC memiliki 75 persen saham yang telah tercatat dan tidak ada keputusan dari MA yang membatalkan keputusan tersebut," ucap dia.
Tercatat, MNC memiliki sebanyak 75% saham PT CTPI atau dengan perincian 1.235.100.000 saham seri B dengann nilai nominal Rp148.212.000.000 dan 1.940.344.993 saham seri C dengan nilai nominnal Rp417.174.173.495.

Jokowi 'Blusukan' ke Bursa Saham

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hari ini mau 'blusukan' ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam rangka apa?
"(Jokowi) lagi OTW (on the way). Mau blusukan ke BEI," kata salah satu petugas keamanan BEI kepada detikFinance, Jumat (11/4/2014).
Namun ia belum tahu apa saja agenda calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di pasar modal Indonesia yang berada di SCBD, Jakarta Selatan itu.
"Kunjungan biasa saja," tambahnya.
Seperti diberitakan kemarin, pasar merespon negatif hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga penutupan perdagangan Kamis (10/4/2014) merosot 155,675 poin (3,16%) ke level 4.765,729.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 11.330 per dolar AS hari itu juga dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan hari sebelumnya di Rp 11.290 per dolar AS.
Hasil Pemilu Legislatif kemarin dinilai tidak sesuai ekspektasi pasar. Tak ada satu pun partai pemenang mayoritas. Padahal PDI-P dengan Capresnya yaitu Jokowi diprediksikan meraih hasil suara mayoritas. (detik.com)

Pasar Anjlok dan Rupiah Loyo Usai Pemilu, Ini Komentar BI

Jakarta -Bank Indonesia (BI) menilai merosotnya pasar keuangan seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah usai Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif bukan merupakan hal yang luar biasa. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
Demikian diungkapkan Deputi Gubernur Senior (DGS) BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
"Namanya juga pasar keuangan kalau menguat sedikit melemah sedikit hal yang biasa. Kemarin sebelum pemilu menguat, setelah pemilu profit taking, menurut saya nggak ada yang luar biasa dan tidak perlu dikhawatirkan," ujar Mirza.
Dia menjelaskan, hal yang paling penting adalah bagaimana menjaga fundamental perekonomian Indonesia agar tetap terjaga dengan baik.
"Yang penting angka-angka fundamental ekonomi kita cukup baik, neraca perdagangan Februari surplus, Maret mudah-mudahan surplus, inflasi April biasanya turun karena musim panen biasanya terjaga dengan baik jadi sebenarnya nggak perlu dikhawatirkan, rupiah menguat dan melemah sedikit hal yang biasa," terangnya.
Mirza mengungkapkan, para pelaku pasar saat ini masih menunggu kepastian soal siapa partai koalisi yang bakal mendampingi partai unggulan.
"Pasar keuangan bergerak berdasarkan ekspektasi. Sebelum pemilu naik setelah pemilu lihat hasilnya jadi jual dulu. Nanti setelah 9 Juli sudah lebih jelas, kemudian mereka mencerna. Kita sudah reformasi sejak 1999,2004,2009 dan terus berlanjut," tuturnya.
"Jadi, pasar keuangan melihat apakah reformasi akan berlanjut atau dipercepat, itu yang membuat mereka antusias, nanti mereka mencerna koalisi gimana, hal yang biasa. Yang perlu khawatir itu kalau angka-angka rasionya tidak baik. Tapi kalau pemilu sudah teruji ada fluktuasi itu biasa," pungkas Mantan Kepala LPS ini. (detik.com)

Erick Thohir dan Ardi Bakrie Lega Saham Induk ANTV 'Menghijau'

Jakarta -Saham induk usaha ANTV, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), menguat pada perdagangan perdananya pagi ini. Padahal pagi tadi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat negatif.
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) selaku induk usaha MDIA Erick Thohir, bersama Presiden Direktur TvOne dan Viva.co.id Anindra Ardiansyah Bakrie hadir dalam seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut. Keduanya mengaku bersyukur atas naiknya harga saham VIVA.
"Alhamdulillah. Sekarang ya bilangnya alhamdulillah dulu," kata Erick ketika ditanya soal kenaikan harga saham MDIA di Gedung BEI, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014).
Erick mengaku belum puas dengan kenaikan saham ini. Maka dari itu, ia bersyukur dulu saat ini dan berharap saham MDIA bisa naik lebih tinggi lagi.
"Harapan sesuai dengan kinerja, perusahaan kan itu mencerminkan dari kinerjanya," kata Erick.
Ardi juga berharap hal yang sama dengan Erick. Ia juga ingin harga saham MDIA bisa naik terus karena yakin perusahaan induknya itu punya kinerja yang baik.
"Harapan pasti sama. Berharap naik terus (saham MDIA) karena basis yang sangat bagus dan didorong kinerja yang baik, semakin ke depan kepercayaan investor meningkat bukan karena isu yang menerpa grup kita," jelas Ardi.
Pagi tadi saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 1.500 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Perseroan (IPO) yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 1.380 per lembar.
Saham induk usaha ANTV ini sempat menyentuh level terendahnya di angka Rp 1.480 dan level tertingginya di level Rp 1.550 per saham. (detik.com)

Kubu Hary Tanoe Sebut MNC TV Tak Akan Kembali Jadi TPI

Jakarta - PT MNC Tbk menolak peringatan/somasi yang dilayangkan oleh pihak Siti Hardiyanti Rukmana Cs terkait pengembalian PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Perseroan menilai itu adalah salah pihak atau salah objek.
"Kami menolak atas seluruh peringatan/somasi yang di alamatkan kepada Direksi PT CTPI tanggal 21 Maret 2014 Nomor 124/Ext/HP-JD/III/2014," kata Direktur MNC Group Jarod Suwahjo dalam public expose yang digelar di Gedung MNC, Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Salah pihak yang dimaksud merujuk kepada putusan MA terbukti bahwa putusan MA No 862 K/Pdt/2013 tanggal 2 Oktober 2013. Di mana hanya berupa perintah kepada pihak luar atau perintah kepada pihak yang salah pihak (yaitu PT Berkah Karya Bersama) yang bukan pemegang saham dan bukan pengurus DI PT CTPI.
"Perintah tersebut tidak mungkin dilaksanakan (Non Ekskutable terhadap PT CTPI maupun terhadap para pemegang saham dan pengurus," jelasnya.
MNC selaku pemegang saham mayoritas dari PT CTPI tidak ikut digugat dalam perkara tersebut atau dengan perkataan lain Ny Siti Hardijanti Rukmana Cs. Maka menurutnya, terbukti putusan MA tanggal 2 Oktober salah pihak dan salah objek. Demikian juga surat peringatan tanggal 21 Maret 2014.
Dengan demikian, Ia memastikan PT CTPI tetap dalam kepemilikan MNC dengan 75% saham. Perseroan akan tetap berjalan seperti sebelumnya dan tidak akan ada perubahan kepemilikan.
"Tidak pernah diajukan sanggahan pembatalan terhadap kepemilikan CTPI atas 75% saham," pungkasnya.
Pihak Tutut pada 16 Januari 2014 mengirimkan somasi ke MNC Grup yang selama ini mengklaim sebagai pemegang saham yang sah. Berbekal surat putusan Mahkamah Agung No. 862 K/Pdt/2013 tertanggal 2 Oktober 2013, kubu Tutut mengklaim sebagai pemilik sah sekaligus pemegang saham terbesar TPI.
 
Berikut kutipan somasi tersebut yang disampaikan Kuasa Hukum Siti Hardijanti Rukmana, Harry Ponto:
 
Permasalahan kepengurusan dan kepemilikan PT TPI sudah menjadi sangat jelas dan terbuka. Kami sampaikan kepada semua pihak baik instansi pemerintah, swasta dan masyarakat umum maupun pihak yang terkait langsung dengan PT TPI untuk tidak perlu merasa takut dan ragu mengambil sikap memihak pada kebenaran dan hukum. Berdasarkan data SABH Kementerian Hukum dan JAM, PT MNC juga tidak pernah tercatat sebagai pemegang saham TPI. Karena itu sama sekali tidak ada alasan hukum bagi PT MNC untuk mengaku sebagai pemegang 75 persen saham PT TPI.
Berdasarkan hal itu, direksi dan komisaris PT TPI memberikan somasi atau peringatan keras kepada semua pihak, termasuk MNC, untuk tidak melakukan perikatan apapun dengan mengatasnamakan PT TPI atau terhadap aset TPI guna menghindarkan tuntutan hukum secara pidana atau perdata.
 
sumber: detik.com

Aksi Beli Mulai Muncul, IHSG Naik 21 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil balik arah ke zona hijau setelah muncul kembali aksi beli. Saham-saham unggulan yang sudah murah karena koreksi kemarin jadi incaran.
Mengawali perdagangan pagi tadi, HSG terpangkas 31,424 poin (0,66%) ke level 4.734,305 melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak perdagangan kemarin. Aksi jual dilakukan oleh investor lokal dan asing.
Aksi jual pelaku pasar masih berlanjut meski koreksi yang terjadi kali ini tidak terlalu dalam. Munculnya aksi beli secara perlahan mulai menarik indeks balik arah ke zona hijau.
Setelah menyentuh titik terendahnya hari ini di 4.721,596 IHSG langsung menanjak ke teritori positif. Aksi beli mulai muncul dipicu oleh investor asing.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (11/4/2014), IHSG naik 21,105 poin (0,44%) ke level 4.786,834. Sementara Indeks LQ45 menguat 3,836 poin (0,48%) ke level 807,069.
Saham-saham unggulan yang kemarin terjerembab kini mulai diburu oleh investor. Hanya dua sektor yang masih kesulitan bergerak ke atas.
Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 213.572 kali pada volume 4,293 miliar lembar saham senilai Rp 6,874 triliun. Sebanyak 49 saham naik, 251 saham turun, dan 93 saham stagnan.
Bursa regional masih bergerak negatif hingga siang hari ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar modal yang positif siang ini.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 12,59 poin (0,59%) ke level 2.121,71.
  • Indeks Hang Seng melemah 153,28 poin (0,66%) ke level 23.033,68.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 304,27 poin (2,13%) ke level 13.995,85.
  • Indeks Straits Times berkurang 6,02 poin (0,19%) ke level 3.197,56.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Unilever (UNVR) naik Rp 550 ke Rp 30.100, Matahari (LPPF) naik Rp 500 ke Rp 14.925, Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 350 ke Rp 6.700, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 350 ke Rp 26.650.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara Mayora (MYOR) turun Rp 500 ke Rp 29.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 425 ke Rp 48.775, Mandom (TCID) turun Rp 400 ke Rp 13.500, dan Duta Pertiwi (DUTI) turun Rp 300 ke Rp 4.350. (detik.com)

Investor Saham Harus Realistis, Koalisi Partai Tak Terhindarkan

Jakarta -Investor domestik dan lokal sudah jenuh dengan pemerintahan koalisi. Namun dengan adanya hasil Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dua hari lalu maka koalisi tak terhindarkan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, anjloknya IHSG pada perdagangan kemarin itu lebih karena sentimen negatif dari karena tidak ada partai yang meraup suara mayoritas.
"Bagi investor ini tidak ada kepastian, dan memang belum ada kepastian, koalisi siapa dengan siapa. Koalisi itu tidak terhindarkan, biasa di politik," kata Ito di Gedung BEI, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2014).
Ia juga menilai koreksi IHSG yang cukup tajam kemarin adalah hal yang biasa. Pergerakan indeks sepanjang tahun memang naik-turun dipengaruhi banyak faktor, namun di akhir tahun tetap akan tumbuh.
"Ini biasa, secara keseluruhan indeks akan tetap naik. Tahun-tahun sebelumnya indeks tetap naik di pemilu, hari ini indeks sudah kembali hijau," jelas Ito.
"Pemerintah mendatang harus melakukan koalisi. Investor harus realistis, sekalipun ada partai mayoritas koalisi itu tidak terhidarkan," ujar Ito
Kemarin IHSG anjlok hingga lebih dari tiga persen karena pelaku pasar modal merasa punya pengalaman buruk dengan pemerintahan koalisi. Investor pun hengkang dari lantai bursa.
Karena jika tidak ada partai yang bisa mayoritas maka harus ada koalisi. Sementara investor sudah melihat bagaimana hasil pemerintahan koalisi dalam lima tahun terakhir ini. (detik.com)

Investor 'H2C' Siapa Calon Pendamping Jokowi di Pilpres Juli

Jakarta - Investor menanggapi negatif hasil penghitungan cepat alias quick count Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada perdagangan kemarin. Ternyata pelaku pasar 'harap-harap cemas' alias H2C menanti pendamping Jokowi di Pemilu Presiden Juli mendatang.
Menurut hasil riset Daewoo Securities, hasil perhitungan cepat yang menyatakan PDIP mendapat 19,2% suara telah mengecewakan pasar yang berharap kemenangan PDIP bias lebih dari 25%.
Atas kekecewaan ini IHSG ditutup pada level 4,765.7 (-3.17%) pada perdagangan kemarin dengan asing mencatatkan penjualan bersih Rp 1,55 triliun.
Koreksi pasar kemarin itu bertolak belakang dengan optimisme pasar (IHSG melonjak 3,22%) di hari pendeklarasian Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Meskipun perhitungan resmi hasil pemilhan legislatif baru akan dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum pada Mei 2014, hasil penghitungan cepat memberikan sinyal bahwa PDIP harus menjalin koalisi dengan partai lain agar calon presiden yang diusung dapat ikut dalam pemilihan presiden.
Koalisi yang akan dibentuk tentu mengurangi keleluasaan PDIP dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Jokowi. Koalisi yang akan dibentuk oleh PDIP diharapkan dapat mendukung pemerintahan bila Jokowi kelak terpilih sebagai Presiden RI.
"Dalam pandangan kami, keputusan koalisi dan sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi merupakan hal yang sangat dinanti oleh pasar," kata Daewoo Securities dalam risetnya, Jumat (11/4/2014).
"Kami mencatat bahwa selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, kebijakan yang diambil Jokowi menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan rakyat, perbaikan infrastruktur, dan perhatian kepada usaha kecil dan mikro," tambahnya.
Terkait dengan koalisi, Daewoo Securities memprediksi PDIP akan mempertimbangkan berkoalisi dengan partai nasionalis, terbuka kemungkinan koalisi dilakukan dengan Nasdem yang mempunyai platform partai yang hampir mirip.
"Oleh karena itu menurut kami kekecewaan pasar terhadap hasil perhitungan cepat sangat berlebihan, walaupun PDIP harus berkoalisi, menurut kami tidak akan menjadi persoalan karena bagaimanapun PDIP juga harus berkoalisi di parlemen sehingga dapat mendukung pemerintahan. Dan menurut kami PDIP pasti akan menduetkan Jokowi dengan orang yang tepat, yang mempunyai karakteristik yang melengkapi," ujarnya.
Daewoo Securities melihat koreksi yang terjadi kemarin dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mulai melakukan akumulasi beli saham, terutama saham-saham berkapitalisasi besar. (detik.com)

Pasar Saham Anjlok Pasca Pileg, Ini Kata Anindya Bakrie

Jakarta -Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menukik 155,675 poin (3,16%) ke level 4.765,729, pasca pemiilihan legislatif (Pileg). Apa kata Presiden Komisaris Viva Group Anindya Bakrie?
Dia mengakui, pasar saham bereaksi negatif kemarin karena memang diharapkan adanya partai pemenang mayoritas atau minimal 25%, sesuai syarat presidential treshold.
"Pasar bereaksi (negatif) hanya penyesuaian saja, karena diharapkan pemenang mayoritas. Tapi sekarang hari ini market sudah hijau lagi kan," ujar Anin usai pencatatan saham perdana PT Intermedia Capital Tbk (induk ANTV) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 1.500 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Perseroan (IPO) yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 1.380 per lembar.
Saham induk usaha ANTV ini sempat menyentuh level terendahnya di angka Rp 1.480 dan level tertingginya di level Rp 1.550 per saham. Anin juga merupakan Presiden Komisaris dari Intermedia Capital.
Saham ini ditransaksikan sebanyak 105 kali dengan volume 4.000 lot dan total nilai transaksi sebanyak Rp 3 miliar.
"ANTV sudah 21 tahun dan saya sudah berkarier selama 13 tahun di sini. Terimakasih untuk semua pihak yang telah bekerja keras karena tantangannya tidak sedikit. Mudah-mudahan jadi perusahaan media terdepan," kata Anin.
Pagi ini, IHSG dibuka anjlok 32,490 poin (0,68%) ke level 4.736,028. Indeks LQ45 dibuka jatuh 6,767 poin (0,84%) ke level 796,466.
Aksi jual pelaku pasar masih berlanjut meski koreksi yang terjadi kali ini tidak terlalu dalam. Belum ada sentimen positif membuat indeks sulit bergerak ke atas.
Namun makin siang, IHSG bisa bergerak ke zona hijau. Pukul 10.37 JATS, IHSG berbalik menguat 34,523 poin (0,72%) ke level 4.800,594. (detik.com)

Headlines Koran: Pasar Bereaksi Kecewa, Koreksi Saham Hanya Sementara

Bisnis.com, JAKARTA—Isu kemenangan PDIP dalam hitungan cepat hasil Pemilu 2014 yang berada di bawah ekspektasi pasar menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Jumat (11/4/2014) selain penilaian kalangan analis bahwa pasar akan kembali bergairah setelah ada kepastian koalisi PDIP untuk mengusung capres Jokowi.
 
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
 
Pasar Bereaksi Kecewa
Kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam hitungan cepat hasil Pemilu 2014 yang berada di bawah ekspektasi pasar mendorong mayoritas investor menjual saham. Indeks Harga Saham Gabungan pun anjlok 155 poin ke level 4.765,73. Kondisi itu berlawanan dengan ketika capres Jokowi diberi mandat menjadi capres oleh PDIP. (KOMPAS)
 
Capres Cawapres Idola Pasar
Pasar saham jatuh dalam sekitar 155,67 poin atau 3,16% menjadi 4.765,73. Ini adalah hukuman pasar terhadap PDIP yang gagal memenuhi ambang batas perolehan suara pencalonan presiden. Kegagalan itu dinilai pasar akan menyulitkan Jokowi sebagai capres  karena pasar butuh perubahan dan Jokowi bisa menjadi alternatif untuk perubahan. (KONTAN)
 
Koreksi Saham Hanya Sementara
Penurunan harga saham di Bursa Efek Indonesia dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS di pasar spot Jakarta, Kamis (10/4), hanya sementara. Hasil pemilu legislatif—seperti yang disampaikan sejumlah lembaga hitung cepat—dinilai pelaku pasar tidak memberikan kepastian karena tidak ada partai yang menang mutlak untuk bisa mengusung satu pasangan capres dan cawapres. Kalangan analis yakin, pasar kembali bergairah setelah ada kepastian koalisi PDIP—partai pemenang pemilu legislatif—dengan sejumlah partai dan figur cawapres yang dipilih Jokowi dan PDIP. (INVESTOR DAILY)

Rupiah Makin Memble, US$ 1 Balik ke Rp 11.455

Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali jatuh hingga level terendahnya dalam dua minggu terakhir. Dolar diperdagangkan hingga level Rp 11.445.
Mengutip data Reuters, Jumat (11/4/2014), dolar dibuka di level Rp 11.460. Hari sebelumnya dolar masih bergerak di level Rp 11.355.
Tepat pada pukul 09.45 WIB, dolar diperdagangkan sedikit melemah terhadap rupiah ke level Rp 11.445.
Level Rp 11.400 ini terjadi sekitar dua pekan lalu di mana pada 27 Maret 2014. Dolar juga terlihat menguat terhadap beberapa mata uang di kawasan Asia lainnya.
 
Berikut situasi nilai tukar dolar terhadap mata uang kawasan Asia lainnya
  • US$-SGD 1.2490 (-0.09%)
  • US$-TWD 30.0480 (+0.15%)
  • US$-KRW 1,037.0800 (-0.30%)
  • US$-PHP 44.3900 (+0.18%)
  • US$-IDR 11,445.0000 (+0.77%)
  • US$-INR 60.0700 (-0.11%)
  • US$-CNY 6.2127 (0.00%)
  • US$-MYR 3.2327 (+0.30%)
  • US$-THB 32.3140 (+0.13%)
sumber: detik.com

Investor Saham Tunggu Peta Koalisi Parpol

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham yang turun drastis pada perdagangan sesi pagi hari ini merupakan penilaian pasar terhadap hasil pemilu legislatif 2014.
"Pokoknya itu persepsi pasar terhadap hasil pemilu," kata Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro di kantornya, Kamis (10/4/2014).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan ke 4.764 di sesi I. Bambang mengatakan hal tersebut wajar karena pasar saham bersifat spekulatif dengan melihat masa depan. Jika investor menahan terlebih dahulu portofolio sahamnya menunggu kondisi bisa pasti.
"Wajar dong, kalau pasar saham itu kan (sifatnya) spekulasi. Melihat pada future. Dia (investor) memperkirakan future barangkali bagi dia future nya mungkin belum jelek, tapi kurang pasti. Sehingga dia merasa tahan dulu. Kalau kondisi pasti, dia masuk lagi," tuturnya.
Sebelumnya IHSG melemah ke 4.764 di sesi I setelah terpangkas 3,1 persen pada perdagangan Kamis (10/4/2014). Investor asing mengalami net sell Rp981,8 miliar.
Pileg 2014 kemarin menghasilkan banyak kejutan. Partai pemerintah turun tajam sedangkan partai menengah menguat drastis. Investor menunggu peta baru sebelum menentukan investasi lagi.

Harga Batu Bara Terus Turun ke US$77,01/Ton

INILAHCOM, Jakarta - Harga Batubara Acuan (HBA) pada periode April 2014 sebesar US$74,81 per ton. HBA ini lebih rendah dibandingkan periode Maret sebesar US$ 77,01 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Sahala menuturkan, tren penurunan itu disebabkan oleh berlimpahnya pasokan komoditas tersebut di pasar global. Ia juga memrediksi turunnya harga batubara masih terus berlanjut ke depannya.
"Penyebabnya over suplai yang membuat harga turun terus. Artinya harga saat ini belum menyentuh dasar, masih terus turun," kata Supriatna di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Supriatna menambahkan, penyebab over suplai batubara disebabkan oleh tambahan ekspor sebesar 100 juta ton per tahun yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Negeri Paman Sam tengah mengoptimalkan pengembangan shale gas.
Dampaknya, jumlah ekspor batubara negara itu ke pasar global mencapai 200 juta ton per tahun. "Selain itu, Tiongkok mengurangi impor batubara mencapai 200 juta ton setahun lantaran produksi dalam negeri digunakan untuk memperbaiki infrastruktur," katanya.
Menurut dia, kenaikan harga batubara ini juga disebabkan oleh meningkatnya produksi batubara nasional. Dia memperkirakan produksi batubara hingga kuartal pertama tahun ini lebih dari 100 juta ton.
"Kami belum punya data yang konkret. Tapi diperkirakan angka produksi hingga kuartal pertama ini di atas 100 juta ton," ujarnya.

Pasar Masih Tunggu Presiden Baru

INILAHCOM, Jakarta - Pemilihan umum legislatif telah usai. Investor global belum sepenuh hati melakukan investasi di Indonesia.
Menurut Guru Besar Hubungan Internasional, Hikmahanto Juwana kemdsati pemilihan legislatif kendati tidak terjadi kerusuhan atau situasinya aman dan tidak menganggu pasar. Namun investor masih berfikir panjang merealisasikan investasinya.
"Kalau saat sekarang masih belum bereaksi setelah pemilihan legislatif usai," kata Hikmahanto kepada INILAHCOM di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Menurut Hikmahanto investor global memantau terus berkembangan perpolitikan Indonesia. Meskipun faktanya proses kampanye hingga pencoblosan tidak terjadi aksi yang dapat merugikan investor.
Kelihatannya lanjut Hikmahanto, investor global akan menunggu sampai pemilihan presiden selesai nanti. Barulah investor asing akan mengambil sikap mengenai investasi di Indonesia.
"Mereka menuggu - nunggu masa penentuan calon presiden dan calon wakil presiden dan hasil pemilihan presiden pada 9 Juli 2014 nanti," katanya.

Matahari Kejar Penjualan Tumbuh 20%

INILAHCOM, Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menargetkan pertumbuhan penjualan sepanjang tahun ini sebesar 15% sampai 20%. Untuk penjualan 2013 senilai Rp11,9 triliun.
Direktur Keuangan MPPA, Richard Setiadi mengatakan, proyeksi tersebut akan didukung oleh ekspansi pembukaan gerai milik perseroan seperti membuka 20 gerai Hypermart, 20 gerai Boston, dan 3 sampai 5 Foodmart.
"Pembukaan gerai tahun ini lebih banyak di luar pulau Jawa, sekitar 60 persen," kata Richard usai paparan publik di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Menurut Richard, perseroan tahun ini akan lebih banyak membuka gerai dengan konsep stand alone karena wilayah yang dituju mayoritas tidak memiliki mall, yakni Pangkalan Bun dan Ternate.
"Selain itu kita akan buka juga di Dumai, Manokwari, Merauke, Baturaja, Tanjung Pinang, dan Tanjung Pandang," tutur dia.
Sementara alasan banyaknya Hypermart yang akan dibuka oleh perseroan, karena 91% total pendapatan berasal dari Hypermart. Tercatat, hingga akhir tahun lalu, perseroan sudah memiliki 99 gerai dengan 26-31 ribu jenis produk. 

Pemenang Tak Dominan, Pasar Bereaksi Negatif

Jakarta - Indonesia telah menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legilatif pada 9 April 2014. Rencananya Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasilnya pada 9 Mei 2014. Namun sejumlah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat (quick count) masing-masing.
Angka yang ditampilkan masing-masing survei pun berbeda. Cyrus-CSIS, misalnya, menempatkan PDI Perjuangan di peringkat pertama dengan perolehan suara 19 persen, disusul Partai Golkar 14,3 persen, Partai Gerindra 11,8 persen, dan Partai Demokrat 9,6 persen.
Sementara survei RRI menyebutkan PDI-P sebagai pemenang dengan suara 18,6 persen, kemudian Golkar 14,8 persen, Gerindra 11,5 persen, dan Demokrat 10,2 persen.
Meski angkanya berbeda, tetapi ada kesamaan di mana berbagai lembaga survei menyebutkan PDI-P sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilu 2014. Disusul Golkar, Gerindra, dan Demokrat. Artinya, konstelasi di lembaga legislatif akan berubah dibandingkan 10 tahun terakhir.
Dari hasil quick count, tidak ada partai yang bisa melenggang sendirian untuk mengajukan calon presiden-wakil presiden. Aturan menyebutkan bahwa calon presiden-wakil presiden hanya bisa diajukan oleh partai atau gabungan partai dengan suara nasional 25 persen atau 20 persen kursi legislatif. Jadi, koalisi sepertinya akan kembali terjadi.
Quick count memang bukan hasil resmi, tetapi biasanya tidak akan jauh dengan angka yang nantinya dirilis oleh KPU. Oleh karena itu, pasar diperkirakan sudah beraksi berdasarkan hasilnya quick count.
Beberapa analis menilai perkiraan hasil pemilu legislatif membawa sentimen negatif. Ini karena tidak adanya pemenang mutlak, sehingga ketidakpastian pemimpin Indonesia ke depan cukup besar.
Pada Kamis (10/4/2014), IHSG tercatat turun 3,16 persen menjadi 4.765,73 poin. Sementara berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah juga melemah menjadi Rp 11.342 per dolar Amerika Serikat dibandingkan Rp 11.309 pada Selasa (8/4/2014).
"Pasar bereaksi negatif karena suara PDI-P tidak dominan dan di bawah perkiraan. Bursa saham turun, rupiah melemah, dan bunga obligasi pemerintah 10 tahun naik menjadi 7,81 persen," kata Anton Hendranata, Ekonom Bank Danamon.
Namun, Anton memperkirakan koreksi ini hanya temporer. "Koreksi yang terjadi saat ini masih cukup sehat. Ini juga dibutuhkan agar pasar lebih rasional dan tidak terlalu dikendalikan oleh sentimen," ujarnya.
Riset Semesta Indovest memperkirakan pasar akan bergerak konsolidasi mencermati hasil pemilu, di mana hasil quick count menunjukkan tidak ada satu partai pun yang mendapat suara mayoritas. "Diperlukan koalisi untuk mengusung pasangan capres-cawapres," sebut riset itu.
Hal senada dikemukakan tim riset Kiwoom Securities Indonesia. Pasar awalnya sudah berekspektasi PDI-P bisa mengajukan capres-cawapres sendiri, dan Joko Widodo bisa lebih santai melenggang ke Istana. Namun ternyata perolehan suara PDI-P tidak memenuhi ambang batas pengajuan calon RI-1 dan RI-2. Ini menyebabkan situasi menjadi tidak pasti.
"Hasil perhitungan cepat mengindikasikan tidak ada satupun partai yang berhasil meraih suara minimum untuk dapat mengajukan capres-cawapres. Hal tersebut berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar yang telah mengantisipasi Jokowi menjadi capres dari PDIP. Dengan demikian seluruh partai politik harus melakukan koalisi untuk menyusun peta kekuatan politiknya," papar riset tersebut.
Sementara First Asia Capital menyebutkan perkiraan yang berbeda. Menurut riset mereka, hasil quick count pemilu sudah diperkirakan sebelumnya sehingga tidak terlalu mempengaruhi reaksi pasar. Ada faktor lain yang menjadi perhatian investor yaitu kinerja emiten kuartal I-2014.
"Hasil perhitungan cepat Pemilu legislatif menyatakan PDIP memperoleh sekitar 19 persen suara, dan ini dinilai tidak akan berpengaruh banyak ke pasar karena sesuai dengan perkiraan sejumlah lembaga survei sebelumnya. Dalam waktu dekat katalis pergerakan IHSG akan lebih dipicu respons atas rilis laba emiten sektoral yang mulai keluar akhir bulan ini," jelas riset First Asia Capital. (detik.com)

Saham Induk ANTV Naik Jadi Rp 1500/Lembar Meski Pasar 'Merah'

Jakarta -Saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 1.500 per saham dari harga saham perdana atau Initial Public Perseroan (IPO) yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 1.380 per lembar.
Saham induk usaha ANTV ini sempat menyentuh level terendahnya di angka Rp 1.480 dan level tertingginya di level Rp 1.550 per saham.
Saham ini ditransaksikan sebanyak 105 kali dengan volume 4.000 lot dan total nilai transaksi sebanyak Rp 3 miliar.
"ANTV sudah 21 tahun dan saya sudah berkarier selama 13 tahun di sini. Terimakasih untuk semua pihak yang telah bekerja keras karena tantangnanya tidak sedikit. Mudah-mudahan jadi perusahaan media terdepan," kata Presiden Komisaris MDIA Anindya Bakrie saat acara pencatatan saham perdana di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, saham MDIA merupakan emiten ke-9 di tahun ini. BEI menargetkan 30 emiten baru di tahun 2014.
"Kami berharap saham ini akan jadi koleksi investor dan menyemarakkan pasar modal di Indonesia. Kewajiban sebagai perusahaan publik harus selalu menerapkan prinsip-prinsip good governance," kata Ito.
Perseroan melepas 392,14 juta saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Dalam IPO ini, perseroan meraup dana sebesar Rp 541,173 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan dan belanja modal perseroan seperti pembangunan fasilitas studio yang terintegrasi, pembayaran sebagian utang kepada VIVA dan memperkuat modal kerja.
Saat ini MDIA memiliki 99,99% saham ANTV dan sudah mentransformasi ANTV menjadi stasiun TV yang fokus pada program hiburan gaya hidup dan anak-anak pada 2009.
Selama tiga tahun terakhir pendapatan MDIA tumbuh dari Rp 440,2 miliar (2010), Rp 486,3 miliar (2011) ke Rp 610,8 miliar (2012).
Salah satu perusahaan Grup Bakrie ini merupakan emiten ke-9 di 2014 atau ke-492 yang tercatat di BEI. (detik.com)

Lanjutkan Pelemahan, IHSG Terpangkas 31 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 31 poin melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sejak perdagangan kemarin. Aksi jual dilakukan oleh investor lokal dan asing.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.430 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.330 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG terpangkas 31,424 poin (0,66%) ke level 4.734,305. Sedangkan Indeks LQ45 terkoreksi 8,175 poin (1,02%) ke level 795,058.
Mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (11/4/2014), IHSG dibuka anjlok 32,490 poin (0,68%) ke level 4.736,028. Indeks LQ45 dibuka jatuh 6,767 poin (0,84%) ke level 796,466.
Aksi jual pelaku pasar masih berlanjut meski koreksi yang terjadi kali ini tidak terlalu dalam. Belum ada sentimen positif membuat indeks sulit bergerak ke atas.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG menipis 5,325 poin (0,11%) ke level 4.760,404. Sementara Indeks LQ45 turun tipis 0,541 poin (0,12%) ke level 802,255.
Kemarin IHSG menukik tajam 155 poin akibat maraknya aksi jual pasca pemilu sehari sebelumnya. Dana asing kembali mengalir deras keluar lantai bursa.
Wall Street anjlok cukup dalam gara-gara maraknya aksi jual. Indeks Nasdaq mengalami koreksi terparahnya dalam dua setengah tahun terakhir.
Buruknya sentimen dari pasar global berimbas kepada pergerakan bursa-bursa di Asia yang kompak melemah pagi hari ini.
 
Berikut situasi di bursa-bursa Asia pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai berkurang 2,47 poin (0,12%) ke level 2.131,83.
  • Indeks Hang Seng turun 60,39 poin (0,26%) ke level 23.126,57.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 363.,27 poin (2,54%) ke level 13.936,85.
  • Indeks Straits Times melemah 20,46 poin (0,64%) ke level 3.183,12.
sumber: detik.com

Harga Emas Antam Naik Rp 2.000 Jadi Rp 535.000/Gram

Jakarta - Harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 2.000/gram setelah kemarin juga naik. Kenaikan ini juga mendorong harga pembelian kembali alias buyback-nya.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Jumat (11/4/2014), harga emas batangan Antam dijual di kisaran Rp 535.000/gram atau naik dari Rp 533.000/gram pada posisi perdagangan kemarin.
Sementara harga jual kembali atau buyback emas Logam Mulia Antam juga naik dari Rp 473.000/gram ke Rp 475.000/gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram : Rp 247.800.000
  • 250 gram : Rp 124.000.000
  • 100 gram : Rp 49.650.000
  • 50 gram : Rp 24.850.000
  • 10 gram : Rp 5.010.000
  • 5 gram : Rp 2.530.000
  • 1 gram : Rp 535.000
"Untuk transaksi pembelian emas batangan datang langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrean saja," kata Antam dalam situs resminya. (detik.com)

Waterfront Securities: Potensi Pelemahan Masih Ada

Jakarta -IHSG pada perdagangan Kamis 10 April 2014 ditutup melemah tajam sebesar 3,16% pada level 4765. Semua sektor melemah dengan kontribusi terbesar pada sektor properti. Investor asing melakukan net sell senilai Rp1,451 triliun. Pelemahan ini disebabkan oleh hasil pemilu legislatif RI yang di bawah harapan pasar dan tidak adanya partai yang menang mutlak. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah dimana Nasdaq Composite mengalami penurunan terbesar sejak tahun 2010. Penurunan tajam tersebut akibat kembali terjadinya tekanan jual pada saham teknologi karena valuasi yang dianggap mahal disaat earning season sudah dimulai. Data initial claims pekan lalu menunjukkan penurunan jumlah pengangguran yang mengajukan klaim. Hal ini menunjukkan berlanjutnya pemulihan di pasar tenaga kerja. Sementara itu menambah sentimen negatif, data ekspor dan impor China secara tak terduga mengalami penurunan pada bulan Maret. Hal ini menambah kecemasan perlambatan ekonomi China akan memburuk. PM China menyatakan akan memberlakukan banyak kebijakan yang mendorong pertumbuhan, namun menghindari stimulus yang lebih banyak. Dari domestik, diperkirakan pasar masih akan menantikan koalisi partai-partai yang akan dibentuk. Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak mixed. Untuk hari ini IHSG bergerak pada kisaran level 4737 - 4850. BOW: BBCA, BMRI, KLBF, AALI, ASII, BJBR, SSMS.(detik.com)

OSO Securities: Indeks Masih Tertekan

Jakarta -Kemarin (10/04) pasca libur pemilu legislatif IHSG ditutup terkoreksi cukup dalam. IHSG terkoreksi sebesar 3.16% atau melemah 155.67 poin ke level 4,765.72. Sentimen hasil quick count pemilu legislatif, di mana tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas memicu ketidakpastian politik di Indonesia sehingga membuat investor menarik dananya sejenak sambil menunggu kepastian politik di Indonesia. Sektor property memimpin pelemahan IHSG sebesar 6.47%. Seiring dengan penurunan IHSG investor asing mencatatkan net sell sebesar 1,45 triliun.
Sementara itu, bursa Wall Street pada perdagangan semalam mengalami koreksi pasca menguat di hari sebelumnya, di mana Indeks Dow Jones turun 1.62% ke level 16,170.22, Indeks S&P turun 2.09% menjadi 1,833.08 dan indeks Nasdaq juga mengalami pelemahan sebesar 3.10% ke 4,054.11. Investor melihat valuasi saham-saham terlalu tinggi terutama pada saham-saham sektor bioteknologi yang mengalami pelemahan signifikan. Rilisnya data klaim pengangguran mingguan menjadi 300.000 dari sebelumnya 332.000 belum mampu menahan pelemahan pada bursa Wall Street.
Hari ini kami perkirakan IHSG bergerak mixed namun masih akan cenderung tertekan. Secara teknikal, IHSG berada di area middle bollinger bands dan membentuk candle belt hold. Indikator MACD membentuk dead cross dengan histogram negatif, indikator stochastic hampir membentuk dead cross area overbought. Kami perkirakan IHSG akan berada pada kisaran support 4,700 dan resistance 4,840.(detik.com)

Kiwoom Securities: Aksi Jual Asing Masih Tinggi

Jakarta -Tertekannya Dow Jones dan bursa regional dapat kembali memberi sentimen negatif di tengah kekecewaan pasar pada hasil hitung cepat. IHSG bergerak negatif dengan menembus beberapa level supportnya kemarin. Serta, cukup tingginya aksi jual asing dapat masih dapat mendorong peluang negatif. Maka, kami memperkirakan IHSG masih akan berada di area yang negatif hari ini.
 
ABMM – Kontrak baru
Anak perusahaan PT ABM Investama (ABMM), PT Cipta Kridatama (CK), berhasil mendapat kontrak penyewaan alat berat senilai US$ 7.3 Juta dari PT Multi Harapan Utama (MHU) selama lima tahun. CK akan memberi layanan penyewaan alat berat kepada kedua tambang batubara MHU di Tanjung Laung dan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur). Tahun lalu CK berhasil membukukan kontrak baru senilai US$ 839.27 Juta.
 
ASRI – Marketing sales
PT Alam Sutera Realty (ASRI) membukukan marketing sales sebesar Rp 800 Miliar-Rp 900 Miliar pada 1Q 2014. Marketing sales tersebut turun sebesar 30%Yoy-38.46%Yoy dibandingan kuartal pertama tahun lalu yang mencapai Rp 1.3 Triliun. Sehingga hasil marketing sales 1Q 2014 ASRI baru mencapai 16%-18% dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp 5 Triliun.
 
HRUM – Penurunan produksi batubara
PT Harum Energy (HRUM) mengkaji ulang rencana produksi di tahun 2014, dikarenakan turunnya harga batubara. HRUM akan memangkas produksi bulanan batubara di dua anak usaha, PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) dan PT Santan Batubara (SB). Awalnya HRUM menetapkan rencana produksi batubara MSJ sebanyak 830,000 ton per bulan dan produksi SB sebanyak 160,000 ton per bulan. Sehingga total target produksi HRUM per tahun mencapai 11.88 juta ton. Namun HRUM memutuskan untuk memangkas volume produksi bulanan 650,000 ton untuk MSJ dan 80,000 ton untuk SB. Sehingga total produksi batubara
HRUM untuk tahun ini mencapai 8.76 juta ton.
 
MPPA – Target penjualan
PT Matahari Putra Prima (MPPA) menargetkan penjualan tahun ini naik sekitar 15-20%Yoy menjadi Rp 11.9 Triliun. Target penjualan tersebut akan ditopang oleh pembukaan beberapa gerai baru toko modern. MPPA menargetkan membuka 20 Hypermart, 3-5 Foodmart, dan 20 Boston Health & Beauty Centers tahun ini. Manajemen mengalokasikan 60% dana ekspansi tahun ini untuk segmen di luar Pulau Jawa, terutama ditujukan untuk Kawasan Timur Indonesia, karena saat ini wilayah tersebut dinilai memiliki keterbatasan logistik atas barang konsumen karena infrastruktur yang kurang memadai sehingga menyulitkan proses distribusi. Sementara itu RUPS MPPA menyetujui pembagian dividen atas 45% laba 2013, senilai Rp 186 per lembar saham.(detik.com)

Pelemahan IHSG Mulai Terbatas

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menukik tajam 155 poin akibat maraknya aksi jual pasca pemilu sehari sebelumnya. Dana asing kembali mengalir deras keluar lantai bursa.
Menutup perdagangan, Kamis (10/4/2014), IHSG menukik 155,675 poin (3,16%) ke level 4.765,729. Sementara Indeks LQ45 terjun 32,670 poin (3,91%) k elevel 803,233.
Wall Street anjlok cukup dalam gara-gara maraknya aksi jual. Indeks Nasdaq mengalami koreksi terparahnya dalam dua setengah tahun terakhir.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones anjlok 266,96 poin (1,62%) ke level 16.170,22. Indeks S&P 500 terjun 39,09 poin (2,09%) ke level 1.833,09.
Sementara Indeks Komposit Nasdaq menukik tajam 129,794 poin (3,1%), koreksi terdalamnya sejak 9 November 2011, ke level 4.054,106.
Hari ini IHSG diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan meski koreksinya sudah mulai terbatas. Belum ada sentimen positif yang bisa menggerakan pasar ke zona hijau.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 363.,27 poin (2,54%) ke level 13.936,85.
  • Indeks Straits Times melemah 20,46 poin (0,64%) ke level 3.183,12.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Semesta Indovest
Bursa AS kembali ditutup melemah pada tadi malam. Indeks Dow Jones turun 266,96 poin atau 1,62%, S&P 500 turun 2,09%, dan Nasdaq turun 3,10%. Pelemahan indeks didorong oleh turunnya saham teknologi seperti Tesla Motor, Facebook, Google, Priceline Group, dan Amazon dimana investor merasa khawatir terhadap valuasi saham-saham tersebut yang sudah terlalu tinggi. Dari data ekonomi, jobless claim dilaporkan turun 32.000 ke level terendah sejak 2007.
Bursa eropa ditutup mixed terimbas aksi wait and see investor jelang musim laporan keuangan kuartal I. Indeks FTSE naik 0,1%.
Bursa Indonesia hari ini diperkirakan masih berpeluang melemah akibat masih tingginya minat jual investor didukung oleh sentimen negatif bursa regional yang melemah. Indeks EIDO turun 3,55%. Saham-saham yang dapat diperhatikan hari ini antara lain AALI, BMRI, LPKR, BKSL, SMRA.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham Amerika Serikat (AS) berbalik arah melemah, seiring kejatuhan saham-saham di sektor bioteknologi. Dini hari tadi, indeks saham Dow Jones Industrial Avg turun -1,62% dan S&P 500 terkoreksi -2,09%.
Dari pasar Asia, indeks di beberapa negara terkemuka juga dibuka melemah. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh Nikkei 225 di Jepang yang melemah -2,67%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan dibuka terkoreksi -0,85%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas ditutup melemah. Harga minyak mentah WTI terkoreksi -0,30% ke US$95,51 per barel. Sementara harga emas Comex naik -0,21% ke posisi US$1317,70 per troy ounce.
Dari dalam negeri, investor menanti koalisi partai politik, demi mengusung calon presiden dan calon wakil presiden untuk pemilihan presiden Juli mendatang. Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG diperdagangkan diatas EMA 200 hari. Indeks dibuka membentuk gap down dan koreksi tajam menutup gap sebelumnya di 4.769 pada perdagangan kemarin. Potensi aksi jual sudah mulai terbatas.
Hari ini indeks berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.726 dan resistance 4.816. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: Potensi Jual Sudah Mulai Terbatas

Jakarta -Pasar saham Amerika Serikat (AS) berbalik arah melemah, seiring kejatuhan saham-saham di sektor bioteknologi. Dini hari tadi, indeks saham Dow Jones Industrial Avg turun -1,62% dan S&P 500 terkoreksi -2,09%.
Dari pasar Asia, indeks di beberapa negara terkemuka juga dibuka melemah. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh Nikkei 225 di Jepang yang melemah -2,67%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan dibuka terkoreksi -0,85%.
Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas ditutup melemah. Harga minyak mentah WTI terkoreksi -0,30% ke US$95,51 per barel. Sementara harga emas Comex naik -0,21% ke posisi US$1317,70 per troy ounce.
Dari dalam negeri, investor menanti koalisi partai politik, demi mengusung calon presiden dan calon wakil presiden untuk pemilihan presiden Juli mendatang. Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG diperdagangkan diatas EMA 200 hari. Indeks dibuka membentuk gap down dan koreksi tajam menutup gap sebelumnya di 4.769 pada perdagangan kemarin. Potensi aksi jual sudah mulai terbatas.
Hari ini indeks berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.726 dan resistance 4.816. (detik.com)

Wall Street Anjlok Gara-gara Marak Aksi Jual

New York -Pasar saham Wall Street anjlok cukup dalam gara-gara maraknya aksi jual. Indeks Nasdaq mengalami koreksi terparahnya dalam dua setengah tahun terakhir.
Aksi jual ini menyasar saham-saham bioteknologi, seperti Gilead Sciences dan TripAdvisor. Indeks Bioteknologi di Nasdaq anjlok hingga 5,6%. Saham-saham yang sudah naik sebelumnya juga langsung jadi sasaran aksi jual.
Tiga IPO yang digelar hari itu juga kena imbas koreksi tajam bursa Paman Sam tersebut. Ketiganya berakhir di zona merah.
"Saham-saham yang sudah naik tinggi kini dilepas investor karena pada titik tertentu harganya sudah menjadi terlalu mahal," kata Randy Frederick, managing director dari Charles Schwab di Austin, Texas, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/4/2014).
Aksi jual ini diperkirakan masih akan berlanjut dan menyebar ke saham-saham di sektor lain. Pergerakan bursa kali ini bertentangan dengan kemarin saat The Federal Reserve menyatakan akan menahan suku bunga serendah mungkin.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones anjlok 266,96 poin (1,62%) ke level 16.170,22. Indeks S&P 500 terjun 39,09 poin (2,09%) ke level 1.833,09.
Sementara Indeks Komposit Nasdaq menukik tajam 129,794 poin (3,1%), koreksi terdalamnya sejak 9 November 2011, ke level 4.054,106. (detik.com)

Semesta Indovest: Minat Jual Masih Tinggi

Jakarta -Bursa AS kembali ditutup melemah pada tadi malam. Indeks Dow Jones turun 266,96 poin atau 1,62%, S&P 500 turun 2,09%, dan Nasdaq turun 3,10%. Pelemahan indeks didorong oleh turunnya saham teknologi seperti Tesla Motor, Facebook, Google, Priceline Group, dan Amazon dimana investor merasa khawatir terhadap valuasi saham-saham tersebut yang sudah terlalu tinggi. Dari data ekonomi, jobless claim dilaporkan turun 32.000 ke level terendah sejak 2007.
Bursa eropa ditutup mixed terimbas aksi wait and see investor jelang musim laporan keuangan kuartal I. Indeks FTSE naik 0,1%.
Bursa Indonesia hari ini diperkirakan masih berpeluang melemah akibat masih tingginya minat jual investor didukung oleh sentimen negatif bursa regional yang melemah. Indeks EIDO turun 3,55%. Saham-saham yang dapat diperhatikan hari ini antara lain AALI, BMRI, LPKR, BKSL, SMRA.
 
Indonesia News Highlight
• Multipolar Technology Bagikan Dividen Rp 3 M
• Laba Bersih Ratu Prabu Energi Tergerus 17,3%
• WIKA sedang kaji untuk right issue
• Matahari Putra Prima Siapkan Dividen Rp1 T
 
Trading Counter – Technical Analysis
• AALI - Trading Buy (S1= 25.900, R1= 26.600)
• BMRI – Trading Buy (S1= 9.530, R1= 9.750)
• LPKR – Trading Buy (S1= 1.060, R1= 1.180)
• BKSL – Trading Buy (S1= 178, R1= 190)
• SMRA – Trading Buy (S1= 950, R1= 1.120)
 
sumber:detik.com