korea by dewanti

Thursday, June 26, 2014

Banyak Aksi Borong Saham Jelang Penutupan, IHSG Melesat 33 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak lagi melaju secara perlahan seperti perdagangan sebelum-sebelumnya. Berkat aksi borong saham jelang penutupan perdagangan IHSG melesat 33 poin.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 12.097 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 12.070 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 8,000 poin (0,17%) ke level 4.846,982 mengekor penguatan bursa global semalam. Investor domestik masih terus berburu saham.
Indeks mendapat dorongan aksi beli di saham-saham bank kelas berat. Namun masih ada aksi jual yang menghambat laju IHSG
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG bertambah 12,866 poin (0,27%) ke level 4.851,848 bersamaan dengan penguatan bursa-bursa Asia. Melambatnya ekonomi AS membuat pelaku pasar fokus ke pasar regional.
Aksi borong saham jelang penutupan perdagangan membuat indeks melesat cukup tinggi. Saham-saham yang diincar salah satunya di sektor pertambangan.
Mengakhiri perdagangan, Kamis (26/6/2014), IHSG ditutup melesat 33,438 poin (0,69%) ke level 4.872,420. Sementara Indeks LQ45 ditutup melaju 7,502 poin (0,92%) ke level 822,843.
Indeks sektor infrastruktur langsung melesat paling tinggi di antara indeks sektoral lainnya. Semua indeks sektoral akhirnya mampu menguat di penghujung perdagangan.
Investor asing masih memilih aksi tunggu sampai situasi politik di dalam negeri kondusif. Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 28,28 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 179.843 kali dengan volume 4,012 miliar lembar saham senilai Rp 4,394 triliun. Sebanyak 180 saham naik, 91 turun, dan 79 saham stagnan.
Bursa regional mempertahankan momentum penguatan hingga sore hari ini. Bursa saham Hong Kong melesat paling tinggi hingga lebih dari 1,45%.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 41,88 poin (0,27%) ke level 15.308,49.
  • Indeks Hang Seng melonjak 331,13 poin (1,45%) ke level 23.197,83.
  • Indeks Komposit Shanghai bertambah 13,18 poin (0,65%) ke level 2.038,68.
  • Indeks Straits Times tumbuh 14,37 poin (0,44%) ke level 3.275,91.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 975 ke Rp 52.975, BCA (BBCA) naik Rp 300 ke Rp 11.000, BCA (BBCA) naik Rp 300 ke Rp 29.300, dan Bukit Asam (PTBA) naik Rp 250 ke Rp 10.550.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Century Textile (CNTX) turun Rp 1.250 ke Rp 8.000, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 550 ke Rp 5.000, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 500 ke Rp 1,08 juta, dan Siantar Top (STTP) turun Rp 215 ke Rp 2.600. (detik.com)

Bursa Saham Asia Berakhir Menguat

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia berakhir naik pada perdagangan Kamis (26/6/2014). Para pelaku pasar merespon positif terhadap kebijakan The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga dalam jangka waktu dekat.
Selain itu, menguatnya bursa saham AS di tengah penurunan produk domestik bruto (GDP) pada penutupan perdagangan dini hari tadi menjadi faktor kenaikan lainnya.
Indeks Nikkei naik 41,88 poin atau 0,27% ke 15.308,49, indeks Hang Seng naik 331,13 poin atau 1,45% ke 23.197,89, indeks Kospi naik 13,28 poin atau 0,67% ke 1.995,05 dan indeks ASX200 menguat 62,31 poin atau 1,15% menjadi 5.464,32. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Departemen Perdagangan AS, semalam melaporkan, semua kegiatan ekonomi AS mengalami kontraksi kuat. Pada kuartal pertama 2014, GDP AS jatuh 2,9%.
Padahal di akhir 2013, angkanya masih positif 2,6%. Bahkan pada kuartal kedua tahun 2013, GDP Amerika sempat berada di posisi 4,1%. GDP kuartal pertama AS tahun ini menjadi yang terburuk sejak kuartal pertama tahun 2009, yaitu usai krisis ekonomi terburuk dunia saat itu.
Penurunan GDP pada kuartal pertama, tercermin dari kontribusi negatif investasi persediaan pribadi dan perlambatan belanja konsumen. Selain itu, kemerosotan dalam investasi tetap nonperumahan serta negara dan belanja pemerintah daerah juga menjadi indikator melemahnya GDP AS.
Turunnya belanja konsumen pribadi dan juga anjloknya ekspor lebih besar daripada ekspektasi menyebabkan anjloknya GDP AS. Selain itu, belanja konsumen hanya naik 1% dibandingkan kuartal terakhir yang naik 3,3%.
Sementara itu, meningkatnya ekspansi sektor jasa AS, berhasil mengimbangi buruknya data GDP dan durable goods orders AS. Berlanjutnya ekspansi sektor jasa AS berhasil menimbulkan harapan bahwa perekonomian tengah pulih dari keterpurukan di kuartal pertama dan akan lebih baik di kuartal kedua.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Ditutup Rebound 1,45%

Bisnis.com, JAKARTA--Bursa saham Hong Kong ditutup rebound signifikan pada perdagangan Kamis (26/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat berakhir melejit 1,45% ke level 23.197,83, setelah pada Rabu (25/6/2014). terkoreksi 0,06% ke level 22.866,7.
Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 22.926,04 23.203,48.
Saham Bank of China Ltd dan Industrial Commercial Bank of China Ltd menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 1,75% dan 1,87%. Sementara itu, saham China Petroleum & Chemical Corp dan PetroChina Co Ltd juga melejit 2,5% dan 2,51%.

BURSA ASIA: Indeks MSCI Asia Pacific Naik 0,7% di Tengah Optimisme Ekonomi AS

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia menguat, di tengah optimisme ekonomi AS membaik dibandingkan dengan kuartal pertama.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,7% ke level 145,26 pada perdagangan Kamis (26/6/2014) pukul 14.31 waktu Hong Kong atau pukul 13.31 WIB.
"Pasar AS tidak bereaksi negatif terhadap direvisinya data PDB. Bursa Asia masih terlihat baik setelah koreksi kemarin," ujar Masaaki Yamaguchi, Equity Market Strategist Nomura Holdings Inc, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (26/6/2014).
Indeks Jepang Topix naik 0,2%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,7%, indeks Australia S&P/ASX 200 naik 1,2%, indeks Selandia Baru NZX 50 naik 0,5%.
Selanjutnya, indeks Hong Kong Hang Seng naik 0,9%, Hang Seng China Enterprises Index of mainland stocks naik 1%, dan Shanghai Composite Index naik 0,6%.

Bursa Eropa Melambung Seiring Bursa Global

INILAHCOM, London - Bursa saham Eropa menguat pada awal perdagangan Kamis (26/6/2014). Angka pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) Amerika pada kuartal pertama yang menurun mengindikasikan suku bunga rendah yang ditetapkan The Fed kemungkinan bertahan lebih lama.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,43 poin atau 0,13% ke 342,37 dari level penutupan kemarin di 341.94 dan melemah 1,1%. Sementara itu, indeks FTSE di London naik 9,57 poin atau 0,14% ke 6.743,19, indeks DAX di Jerman naik 21,19 poin atau 0,21% ke 9.888,94 dan indeks CAC di Prancis naik 6,03 poin atau 0,13% ke 4.466,57. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Kenaikan di bursa Eropa seiring dengan menguatnya bursa saham AS dan bursa saham Asia. Departemen Perdagangan AS, semalam melaporkan, semua kegiatan ekonomi AS mengalami kontraksi kuat. Pada kuartal pertama 2014, GDP AS jatuh 2,9%.
Padahal di akhir 2013, angkanya masih positif 2,6%. Bahkan pada kuartal kedua tahun 2013, GDP Amerika sempat berada di posisi 4,1%. GDP kuartal pertama AS tahun ini menjadi yang terburuk sejak kuartal pertama tahun 2009, yaitu usai krisis ekonomi terburuk dunia saat itu.
Namun demikian, bursa saham AS menguat pada penutupan perdagangan dini hari tadi dengan indeks S&P 500 kembali naik setelah mengalami penurunan selama 2 hari perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 naik 9,55 poin atau 0,49% ke 1.959,53, indeks Dow Jones naik 49,38 poin atau 0,29% ke 16.867,51 dan indeks Nasdaq menguat 29,40 poin atau 0,68% menjadi 4.379,76.

Bank Maspion Bagi Dividen Rp15,7 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Bank Maspion Tbk (BMAS) membagikan dividen sebesar Rp15,7 miliar pada tahun 2014.
Pembagian dividen tersebut berasal dari sekitar 49,9% dari laba bersih perseroan di tahun buku 2013 yang sebesar Rp31,46 miliar. Dividen tunai tersebut setara dengan Rp4,53 per lembar saham.
"Perseroan akan bagikan dividen tahun ini sebesar Rp15,7 miliar atau setara Rp4,53 per lembar saham dari laba bersih tahun buku 2013," ujar Sri Redjeki, Direktur BMAS dalam keterangan tertulis, Kamis (26/6/2014).
Sementara itu, Sri menjelaskan, laba bersih tahun buku 2013 juga akan digunakan untuk dana cadangan dan saldo laba.
"Sebesar Rp3 miliar disisihkan untuk dana cadangan. Sisa dari laba bersih sebesar Rp12,76 miliar dicatat seluruhnya dalam saldo laba sebagai bagian dari struktur permodalan perseroan," jelasnya.

Jembo Cable Company Tidak Bagi Dividen

INILAHCOM, Jakarta - PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) tidak membagikan dividen pada tahun 2014. Perseroan melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) sepakat untuk menggunakan seluruh laba bersih tahun buku 2013 sebagai saldo laba ditahan.
"Tahun ini, kami tidak membagikan dividen. Semua laba bersih tahun buku 2013 digunakan sebagai saldo laba ditahan," ujar Antonius Benady, Direktur Jembo Cable Company dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6/2014).
Perseroan memperoleh laba bersih pada akhir tahun 2013 sebesar Rp22,93 miliar. "100% dari laba bersih tersebut dicatat sebagai saldo laba ditahan. Perseroan akan menggunakannya untuk kebutuhan ekspansi," terang Antonius.
Selain itu, Antonius menjelaskan, perseroan mengangkat kembali I Gusti Made Putera Astaman sebagai Presiden Komisaris sekaligus merangkap Komisaris Independen perseroan. "Perseroan juga mengangkat lagi Santoso sebagai Presiden Direktur," tambahnya.

Saham PT Intermedia Capital naik 37% Sejak IPO

INILAHCOM, Jakarta - Saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) naik 37% setelah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offring (IPO).
Dirut PT Intermedia Capital, Erick Thohir mengapresiasikan dukungan pemegang saham dalam mendorong ekspansi perusahaan dengan memperkuat modal dan membiayai pembangunan infrastruktur.
" Keputusan pemegang saham ini akan mendorong perushaan untuk semakin kompetitif dan menjadi pemain utama di Industri televisi nasional," ujar Erick usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pengelola stasiun televisi ANTV ini di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Ia menjelaskan penguatan bisnis MDIA juga tercermin dari tingginya kepercayaan investor terhadap saham perusahaan. "Selain faktor kepercayaan investor yang tinggi, kenaikan saham MDIA pasca IPO menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki prospek yang sangat bagus," jelasnya.
Sejak IPO pada 11 April 2014, harga saham MDIA terus melaju dari level Rp1.380 ke Rp1.900 per saham atau naik lebih dari 37%.

ANTV Bagi Dividen Rp10 per Saham

INILAHCOM, Jakarta - PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) membagikan deviden kepada pemegang saham sebesar Rp39,2 miliar dari laba tahun 2013.
Dirut PT Intermedia Capital, Erick Thohir yang mengelola stasiun televisi ANTV ini menyebutkan pembagian deviden setara dengan Rp10 per saham. "Hari ini menyetujui usulan manajemen untuk membagikan dividen sebesar 32,9% dari laba bersih 2013 senilai Rp39,2 miliar," ujar Erick usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Erick menjelaskan MDIA berhasil mencatat laba bersih di 2013 sebesar RP119 miliar atay meningkat 173,6% dibandingkan tahun lalu. "Di 2013 MDIA berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp119 miliar atau meningkat 173,6% dibandingkan 2012 sebesar Rp43,5 miliar," jelasnya
Ia mengatakan pendapatan usaha perusahaan mencapai Rp835,5 miliar naik 36,8% dibandingkan tahun lalu sebesar 610,8 miliar sehingga Earnings before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) meningkat menjadi 33,6%.
"Pada tahun 2013 pendapatan usaha perusahan mencapai Rp835,5 milar naik 36,8% sehingga nilai EBITDA meningkat menjadi 33,6% dari 28,0%," tuturnya.
Saat ini, MDIA dalam tiga tahu terakhir mencatat pendapatan EBITDA tumbuh rata-rata 31,1% dan 76,7%.  (detik.com)

Asing Tetap Koleksi Saham Adaro

INILAHCOM, Jakarta - Sinyal asing tidak semua tepat, bahkan sering kali ada yang beranomali atau sinyal yang direkayasa untuk menjebak investor. Bagaimana investor asing di saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO)?
Tapi dari data sejarah, kata praktisi pasar modal, Sem Susilo, sinyal asing di saham ADRO mempunyai akurasi cukup tinggi, yaitu mencapai 80%. "Jadi, khusus untuk saham ADRO, tidak perlu repot-repot beranalisaria, cukup gunakan jurus nunut asing," katanya, Kamis (16/6/2014).
Sem menyarankan untuk jangan melawan arus asing di saham ADRO. "ikutin saja perkembangan terkininya dari detik per menit) di OLT masing-masing: asing beli ikut beli, asing jual ikut jual."
Saham ADRO pada sesi I perdagangan hari ini menguat 3,06% ke Rp1.180 dengan volume 37,642 juta saham. Saat ini asing buy 190 dan sell 100 k
Indeks saham menguat 0,27% ke 4.851,85 pada akhir sesi I perdagangan Kamis (26/6/2014). Investor asing mengalami net sell sebesar Rp82,10 miliar.
Volume perdagangan mencapai 2,05 miliar saham senilai Rp2,29 triliun. Menguatnya indeks seiring dengan 152 saham naik, 85 saham turun dan 63 saham bergerak stagnan.

BURSA JEPANG: Indeks Nikkei 225 Ditutup Rebound 0,27%

Bisnis.com, JAKARTA Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Kamis (26/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini berhenti di level 15.308,49 atau menguat 0,27% setelah pada Rabu (25/6/2014) terkoreksi 0,71% ke level 15.266,61.
Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 15.278,22 hingga15.345,12.
Saham Kobe Steel Ltd dan Fujitsu Ltd sepanjang hari ini menguat 3,4% dan 3,66%. Sementara itu, saham Mazda Motor Corp dan Sumitomo Mitsui Trust Holdings Inc kompak melemah 0,21%.

BURSA KORSEL: Indeks Kospi Ditutup Rebound 0,67%

Bisnis.com, JAKARTA -- Bursa saham Korea ditutup rebound pada perdagangan Kamis (26/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini berhenti di level 1.995,05 atau menguat 0,67% dibandingkan dengan penutupan pada Rabu (25/6/2014) yang berakhir di 1.981,77 atau terkoreksi 0,63%.
Sepanjang hari ini, indeks KOSPI bergerak di kisaran 1.982,48 hingga 1.983.
Saham Anam Electronics Co Ltd dan E-World menguat paling tinggi, yakni sebesar 12,2% dan 14,8%. Sementara itu, saham Korea Electric Power Corp dan Dongbu Corp melemah masing-masing 6,8% dan 13,23%.

BURSA ASIA TENGGARA: Jeda Siang Menguat, IHSG Urutan Ke-5

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks acuan bursa Asia Tenggara cenderung menguat pada pertengahan perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2014).
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, hanya KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia yang melemah, yakni 0,29%, sedangkan sisanya kompak menguat.
Sementara itu, Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) memimpin penguatan dengan naik 0,63%. Di bawahnya menyusul SET Index di Bangkok, Thailand yang menguat 0,51%.
PSEI Index di Manila, Filipina, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, dan Singapore Strait Times Index (STI) juga naik masing-masing 0,43%, 0,27%, dan 0,41%.

Dolar AS Hanya Perkasa di Indonesia, di Asia Keok

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang di kawasan hari ini melemah. Dolar AS hanya mampu menguat terhadap rupiah di Indonesia.
Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Kamis (26/6/2014), dolar AS melemah terhadap yen Jepang, dolar Hong Kong, ringgit Malaysia, dolar Taiwan, dolar Singapura, dan won Korea Selatan.
 
Berikut pergerakan dolar per pukul 11.35 WIB siang ini.
  • Yen Jepang. Dolar AS melemah 0,13% ke 101,74 yen
  • Dolar Hong Kong. Dolar AS melemah 0,04% ke 7,75 dolar Hong Kong
  • Ringgit Malaysia. Dolar AS melemah 0,23% ke 3,21 ringgit
  • Dolar Taiwan. Dolar AS melemah 0,19% ke 29,93 dolar Taiwan
  • Dolar Singapura. Dolar AS melemah 0,09% ke 1,24 dolar Singapura
  • Won Korea Selatan. Dolar AS melemah 0,42% ke 1.061 won Korsel
Pelemahan dolar AS ini terkait dengan pertumbuhan ekonomi AS yang berkontraksi di tiga bulan pertama tahun ini. PDB AS turun 2,9% di tiga bulan pertama tahun ini, lebih dalam daripada prediksi analis yang hanya turun 1%.
Penurunan PDB negeri Paman Sam ini juga merupakan yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Sementara terhadap rupiah, dolar AS hingga siang hari ini menguat sampai ke Rp 12.090 per dolar AS. Posisi tertinggi yang bisa diraih dolar AS hari ini bisa menembus Rp 12.091 per dolar AS.
Konflik antar pendukung capres dan cawapres membuat ketidakpastian di pasar. Apalagi banyak beredar kampanye-kampanye hitam dan negatif yang menambah keruh suasana. (detik.com)

Kata Chatib Basri Soal Rupiah Anjlok Akibat Pilpres dan Konflik Irak

Jakarta -Menteri Keuangan Chatib Basri melihat tiga hal penyebab pelemahan nilai tukar rupiah ke level 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Tren pelemahan ini telah terjadi sejak bulan sebelumnya.
Pertama, menurut Chatib disebabkan oleh kompetisi politik calon presiden yang semakin ketat. Sehingga dolar AS menguat dari Rp 11.300 ke Rp 11.600. Pasar mengkhawatirkan proses yang panjang untuk memastikan siapa presiden selanjutnya.
"Karena mungkin nanti hasil dari quickcount selisihnya sedikit ya menunggu KPU. KPU mungkin menunggu Mahkamah Konstitusi. Jadi uncertainty itu membuat rupiah melemah," ungkap Chatib di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Kedua adalah efek dari defisit neraca perdagangan pada bulan Maret yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Mei. Rupiah pun bergerak melemah sampai ke level 11.800/US$.
"Trade deficit membuat rupiah melemah ke 11.800/US$," sebutnya.
Ketiga adalah pengaruh dari global. Khususnya kondisi geopolitik Irak yang memicu kenaikan harga minyak dunia. Maka dari itu, sampailah dolar AS menyentuh Rp 12.000.
"Nah yang terakhir situasi di Irak yang membuat harga minyak naik , itu yang buat melemah sampai Rp 12.000," tukasnya.
Bila melihat regional kawasan Asia, pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah. Namun juga pada mata uang India, rupee yang juga melemah terhadap dolar.
"Nggak cuma rupiah, rupee juga melemah. Beberapa negara lain juga," katanya. (detik.com)

Televisi Bakrie Bagi-bagi Dividen Rp 39,2 Miliar

Jakarta -Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) menyetujui usulan perusahaan untuk membagikan sebagian keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen tunai sebesar 32,9% dari laba bersih tahun buku 2013 senilai Rp 39,2 miliar atau Rp 10 per saham.
Dalam paparan publiknya, Direktur Utama Intermedia Capital Erick Thohir mengungkapkannya selama tahun 2012, perusahaan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 119 miliar atau naik 173,6% dibanding periode sama tahun lalu Rp 43,5 miliar.
"Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyetujui pembagian dividen, juga setuju mengalokasikan dana Rp 73,85 miliar dari laba bersih 2013 untuk memperkuat modal kerja dan belanja modal," kata Eric di Studio 2 ANTV, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Dengan persetujan penggunaan laba bersih yang sebagiannya juga untuk memperkuat permodalan usaha perusahaan itu, Intermedia Capital berencana untuk menambah jumlah relay station dan infrastruktur multiplexing.
"Kami juga mendorong ekspansi perusahaan dengan memperkuat modal dan membiayai pembangunan infrastruktur penyiaran dan studio bagi ANTV," sambung dia.
Dari sisi kinerja keuangan, kata dia, perolehan laba sepanjang 2013 itu dikontribusi oleh pendapatan perusahaan tahun lalu naik 36,8% menjadi Rp 835,5 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 610,8 miliar.
Sedangkan di triwulan I-2014 pendapatan juga naik 28,1% menjadi Rp 217,6 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 169,9 miliar. Laba bersih naik 29,3% menjadi Rp 64,08 miliar dari Rp 49,57 miliar. (detik.com)

Menguat Bersama Bursa Asia, IHSG Tumbuh 12 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 12 poin bersamaan dengan penguatan bursa-bursa Asia. Melambatnya ekonomi AS membuat pelaku pasar fokus ke pasar regional.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 8,000 poin (0,17%) ke level 4.846,982 mengekor penguatan bursa global semalam. Investor domestik masih terus berburu saham.
Indeks mendapat dorongan aksi beli di saham-saham bank kelas berat. Indeks sempat melesat ke titik tertingginya hari ini di 4.860,971.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (26/6/2014), IHSG bertambah 12,866 poin (0,27%) ke level 4.851,848. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 2,823 poin (0,35%) ke level 818,164.
Indeks sektor finansial langsung melesat paling tinggi di antara indeks sektoral lainnya. Sektor yang terkena aksi ambil untung siang ini di antaranya agrikultur, konsumer, dan aneka industri.
Perdagangan siang hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 90.512 kali dengan volume 2,047 miliar lembar saham senilai Rp 2,295 triliun. Sebanyak 152 saham naik, 85 turun, dan 63 saham stagnan.
Bursa regional kompak menguat hingga siang hari ini. Penguatan tertinggi dialami pasar saham Hong Kong. Dolar AS juga tekuk lutut di hadapan mata uang kawasan.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 30,47 poin (0,20%) ke level 15.297,08.
  • Indeks Hang Seng melonjak 212,57 poin (0,93%) ke level 23.079,27.
  • Indeks Komposit Shanghai menguat 10,64 poin (0,53%) ke level 2.036,14.
  • Indeks Straits Times tumbuh 13,89 poin (0,43%) ke level 3.275,43.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah BCA (BBCA) naik Rp 200 ke Rp 10.900, Selamat Sempurna (SMSM) naik Rp 160 ke Rp 4.505, Sekar Bumi (SKBM) naik Rp 150 ke Rp 1.500, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 100 ke Rp 23.000.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 27.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 225 ke Rp 28.775, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 225 ke Rp 51.775, dan Matahari (LPPF) turun Rp 125 ke Rp 13.575. (detik.com)

Dolar Tembus Rp 12.000, Produsen Elektronika Ancang-ancang Naikkan Harga

Jakarta -Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melanjutkan tren pelemahan. Mengutip Reuters pada Kamis (26/6/2014), dolar diperdagangkan pada posisi Rp 12.091.
Salah satu industri yang terkena dampak negatif dari pelemahan nilai tukar rupiah adalah elektronika. Menurut AG Rudyanto, Ketua Electronic Marketers Club (EMC), produsen produk elektronika sudah bersiap-siap menaikkan harga jual.
"Sekarang sudah siap-siap naik. Bahkan beberapa merek sudah menginformasikan ke dealer bahwa tangga 1 bulan depan harga akan naik," kata Rudyanto saat berbincang dengan detikFinance, Kamis (26/6/2014).
Kenaikan harga, lanjut Rudyanto, akan bervariasi tergantung golongan produk. "Untuk televisi yang pasarnya ketat mungkin kenaikannya sedikit. Tapi kalau AC mungkin lebih banyak," ujarnya.
Rudyanto belum bisa memperkirakan besaran pasti kenaikan harga produk-produk elektronika. Namun dia menyebutkan kenaikan harga tidak akan terlalu besar, mengingat bisa berdampak pada penjualan.
"Sejak tahun lalu, harga produk elektronika sudah naik 15-25%. Ini menyebabkan penjualan turun cukup signifikan. Jadi kalau sekarang harga harus naik lagi, sepertinya tidak akan terlalu signifikan," papar Rudyanto.
Penurunan penjualan, menurut Rudyanto, disebabkan daya beli masyarakat yang tidak sekuat dulu. "Sekarang penjualan televisi turun, padahal ada Piala Dunia. Biasanya kalau Piala Dunia penjualan televisi naik," ucapnya.
Oleh karena itu, tambah Rudyanto, produsen produk elektronika sebenarnya berat untuk menaikkan harga. "Tetapi mau bilang apa, memang tidak bisa dihindari. Kalau rupiah melemah harga pasti naik," ujarnya.
Rudyanto berharap pelemahan rupiah kali ini hanya temporer. Dia ingin agar faktor-faktor yang menyebabkan pelemahan kurs segera ditangani.
"Saya berharap para pendukung capres (calon presiden) ini damai saja. Salah satu penyebab rupiah melemah karena ada potensi konflik jelang pilpres (pemilihan presiden). Investor melihat ini sebagai sentimen negatif," tegas Rudyanto. (detik.com)

OBLIGASI PEMERINTAH: Transaksi Turun 17,68%

Bisnis.com, JAKARTA — Volume transaksi obligasi pemerintah tercatat turun 17,68% pada perdagangan Rabu (25/6/2014).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip riset Debt Research Danareksa Sekuritas dan dirilis Kamis (26/6/2014), volume transaksi obligasi pemerintah kemarin tercatat Rp13,45 triliun, turun dari transaksi sebelumnya Rp16,34 triliun.
Jumlah tersebut juga di bawah rata-rata transaksi harian tahun ini sebesar Rp10,22 triliun. Adapun obligasi tenor jangka menengah antara 5-15 tahun yang paling diburu.
Obligasi seri FR0070 tercatat menjadi obligasi pemerintah teraktif dengan volume transaksi mencapai Rp3,49 triliun.
Selanjutnya, obligasi pemerintah seri FR0068 menempati peringkat kedua teraktif dengan volume transaksi Rp2,59 triliun.
Dan posisi ketiga teraktif ditempati oleh obligasi pemerintah seri FR0071 dengan volume transaksi Rp2,15 miliar.

Dolar Kembali Tembus Rp 12.000, Pengusaha Mulai Khawatir dan Bingung

Jakarta -Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah kembali menguat ke titik Rp 12.000. Kondisi ini telah membuat dunia usaha khawatir dan bingung terutama yang menjalankan usaha bergantung pada kebutuhan impor.
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan kondisi ekonomi saat ini ini tak hanya dipengaruhi kurs rupiah yang melemah, namun dibarengi kinerja ekspor Indonesia yang juga melemah.
"Tentu mengkhawatirkan, ekspor melemah dan daya beli masyarakat yang lemah. Lalu kita juga dihadapi masalah pengelolaan pemerintahan dalam negeri," katanya kepada detikFinance, Kamis (26/6/2014).
Franky menuturkan masalah pengelolaan pemerintahan yang dimaksud adalah target pajak yang tak tercapai, dan belum ada tanda-tanda kebijakan pemerintah yang bisa mendorong dunia usaha menghadapi persaingan regional (ASEAN) agar bisa berdaya saing.
Sementara itu Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Santo Kadarusman menyampaikan hal sama, menurutnya saat ini dunia usaha bingung dengan kondisi nilai tukar yang berfluktuatif.
Santo mengatakan selama ini berdasarkan pengalaman, setiap rupiah melemah drastis maka pihaknya cenderung wait & see selama 1-3 bulan ke depan. Namun jika tetap dolar tetap diangka Rp 12.000 seperti itu atau bahkan lebih menguat lagi, maka pilihannya adalah mau tidak mau harga jual produk elektronika akan dinaikkan karena beberapa komponen harus impor. Menurutnya setiap pembelian bahan baku elektronika dibeli dengan mata uang dolar AS.
"Itu yang membuat pengusaha bingung, kalau harga nggak dinaikkan, maka nggak dapat untung, sebaliknya kalau naik, khawatir konsumen pindah beli produk pesaing," katanya. (detik.com)

Seperti Kemarin, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 1.000/Gram

Jakarta -Harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hari ini naik Rp 1.000 per gram, besaran kenaikan yang sama dengan kemarin. Namun harga pembelian kembali (buyback) tidak berubah.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Kamis (26/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 551.000 per gram. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yaitu Rp 550.000 per gram.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam tidak berubah yaitu Rp 490.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 255.800.000
  • 250 gram Rp 128.000.000
  • 100 gram Rp 51.250.000
  • 50 gram Rp 25.650.000
  • 25 gram Rp 12.850.000
  • 10 gram Rp 5.170.000
  • 5 gram Rp 2.610.000
  • 4 gram Rp 2.088.000
  • 3 gram Rp 1.575.000
  • 2,5 gram Rp 1.317.500
  • 2 gram Rp 1.062.000
  • 1 gram Rp 551.000
sumber: detik.com

Dolar AS Nyaris Sentuh Rp 12.100

Jakarta -Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terus terjadi. Pagi ini dolar AS nyaris sentuh Rp 12.100.
Mengutip data perdagangan Reuters, Kamis (26/6/2014), dolar AS pagi tadi dibuka di Rp 12.070 sama seperti posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Namun tak lama berselang, dolar AS langsung menanjak ke Rp 12.090 sampai akhirnya melambat dan berada di kisaran Rp 12.085 per dolar AS.
Konflik antar pendukung capres dan cawapres membuat ketidakpastian di pasar. Apalagi banyak beredar kampanye-kampanye hitam dan negatif yang menambah keruh suasana.
"Ada persepsi yang mempengaruhi investor di pasar, terkait masalah yang kekhawatiran keributan oleh pendukung fanatik-fanatik dari kedua capres," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti kepada detikFinance.
Tidak semua perbankan menerima dolar AS di harga Rp 12.000. Masih ada bank yang membeli dolar di kisara Rp 11.900. Seperti di PT Bank Mandiri Tbk kurs beli dolar AS dipatok Rp 11.918 sedangkan kurs jualnya Rp 12.132.
Sementara di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) nilai tukar dolar AS untuk kurs beli dipatok Rp 12.060 dengan kurs jual sebesar Rp 12.110 per dolar AS. (detik.com)

IHSG Rawan Pelemahan Lanjutan, Cermati 7 Saham

Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2014) diprediksi berada di kisaran support 4.825-4.830, dan resisten 4.865-4.895.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada mengatakan inverted hammer di atas lower bollinger band (LBB ). MACD masih cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William's %R gagal bertahan naik.
IHSG, ujarnya, berakhir di bawah kisaran target support (4.840-4.855) meski sebelumnya sempat mampir di kisaran target resisten (4.871-4.880).
"Belum adanya sinyal positif pada IHSG, membuat indeks rawan terjadi pelemahan lanjutan meski sudah di area oversold," kata Reza dalam risetnya.
Namun, tambahnya, posisi IHSG juga mampu menawarkan posisi entry yang menarik seiring kembali rendahnya harga-harga saham.
 
Reza mengemukakan ada 7 saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu:
  • BBRI. 9.950-10.200. Morning star dekati Middle bollinger band (MBB ). Volume naik diikuti peningkatan stochastic. Maintained buy slm up 10.050
  • MNCN. 2.640-2.800. Ladder bottom di atas Lower bollinger band (LBB ). William's %R & MACD berbalik naik.Maintained buy slm up 2.710
  • AISA. 2.280-2.365. Shooting star di atas LBB. RoC bertahan naik diikuti kenaikan momentum. Maintained buy slm up 2.300
  • JSMR. 5.925-6.100. Hammer di atas MBB. William's %R bergerak naik dibarengi peningkatan RSI. Trd buy slm up 5.950
  • LSIP. 2.275-2.375. Morning star di atas MBB. MACD bergerak naik diikuti peningkatan momentum. Maintained buy slm up 2.330
  • TAXI. 1.105-1.235. Ladder bottom di atas LBB. William's %R bergerak naik. MACD & RoC berbalik naik. Trd buy slm up 1.190
  • TBIG. 7.870-8.075. Hammer di bawah UBB. RSI & momentum bergerak naik. Trd buy slm up 7.950

INDEKS MSCI ASIA PACIFIC: Naik 0,3% Dipicu Penguatan Sektor Konsumer

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia menguat dipimpin kenaikan sektor konsumer dan industrial di tengah optimisme ekonomi AS yang membaik dari kuartal I.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% ke level 144,7 pada perdagangan Kamis (26/6/2014) pukul 09.04 waktu Tokyo atau pukul 07.04 WIB.
"Bursa AS tidak bereaksi negatif terhadap revisi data PDB. Bursa Asia juga membaik setelah terkoreksi kemarin," ujar Masaaki Yamaguchi, Equity Market Strategist Nomura Holdings Inc, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (26/6/2014).
Indeks Jepang Topix naik 0,4%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,3%, indeks Australia S&P/ASX 200 naik kurang dari 0,1%, indeks Selandia Baru NZX 50 naik 0,3%.

BURSA HONG KONG: 32 Saham Menguat, Hang Seng Dibuka Naik 0,35%

Bisnis.com, JAKARTA— Bursa Hong Kong pada perdagangan pagi ini, Kamis (26/6/2014) dibuka menguat dibandingkan dengan penutupan kemarin.
Hong Kong Hang Seng Index pada hari ini dibuka menguat 0,35% ke 22.947,84 dibandingkan dengan penutupan Rabu (25/6/2014) yang berada di level 22.866,70 (melemah 0,06%).
Pada pukul 08:36 WIB atau pukul 10:36 waktu Hong Kong, indeks makin menguat 0,38% ke 22.952,94. Indeks bergerak di kisaran 22.926,04-22.981,06.
Dari 50 saham yang ditampilkan Bloomberg, 32 saham menguat, 9 melemah, dan  9 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat, di antaranya China Mengniu Co Ltd (+1,59%) dan Want Want China Holdings Ltd (+1,58%).
Sementara itu, beberapa saham yang melemah, di antaranya Lenovo Group Ltd (-0,77%) dan Warf Holdings Ltd (-0,72%).

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Won Terkuat, Rupiah Terapresiasi ke Rp12.085/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang Asia ditransaksikan cenderung menguat terhadap dolar AS pagi ini, Kamis (26/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, sembilan mata uang terpantau menguat dengan mata uang paling menguat adalah won sebesar 0,34%. Adapun dua mata uang lainnya melemah yakni rupee dan baht.
Rupiah, pagi ini termasuk mata uang yang menguat terhadap dolar AS sebesar 0,04% ke level Rp12.085 per dolar AS pada pukul 09.01 WIB.

Ekonomi AS Terpuruk, GDP Q1 Terburuk Sejak 2009

INILAHCOM, Washington DC - Ekonomi AS ternyata sedang terpuruk. Hal ini ditandai dengan produk domestik bruto (GDP) Amerika yang dalam 2 kuartal terakhir turun. Bahkan GDP kuartal pertama tahun ini menjadi yang terburuk sejak kuartal pertama 2009, yaitu pasca krisis ekonomi terburuk dunia saat itu.
Departemen Perdagangan AS, semalam (26/6 WIB) melaporkan, semua kegiatan ekonomi Negara Adi Daya itu mengalami kontraksi kuat. Pada kuartal pertama 2014 saja, GDP AS jatuh 2,9%. Padahal di akhir 2013 sebelumnya angkanya masih positif 2,6%. Bahkan pada qurtal 2 2013, GDP Amerika sempat berada di posisi 4,1%.
Penurunan GDP pada kuartal pertama itu tercermin dari kontribusi negatif investasi persediaan pribadi dan perlambatan belanja konsumen. Selain itu, kemerosotan dalam investasi tetap nonperumahan serta negara dan belanja pemerintah daerah juga menjadi indicator melemahnya GDP AS.
Anjloknya GDP AS disebabkan turunnya belanja konsumen pribadi dan juga anjloknya ekspor lebih besar daripada ekspektasi. Selain itu, belanja konsumen hanya naik 1%dibandingkan kuartal terakhir yang naik 3,3%.

Bursa Asia Naik Abaikan Konflik Irak

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan Kamis (26/6/2014). Positifnya bursa saham AS di tengah meningkatnya konflik di Irak menyebabkan kenaikan terbatas terhadap bursa.
Indeks Nikkei naik 23,19 poin atau 0,15% ke 15.289,80, indeks Hang Seng naik 81,14 poin atau 0,35% ke 22.947,84, indeks Kospi naik 11,66 poin atau 0,59% ke 1.993,43 dan indeks ASX200 naik 38,09 poin atau 0,71% menjadi 5.438,10.
Sementara itu, terkait perkembangan dari Irak, militan menguasai pangkalan udara, Pangkalan Bersama Balad yang terletak di sebelah timur Tikrit kemarin. Serangan itu terjadi saat Perdana Menteri Nuri al-Maliki mengatakan dirinya mendukung proses pembentukan pemerintahan baru pada tanggal 1 Juli.
Sedangkan di Ukraina, negara-negara barat memperingatkan Rusia kemarin, mereka dapat mengenakan sanksi baru jika Moskow tidak mengambil tindakan lebih untuk meredakan konflik di Ukraina timur.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi, bursa saham AS menguat dengan indeks S&P 500 kembali naik setelah mengalami penurunan selama 2 hari terakhir. Para pelaku pasar tetap optimis dengan pemulihan ekonomi AS meski kinerja kuartal pertama tidak memenuhi harapan.
Indeks S&P 500 naik 9,55 poin atau 0,49% ke 1.959,53, indeks Dow Jones naik 49,38 poin atau 0,29% ke 16.867,51 dan indeks Nasdaq menguat 29,40 poin atau 0,68% menjadi 4.379,76.

Bursa AS Cerah Abaikan Penurunan GDP

INILAHCOM, New York - Bursa saham AS menguat pada penutupan perdagangan Kamis (26/6/2014) dini hari tadi dengan indeks S&P 500 kembali naik setelah mengalami penurunan selama 2 hari terakhir. Para pelaku pasar tetap optimis dengan pemulihan ekonomi AS meski kinerja kuartal pertama tidak memenuhi harapan.
"PDB memang penting, tapi bukan lagi menjadi ukuran utama sekarang sebab arahnya tidak lagi ke sana," Doug Foreman, Kepala Investasi di Kayne Anderson Rudnick. Doug mengatakan, pada kuartal pertama, ekonomi kontraksi 2,9%.
Indeks S&P 500 naik 9,55 poin atau 0,49% ke 1.959,53, indeks Dow Jones naik 49,38 poin atau 0,29% ke 16.867,51 dan indeks Nasdaq menguat 29,40 poin atau 0,68% menjadi 4.379,76.
Departemen Perdagangan AS, semalam melaporkan, semua kegiatan ekonomi AS mengalami kontraksi kuat. Pada kuartal pertama 2014, GDP AS jatuh 2,9%.
Padahal di akhir 2013, angkanya masih positif 2,6%. Bahkan pada kuartal kedua tahun 2013, GDP Amerika sempat berada di posisi 4,1%. GDP kuartal pertama AS tahun ini menjadi yang terburuk sejak kuartal pertama tahun 2009, yaitu usai krisis ekonomi terburuk dunia saat itu.
Penurunan GDP pada kuartal pertama, tercermin dari kontribusi negatif investasi persediaan pribadi dan perlambatan belanja konsumen. Selain itu, kemerosotan dalam investasi tetap nonperumahan serta negara dan belanja pemerintah daerah juga menjadi indikator melemahnya GDP AS.
Turunnya belanja konsumen pribadi dan juga anjloknya ekspor lebih besar daripada ekspektasi menyebabkan anjloknya GDP AS. Selain itu, belanja konsumen hanya naik 1% dibandingkan kuartal terakhir yang naik 3,3%.

Saham Bergerak Lebar Lebih Disarankan

INILAHCOM, Jakarta – Untuk jangka pendek, laju IHSG dinilai masih berada dalam pola sideways. Karena itu, para pemodal disarankan memilih saham-saham dengan rentang pergerakan yang lebar.
 
Apa saja?
Pada perdagangan Rabu (25/6/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 23,258 poin (0,48%) ke posisi 4.838,982. Intraday terendah 4.838,982 dan tertinggi 4.875,024.
Wlliam Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG Kamis (24/4/2014) berada pada kisaran support 4.821 dan resistance 4.884. "Keberhasilan IHSG menembus level resistance 4.871, belum menkonfirmasi kekuatan naik yang berkelanjutan," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
IHSG, lanjut dia, masih terus berputar putar dalam kisaran range konsolidasi. "Indeks tidak mau turun dan masih enggan beranjak keluar dari konsolidasi," tandas dia.
Hal tersebut, lanjut dia, ditunjukkan dengan tekanan yang sudah tidak begitu besar di market. "Eefek 4P (Pilpres, Puasa, Piala Dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah) masih cukup terasa," papar dia.
Sementara itu, katalis positif disinyalir akan terjadi pada awal bulan depan menjelang rilis data ekonomi dalam negri yang diprediksi akan cukup stabil. "Support IHSG berada di 4.821 masih terjaga cukup aman, target resistance berada pada 4.884," ucapnya.
Secara umum, William menegaskan, IHSG masih berada dalam pola sideways untuk timeframe jangka pendek. "Manfaatkan peluang dengan memilih saham saham dengan rentang pergerakan lebar," imbuhnya.
 
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
 
  1. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP)
  2. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP)
  3. PT Adaro Energy (ADRO)
  4. PT Bank Negara Indonesia (BBNI)
  5. PT Kalbe Farma (KLBF)
  6. PT London Sumatera Plantation (LSIP)
  7. PT Astra Agro Lestari (AALI)
  8. PT Bank Central Asia (BBCA)
  9. PT Perusahaan Gas Negara (PGAS)
  10. PT Sampoerna Agro (SGRO)

Dolar AS Tembus Rp 12.000, Subsidi BBM Rp 246 Triliun Bisa Makin Bengkak

Jakarta -Nilai tukar dolar AS yang kembali menembus Rp 12.000 membuat ancaman baru terhadap anggaran negara. Padahal belum lama ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah menyepakati APBN Perubahan 2014 dengan asumsi dolar AS Rp 11.600.
Komponen yang terancam adalah anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari pagu sebesar Rp 246,5 triliun diperkirakan akan melonjak. Mengingat kebutuhan BBM di dalam negeri masih dominan impor.
"Kalau terus melemah maka anggaran subsidi BBM akan terus naik lewati pagu," ungkap Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti kepada detikFinance, Kamis (26/6/2014)
Seiring dengan hal tersebut, defisit anggaran juga diperkirakan bisa melebar dari 2,4% yang merupakan patokan pemerintah. Meskipun sebenarnya pemerintah tidak akan membiarkan defisit melebihi 2,5% (di luar defisit anggaran dari daerah).
"Budget pemerintah nggak mungkin berani untuk melewati 2,5%. Pasti akan diupayakan di bawah itu," jelasnya.
Bila skenario yang terjadi di luar bayangan pemerintah, artinya harus ada kebijakan yang segera diambil. Tentunya tidak dalam posisi untuk peningkatan penerimaan. Sebab pajak yang menyumbang pendapatan terbesar saja sulit untuk mencapai target.
"Pajak saja sudah give up, karena target yang ditetapkan sulit tercapai. Kalau kurangi bayar utang juga tidak mungkin," kata Destri.
Sehingga yang realistis dilakukan adalah pemotongan belanja. Pada APBN Perubahan ditetapkan anggaran pemerintah yang dipotong adalah sebesar Rp 43 triliun. Destri merasa ada peluang pemotongan anggaran melebihi angka tersebut.
"Mau tak mau harus cut spending lagi. Sekarang kan Rp 43 triliun tapi sebelumnya ingin Rp 100 triliun. Artinya bisa saja dilakukan dan cuma itu untuk memastikan anggaran tak defisit lebih dari 2,5%," paparnya
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, bahwa rupiah masih bisa untuk dicapai sesuai asumsi. Ia cukup optimis menilai kondisi sekarang bersifat sementara.
Sehingga tidak perlu dikhawatirkan terjadinya pelebaran defisit anggaran. Asalkan faktor penyebab gejolak rupiah dari sisi fundamental dan non fundamental dapat dikendalikan dengan lebih baik.
"Ini temporer dan masih ada peluang rupiah sesusai dengan asumsi," ungkap Lana. (detik.com)

Mengekor Bursa Global, IHSG Naik Tipis 8 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengekor penguatan bursa global semalam dengan naik tipis 8 poin. Investor domestik masih terus berburu saham.
Sementara nilia tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di posisi Rp 12.070 per dolar AS sama seperti posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan preopening, IHSG naik tipis 8,000 poin (0,17%) ke level 4.846,982. Sedangkan Indeks LQ45 menguat tipis 2,084 poin (0,26%) ke level 817,425.
Mengawali perdagangan, Kamis (26/6/2014), IHSG dibuka melaju 10,188 poin (0,21%) ke level 4.849,170. Indeks LQ45 dibuka naik 2,275 poin (0,28%) ke level 817,477.
Saham-saham bank jadi incaran investor, indeks sektor finansial langsung melesat paling tinggi di antara indeks sektoral lainnya. Saham konsumer yang dilepas pagi ini.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG tumbuh 13,393 poin (0,28) ke level 4.852,375. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,540 poin (0,31%) ke level 817,881.
Kemarin IHSG melemah lagi setelah investor asing memutuskan untuk lepas saham. Investor asing sudah melakukan jual bersih sejak awal pekan ini.
Wall Street mampu ditutup positif di tengah ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berkontraksi. Buruknya pertumbuhan ekonomi AS sudah diprediksi pelaku pasar.
Bursa-bursa regional ada yang mampu membuntuti penguatan pasar global dan membuka perdagangan dengan positif. Sayangnya pasar saham Hong Kong masih melemah.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 15,23 poin (0,10%) ke level 15.281,84.
  • Indeks Hang Seng menipis 13,94 poin (0,06%) ke level 22.866,70.
  • Indeks Komposit Shanghai naik 4,52 poin (0,22%) ke level 2.030,02.
  • Indeks Straits Times menguat 10,21 poin (0,31%) ke level 3.271,75.
sumber: detik.com

IHSG Diproyeksi Bergerak Menguat Terbatas

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah lagi setelah investor asing memutuskan untuk lepas saham. Investor asing sudah melakukan jual bersih sejak awal pekan ini.
Menutup perdagangan, Rabu (25/6/2014), IHSG melemah 23,258 poin (0,48%) ke level 4.838,982. Sementara Indeks LQ45 turun 4,621 poin (0,50%) ke level 815,341.
Wall Street mampu ditutup positif di tengah ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berkontraksi. Buruknya pertumbuhan ekonomi AS sudah diprediksi pelaku pasar.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones melaju 49,38 poin (0,29%) ke level 16.867,51. Indeks S&P 500 naik 9,55 poin (0,49%) ke level 1.959,53, sementara Indeks Komposit Nasdaq menanjak 29,40 poin (0,68%) ke level 4.379,76.
Hari ini IHSG diperkirakan bisa melaju di zona hijau dengan penguatan terbatas. Perdagangan masih akan berjalan sepi sampai pilpres digelar awal bulan depan.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 15,23 poin (0,10%) ke level 15.281,84.
  • Indeks Straits Times menguat 10,21 poin (0,31%) ke level 3.271,75.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Trust Securities
Lagi-lagi harapan akan berlanjutnya kenaikan IHSG tampaknya belum terwujud seiring imbas pelemahan pada sejumlah bursa saham global setelah merespon kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Belum lagi pernyataan pejabat negara ini yang mengatakan pelemahan Rupiah memang diperlukan untuk meningkatkan ekspor membuat laju Rupiah kian terpuruk dan tentu saja memberikan imbas negatif pada laju sejumlah saham. Terutama untuk para emiten yang memiliki biaya dalam bentuk valas maupun memiliki utang dalam bentuk valas. Kekhawatiran lain ialah mengenai penilaian terhadap neraca perdagangan yang mungkin bisa terganggu dengan lonjakan harga minyak dunia dan pelemahan Rupiah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4875,02 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4838,98 (level terendahnya) di akhir sesi 1 dan berakhir di level 4838,98. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Kamis (26/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4825-4830 dan resisten 4865-4895. Inverted hammer di atas lower bollinger band (LBB ). MACD masih cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William's %R gagal bertahan naik. IHSG berakhir di bawah kisaran target support (4840-4855) meski sebelumnya sempat mampir di kisaran target resisten (4871-4880). Belum adanya sinyal positif pada IHSG membuat IHSG rawan terjadi pelemahan lanjutan meski sudah di area oversold. Namun demikian, posisi IHSG juga mampu menawarkan posisi entry yang menarik seiring kembali rendahnya harga-harga saham.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS berbalik arah menguat, seiring keyakinan akan pemulihan ekonomi Paman Sam. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,29% dan indeks S&P500 sebesar +0,49%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh keputusan The Fed yang akan mempertahankan pengetatan dalam jangka panjang. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar +0,19% dan KOSPI Composite di Korea Selatan +0,38%. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI naik +0,25% ke posisi US$106,77 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi -0,18% ke level US$1.320,20 per troy ounce. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di bulan Juni 2014 akan berada di level 0,3% - 0,4%. Di sisi lain, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemungkinan masih akan terbatas, menanti rilis data ekonomi dan hasil pemilihan presiden yang telah semakin dekat.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks koreksi dan breakdown support fibo 100% di 4.878. Indicator RSI di area 40%, dan potensi koreksi lanjutan masih terbuka. Hari ini indeks akan bergerak mixed to down coba menguji support selanjutnya di fibo 161,8% pada level 4.819. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.826 dan resistance 4.863. (detik.com)

Kiwoom Securities: IHSG Masih Cenderung Melemah

Jakarta -Relatif naiknya Dow Jones dan bursa kawasan dapat mempengauhi sentimen di tengah melemahnya nilai tukar rupiah. IHSG bergerak turun diikuti oleh timbulnya aksi jual asing kemarin.
Adanya level psikologis 4.800 diharapkan dapat membatasi potensi yang negatif. Sehingga, kami memperkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung melemah hari ini.
 
ADHI – Bisnis hotel
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk membangun 5 hotel di Jakarta, Bekasi, Medan, Semarang, dan Surabaya. Bisnis hotel diperkirakan mulai memberi kontribusi pada 2015. ADHI tengah membangun hotel Grandhika Jakarta, sebuah hotel berbintang empat dengan 233 kamar, yang diharapkan mulai beroperai pada akhir tahun ini.
 
AMRT – Pembangunan jaringan distribusi
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) akan menambah sejumlah jaringan distribusi berupa gudang atau distribution channel (DC). AMRT akan menambah empat distribution channel. Salah satunya telah dibuka di Karawang dan tiga DC lainnya akan dibangun di Pontianak, Lampung, dan Gunung Sindur. Proyek pembangunan satu gudang membutuhkan investasi antara Rp 100-150 miliar. Keseluruhan nilai investasi untuk membangun empat DC sekitar Rp 400-600 miliar. Keempat DC dibangun untuk menunjang seluruh gerai AMRT yang akan dibangun tahun ini.
 
ISAT – Refinancing utang
PT Indosat Tbk (ISAT) berencana melakukan restrukturisasi atas utang obligasi senilai US$ 650 Juta yang akan jatuh tempo pada 2020. Obligasi tersebut membayar kupon sebesar 7,375% per tahun. ISAT berencana menerbitkan obligasi berdenominasi Rupiah, minimal sebesar US$ 487,5 Juta (setara dengan Rp 5,85 triliun), untuk menghindar dari rugi selisih kurs. ISAT tercatat memiliki utang yang akan jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 1,59 triliun, di mana 52,9% di antaranya merupakan utang berdenominasi dolar AS. Manajemen menargetkan porsi utang rupiah mencapai 75% terhadap total utang perusahaan tahun depan. Tahun lalu ISAT membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp 224,5 miliar, turut menekan kinerja ISAT yang mencatatkan rugi bersih Rp 2,7 triliun pada 2013.(detik.com)

Ekonomi AS Berkontraksi, Wall Street Masih Bisa Menguat

New York -Pasar saham Wall Street mampu ditutup positif di tengah ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berkontraksi. Buruknya pertumbuhan ekonomi AS sudah diprediksi pelaku pasar.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS turun 2,9% di tiga bulan pertama 2014, angka ini lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang hanya turun 1%. Penurunan ini juga merupakan yang terburuk dalam lima tahun terakhir.
Data tersebut menunjukkan rendahnya konsumsi dalam negeri, ekspor yang naik tidak terlalu tinggi tapi impornya melambung. Menurut para analis, pelaku pasar sudah memprediksi hal tersebut, sehingga koreksi yang terjadi sudah diantisipasi.
"Semua pelaku di dunia investasi sudah tahu musim dingin kemarin parah sekali, jadi ini hanya seperti melihat ke belakang saja," ujarBill Lynch, direktur investasi dari Hinsdale Associates, seperti dikutip AFP, Kamis (26/6/2014).
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones melaju 49,38 poin (0,29%) ke level 16.867,51. Indeks S&P 500 naik 9,55 poin (0,49%) ke level 1.959,53, sementara Indeks Komposit Nasdaq menanjak 29,40 poin (0,68%) ke level 4.379,76. (detik.com)

Konflik Jelang Pilpres Bawa Dolar AS Melonjak ke 12.000/US$

Jakarta -Nilai tukar rupiah seakan tak mampu menunjukkan kekuataan atas dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa hari terakhir, dolar AS naik tinggi hingga level 12.000/US$.
Penyebabnya bila diasumsikan secara fundamental memang tak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada perihal lonjakan impor, pembayaran utang jatuh tempo dan repatriasi perusahaan. Semuanya berpengaruh besar atas peningkatan kebutuhan dolar di tanah air.
Akan tetapi dari sisi non fundamental, ada unsur lain yang memaksa pelemahan rupiah. Adalah kondisi poilitik Indonesia yang kian memanas jelas pemilihan umum presiden pada 9 Juli mendatang.
"Ada persepsi yang mempengaruhi investor di pasar, terkait masalah yang kekhawatiran keributan oleh pendukung fanatik-fanatik dari kedua capres," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti kepada detikFinance, Kamis (26/6/2014)
Dibandingkan dengan faktor fundamental, memang porsi pengaruh dari masalah ini belum terlalu signifikan. Akan tetapi, ini bisa menjadi kondisi yang membahayakan bagi pergerakan rupiah kedepannya.
Apalagi dengan kondisi pasar keuangan yang belum terlalu dalam. Sehingga bila terjadi sedikit gejolak akibat sentimen negatif, rupiah akan langsung tertekan.
"Itu memang situasi yang tidak menguntungkan buat rupiah, karena juga memang volume tradingnya sangat dangkal. Jadi kalau ada goncangan sedikit saja maka langsung berpengaruh," jelasnya.
Dolar AS dapat dikatakan sesuai dengan fundamental saat ini berkisar pada 11.500/US$. Akan tetapi sebelumnya juga tidak ditutup kemungkinan akan mencapai 12.000/US$ dengan beberapa faktor tadi.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengutarakan hal yang senada. Untuk itu pemerintah harus dapat memastikan keamanan di dalam negeri. Karena ada unsur persepsi risiko investasi oleh investor.
Sekarang Indonesia sudah dipersepsi cukup baik oleh kalangan investor. Tentunya juga ditopang oleh penyelengaraan pemilihan umum legislatif (pileg) pada 9 April yang lalu. Namun kedepan itu perlu dilanjutkan.
"Fokus saja menjaga keamanan. Jadi kalau isu seperti kerusuhan. Jadi pemerintah harus fokus untuk kemanan dan memastikan agar tidak merembet ke daerah-daerah lain," ujar Lana.
Dari sisi Bank Indonesia (BI) menurut Lana memang tak bisa berbuat banyak untuk menahan laju pelemahan rupiah. Karena ada keterbatasan untuk melakukan intervensi. Beberapa hari terakhir, intervensi terbesar terlihat hanya pada obligasi.
"Intervensi sangat terbatas. Sekarang penempatan di obligasi lebih banyak supaya tidak terlalu banyak investor yang akhirnya mengkonversi dari rupiah ke dolar," tukasnya. (detik.com)

OSO Securities: IHSG Cenderung Melemah Terbatas

Jakarta -Pada perdagangan kemarin IHSG mengalami pelemahan seiring dengan rupiah yang terus melemah hingga menembus level psikologisnya 12,000. IHSG ditutup turun 0,47% ke level 4,838.98. Investor merespon negatif konflik di Irak serta kekuatiran defisit neraca dalam negeri semakin membengkak sehingga membuat IHSG dan rupiah melemah. Hanya sektor agrikulture yang mengalami penguatan. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp164 miliar.
Sementara itu, bursa Wall Street pada perdagangan semalam berhasil mengalami rebound, di mana Indeks Dow Jones naik 0.29% ke level 16,867.51, Indeks S&P mengalami penguatan 0.49% menjadi 1,959.53 serta Indeks Nasdaq mengalami penguatan 0.68% menjadi 4,379.76. Variatifnya rilis data ekonomi seperti markit serives PMI yang naik menjadi 61.2 dari sebelumnya 58.1 memberikan sentimen positif bagi pergerakan bursa Wall Street. Di sisi lain, rilisnya data GDP Growth yang mengalami kontraksi dari sebelumnya 2.6% menjadi -2.9%.
Hari ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah terbatas. Secara teknikal, IHSG berada di area lower bollinger bands dan membentuk candle menyerupai tweezer tops. Indikator MACD bergerak turun dengan histogram negatif, indikator stochastic oscillator hampir membentuk golden cross bergerak mendatar di area oversold. Kami perkirakan IHSG akan berada pada kisaran support 4,800 dan resistance 4,873.(detik.com)

Mandiri Sekuritas: Indeks Menguji Level Support Berikutnya

Jakarta -Pasar saham AS berbalik arah menguat, seiring keyakinan akan pemulihan ekonomi Paman Sam. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,29% dan indeks S&P500 sebesar +0,49%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh keputusan The Fed yang akan mempertahankan pengetatan dalam jangka panjang. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar +0,19% dan KOSPI Composite di Korea Selatan +0,38%. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI naik +0,25% ke posisi US$106,77 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi -0,18% ke level US$1.320,20 per troy ounce. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di bulan Juni 2014 akan berada di level 0,3% - 0,4%. Di sisi lain, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kemungkinan masih akan terbatas, menanti rilis data ekonomi dan hasil pemilihan presiden yang telah semakin dekat.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks koreksi dan breakdown support fibo 100% di 4.878. Indicator RSI di area 40%, dan potensi koreksi lanjutan masih terbuka. Hari ini indeks akan bergerak mixed to down coba menguji support selanjutnya di fibo 161,8% pada level 4.819. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.826 dan resistance 4.863.(detik.com)

Trust Securities: Banyak Saham Harganya Sudah Rendah

Jakarta -Lagi-lagi harapan akan berlanjutnya kenaikan IHSG tampaknya belum terwujud seiring imbas pelemahan pada sejumlah bursa saham global setelah merespon kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Belum lagi pernyataan pejabat negara ini yang mengatakan pelemahan Rupiah memang diperlukan untuk meningkatkan ekspor membuat laju Rupiah kian terpuruk dan tentu saja memberikan imbas negatif pada laju sejumlah saham. Terutama untuk para emiten yang memiliki biaya dalam bentuk valas maupun memiliki utang dalam bentuk valas. Kekhawatiran lain ialah mengenai penilaian terhadap neraca perdagangan yang mungkin bisa terganggu dengan lonjakan harga minyak dunia dan pelemahan Rupiah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4875,02 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4838,98 (level terendahnya) di akhir sesi 1 dan berakhir di level 4838,98. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Kamis (26/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4825-4830 dan resisten 4865-4895. Inverted hammer di atas lower bollinger band (LBB). MACD masih cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William's %R gagal bertahan naik. IHSG berakhir di bawah kisaran target support (4840-4855) meski sebelumnya sempat mampir di kisaran target resisten (4871-4880). Belum adanya sinyal positif pada IHSG membuat IHSG rawan terjadi pelemahan lanjutan meski sudah di area oversold. Namun demikian, posisi IHSG juga mampu menawarkan posisi entry yang menarik seiring kembali rendahnya harga-harga saham.(detik.com)