INILAH.COM, Jakarta - Jika mengamati IHSG beberapa tahun terakhir, window dressing selalu terjadi di IHSG. Kapan dia akan terjadi?
Menurut, analis saham Creative Trading System, Argha J Karo Karo, jika IHSG dalam kondisi yang kurang baik seperti saat ini biasanya Window Dressing hanya terjadi di 1-2 minggu terakhir di bulan Desember.
"Hal tersebut yang saya prediksi akan terjadi sampai akhir tahun ini. Target saya untuk IHSG di akhir tahun ada di kisaran 4.500," katanya, Selasa (10/12/2013).
Dalam jangka pendek 2-4 minggu ke depan kemungkinan IHSG bisa terkoreksi sampai level 4.200 atau bahkan sedikit di bawahnya. Saat ini, IHSG sudah terkoreksi sampai ke level 4.200 bahkan sedikit di bawahnya.
"Pertanyaan selanjutnya, adalah apakah lanjutan dari prediksi tersebut juga akan menjadi kenyataan, dan IHSG berhasil ditutup di level 4.500 dan naik di pekan-pekan terakhir tahun 2013 ini," jelasnya.
Dengan melihat koreksi IHSG yang terjadi selama satu pekan pertama bulan Desember. Jadi semakin skeptis dengan kekuatan aksi Window Dressing untuk mengangkat IHSG ke level 4.500. Harapan sebelumnya adalah para investor asing sedikit mengurangi aksinya bulan Desember ini.
Dengan membiarkan para fund manager lokal yang memiliki kepentingan melakukan Window Dressing untuk mengangkat indeks terlebih dahulu. Investor Asing akan diuntungkan untuk menjual kembali di awal tahun depan di harga yang lebih tinggi.
Namun indikasi yang muncul di pekan pertama bulan ini tidaklah demikian, memanfaatkan momentum akhir tahun. Sebab banyak pihak yang memiliki kepentingan untuk menaikan nilai portfolio mereka.
Investor asing tampak malah melakukan penjualan dalam jumlah yang cukup besar. Sebab, tercatat sepanjang pekan lalu jumlah dana asing yang keluar sebesar Rp1,6 triliun. "Jumlah tersebut adalah outflow mingguan yang terbesar kedua sejak bulan Oktober lalu, tegasnya.
Dalam kondisi normal dalam kondisi seperti ini kami akan memberikan outlook negatif pada IHSG sampai akhir bulan. Namun dalam bulan ini ada faktor Window Dressing yang sedikit dapat menetralisir pengaruh tersebut.
IHSG sudah naik selama 12 tahun berturut-turut di bulan Desember. Artinya sudah termasuk di tahun 2008 dengan kondisi jauh lebih mengkhawatirkan dari pada tahun ini. Namun sebagai catatan pada tahun 2008 tersebut Asing mencatatkan NET BUY selama bulan Desember.
Secara Fundamental, Argha beranggapan ada dua hal yang kemungkinan bisa membuat IHSG gagal menguat selama bulan Desember ini. Pertama adalah rapat yang akan dilakukan oleh BI hari Kamis ini. Masalahnya, ada kemungkinan BI Rate kembali dinaikan melihat kembali melemahnya nilai tukar rupiah.
Jika BI Rate ternyata naik, kemungkinan IHSG akan mengalami koreksi yang signifikan dan dapat turun menguji support di 4.000. "Awalnya saya pesismis BI Rate akan naik bulan ini, karena saya beranggapan ada banyak kepentingan (Window Dressing) yang dapat menunda keputusan tersebut paling tidak 1 bulan lagi," katanya.
Namun aksi jual yang dilakukan oleh asing pekan lalu sedikit mengingatkan pada kejadian kenaikan BI Rate yang terakhir. Saat itu investor asing terus melakukan penjualan beberapa hari sebelum keputusan naiknnya BI Rate.
Hal kedua yang mungkin membuat IHSG gagal naik adalah kenaikan Window Dressing adalah keputusan Tappering Off yang mungkin akan keluar minggu depan. Kekhawatiran ini tampak sempat memanas pekan lalu.
Namun tampak sudah semakin mereda minggu ini, seiring kembali naiknya indeks Dow Jones. "Saya pribadi sudah memprediksi keputusan ini tidak akan terjadi di bulan Desember sejak akhir bulan November lalu," kata pria asal Bandung ini.
Kesimpulannya untuk sementara ini market kemungkinan akan fokus pada keputusan Bank Indonesia Kamis (12/12/2013) nanti. Jadi, masih ada dua hari perdangangan sebelum keputusan tersebut. Indikasi pergerakan dana asing dalam dua hari ke depan dapat membantu dalam memprediksi keputusan dinaikan atau tidaknya BI Rate bulan ini.
Untuk dua hari ke depan saya melihat kemungkinan akan bergerak terbatas. Kenaikan IHSG Senin (9/12/2013) kemarin tampak tidak terlalu bertenaga, dan cenderung hanya sekedar technical rebound.
"Peluang IHSG hari ini masih 50-50, jika kita melihat adanya arus keluar dana asing lebih dari 300M saya sarankan untuk mengurangi jumlah saham di portfolio anda," katanya.