Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Achmad Baiquni memprediksikan akan terjadi penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan hingga 25 bps.
Sejak naik 25 basis poin pada RDG November 2013, posisi BI Rate hingga Mei 2014, bertahan di level 7.5%.
Di sisi lain, Baiquni memprediksikan penaikan BI Rate dalam RDG Juni dinilai tepat, mengingat kondisi makro ekonomi yang belum membaik serta defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang masih berlanjut.
"Saya prediksi naik 25bps, karena neraca perdagangan defisit dan LPS Rate sudah naik," ungkapnya, Rabu (11/6/2014).
Kenaikan suku bunga dana tersebut diiringi oleh peningkatan rata-rata suku bunga kredit yang naik dari 12,57% pada Maret 2014 menjadi 12,60% pada April 2014.
Pada April 2014, neraca perdagangan kembali mencapai US$1,96 miliar, padahal bulan sebelumnya Indonesia masih mencatat surplus sebesar US$0,67 miliar.
Namun, hal yang tidak bisa dihindari adalah defisit transaksi berjalan akan melebar pada kuartal II/2014 menyusul adanya defisit neraca perdagangan pada April.
Pada kesempatan terpisah, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan transaksi berjalan pada kuartal II dan III/2014 diprediksikan bakalan lebih besar dari kuartal I/2014 mengingat adanya peningkatan impor termasuk impor bahan bakar minyak dan pelemahan ekspor komoditas tambang dan batubara.
"Mudah-mudahan defisit transaksi berjalan tidak mencapai 4% dari PDB," ungkap Mirza.