korea by dewanti

Thursday, June 12, 2014

INDEKS BEI: IHSG Ditutup Melemah 0,76%

Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Kamis (12/6/2014) menguat 37,54 poin atau 0,76% ke level 4.934,41.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.920,98 hingga 4.965,88. Dari 496 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak  72 saham menguat,  200 saham melemah, dan 224 saham stagnan.
Dari 9 sektor yang ada, hanya sektor industri dasar dan bahan kimia yang menguat, yakni sebesar 0,64%. Sementara itu, sektor infrastruktur melemah paling tajam 1,5%.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga melemah 0,95% atau 4,1 poin ke level 428,37. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,17% ke level Rp11.790/US$.

Rupiah Menguat Terbatas Menjelang Rilis BI Rate

INILAHCOM, Jakarta - Hari ini (12/6) rupiah diperdagangkan naik terbatas terhadap dollar AS karena pasar masih menunggu rilis suku bunga BI rate. Rupiah diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp11.770 hingga Rp11.840/US$.
Hari ini Bank Indonesia akan mengumumkan penetapan suku bunga acuan dalam negeri. Banyak kalangan memperkirakan suku bunga acuan ini masih akan dipertahankan di level 7,5%.
Rupiah sepanjang Juni banyak menerima sentimen negatif. Tingginya inflasi Mei dan defisit transaksi berjalan yang belum sesuai harapan, membuat investor masih berpikir ulang membelinya. Ditambah kondisi menjelang Pilpres, makin membuat pelaku pasar bersikap wait and see.
Hari ini rupiah diperdagangkan di posisi Rp11.804/US$. Angka ini naik 17 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang Rp11.821/US$.
Analis berpendapat pergerakan dollar-rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp11.770 hingga Rp11.840/US$.

BURSA JEPANG: Indeks Nikkei Ditutup Turun 0,64%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan Kamis (12/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi 0,64% ke level 14.973,53, setelah pada Rabu (11/6/2014) berhenti di angka 15.069, 48 dan menguat 0,5%. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 14.862,08 hingga 14.992,96.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 73 saham menguat, sedangkan 137 saham melemah dan 15 saham stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan FANUC Corp menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 2,06% dan 2,17%. Sementara itu, saham KDDI Corp dan SoftBank Corp menguat 1,01% dan 0,37%.

BURSA KORSEL: Indeks Kospi Ditutup Melorot 0,15%

Bisnis.com, JAKARTA-- Bursa saham Korea ditutup melemah tipis pada perdagangan Kamis (12/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini berakhir di level 2.011,65 atau terkoreksi 0,15% dibandingkan dengan penutupan pada Rabu (11/6/2014) yang  menguat 0,14% ke level 2.014,67.
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 2.003,57 hingga 2.015,8. Dari 762 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 406 menguat, 283 melemah, dan 71 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan Hyundai Mobis menjadi penekan indeks dengan melemah 0,63% dan 1,21%. Sementara itu, saham Korea Electric Power Corp dan KT&G Corp menguat masing-masing 1,57% dan 3,03%.

Indeks MSCI Turun 0,3%, Terserest Pelemahan Bursa AS

Bisnis.com, JAKARTA--Bursa Asia melemah dengan indeks acuan regional mencetak pelemahan terbesar dalam sebulan, seiring investor mengamati valuasi saham setelah bursa AS melemah.
Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,3% ke level 144,13 pada perdagangan Kamis (12/6/2014) pukul 14.40 waktu Hong Kong atau pukul 13.20 WIB.
"Kita akan melihat sedikit penurunan seiring bursa AS melemah," papar Chris Weston, Chief Market Strategist IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
Saham Nintendo Co turun 1,5%, Takata Corp melemah 2,1%, dan Fortescue Metals Group Ltd turun 4,6%.
Indeks Jepang Topix turun 0,1%, indeks Korea Selatan Kospi turun 0,2%, indeks Taiwan Taiex melemah 0,3%, indeks Hong Kong Hang Seng turun 0,3%.
Selanjutnya, indeks China's Shanghai Composite Index turun 0,2%, indeks Singapura Straits Times naik 0,1%, indeks India Sensex naik 0,3%, indeks Thailand SET turun 0,1%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,5%, dan indeks Selandia Baru NZX 50 naik 0,3%.

IHSG Diprediksi Masih Konsolidasi, Simak 9 Saham Ini di Sesi II

Bisnis.com, JAKARTA - Siang ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,75% ke 4.934,62 pada akhir sesi I siang ini, Kamis (12/6/2014).
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.934,59-4.965,88. Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan IHSG bergerak konsolidasi karena belum mampu menembus resisten 4.971.
Koreksi tersebut dinilai wajar menunggu pengumuman tingkat suku bunga acuan (BI rate). Untuk jangka pendek, lanjut dia, indeks masih belum lepas dari fase konsolidasi. Namun, untuk jangka menengah dan panjang masih berpotensi naik.
"Indeks menguji support 4.921 dengan support terdekat di 4.946," paparnya kepada Bisnis.com, Kamis(12/6/2014).
Adapun sejumlah saham yang layak dicermati untuk sesi II hari ini adalah BBTN, ASII, PGAS, AKRA, ARNA, KAEF, BBCA, UNVR, dan MAPI.

BURSA SELANDIA BARU: Indeks NZX Ordinaries Ditutup Rebound 0,34%

Bisnis.com, JAKARTA -- Bursa Selandia Baru ditutup rebound pada perdagangan Kamis (12/6/2014).
Indeks NZX Ordinaries hari ini ditutup pada level 1.062, 44 atau menguat 0,34% dibandingkan dengan akhir perdagangan Rabu (11/6/2014) yang berhenti di angka 1.062,44 dan menguat 0,34%.
Dari 114 saham yang ada, sebanyak 37 saham menguat, 31 saham menurun, dan 46 stagnan. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di kisaran harga 1.056,78 hingga 1.062,44.
Sementara itu, indeks NZX 50 juga berakhir menguat 0,31% ke level 5.195,11 setelah dibuka di angka 5.179,15. Sepanjang perdagangan hari ini indeks itu bergerak di kisaran 5.169,01 hingga 5.195,11.
Saham Ryman Healthcare Ltd dan Contact Energy Ltd menjadi pendorong indeks dengan kenaikan masing-masing 2,02% dan 3,02%. Sementara itu, saham Auckland International Airport Ltd dan Fletcher Building Ltd melemah 1,15% dan 0,44%.

Bunga Terlalu Tinggi, Bankir Minta BI Rate Jangan Naik

Bisnis.com, JAKARTA - Masih tingginya suku bunga dana di pasar industri perbankan, membuat kalangan bankir berharap agar Bank Indonesia tak menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) dalam rapat dewan gubernur BI.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi yang mengharapkan agar bank sentral menahan BI Rate di posisi 7,5%. "Harapan saya tidak naik, karena suku bunga sudah terlalu tinggi," ungkapnya, Rabu (11/6/2014).
Bank-bank berkondisi likuiditas ketat bisa memberikan bunga hingga double digit untuk produk deposito.
Meski laju kredit April 2014 melambat dari bulan sebelumnya, tetapi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan masih lebih lambat dari laju kredit industri perbankan.
Dalam Statistik Moneter dan Fiskal Bank Indonesia, total kredit yang disalurkan hingga April 2014 mencapai Rp3.386 triliun, tumbuh 18,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya, melambat dibanding Maret 2014 yang tumbuh 19,1%.
Kalangan ekonom memprediksikan mulai terjadi anomali dengan raihan DPK. Walau suku bunga dana sudah ditawarkan tinggi, tetapi belum muncul kenaikan yang signifikan dana.
Hingga April 2014, total DPK industri perbankan mencapai Rp3.597 triliun, tumbuh 11%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2014 yakni 10,3%. Adapun komposisi simpanan DPK industri perbankan yakni giro senilai Rp792,1%, tabungan Rp1.174 triliun dan deposito mencapai Rp1.630 triliun.
Adapun rata-rata suku bunga deposito berjangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan masing-masing tercatat 8,10%, 8,35%, 8,44% dan 7,80%, meningkat dibandingkan dengan suku bunga Maret 2014 yang masing-masing sebesar 7,98%, 8,27%, 8,24% dan 7,41%.

BURSA ASIA TENGGARA: Hampir Serentak Melemah, IHSG Paling Tajam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa Asia Tenggara nyaris serentak bergerak melemah pada pertengahan perdagangan Kamis (12/6/2014).
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, hanya Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) yang menguat, yakni sebesar 0,44%, sedangkan PSEI Index di Manila, Filipina tengah libur.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta turun paling tajam, yakni 0,75%. KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia, SET Index di Bangkok, Thailand, dan Singapore Strait Times Index (STI) terkoreksi masing-masing 0,1%, 0,08%, dan 0,01%.

Hari Ini, SMI Catatkan Obligasi Rp1 Triliun di BEI

Bisnis.com, JAKARTA—PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI secara resmi mencatatkan Obligasi I/2014 senilai Rp1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini, Kamis 12 Juni 2014.
Penerbitan obligasi ini merupakan aksi korporasi pertama yang diterbitkan oleh SMI selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur.
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini mengatakan dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur pada tahun ini.
"Hal ini sesuai dengan bisnis utama perusahaan yakni pembiayaan proyek infrastruktur untuk memenuhi target komitmen pembiayaan sebesar Rp5,5 triliun pada tahun ini," ujar Emma dalam keterangan pers, Kamis (12/6/2014).
Dengan dicatatkanya Obligasi SMI ini, maka perusahaan telah melengkapi proses emisi obligasi yang telah diimulai sejak awal tahun ini.
Atas hasil emisi obligasi ini, manajemen memberikan apresiasi kepada para investor dan masyarakat atas dukungannya terhadap proses emisi obligasi tersebut.
"Emisi obligasi kami ini menunjukkan hasil yang sangat mengembirakan dengan permintaan yang masuk melebihi 2,6x dari nilai obligasi yang ditawarkan," tuturnya.
Menurutnya, hal ini tentu saja menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap SMI. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa infrastruktur merupakan asset class yang dapat dipertimbangkan oleh para investor.
Direktur Manajemen Risiko, Keuangan, dan Dukungan Kerja SMI, Nasrizal Nazir mengatakan kupon yang ditetapkan sebesar 9,6% untuk tenor 3 tahun dengan total emisi Rp100 miliar dan 10% untuk tenor 5 tahun dengan total emisi Rp900 miliar.
Penetapan kupon tersebut lebih rendah dari batas tengah kupon indikatif yang ditawarkan SMI pada kisaran 9,25%-10% untuk tenor 3 tahun dan 9,75%-10,5% untuk tenor 5 tahun.

BCA: BI Rate Belum Perlu Naik

Bisnis.com, JAKARTA - Meski sebagian kalangan bankir memprediksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) naik 25bps, tetapi Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja meminta agar BI menahan BI Rate di 7,5%.
Jahja memprediksikan BI Rate akan tetap di posisi 7,5%. Menurutnya, BI masih belum perlu menaikkan BI Rate mengingat kondisi rupiah yang masih terjaga.
"Selama rupiah belum mencapai Rp12.000 per dolar AS, maka BI Rate meskinya tetap," tegasnya.
Kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,08% terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (12/6/2014). Hari ini, BI menggelar rapat dewan gubernur (RDG) Juni 2014, sekaligus mengambil keputusan akan BI Rate.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs tengah rupiah hari ini dipatok pada level Rp11.813 per dolar AS, melemah dari kurs tengah sebelumnya Rp11.803 per dolar AS.
Jika dibandingkan dengan patokan kurs tengah Kamis pekan lalu di level Rp11.874 per dolar AS, maka kurs tengah hari ini masih menguat 0,51%.

BRI Prediksi BI Rate Naik

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Achmad Baiquni memprediksikan akan terjadi penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan hingga 25 bps.
Sejak naik 25 basis poin pada RDG November 2013, posisi BI Rate hingga Mei 2014, bertahan di level 7.5%.
Di sisi lain, Baiquni memprediksikan penaikan BI Rate dalam RDG Juni dinilai tepat, mengingat kondisi makro ekonomi yang belum membaik serta defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang masih berlanjut.
"Saya prediksi naik 25bps, karena neraca perdagangan defisit dan LPS Rate sudah naik," ungkapnya, Rabu (11/6/2014).
Kenaikan suku bunga dana tersebut diiringi oleh peningkatan rata-rata suku bunga kredit yang naik dari 12,57% pada Maret 2014 menjadi 12,60% pada April 2014.
Pada April 2014, neraca perdagangan kembali mencapai US$1,96 miliar, padahal bulan sebelumnya Indonesia masih mencatat surplus sebesar US$0,67 miliar.
Namun, hal yang tidak bisa dihindari adalah defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal II/2014 menyusul adanya  defisit neraca perdagangan pada April.
Pada kesempatan terpisah, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan transaksi berjalan pada kuartal II dan III/2014 diprediksikan bakalan lebih besar dari kuartal I/2014 mengingat adanya peningkatan impor termasuk impor bahan bakar minyak dan pelemahan ekspor komoditas tambang dan batubara.
"Mudah-mudahan defisit transaksi berjalan tidak mencapai 4% dari PDB," ungkap Mirza.

Bankir: BI Rate Bakal Naik 25bps

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekspektasi kondisi ekonomi nasional terutama dari pergerakan nilai rupiah dan neraca perdagangan membuat bankir menilai ada ruang penaikan suku bunga acuan (BI Rate).
Bank Indonesia hari ini mengagendakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang salah satunya adalah penetapan suku bunga BI Rate. Sejak naik 25 basis poin pada RDG November 2013, posisi BI Rate hingga Mei 2014 bertahan di level 7,5%.
Sebagian bankir memprediksikan BI akan menaikkan BI Rate hingga 25 bps. Pasalnya, pada Mei 2014, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menaikkan suku bunga penjamin (LPS Rate) hingga 25 basis poin (bps) menjadi 7,75%. Penaikan LPS Rate tersebut sejalan dengan tingginya suku bunga simpanan di pasar.
Baik Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia Achmad Baiquni maupun Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim sama-sama memprediksikan BI Rate akan naik pada kisaran yang sama.
"BI Rate akan naik hingga 25 bps," tutur Achmad dan Vera.
Berdasarkan publikasi data statistik moneter dan fiskal BI awal pekan lalu, suku bunga simpanan dan kredit perbankan pada April 2014 masih terus meningkat.
Rata-rata suku bunga deposito berjangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan masing-masing tercatat 8,10%, 8,35%, 8,44% dan 7,80%, meningkat dibandingkan dengan suku bunga Maret 2014 yang masing-masing sebesar 7,98%, 8,27%, 8,24% dan 7,41%.

Indeks BEI Jeda Siang (12/6/2014): 162 Saham Negatif, IHSG Turun 0,75%

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,75% ke 4.934,62  pada akhir sesi I siang ini, Kamis (12/6/2014).
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.934,59-4.965,88. Dari 496 saham yang diperdagangkan, sebanyak 79 saham menguat, 162 saham melemah, dan 255 saham stagnan.
Delapan dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia melemah dengan penurunan terbesar dialami sektor infrastruktur 1,21%.
Adapun satu-satunya sektor yang menguat adalah aneka industri dasar dan kimia 0,03%.
Indeks Bisnis 27 siang ini juga tertekan 1,04% ke 427,99. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,01% ke Rp11.811 per dolar AS.

Indeks Saham Tetap Turun 0,75% ke 4.934,62

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham melemah 0,75% ke 4.934,62 pada akhir sesi I perdagangan Kamis (12/6/2014). Investor asing mengalami net sell sebesar Rp452 miliar.
Volume perdagangan mencapai 3,20 miliar senilai Rp2,59 triliun. Melemahnya indeks seiring dengan 167 saham turun. Sedangkan 77 saham menguat dan 73 saham bergerak stagnan.
Sementara itu, indeks LQ45 melemah 0,99% ke 833.748, indeks JII melemah 0,97% ke 666.491, indeks IDX30 turun 0,13% menjadi 716.961 dan indeks ISSI turun 0,76% ke 163.68. Indeks SMinfra18 sendiri turut melemah 0,83% menjadi 341.76.
Indeks terus turun melewati level support di 4.936 dari level pembukaan di 4.963,12. Indeks tampak bergerak konsolidasi dan cenderung negatig hingga melemah 37,33 poin di akhir sesi I.
"Pasar masih menantikan pengumuman BI rate, selain itu tidak ada lagi sentimen positif yang mendukung. Pasar global juga kurang bagus ditambah jelang piala dunia mendorong perdagangan menjadi sepi. Indeks secara teknikal mengkonfirmasi trend spekulasi di level 4.812-4.975," jelas Andre Mahardika kepada INILAHCOM, Kamis (12/6/2014).
Hingga akhir sesi I, tampak semua sektor saham mengalami pelemahan. Saham sektor konsumer dan sektor infrastruktur memimpin pelemahan indeks dengan masing-masing turun 1,14% dan 1,20%.
Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain, BBRI turun Rp150 menjadi Rp10.125, ASII turun Rp100 menjadi Rp7.425 dan PGAS melemah Rp50 ke Rp5.450.
Sedangkan saham-saham yang menguat yakini, BMTR naik Rp30 menjadi Rp2.195, LINK menguat Rp125 menjadi Rp5.125 dan SUGI menguat Rp4 ke Rp441.

Harum Energy Anggarkan Belanja Modal US$10 Juta

INILAHCOM, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) menggelontorkan Capital Expenditure atau belanja modal pada tahun ini sebesar US$10 juta.
Direktur Utama HRUM, Ray Gunara mengatakan kebutuhan belanja modal bukan untuk ekspansi perseroan. "Tahun ini capex US$10 juta, untuk maintenance," ujar Ray usai RUPS di Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Sumber pendanaan belanja modal tahun ini berasal dari kas internal perseroan. Peruntukan belanja modal sebagai maintenance port, jalan yang dekat pada pertambangan batu bara. "Semua sumber belanja modal dari kas internal," katanya.
Sehingga perseroan tidak lagi melakukan peminjaman untuk memenuhi kebutuhan belanja modal. "Kita nggak melakukan pinjaman untuk capek karen kas kita ada US$200 juta," ucapnya.

RBNZ Berpotensi Naikkan Suku Bunga ke 3,25%

INILAHCOM, Hong kong - Para ekonom memproyeksikan, Bank Sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 3,25% di bulan Juni. Angka tersebut merupakan kenaikan sebesar 25 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, dalam pertemuan bulan April, pejabat Bank Sentral Selandia Baru sudah mengisyaratkan akan penguatan suku bunga acuan tersebut. Demikian mengutip dari cnbc.com.
"Secara efektif, RBNZ jadi lebih fokus pada tingkat hipotek domestik. Sudah banyak persaingan di pasar hipotek domestik di Selandia Baru yang telah mendorong harga turun," ujar Robert Rennie, Kepala Global Strategi Valuta Asing di Westpac Bank, Sydney.
Robert menjelaskan, kondisi tersebut juga akan memicu RBNZ cenderung menaikkan suku bunga acuannya lagi pada bulan Juli mendatang. Jika itu terjadi katanya, akan membuat kenaikan suku bunga terjadi selama 4 kali berturut-turut.
Sementara itu, data ekonomi Selandia Baru menunjukkan, harga konsumen meningkat menjadi 1,5% di kuartal pertama tahun 2014. Angka ini menurun dari 1,6% pada kuartal keempat tahun 2013.
"Kita memperkirakan kenaikan suku bunga acuan tahun ini bisa menguat hingga 125 basis poin. Tahun 2016 mendatang, suku bunga acuan bisa mencapai level tertingginya di 5,25%," imbuh Rennie.

BURSA HONG KONG: Jelang Jeda Siang, Indeks Hang Seng Terkoreksi 0,14%

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham Hong Kong, Hang Seng Index (HSI), bergerak melemah jelang jeda siang perdagangan Kamis (12/6/2014).
Indeks Hang Seng pada pukul 10.57 WIB atau sekitar 11.57 waktu Hong Kong berada di level 23.223,88 atau terkoreksi 0,14%. Saat pembukaan hari ini, indeks sudah melemah 0,56% ke 23.127,82.
Sampai waktu tersebut, indeks bergerak di kisaran 23.065,5 – 23.230,13. Dari 50 saham yang tercatat pada data Bloomberg, 26 menguat, 23 melemah, dan 1 stagnan.
Saat ditutup pada Rabu (11/6), indeks itu berakhir di level 23.257,29 atau melemah 0,25%.

Inilah Penopang IHSG Menguji Level 5.000

INILAHCOM, Jakarta - Laju indeks saham cenderung menguat pada perdagangan Kamis (12/6/2014). Indeks akan menguji level psikologis 5.000 sebagai level resistennya.
Analis pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko mengatakan, indeks akan berada di rentang 4.924-5.000. Namun, lanjut Stefanus, untuk menembus level psikologis tersebut cukup berat mengingat volume transaksi yang bergerak tipis.
Stefanus menjelaskan, kondisi lainnya yang dapat menghambat kenaikan indeks adalah minimnya sentimen positif menjelang piala dunia yang akan dimulai pada Jumat (13/6/2014) dini hari nanti. "Semua mata akan tertuju pada ajang sepakbola empat tahunan tersebut. Jelas berdampak pada sepinya transaksi dan saya perkirakan investor akan menahan diri," terangnya kepada INILAHCOM, Kamis (12/6/2014).
Sementara itu, Stefanus mengungkapkan, dari pasar global tampak sentimennya pun kurang bagus. Hal ini diperkuat setelah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8% tahun ini dibandingkan Januari sebelumnya sebesar 3,2%.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 8,83 poin atau 0,18% menjadi 4.963,12. Investor asing mengalami net buy sebesar Rp2,37 miliar. Volume perdagangan mencapai 69,81 juta saham senilai Rp120,56 miliar.
Untuk saham-saham yang menarik perhatian pada perdagangan hari ini, Stefanus memperkirakan, saham konstruksi akan bergerak naik yang biasanya akan diikuti oleh saham-saham properti. Apa saja saham-saham tersebut?
 
1.ASRI
Prediksi menguat menuju target di level 489. Target selanjutnya di level 500. Stoploss apabila pada penutupan berada di bawah 465
 
2.BSDE
Prediksi akan mengakhiri konsolidasinya jika mampu menguat dan menembus level 1.610. Kemudian akan bergerak menguat dengan target terdekat di level 1.650. Target selanjutnya di level 1.740. Stoploss jika pada penutupan berada di bawah 1.540.

Pilih Saham Tak Biasa Bagi Dividen?

INILAHCOM, Jakarta – Pembagian dividen dinilai tak berpengaruh pada pergerakan harga saham. Kecuali, saham dari emiten yang baru pertama kali atau belum terbiasa membagikan dividen.
Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital mengatakan, pembagian dividen, memang agak menolong pergerakan suatu saham. "Tapi, bagi perusahaan yang sudah terbiasa membagikan dividen, biasanya tidak berpengaruh," katanya kepada INILAHCOM.
Yuganur mencontohkan saham PT Energi Mega Persada (ENRG) yang dikabarkan akan membagi dividen. "Ini baru berpengaruh. Sebelumnya, ENRG merupakan perusahaan rugi tapi sekarang dikabarkan akan membagi dividen. Bagaimana ceritanya?" ujarnya.
Jika benar mau membagikan dividen, kata Yuganur, dalam sebulan ke depan, ENRG bisa terdongkrak hingga Rp120-an dari level Rp92 per saham saat ini. "Dalam konteks ini, baru dividen menolong karena sentimen tadinya negatif karena merupakan perusahaan rugi, menjadi positif," ucapnya.
Di antara saham-saham berdividen lainnya berasal dari grup Ciputra. "Secara teknikal, saya rekomendasikan long term buy untuk saham-saham grup Ciputra yang berdividen. Untuk jangka menengah saya rekomendasikan hold," tuturnya.
Salah satunya adalah saham PT Ciputra Properti (CTRP). Secara fundamental, kata dia, Price to Earnings Ratio (PER) CTRP di level 36 kali. Angka ini relatif mahal dengan Return on Equity (RoE) 2,6%. "Secara umum, saham-saham grup Ciputra relatif mahal dan tidak begitu profitable secara rasio. Tapi, dividen bisa menjadi pemanis sehingga harga sahamnya berpeluang terdongkrak," tuturnya.
Sementara itu, PER PT Ciputra Development (CTRA) di level 18 kali dengan RoE 9%. Target harganya, Rp1.300 untuk jangka menengah. Untuk 3-6 bulan, boleh masuk di saham-saham Ciputra. "Untuk jangka pendek, sepekan ke depan, mungkin level Rp1.150 mungkin bisa dicapai untuk CTRA," ucapnya.
Apalagi, kata Yuganur, presentase dividen terhadap kenaikan harga saham CTRA kemungkinan lebih besar dibandingkan CTRP. Sebab, faktor dividen pada CTRP belum begitu berpengaruh. "Untuk CTRP, saya rekomendasikan beli untuk medium term di Rp690 dan jika mau jual di Rp920 dalam sebulan ke depan. Saya rekomendasikan hold untuk CTRP," tuturnya.
Hanya saja, Yuganur menggarisbawahi, sektor properti sedang alami longterm down trend seiring minimnya katalis positif. Karena itu, efek dividen kemungkinan juga lebih besar pada saham PT Ciputra Surya (CTRS).
Support CTRS di Rp2.400 dan resistance Rp2.900 dalam sebulan. Secara fundamental, saham ini murah dengan PER 9,38 kali dan RoE 21%. "Saham ini sangat murah dan profitable perusahaanya. Saya kira, di grupnya, saham ini yang menjadi top topic. Saham ini punya momentum untuk bermain pendek ke menengah. Untuk jangka panjang, target CTRS bisa mencapai Rp3.300 per saham," ungkap dia.
Saham berdividen lain adalah PT Medco Energy (MEDC) dengan support di Rp3.200 dan resistance di Rp3.500 dalam sebulan. "Saya rekomendasikan beli saham MEDC baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang," tuturnya.
Sementara itu, saham PT Electronic City Indonesia (ECII) sudah turun setengah harga dari Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO). Meski sudah turun, PER-nya masih tetap mahal 24 kali dengan EoE 6%. "Jadi, saham ini mahal dan tidak profitable. Tak ada rekomendasi untuk ECII. Apalagi, laju teknikalnya tidak bisa dilihat trennya seperti apa," tandas dia.
Untuk ECII, kata dia, harus dikempit lama untuk kembali ke harga IPO, setahunan. Bagi yang punya saham ini tetap berharap saja. "ECII merupakan emiten yang menjual konsumer elektronik keluarga," tuturnya.
Akan tetapi, bagi Yuganur, saham PT Ace Hardware Indonesia (ACES) lebih menarik di sektornya dibandingkan ECII. "Memang harga saham ACES saat ini agak turun, tapi RoE besar 26% dengan PER 27 kali. Jadi, saham ini memang mahal tapi perusahaannya profitable berbeda dengan ECII yang kurang profitable," timpal dia.
Yuga merekomendasikan beli saham ACES dengan target support di Rp860 dan resistance di Rp990 dalam sebulan ke depan. "Saya rekomendasikan beli baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang," imbuh Yuganur.

Bank Sentral Korea Pertahankan Suku Bunga

INILAHCOM, Hong Kong - Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea) diproyeksikan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 2,5% pada bulan Juni. Angka tersebut menunjukkan suku bunga yang stabil selama 1 bulan dan sudah bertahan untuk yang ke-13 kalinya secara berturut-turut.
Para analis memperkirakan, Bank Sentral Korea Selatan baru akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun 2014 dan tahun 2015. "Suku bunga acuan tetap bertahan di 2,5%," ujar salah seorang pejabat media di negara tersebut. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Meski demikian, Credit Suisse mengharapkan, bank sentral lebih bersikap fleksibel. Selain itu, inflasi rendah masih menjadi kendala utama Bank Sentral Korea Selatan.
Pada Mei 2014, indeks harga konsumen naik ke level tertinggi sebesar 1,7% dalam 19 bulan, dan itu masih di bawah target 2,5 persen-3,5 persen. Sementara itu, Bank Sentral Korea Selatan memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 4% pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan 3%. Dan inflasi menjadi 2,1% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 1,3%.

Kurs Tengah BI: Rupiah Melemah 11.813/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,08% terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (12/6/2014).
Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs tengah rupiah hari ini dipatok pada level Rp11.813 per dolar AS, melemah dari kurs tengah sebelumnya Rp11.803 per dolar AS.
Jika dibandingkan dengan patokan kurs tengah Kamis pekan lalu di level Rp11.874 per dolar AS, maka kurs tengah hari ini masih menguat 0,51%
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,02% ke Rp11.812 per dolar AS pada pukul 10.24 WIB.

CPO: Harga Bergerak Melemah 0,54%

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia jelang jeda siang perdagangan Kamis (12/6/2014) kembali bergerak melemah.
Perdagangan CPO untuk kontrak Juli 2014 di Bursa Malaysia, seperti tercatat di Bloomberg, pada pukul 10.13 WIB atau sekitar 11.13 waktu Kuala Lumpur berada pada level 2.373 Ringgit Malaysia per ton.
Harga tersebut melemah 0,54% dibandingkan dengan penutupan pada Rabu (11/6) yang berakhir di angka 2.386 ringgit/ton dan terkoreksi 0,25%.
Saat pembukaan hari ini, harga CPO melemah 0,59% ke level 2.372 ringgit/ton dan sejauh ini bergerak di kisaran harga 2.371 - 2.376 ringgit/ton.

Kepala BKPM: Sistem Pemerintahan Kunci Utama Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com, MAKASSAR -- Sistem pemerintahan yang baik diyakini akan mendorong majunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada giliran berikutnya, hal tersebut akan menciptakan iklim investasi yang berkualitas baik sehingga berpengaruh pada perkembangan ekonomi suatu daerah atau negara.
"Basisnya (pertumbuhan ekonomi) adalah sistem pemerintahan yang baik," demikian Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar dalam pidato pembukaan Gelar Potensi Investasi Daerah yang digelar di Makassar, Kamis (12/6/2014).
Menurut Mahendra, selama ini industri di Indonesia berbasis pada 3 hal.
Pertama adalah berbasis pada eksploitasi sumber daya alam. Kedua, industri yang berbasis pada padat karya dan kelompok kerja dengan upah rendah. Ketiga adalah industri yang berbasis pada tingginya tingkat konsumsi masyarakat.
Mahendra mengatakan bahwa ketiga basis tersebut tidak berkesinambungan, karena sewaktu-waktu akan berhenti.

EMAS COMEX: Harga Terkoreksi 0,02%

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas di bursa Commodity Exchange (Comex)  bergerak melemah tipis pada pertengahan perdagangan Kamis (12/6/2014).
Pada pukul 10.21 WIB, pergerakan harga komoditas tersebut menyentuh level US$1.261 per troy ounce atau melemah 0,02%.
Emas Comex untuk kontrak Agustus 2014  saat pembukaan hari ini sudah terkoreksi 0,01% ke level 1.261,1  per troy ounce dibandingkan dengan penutupan pada Rabu (11/6) yang terhenti di harga US$1.261,2/troy ounce.

OBLIGASI KORPORASI: Transaksi Turun Tipis 0,13%

Bisnis.com, JAKARTA — Volume transaksi obligasi korporasi tercatat melemah tipis 0,13% pada perdagangan Rabu (11/6/2014).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip riset Debt Research Danareksa Sekuritas dan dirilis Kamis (12/6), volume transaksi obligasi korporasi kemarin tercatat Rp588,08 miliar, lebih rendah dari transaksi sebelumnya Rp588,9 miliar.
Namun jumlah tersebut di atas rata-rata transaksi harian tahun ini sebesar Rp567,36 miliar.
Adapun obligasi tenor jangka panjang di atas 15 tahun menjadi yang paling diburu.
Obligasi berkelanjutan I Siantar Top tahap I/2014 seri B tercatat menjadi obligasi korporasi teraktif dengan volume transaksi mencapai Rp354 miliar.
Posisi selanjutnya ditempati obligasi berkelanjutan I Adira Dinamika Multi Finance tahap I/2011 seri B dengan volume transaksi Rp52 miliar.
Adapun obligasi Indosat VIII tahun 2012 seri A menempati urutan selanjutnya dengan volume transaksi Rp30 miliar.

Indeks Saham Turun 0,18% ke 4.963,12

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham melemah 0,18% ke 4.963,12 pada awal perdagangan Kamis (12/6/2014). Investor asing mengalami net buy sebesar Rp2,37 miliar.
Volume perdagangan mencapai 69,81 juta saham senilai Rp120,56 miliar. Melemahnya indeks seiring dengan penurunan 52 saham. Sedangkan hanya 32 saham yang naik dan 61 saham bergerak stagnan.
Indeks terus bergerak melemah melewati level support di 4.952 dari level penutupan kemarin di 4.971,95. Indeks tampak bergerak konsolidasi dan sempat melakukan penguatan sempit meski akhirnya mengalami penurunan 8,83 poin untuk mengawali perdagangan hari ini.
Analis pasar modal, Andre Mahardika mengatakan, indeks berhasil memvalidasi indikasi rebound dan berakhir menguat 0,52% ke 4.971,95 pada penutupan perdagangan Rabu (11/6/2014). Namun, lanjut Andre, penguatan tersebut seiring dengan aksi beli investor asing yang masih relatif kecil yaitu hanya sebesar Rp65,18 miliar.
"Menguatnya indeks kemarin juga diuntungkan dengan kenaikan bursa saham Asia," terang Andre kepada INILAHCOM, Kamis (12/6/2014).
Meski demikian, masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri memicu indeks secara teknikal akan mengalami trend spekulasi. "IHSG secara teknikal mengkonfirmasi trend spekulasi di level 4.812-4.975," terangnya.
Indeks LQ45 turun 0,42% menjadi 838.52, indeks ISSI turun 0,29% menjadi 163.20, indeks JII turun 0,42% ke 670.14 dan indeks IDX30 melemah 0,43% ke 429.05. Sedangkan indeks SMinfra18 turun 0,16% menjadi 341.20.
Pada sesi pembukaan hari ini tampak semua sektor saham mengalami pelemahan. Saham sektor konsumer memimpin pelemahan indeks dengan penurunan 0,52%.
Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain, GGRM turun Rp500 menjadi Rp54.400, LPPF turun Rp275 menjadi Rp13.700 dan UNVR melemah Rp275 ke Rp30.200.
Sementara itu, pelemahan indeks tampaknya dipicu oleh melemahnya pasar saham AS dan Asia. Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh Bank Dunia dan kekhawatiran akan ketegangan yang terjadi di Irak menjadi kuncinya.
Pada penutupan perdagangan Kamis dini hari tadi, bursa saham AS turun disertai dengan melemahnya indeks Dow Jones yang harus turun lebih dari 100 poin. Indeks S&P 500 melemah 6,90 poin atau 0,35% ke 1.943,89, indeks Dow Jones turun 102,04 poin atau 0,60% ke 16.843,88 dan indeks Nasdaq melemah 6,06 poin atau 0,14% menjadi 4.331,93.
Sedangkan pada pembukaan perdagangan hari ini, bursa saham Asia turut melemah. Indeks Nikkei turun 150,68 poin atau 1% ke 14.919,57, indeks Hang Seng turun 108,79 poin atau 0,47% menjadi 23.148,50, indeks Kospi melemah 2,06 poin atau 0,10% menjadi 2.012,61 dan indeks ASX 200 turun 25,79 poin atau 0,47% menjadi 5.429,10.

Bursa Asia Bergerak Negatif

INILAHCOM, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Kamis (12/6/2014). Pasar merespon negatif terhadap langkah Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, ketegangan di Irak yang meningkat menjadi faktor pemicu lainnya. Pada penutupan perdagangan bursa saham AS Kamis dini hari tadi, melemah disertai dengan penurunan indeks Dow Jones lebih dari 100 poin. Melemahnya bursa AS telah mematahkan rekor kenaikan sebelumnya secara berturut-turut.
Indeks Nikkei turun 150,68 poin atau 1% ke 14.919,57, indeks Hang Seng turun 108,79 poin atau 0,47% menjadi 23.148,50, indeks Kospi melemah 2,06 poin atau 0,10% menjadi 2.012,61 dan indeks ASX 200 turun 25,79 poin atau 0,47% menjadi 5.429,10.
Sementara Bank Dunia telah mengumumkan kemarin, untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8%. Angka tersebut merupakan penurunan dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,2%.
Sedangkan dampak dari ketegangan di Irak mampu melemahkan pasar saham Turki yang turun lebih dari 3%. Militan Sunni melakukan penyerangan di Mosul dan menyandera sekitar 80 warga setempat. Pemerintah Turki sendiri telah menyerukan pertemuan darurat NATO dengan memberikan peringatan untuk melakukan serangan balik.
Pada penutupan perdagangan Kamis dini hari tadi, bursa saham AS turun disertai dengan melemahnya indeks Dow Jones yang harus turun lebih dari 100 poin. Indeks S&P 500 melemah 6,90 poin atau 0,35% ke 1.943,89, indeks Dow Jones turun 102,04 poin atau 0,60% ke 16.843,88 dan indeks Nasdaq melemah 6,06 poin atau 0,14% menjadi 4.331,93. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sedangkan pada pembukaan perdagangan hari ini, bursa saham Asia turut melemah. Indeks Nikkei turun 150,68 poin atau 1% ke 14.919,57, indeks Hang Seng turun 108,79 poin atau 0,47% menjadi 23.148,50, indeks Kospi melemah 2,06 poin atau 0,10% menjadi 2.012,61 dan indeks ASX 200 turun 25,79 poin atau 0,47% menjadi 5.429,10.

Saham Bumi Resources Aktif Lagi

INILAHCOM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) aktif lagi di bursa mulai sesi I perdagangan hari ini.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara perdagangan saham BUMI setelah perseroan memberikan penjelasan kemarin. Demikian mengutip keterangan resmi BEI, Kamis (12//6/2014).
Pada perdagangan Rabu kemarin, BEI menghentikan sementara transaksi saham BUMI. BEI mempertimbangkan tentang jatuh tempo pembayaran kupon obligasi milik Bumi Capital Pte Ltd. BUMI merupakan penjamin dari obligasi tersebut.
Saat mengalami suspensi kemarin, saham BUMI berada di level Rp194. Pada awal perdagangan hari ini, saham BUMI berada di level Rp193 atau turun 0,5%.
 
 

Analis: Pergerakan IHSG Diwarnai Sentimen Negatif Global

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan terus bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan pantauan Bisnis, indeks dibuka melemah 0,18% ke 4.963,12. Adapun pada pukul 09.30 WIB, pelemahan indeks semakin dalam yakni 0,38% ke 4.953,25.
Sepanjang pagi ini, indeks bergerak pada kisaran 4.949,19-4.965,88. Indeks melemah setelah dua hari berturut-turut mengalami kenaikan total 1,77%.
Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai koreksi indeks yang terjadi pada pagi ini merupakan hal yang wajar.
Selain adanya aksi minor profit taking setelah penguatan sebelumnya, indeks juga terbawa sentimen negatif dari bursa global dan regional yang juga melemah pagi ini.
"Kalau dilihat, penurunan indeks lebih disebabkan oleh sentimen luar. Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan global, bursa AS yang melemah, juga regional yang turun. Kalau dari dalam negeri belum ada sentimen besar yang mempengaruhi," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/6/2014).
Untuk dalam negeri, lanjut dia, investor juga sedang menanti keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, salah satunya terkait keputusan penetapan suku bunga acuan (BI rate). Namun, hal tersebut bukan yang membuat indeks melemah pagi ini.
"Hari ini investor juga sedang wait and see, tunggu keputusan BI rate. Tapi kelihatannya BI rate masih akan tetap stabil," tambahnya.
Hingga akhir perdagangan Reza memprediksi indeks akan bergerak sideways, atau mengalami tekanan jual tipis.
Untuk level support diperkirakan berada pada 4.950 dan level resistance pada 4.990.

OBLIGASI PEMERINTAH: Transaksi Naik 57,68%, Ini 5 Seri Surat Utang Teraktif

Bisnis.com, JAKARTA — Volume transaksi obligasi pemerintah tercatat naik 57,68% pada perdagangan Rabu (11/6/2014).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip riset Debt Research Danareksa Sekuritas dan dirilis Kamis (12/6/2014), volume transaksi obligasi pemerintah kemarin tercatat Rp17,03 triliun, naik dari transaksi sebelumnya Rp10,8 triliun.
Jumlah tersebut juga di atas rata-rata transaksi harian tahun ini sebesar Rp10,21 triliun. Adapun obligasi tenor jangka pendek kurang dari 5 tahun yang paling diburu.
Obligasi seri FR0070 tercatat menjadi obligasi pemerintah teraktif dengan volume transaksi mencapai Rp3,62 triliun.
Selanjutnya, obligasi pemerintah seri FR0069 menempati peringkat kedua teraktif dengan volume transaksi Rp2,95 triliun.
Dan posisi ketiga teraktif ditempati oleh obligasi pemerintah seri FR0068 dengan volume transaksi Rp2,54 triliun.

BKPM: Ekonomi Berkelanjutan Butuh Sistem Pemerintahan Mapan

Bisnis.com, MAKASSAR - Sistem pemerintahan yang baik akan mendorong majunya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut akan menciptakan iklim investasi yang berkualitas baik sehingga berpengaruh pada perkembangan ekonomi suatu daerah atau negara.
"Basisnya adalah sistem pemerintahan yang baik." Demikian disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar dalam pidato pembukaan Gelar Potensi Investasi Daerah di Makassar (12/6/2014).
Menurutnya, selama industri di Indonesia berbasis pada 3 hal, yakni industri berbasi eksploitasi sumber daya alam, industri yang berbasis pada padat karya dan kelompok kerja dengan upah rendah, serta industri yang berbasis pada tingginya tingkat konsumsi masyarakat.
Mahendra mengatakan bahwa ketiga basis tersebut tidak berkesinambungan, karena sewaktu-waktu akan berhenti.

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Baht Terkuat, Rupiah Melemah ke Rp11.815/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang Asia ditransaksikan beragam terhadap dolar AS pagi ini, Kamis (12/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, lima mata uang terpantau menguat dengan penguatan terbesar dialami baht terhadap dolar AS sebesar 0,02%.
Adapun lima mata uang lainnya melemah dengan pelemahan terdalam dialami oleh dolar Singapura terhadap dolar AS sebesar 0,08%.
Sementara itu, rupiah termasuk mata uang yang melemah sebesar 0,05% ke level Rp11.815 per dolar AS pada pukul 09.01 WIB.

Ini yang Terjadi Kalau Pemerintah Tak Rombak APBN 2014

Jakarta -Seiring dengan perubahan asumsi makro ekonomi, pemerintah terpaksa melakukan perubahan pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Ini menjadi upaya untuk menyelamatkan negara dari posisi yang sangat buruk.
Dari skenario yang diperhitungkan pemerintah, bila APBN 2014 dibiarkan saja berjalan sampai akhir tahun, maka defisit akan mencapai 4,69% atau sekitar Rp 471,5 triliun.
Demikianlah data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang dikutip detikFinance, Kamis (12/6/2014).
Rinciannya adalah penerimaan negara turun menjadi sebesar Rp 1.528,4 triliun. Sebelumnya, diperkirakan mencapai Rp 1.667,1 triliun.
Turunnya penerimaan negara lebih disebabkan oleh setoran pajak yang tidak mencapai target. Ini terjadi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi, terutama untuk sektor-sektor yang selama ini menyumbang pajak terbesar untuk negara.
Sementara belanja negara diperkirakan mencapai Rp 1.999,9 triliun. Naik dari pagu Rp 1.842,5 triliun. Meliputi belanja pemerintah pusat yang naik menjadi Rp 1.404,9 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 594,9 triliun.
Faktor utama penyebabnya adalah lonjakan belanja subsidi energi, yaitu bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Lonjakan subsidi disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan defisit anggaran yang melebar, penambahan utang menjadi opsi selanjutnya. Utang bisa bertambah Rp 299,3 triliun yang sebelumnya sudah sebesar Rp 172,2 triliun (1,69% PDB). Sehingga total utang bisa mencapai Rp 471,5 triliun.
Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR sebelumnya telah memastikan, bawah skenario ini tidak akan dibiarkan terjadi. Alasan pertama adalah defisit 4,69% dari PDB artinya telah melanggar UU Keuangan Negara yang menetapkan batas atas defisit 3% PDB. Kedua, tentunya tidak sehat secara fiskal.
"Defisit 4,69% jelas sesuatu yang tidak mungkin diambil oleh pemerintah, karena ada pelanggaran UU. Ini pun bukan skenario yang dipilih dan akan dilanjutkan," tegas Chatib.(detik.com)

HEADLINE KORAN: Pemotongan Anggaran Dikurangi, DPR Setuju Tarif Listrik Naik Mulai Juli

Bisnis.com, JAKARTA— Usulan perubahan pemotongan anggaran belanja kementerian dan lembaga negara tahun 2014 dari Rp100 triliun jadi Rp69,9 triliun menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Kamis (12/6/2014) selain soal rencana penaikan tarif listrik dan pungutan OJK yang dinilai tidak kondusif terhadap industri pasar modal.
 
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
 
Pemotongan Dikurangi
Kementerian Keuangan mengusulkan perubahan pemotongan anggaran belanja kementerian dan lembaga negara tahun 2014 dari awalnya Rp100 triliun menjadi Rp69,9 triliun . Perubahan terjadi, antara lain, akibat penurunan target pendapatan diperkecil dari usulan awal (KOMPAS).
 
DPR Setujui Tarif Listrik Naik Mulai Juli
Kenaikan tarif listrik segera berlaku. Komisi VII DPR telah mengabulkan usulan pemerintah untuk menaikkan tarif listrik terhadap enam golongan pelanggan yang berlaku mulai 1 Juli 2014. DPR beralasan jika ditolak usulan tersebut maka anggaran pemerintah akan jebol karena anggaran subsidi energi akan membengkak (KONTAN).
 
Pungutan OJK Faktor Disinsentif Emiten
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menilai pungutan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap industri pasar modal bisa menjadi faktor disinsentif bagi emiten atau perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pungutan OJK tersebut menjadi tidak kondusif di tengah upaya meningkatkan jumlah perusahaan yang mencari sumber pendanaan di pasar modal (INVESTOR DAILY).  

Harga Emas Antam Tak Bergerak

Jakarta -Hari ini, harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak berubah dibandingkan kemarin. Ini juga menyebabkan harga pembelian kembali (buyback) stagnan.
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Kamis (12/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 530.000 per gram. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga tetap sebesar Rp 470.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 245.300.000
  • 250 gram Rp 122.750.000
  • 100 gram Rp 49.150.000
  • 50 gram Rp 24.600.000
  • 25 gram Rp 12.325.000
  • 10 gram Rp 4.960.000
  • 5 gram Rp 2.505.000
  • 4 gram Rp 2.004.000
  • 3 gram Rp 1.512.000
  • 2,5 gram Rp 1.265.500
  • 2 gram Rp 1.020.000
  • 1 gram Rp 530.000
sumber:detik.com

INDEKS BEI (12/6/2014): 8 Sektor Negatif, IHSG Turun 0,26% Pagi Ini

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,18% ke level 4.963,12 pada perdagangan Kamis (12/6/2014).
Selanjutnya, indeks terus melemah 0,26% ke 4.958,93 pada pukul 09.09 WIB. Dari 496 saham yang diperdagangkan, sebanyak 5 saham menguat, 21 saham melemah, dan470  saham stagnan.
Delapan dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia melemah dengan penurunan terbesar dialami sektor konsumer 0,55%. Adapun satu-satunya sektor yang menguat adalah agribisnis 0,16%..
Indeks Bisnis 27 juga dibuka turun 0,25% ke level 431,38. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,05% ke Rp11.816 per dolar AS.

AAA SECURITIES: Sarankan Kurangi Posisi Portofolio

Bisnis.com, JAKARTA- AAA Securities memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2014) berada pada rentang support 4.940, 4.850-4.865, dan resisten 4.990.
Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus mengatakan IHSG kemarin berhasil break resisten IHSG di 4.958, sehingga indeks terkonfirmasi membentuk wave(ii) dengan flat correction dengan estimasi peakdari wave (ii) ada di 4.975-4.990.
Sektor properti dan konstruksi kemarin menjadi motor kenaikan IHSG, bersama dengan ASII dan perbankan, sehingga IHSG akhirnya dapat ditutup menguat di atas MA-5, 20, dan 60.
Level support penting terdekat IHSG ada di 4.940, lalu di 4.865. Jika level 4.865 ini tertembus, IHSG terkonfirmasi selesai membentuk wave (ii).
"Untuk saat ini, kami masih menyarankan untuk kurangi posisi portofolio," kata Wijen dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (12/6/2014).
AAA Securities mengemukakan ada 4 saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu:
 
ICBP
Buy on weakness
ICBP meskipun telah berkonsolidasi membentuk triangle correction,ICBP juga terdapat akumulasi sejak 1 bulan terakhir. Akumulasi seperti ini biasanya akan diakhiri dengan kenaikan harga yang cukup lama. Ini sesuai skenario Elliott Wave kami yang memang memberikan indikasi bahwa ICBP harusnya menguat membentuk wave C
Buy area ideal: 10.000-10.175
Stop loss level: Di bawah 9.900
Target profit: 10.500-10.600
 
ASRI
Buy on weakness
ASRI kemarin menguat diikuti volume yang membesar, selama ASRI tidak turun di bawah 465, tampaknya ASRI masih dapat diasumsikan untuk sudah selesai wave dariwave 5. Meskipun begitu, tampaknya untuk jangka pendek, ASRI masih dapat menguji level resisten 490, sehingga, koreksi dapat dimanfaatkan untuk BoW
Buy area ideal: 474-476
Stop loss level: Di bawah 465
Target profit: 490
 
INCO
SoS
INCO kemarin terkoreksi dengan volume membesar, ini menunjukkan bahwa INCO masih berada di wave dengan target penurunan setidaknya di 3.600
Range sell ideal: 3.790-3.800. Range sell ideal: 3.790-3.800
Target turun terdekat: 3600
 
TLKM
SoS
TLKM kemarin terkoreksi dengan volume membesar, ini menunjukkan bahwa TLKM memang sedang berada di wave c. Kami melihat TLKM masih akan terus turun, mengejar target ideal wave c di 2.400, sehingga kami rekomendasikan untuk SoS dan mengurangi posisi pada TLKM
Range sell ideal: 2.480-2.510
Target turun terdekat: 2.400
 
 

EMAS ANTAM: Harga Jual Stagnan di Level Rp490.600-Rp530.000

Bisnis.com, JAKARTA — Harga jual emas batangan ritel di Jakarta dipatok stagnan pada Kamis (12/6/2014) berdasarkan acuan harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Daftar harga emas BUMN tambang tersebut pukul 08.13 WIB menyebutkan harga jual emas batangan dipatok pada level Rp490.600-Rp530.000.
Level harga Rp490.600 untuk penjualan emas batangan berukuran 500 gram, sedangkan Rp530.000 untuk emas berukuran 1 gram.
Adapun harga buyback (beli kembali) Antam juga dipatok stagnan di level Rp470.000.
Pergerakan harga emas Antam tidak sejalan dengan pasar global di bursa komoditas New York. Indeks Comex Gold Bloomberg naik US$0,003/gram ke level US$40,55/gram pada pukul 08.03 WIB.

FIRST ASIA CAPITAL: Tunggu BI Rate, IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung

Bisnis.com, JAKARTA- First Asia Capital memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2014) bergerak di level support .4930,  dan resisten 5.010.
"(IHSG) cenderung terkoreksi," kata Analis First Asia Capital David Sutyanto dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (12/6/2014).
Dikemukakan pada perdagangan hari ini, peluang penguatan IHSG akan dibayangi aksi ambil untung.
Terimbas koreksi yang terjadi di sejumlah bursa utama global, yang diperkirakan akan mempengaruhi bursa saham Asia hari ini.
"Dari domestik, pasar menanti putusan Bank Indonesia (BI) mengenai BI Rate. Diperkirakan akan ditahan pada level saat ini di 7,5%," kata David.
First Asia Capital mengemukakan ada 7 saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu:
 
  • ASII. 7.450-7.725 TB. SL 7.250
  • BBNI. 4.830-4.980 Buy. SL 4.800
  • TINS. 1.380-1.440 Buy. SL 1.350
  • LSIP. 2.190-2.280 Buy. SL 2.180
  • JPFA. 1.270-1.320 TB. SL 1.250
  • INDF. 6.800-7.000 Buy. SL 6.650
  • HRUM. 2.400-2.520 Buy. SL 2.350

Kenaikan Harga Emas Didorong Rally Paladium

INILAHCOM, London - Emas makin kokoh Rabu (12/6 WIB) seiring naiknya harga paladium yang mendekati level tertinggi sejak awal 2001. Aksimogok selama 5 bulan diAfrika Selatandan tingginya tingkat permintaan dari sektor otomotif menjadi pemicu kenaikan harga.
Sepanjang tahun in, harga paladium telah naik 20%. Pasar merasa cemas atas suplai setelah aksi mogok di Afrika Selatan terkait upah. Aksi berkepanjangan tadi telahmengurangi 40% platinum global dan menekan perekonomian domestik. Afrika Selatan adalah produsen paladium terbesar kedua dunia.
Sementara itu harga spot emas diperdagangkan flat di US$1.261 per troy ounce. Level ini cukup jauh dari level rendah 4 bulan yang US$1.240,61 yang terjadi pada pekan lalu.
Analis mengatakan, dengan harga setinggi itu, permintaan terhadap emas sedikit menurun. Investor juga tidak begitu agresif menjadi emas sebagai investasi. Pasar menunjukkan sedikit bearish. Para trader masih memantau. Jika penurunan berlanjut ke US$1.200, mereka berpendapat itu adalah saat yang tepat untuk membeli.
Hari ini emas diperkirakan akan bergerak naik ke rentang US$1.275 hingga US$1.280. namun mereka mengakui hal itu memang tidak mudah ditembus.

HP ANALYTICS: Bursa Jepang Melemah, IHSG di Kisaran 4.929-4.993

Bisnis.com, JAKARTA- HP Analytics memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2014) bergerak di kisaran 4.929-4.993.
Dalam risetnya yang diterima hari ini (12/6/2014), juga mengemukakan bursa Jepang pagi ini dibuka melemah.
"(Pelemahan bursa Jepang) seiiring penguatan yenterhadap dolar AS," tulis HP Analytics dalam risetnya.
Sementara itu, dalam laporannya Bank Duniamemperingatkan hard landing merupakanrisiko utama bagi perekonomian China.

MEGA CAPITAL (12/6/2014): IHSG Melemah Terbatas, Simak 5 Saham

Bisnis.com, JAKARTA- Mega Capital Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/6/2014) bergerak di kisaran 4.895—4.975.
"Indeks fluktuatif. Melemah terbatas," kata Kepala Riset Mega Capital Indonesia Danny Eugene dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (12/6/2014)

Kamis (12/6/2014), Investor Soroti Berita Ini

Bisnis.com, JAKARTA-  Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pasar menyoroti sejumlah berita dari dalam dan luar negeri pada hari ini, Kamis (12/6/2014).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini, mengatakan berita yang disorot pasar adalah:
 
Berita global
  • Federal budget balance Pemerintah AS menipis defisitnya menjadi US$130 miliar dari yang sebelumnya US$137,8 miliar  (Bloomberg)
  • Core machinery orders Jepang turun 9,1%, membaik dari penurunan bulan sebelumnya yang mencapai 19,1% (Investing.com)
  • Tingkat pengangguran Inggris turun hingga 6,6% (Investing.com)
Berita domestik
  • Pemerintah dan Badan Anggaran menyepakati perubahan asumsi makroekonomi dalam rapat pembahasan RAPBN Perubahan 2014: Asumsi rupiah Rp11.600, asumsi PDB 5,5% YoY, asumsi inflasi 5,3% YoY, asumsi suku bunga SPN 3m  6%, asumsi ICP US$105/ barel, dan asumsi lifting minyak mentah 818.000 barel/ hari (Bisnis Indonesia)
  • Realisasi belanja modal pemerintah pusat dalam APBN periode 1 Januari-30 April 2014 hanya senilai Rp12,9 triliun atau 7% dari pagu Rp184,2 triliun (Bisnis Indonesia)
  • Pemerintah akan mempercepat rencana penerbitan surat utang berdenominasi euro senilai US$1miliar pada akhir Juni 2014 (Bisnis Indonesia)
  • PT PLN menargetkan konstruksi pembangunan proyek PLTA Jatigede di Sumedang Jawa Barat dapat terealisasi pada akhir 2014 (Bisnis Indonesia)

Mandiri Sekuritas: IHSG Uji Resisten 4.982, Beli 5 Saham Ini

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 4.950-4.982.
Tim Riset Equity Retail Mandiri Sekuritas memprediksi indeks masih akan melanjutkan kenaikannya pada hari ini.
"Indeks memasuki fase konsolidasi dan bergerak menguat serta membentuk white marubozu. Indeks menguji resisten terdekat di 4.982," paparnya dalam riset Kamis (12/6/2014).

BURSA ASIA: Indeks MSCI Asia Pacific Turun 0,4%

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia melemah stelah bursa AS turun paling tajam dalam 3 minggu.
Indeks MSCI Asia Pacific terpantau turun 0,4% pada perdagangan Kamis (12/6/2014) pukul 09:09 waktu Tokyo atau pukul 07.09 WIB.
"Seiring bursa AS turun dari rekor tertingginya, investor yakin ini bukan pemulihan yang seharusnya terjadi," papar Andrew Wilkinson, Chief Market Analyst Interactive Brokers LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Indeks Jepang Topix turun 0,7%. Sementara itu indeks berjangka Standard & Poor's 500 sedikit berubah.

PREDIKSI KURS: BI Rate Diumumkan, Pelemahan Rupiah/US$ Mereda

Bisnis.com, JAKARTA-  Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pergerakan kurs rupiah atas dlar Amerika Serikat pada hari ini, Kamis (12/6/2014) akan dipengaruhi 2 sentimen utama.
"BI Rate ditunggu, tekanan kuat dolar masih ada," kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (12/6/2014).
Rangga mengatakan di Asia mayoritas mata uang masih melemah terhadap dolar hingga kemarin sore, dan hanya beberapa mata uang yang berhasil menguat. Termasuk rupiah.
"Hari ini keputusan terhadap BI Rate ditunggu dan diperkirakan tetap di 7,5%. Sentimen pelemahan rupiah berpeluang mereda hari ini," kata Rangga.