korea by dewanti

Thursday, November 21, 2013

Radiant akan Bagi Dividen Rp4,8 M Besok

INILAH.COM, Jakarta - PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) akan membagikan dividen kepada pemegang saham dari perolehan laba bersih tahun buku 2012 senilai Rp4,8 miliar.
Corporate Secretary PT Radiant Utama Interinsco Tbk, Misyal A. Bahwal mengatakan keputusan pembagian dividen sebesar Rp7,5 per saham sesuai dengan persetujuan Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 28 Mei 2013 lalu.
"Pembagian dividen tunai akan dilaksanakan pada 22 November 2013 dengan total dana senilai 4,8 Miliar," katanya Misyal dalam keterangan resminya, Kamis (21/11/2013).
Pada 2012 PT Radiant Utama Interinsco Tbk membukukan pendapatan Rp1,6 triliun atau tumbuh 37% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,1 triliun. Sedangkan laba bersih perseroan mengalami peningkatan sebesar delapan kali lipat menjadi Rp28,9 miliar yang sebelumnya sebesar Rp3,2 miliar.

Rupiah Loyo, Siap-siap Subsidi BBM Bengkak Melebihi Rp 200 Triliun

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin loyo saja. Hal ini berimbas kepada banyak hal, salah satunya subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang makin bengkak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.
Dalam APBN-P 2013 total anggaran BBM subsidi itu sebesar Rp 200 triliun dengan asumsi dolar AS di kisaran Rp 9.600. Sementara hari ini dolar AS melonjak hingga tembus Rp 11.715 per dolar AS.
Dengan demikian ada selisih sekitar Rp 2.000 setiap satu dolar yang dipakai pemerintah untuk membeli (impor) minyak mentah dari luar negeri. Tahun ini pemerintah memprediksi kuota BBM subsisi mencapai 48 juta kilo liter.
"Naiknya harga BBM (subsidi) di pertengahan tahun kemarin itu tidak berpengaruh. Tidak ada gunanya. Soalnya harga beli impornya juga naik gara-gara dolar (AS) menguat," kata Pengamat Pasar Uang Farial Anwar kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Tak hanya subsidi BBM saja yang bengkak, kata Farial, tapi keseluruhan postur APBN Indonesia yang sebesar Rp 1.726 triliun juga bisa makin gemuk. Ujung-ujungnya defisit negara perdagangan RI juga makin besar.
Defisit ini yang sudah jadi alasan investor asing hengkang dari dalam negeri, kata Farial. Apabila defisit makin besar, maka semakin banyak lagi dana asing yang 'kabur'.
"Ini yang jadi masalah, maka dari itu terjadi outflow (arus dana keluar). Neraca belum membaik ini jadi problem. Eksportir juga tidak masukkan dolar ke dalam negeri. Kita ini kekeringan, tidak banyak dolar beredar di Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715. (detik.com)

Bursa Eropa Tertekan Notulen Fed dan Data China

INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa berada di area negatif pada awal perdagangan Kamis (21/111/2013). Pelemahan seiring notulen Fed dan data manufaktur China.
Indeks Stoxx Europea melemah 0,6% ke 321,04 seiring pelemahan saham peruahaan bank dan resourves. Saham Societe Generale melemah 1,4% di Paris dan saham Mediobanca SpA kehilangan 1 persen di Milan. Sedangkan saham Rio Tingo PLC merosor 0,9%.
Untuk indeks FTSE di London melemah 0,4% ke 6.652,99. Indeks DAX Jerman terhapus 0,7% dan indeks CAC di Paris keilangan 0,9% ke 4.229,08.
Data China bulan November tentang sektor manufaktur mengelami perlambatan pertumbuhan menjadi 50,4 dari 50,9 di bulan Oktober versi survei HSBC. Data ini, jauh di bawah data resmi pemerintah yang mencapai 51,4 pada bulan Oktober. Beberapa sub indeks mempengaruhi seperti menurunnya pesanan ekspor di bawah 50 sehingga memicu kontraksi.
Sentimen negatif lain adalah tentang isi noluten rapat bulan Oktober menyebutkan para pejabat bank sentral tengah mencari cara mengurangi program pembelian obligasi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sentimen ini juga yang memicu bursa Asia mayoritas berada di area negatif. Indeks Shanghai lebih rendah 0,04%, indeks Kospi melemah 1,1 persen, indkes ASX tergerus 0,3%, indeks Hang Seng kehilangan 0,5%, indeks Nikkei mampu naik 1,9%.

IHSG Anjlok, Rupiah Jeblok

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 24 poin gara-gara aksi jual yang dilakukan investor asing. Pemodal asing banyak melepas saham sampai jual bersih senilai lebih dari Rp 500 miliar.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup 11.700 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.645 per dolar AS.
Dolar sempat menguat hingga ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.725 per dolar AS. Terakhir kali dolar sampai di kisaran itu saat krisis 2008 lalu.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 30,776 poin (0,71%) ke level 4.321,322 melanjutkan pelemahan kemarin gara-gara tekanan jual yang masih tinggi. Investor asing pilih hengkang sejenak dari lantai bursa.
Tekanan jual langsung muncul lagi sejak pembukaan perdagangan. Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi yang cukup dalam.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 35,131 poin (0,81%) ke level 4.315,655 akibat tekanan jual di saham unggulan yang cukup tinggi. Untungnya indeks masih bertahan di level 4.300 meski hampir saja jatuh lebih dalam lagi.
Indeks sama sekali tidak singgah ke zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Indeks malah terus meluncur tajam hingga ke posisi terendahnya di 4.300,134.
Menutup perdagangan, Kamis (21/11/2013), IHSG berkurang 24,581 poin (0,56%) ke level 4.326,205. Sementara Indeks LQ45 melemah 5,077 poin (0,70%) ke level 722,010.
Dana asing kembali mengalir keluar lantai bursa. Transaksi asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pejualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 556,11 miliar di seluruh pasar.
Investor lokal memilih wait and see sampai ada perkembangan yang positif. Nilai dan volume transaksi hari ini lebih kecil dibandingkan kemarin.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 108.464 kali pada volume 3,336 miliar lembar saham senilai Rp 4,162 triliun. Sebanyak 83 saham naik, sisanya 167 saham turun, dan 89 saham stagnan.
Bursa Jepang jadi satu-satunya pasar modal yang menghijau sore hari ini. Bursa-bursa regional lainnya terjebak di jeratan jaring negatif.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menipis 0,85 poin (0,04%) ke level 2.205,77. 
  • Indeks Hang Seng turun 120,57 poin (0,51%) ke level 23.580,29. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 289,52 poin (1,92%) ke level 15.365,60. 
  • Indeks Straits Times berkurang 12,95 poin (0,41%) ke level 3.171,28. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Prima (LPIN) naik Rp 375 ke Rp 4.325, Mandom (TCID) naik Rp 300 ke Rp 12.000, Enseval Putra (EPMT) naik Rp 250 ke Rp 3.925, dan Indocement (INTP) naik Rp 200 ke Rp 19.200.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) naik Rp 1.150 ke Rp 27.550, Mayora (MYOR) naik Rp 950 ke Rp 28.550, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 850 ke Rp 36.85100, dan Ultra Jaya (ULTJ) naik Rp 250 ke Rp 4.550. (detik.com)

Mitra Catat Penjualan 753.608 Unit Motor

INILAH.COM, Jakarta - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) selama periode Januari-Oktober 2013 mencatat bisnis jasa distribusi dan penjualan motor Honda sebanyak 753.608 unit.
Angka tersebut naik 26% dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 600.102 unit. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan, Kamis (21/11/2013).
Di bisnis pembiayaan, perseroan mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp844 miliar atau naik 82% dari sebelumnya senilai Rp463 miliar. Sementara di bisnis penyewaan kendaraan bermotor tumbuh 85% menjadi 13.339 unit.
Sedangkan di bisnis pelumas sepeda motor, perseroan menjual oli sebanyak 51,95 juta liter atau meningkat 8% dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 47,96 juta liter.

Dolar Tembus Rp 11.700 Gara-gara Asing Dibiarkan Keluar-Masuk Seenaknya

Jakarta -Indonesia menganut hukum devisa bebas, sehingga dana asing bisa masuk dan keluar dengan bebas pula. Imbas dari hukum ini adalah nilai tukar rupiah yang dikendalikan dana asing.
Pengamat Pasar Uang Farial Anwar mengatakan, hari ini dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat sampai ke posisi Rp 11.700 per dolar AS. Pasalnya, dana asing kembali keluar dari Indonesia.
"Neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit ini jadi alasan keluarnya dana asing dari dalam negeri," katanya kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Menurutnya, Pemerintah Indonesia tidak berdaya menahan penguatan dolar karena hukum devisa bebas tadi, yang membuat dana asing bisa masuk tanpa batas waktu dan keluar sesuai kehendak mereka.
"Intinya dalam undang-undang devisa bebas itu asing diperbolehkan masuk dan keluar kapan saja tanpa ada aturan holding period. Tidak seperti di Thailand atau Singapura yang punya holding period sekitar 6 bulan, jadi (asing) tidak bisa seenaknya," jelasnya.
Saat ini, kata Farial, Indonesia sedang kekeringan dolar AS karena banyak dibawa lari ke luar negeri. Pemerintah harus mencari cara supaya asing masuk lagi ke dalam negeri dengan investasi yang menarik.
"Kita ini sekarang mengemis supaya asing masuk lagi, itu memalukan. Kita harus tergantung kepada kepentingan asing," imbuhnya.
Seperti diketahui, pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715. (detik.com)

Percuma BI Rate Naik, Dolar Terus Menguat ke Rp 11.700

Jakarta -Langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) demi membantu penguatan rupiah dinilai sudah gagal. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah malah terus menguat hingga Rp 11.700.
"Naiknya suku bunga ini tidak berpengaruh dan malah jadi beban ke masyarakat," kata Pengamat Pasar Uang Farial Anwar kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Menurutnya, yang seharusnya dilakukan bank sentral adalah mengubah kebijakan instrumen investasi yang selama ini diminati asing jadi lebih menarik lagi. Sehingga akan lebih banyak lagi dana asing yang masuk ke dalam negeri.
"Kita ini kekeringan dolar, banyak yang dibawa keluar dalam beberapa hari terakhir ini," jelasnya.
Asing membawa lari dananya ke luar dari Indonesia karena faktor fundamental, yaitu neraca perdagangan yang defisit. Farial mengatakan, selama neraca perdagangan ini tidak ada perubahan maka bisa dipastikan lebih banyak lagi dana asing yang akan keluar.
Tak hanya investor asing, para eksportir dalam negeri yang menikmati penguatan dolar saja menyimpan dananya di luar negeri. Karena memang tidak ada aturan yang mengharuskan para eksportir itu menaruh dana di dalam negeri.
"Aturannya kan hanya menyimpan dana hasil ekspor di bank dalam negeri. Tapi tidak ada aturan untuk mentransfernya ke luar negeri kan," ujar Farial.
Maka dari itu, menurutnya tidak tepat BI menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) karena hanya akan jadi beban masyarakat. Belum lagi dunia usaha yang bunga utangnya harus ikut-ikutan naik.
Ujung-ujungnya nanti harga aneka produk ikut naik karena biaya produksi perusahaan membengkak. Masyarakat jadi terkena banyak beban, sudah bunga kredit naik, harga-harga ikut naik pula.
"Bunga kita ini tertinggi di ASEAN, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura, Thailand, atau Filipina," ujarnya. (detik.com)

Dolar di Kisaran Rp 11.500 Sampai Akhir Tahun

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akan berputar di kisaran Rp 11.500 sampai akhir tahun ini. Dolar diprediksi terus menguat namun tidak akan sampai tembus Rp 12.000 seperti waktu krisis 2008.
Pengamat Pasar Uang Farial Anwar mengatakan, Bank Indonesia (BI) seharusnya sudah turun tangan untuk menahan penguatan dolar ini dengan memberikan instrumen investasi yang bisa menarik asing.
"Memang mengherankan banyak orang ini, kami pikir guncangan terhadap rupiah beberapa waktu lalu sudah selesai ternyata kembali lagi. Naiknya suku bunga (BI Rate) juga tidak berpengaruh," ujarnya kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Ia memprediksi pelemahan rupiah ini masih akan berlanjut sampai akhir tahun. Dolar AS masih akan menguat namun tidak sampai tembus Rp 12.000 seperti pada masa krisis, namun akan berputar di kisaran Rp 11.500 per dolar AS.
"Kalau mengharapkan di bawah Rp 11.500 itu sulit, karena banyak problem kita. BI naikkan suku bunga gagal, malah jadi nambah problem. Inflasi juga masih tinggi sejak pertengahan tahun. Belum lagi defisit," ujarnya.
"Harapannya tidak sampai Rp 12.000 karena dampaknya akan menganggu ke semuanya. Kalau ada yang bilang itu bagus untuk eksportir itu salah karena duit hasil ekspornya juga diparkir di luar (negeri)," tambahnya.
Menurut Farial, harus ada instrumen investasi yang lebih menarik lagi untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri. Bank sentral juga bisa mengubah kebijakan investasi yang selama ini ada jadi lebih menarik.
"Satu-satunya yang bisa membuat rupiah menguat adalah masuknya dolar (AS) ke Indonesia. BI kan bisa bikin SBI jadi lebih menarik supaya asing masuk lagi, karena kita ini sangat tergantung asing," ucapnya.
Seperti diketahui, pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715. (detik.com)

Total Harapkan Laba Bersih Tumbuh 15% di 2014

INILAH.COM, Jakarta - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mengincar laba bersih sepanjang 2014 sebesar Rp230 miliar atau naik 15% dari estimasi laba bersih tahun ini sebesar Rp200 miliar.
Perolehan laba bersih ini dapat tercapai, jika perseroan mampu membukan pendapatan 2014 sesuai proyeksinya, yakni sebesar Rp2,40 triliun. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/11/2013).
Kontrak baru pada 2014 diharapkan mencapai Rp2,40 triliun. Untuk tahun ini, TOTL berupaya membukan kontrak baru senilai Rp2,1 triliun.
Sementara untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sepanjang tahun depan sebesar Rp20 miliar sampai Rp25 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dari belanja modal tahun ini yang mencapai Rp50 miliar.

BRI Optimistis Laba Tembus Rp21,3 triliun

Bisnis.com, JAKARTA– PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. optimistis dapat meraih laba minimal Rp21,3 triliun pada kinerja 2013 dengan ditopang oleh ekspansi kredit yang tumbuh di atas rerata industri.
Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), optimistis target pertumbuhan laba pada tahun ini sebesar 15-16% dapat tercapai.
"Laba akhir tahun sesuai target, tidak boleh di bawah itu," ujarnya, Kamis (21/11/2013).
Dengan target tersebut, maka bank dengan aset terbesar kedua terbesar ini mengharapkan raihan laba sebesar Rp21,3 triliun-Rp21,48 triliun pada tahun ini. Hingga triwulan III/2013, emiten dengan kode BBRI ini telah meraih laba Rp15,2 triliun. naik 17,01% dari tahun lalu.
Namun bila dibandingkan dengan dengan kinerja yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan laba BRI sudah melambat. Pada 2012 lalu, laba bersih BRI tumbuh 22,79% menjadi Rp18,52 triliun.
Perseroan mencatatkan outstanding kredit sebesar Rp413,26 triliun pada akhir September 2013, tumbuh 30% dari tahun sebelummya. Sementara itu dana pihak ketiga tumbuh 21,87% menjadi Rp454,73 triliun.
Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat Rp30,3 triliun atau naik sebesar 16,6% dari tahun lalu. Adapun margin bunga bersih masih bertengger di level 8,25% jauh lebih tinggi dari rerata industri yang berada pada level 5,5%.

Generasi Prima Jual Saham LCGP Senilai Rp25,02 M

INILAH.COM, Jakarta - PT Generasi Prima Sakti menjual 91 juta sahamnya di PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) senilai Rp25,02 miliar.
Transaksi penjualan saham ini terjadi pada 19 November 2013 dengan harga Rp275 per saham. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/11/2013).
Adapun penjualan saham ini dengan tujuan investasi sementara. Dengan begitu, maka PT Generasi Prima Sakti sekarang hanya memiliki 3,89 miliar saham atau setara dengan 69,13% dari keseluruhan saham.

Potensi IHSG Turun ke 4.200, Tunda Akumulasi Saham

INILAH.COM, Jakarta - IHSG diprediksi berpotensi melemah hingga kisaran 4.200-4.250 jika support di 4.284 gagal bertahan. Pemodal disarankan menunda akumulasi saham.
Pada sesi pertama perdagangan Kamis (21/11/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 35,13 (0,81%) ke posisi 4.315,655. Level terendah 4.306,284 dan tertinggi 4.338,149.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, merebaknya kekhawatiran pasar tentang kemungkinan terjadinya tappering, kembali membuat Dow Joes Industrial Average (DJIA) terkoreksi 66,21 poin (0,41%). "Dow Jones ditutup pada level 15.900,82," kata dia di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Koreksi tersebut, lanjut dia, memberikan signal negatif karena penutupan pada level 15.900,82, indeks DJI ditutup di bawah suport pertama di 15.943. "Meskipun penutupan tersebut adalah sebuah signal negatif, tapi kita sebaiknya juga harus melihat pada fakta," ujarnya.
Fakta, dia menegaskan, bahwa pada 4 signal bearish terakhir, indeks ini malah rebound, melanjutkan tren naik pada sehari setelahnya. "Signal negatif memang merupakan ancaman, tapi bisa saja merupakan peluang," papar dia.
Lebih jauh Satrio menjelaskan, kemarin, IHSG ditutup dengan signal negatif setelah gagal bertahan di atas kisaran support 4.358-4.571. IHSG masih berhasil ditutup di atas support kedua di 4.350.
"Akan tetapi, dengan tekanan jual pemodal asing yang kembali muncul, sepertinya IHSG hari ini lebih cenderung untuk bergerak turun dan menembus support pertama di 4.330, dan menguji support kedua di 4.284," papar Satrio.
Pada pekan lalu, lanjut dia, IHSG sempat memberikan signal positif ketika berhasil mencetak level tertinggi di atas resisten 4.403. "Signal positif tersebut akan tepatahkan jika IHSG kemudian bergerak turun di bawah support 4.284," tuturnya.
Menurut Satrio, IHSG bakal memiliki potensi koreksi hingga kisaran 4.200-4.250 jika support di 4.284 gagal bertahan. "Pemodal sebaiknya menunda posisi akumulasi hingga IHSG telah melewati fase bottoming, atau setidaknya telah mencapai support yang kuat," imbuhnya.

Total Bidik Pendapatan Rp2,1 T di Tahun Ini

INILAH.COM, Jakarta - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) meproyeksikan pendapatan sepanjang 2013 sebesar Rp2,10 triliun.
Perseroan, hingga kuartal ketiga sudah memperoleh sebesar Rp1,7 triliun. Sementara laba bersih pada akhir tahun ini diharapkan mencapai Rp200 miliar atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp176 miliar. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/11/2013).
Pendapatan tersebut bergantung dari perjanjian antara pemberi kerja, subkontraktor dan perseroan. Setiap tahun, perseroan selalu menargetkan peningkatan laba bersih sebanyak 15%.
Sedangkan untuk perolehan kontrak baru selama satahun ini, perseroan berestimasi dapat mencatatkan kontrak baru sebanyak Rp2,10 triliun. Lalu, untuk belanja modal tahun ini perseroan sudah menghabiskan Rp40 miliar sampai Rp50 miliar.
Tercatat, pendapatan perseroan hingga kuartal ketiga 2013 sebesar Rp1,73 triliun atau naik 27% dari perolehan tahun lalu sebesar Rp1,36 triliun dan laba bersih naik 12% menjadi Rp151 miliar dari sebelumnya sebesar Rp135 miliar.

BUMN Ini Bangun Bandara Baru di Timor Leste Rp 670 Miliar

Jakarta -Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kontruksi asal Indonesia, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil memenangkan tender pembangunan proyek bandara baru di Timor Leste. Proyek ini ditaksir bernilai US$ 67 juta atau setara Rp 670 miliar.
"Kita baru dapat tender baru dan sudah diumumkan. Kita akan ada pembuatan lapangan terbang senilai US$ 67 juta," ucap Direktur Utama Waskita Karya M Choliq di sela BUMN Marketing Club di Kantor Pusat RNI Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Nantinya Waskita Karya akan membangun runway hingga terminal baru di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia ini. Proyek ini nantinya dibiayai oleh Pemerintah Timor Leste.
"Timor leste akhir bulan signing kontrak. Kita bangun landasan plus terminal. Itu terminal kecil. Nggak kayak Bali," sebutnya.
Untuk perolehan kontrak baru perseroan, Choliq menjelaskan pihaknya telah memperoleh Rp 11 triliun hingga akhir Oktober 2013.
"Sampai akhir tahun tercapai Rp 16 triliun. Sementara di RKAP itu Rp 17 triliun," jelasnya. (detik.com)

Terpangkas 35 Poin, IHSG Nyaris Jatuh ke 4.200

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 35 poin akibat tekanan jual di saham unggulan yang cukup tinggi. Untungnya indeks masih bertahan di level 4.300 meski hampir saja jatuh lebih dalam lagi.
Membuka perdagangan, IHSG berkurang 30,776 poin (0,71%) ke level 4.321,322 melanjutkan pelemahan kemarin gara-gara tekanan jual yang masih tinggi. Investor asing pilih hengkang sejenak dari lantai bursa.
Tekanan jual langsung muncul lagi sejak pembukaan perdagangan. Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi yang cukup dalam. Sektor aneka industri masih bisa menguat.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (21/11/2013), IHSG terpangkas 35,131 poin (0,81%) ke level 4.315,655. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 7,353 poin (1,01%) ke level 719,734.
Indeks sama sekali tidak singgah ke zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Indeks malah terus meluncur tajam hingga ke posisi terendahnya di 4.306,284.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 62.602 kali pada volume 1,808 miliar lembar saham senilai Rp 2,265 triliun. Sebanyak 62 saham naik, sisanya 156 saham turun, dan 88 saham stagnan.
Pergerakan bursa-bursa di Asia masih sama seperti pagi tadi, kebanyakan di zona merah dan hanya satu yang menguat. Bursa saham Jepang menguat sendirian dengan poin yang cukup tinggi.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 23,11 poin (1,05%) ke level 2.183,50. 
  • Indeks Hang Seng melemah 155,89 poin (0,66%) ke level 23.544,97. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 209,24 poin (1,39%) ke level 15.285,32. 
  • Indeks Straits Times turun 14,91 poin (0,47%) ke level 3.169,32. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Multi Prima (LPIN) naik Rp 450 ke Rp 4.400, Mandom (TCID) naik Rp 350 ke Rp 12.050, Enseval Putra (EPMT) naik Rp 250 ke Rp 3.925, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 150 ke Rp 6.700.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) naik Rp 1.000 ke Rp 27.700, Mayora (MYOR) naik Rp 900 ke Rp 28.600, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 600 ke Rp 37.100, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 350 ke Rp 12.550. (detik.com)

Dolar Tembus Rp 11.715, Tertinggi Sejak 2008

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat cukup tinggi sampai menembus Rp 11.715. Dolar belum pernah sampai setinggi ini sejak krisis ekonomi 2008 lalu.
Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Kamis (21/11/2013), pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715.
Hingga pukul 11.10 WIB dolar sedikit menjinak dan berada di posisi Rp 11.700. Dolar sempat juga berputar di level Rp 11.700-an ini saat krisis ekonomi 2008 lalu.
Sementara di situs resmi PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dolar AS dijual di Rp 11.745 per dolar AS dengan harga beli Rp 11.695 per dolar AS.
Sedangkan di situs resmi PT Bank Mandiri Tbk, dolar dijual lebih mahal lagi yaitu sebesar Rp 11.782 per dolar AS. Harga belinya Rp 11.668 per dolar AS. (detik.com)

Bursa Asia Tertekan Sentimen Fed dan Data China

INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia bergerak lebih rendah pada perdagangan Kamis (21/11/2013). Investor terpukul dengan isi notulen rapat Fed dan melambatnya data manufaktur China.
Bursa Asia merespon negatif beredarnya isi noluten rapat bulan Oktober menyebutkan para pejabat bank sentral tengah mencari cara mengurangi program pembelian obligasi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Mereka memperkirakan situasi pasar kerja AS akan membaik dalam beberapa bulan mendatang. Mereka juga menekankan suku bunga jangka pendek akan tetap rendah untuk waktu yang lama. Hal ini setelah mengakhiri stimulus moneter senilai US$85 miliar per bulan.
Dengan sentimen tersebut yen melemah sehingga memberi dorongan kepada indeks Nikkei untuk mendapatkan kenaikan 1,6%. Indeks ASX di Sydney turun 0,25, indeks Kospi kehilangan 0,9%. Demikian mengutip marketwatch.com.
Indeks juga tertekan data manufaktur China bulan November hasil survei HSBC yang melambat 50,4 dari 50,9 di bulan Oktober. Hal ini menekan indeks Hang Seng melemah 0,5%, indeks Shanghai tergerus 0,6%.
Notulen rapat The Fed juga melemahkan bursa AS pada perdagangan Rabu (20/11/2013). Indeks Dow Jones melemah 0,45, indeks Nasdaq kehilangan 0,3% dan indeks S&P turun 0,4%.

Apac Centertex (MYTX) Tambah 1,04 Miliar Saham Di Anak Usaha

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil, PT Apac Citra Centertex Tbk. (MYTX), menambah 1,04 miliar saham di anak usahanya, PT Apac Inti Corpora, melalui mekanisme konversi utang menjadi saham.
Berdasarkan keterangan tertulis yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Manajemen Apac Citra Centertex menjelaskan Apac Inti Corpora memiliki utang kepada perseroan sebesar US$9 juta. Adapun per 14 November 2013, keduanya telah menandatangani perjanjian konversi utang.
"Dengan konversi utang menjadi saham, maka jumlah saham kami di Apac Inti Corpora menjadi 45,2% atau 6,85 miliar saham dari 5,81 miliar," katanya seperti dikutip Bisnis, Kamis (21/11/2013).
Dia menjelaskan, konversi utang itu dilakukan sebagai pelaksanaan syarat restrukturisasi fasilitas kredit anak usahanya dari PT.Bank Mandiri Tbk. (BMRI).
"Anak usaha kami telah mendapat persetujuan restrukturisasi kredit dari Bank Mandiri, salah satu syaratnya adalah melakukan konversi utang pemegang saham sebesar US$15 juta menjadi saham di Apac Inti Corpora selambat-lambatnya akhir tahun ini," tuturnya.

Saatnya Pergi Dari Bursa Saham?

INILAH.COM, Jakarta - Bagi investor yang memiliki potensi penyakit jantung, kinilah waktunya bagi mereka untuk mengalihkan dananya ke deposito atau obligasi. Sebab, dalam beberapa hari ke depan ada beberapa kejadian yang kemungkinan besar akan merontokan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Salah satunya adalah rencana pemotongan dana stimulus oleh The Fed, akhir tahun ini. Jika itu terjadi, hampir bisa dipastikan dana jangka pendek (hot money) akan hengkang dari Indonesia. Hal lainnya adalah aksi window dressing (mempercantik port folio) oleh manajer investasi (MI). Ada kemungkinan MI akan mengalihkan dananya dari bursa ke investasi lain yang masih bisa memberikan untung besar.
Yang juga harus menjadi perhatian investor adalah pelambatan pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan uang ketat. Kenaikan BI rate ke level 7,5% mau tak mau akan berdampak pada kinerja emiten, terutama sektor keuangan, konsumsi, dan infrastrktur. Sejumlah analis memperkirakan, hingga akhir tahun ini kinerja emiten hanya tumbuh 20%-22%. Bahkan tahun depan laba bersih emiten diperkirakan hanya akan tumbuh 15% - 18%.
Makanya, IHSG yang pekan ini berada di level 4.390-an, diperkirakan akan longsor ke level 4.200-an di akhir tahun. Artinya, dalam stau dua bulan ke depan indeks berpeluang melemah sekitar 3,8%. "Jangan harap indeks di akhir tahu akan tembus level 5.000. Paling banter hanya 4.750," ujar Wilson Sofan, Kepala Riset Reliance Securities.
Betul, perkiraan itu bersifat umum atau rata-rata industri. Artinya, tidak tertutup kemungkinan beberapa saham harganya bisa jatuh lebih dalam lagi. Tak, jika investor jeli memilih saham, justru mereka bisa menikmati gain besar. Itu sebabnya, Wilson lebih merekomendasikan saham-saham defensif seperti saham dan infrastruktur. "Tapi yang penting, jangan lupakan fundamentalnya," ujar Wilson.

Dolar Makin Liar, Rupiah Tembus Rp11.700/US$

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan 'liar' dolar Amerika Serikat atas rupiah ternyata terus berlangsung,  seperti terjadi pada hari yang menembus level Rp11.700 per dolar AS.
Dari data Bloomberg Dollar Index rupiah per dolar As pada pk. 07.19 WIB bertengger di angka Rp11.720 atau naik 0,51% dibandingkan penutupan kemarin. Rupiah makin lemah pada pukul 07.23 WIB Rp11.725 per dolar AS. Pada pk. 07.28 menjadi Rp11.713 per dolar AS.
Pada pk. 08.43 WIB  menjadi Rp11.718 per dolar AS atau menguat 0,5% dibandingkan penutupan kemarin yang bertengger di level Rp11.660 per dolar AS.
Rupiah sebelumnya hanya bertengger di  kisaran Rp11.600 per dolar AS. Namun kondisinya menjadi makin tertekan pasca hari ini Fed Open Market Committee (FMOC) mengemukakan putusan pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve pada 29-30 Oktober 2013.
Beberapa poin putusan yang dipaparkan di antaranya jika kondisi ekonomi terjamin baik,  maka FOMC bisa memutuskan untuk mengurangi belanja obligasi pada salah satu pertemuan mendatang.
Sementara itu, para pembuat kebijakan FOMC dijadwalkan melakukan pertemuan pada 17-18 Desember 2013

KDB Daewoo Securities: IHSG Mixed dengan Kecenderungan Turun

Jakarta -Pada perdagangan Rabu (20/11) Indeks Dow Jones ditutup turun 66,21 poin (-0,41%) ke 15.900,82 di tengah rilisnya the Fed minutes yang menunjukkan bahwa bank sentral berharap kondisi ekonomi AS dapat mendukung pembelian aset bank sentral dalam beberapa bulan mendatang.
Minyak light sweet diperdagangkan di level US$ 94 per barel di New York di tengah spekulasi bahwa the Fed akan mengurangi stimulus ekonomi di AS.
IHSG kemarin (20/11) ditutup turun 47,55 poin (-1,08%) ke 4.350,79 dengan asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 197 miliar dengan saham yang paling banyak dijual a.l. PGAS, SMGR, BMRI, TLKM, dan INTP.
Mata uang Rupiah terdepresiasi 11.660 per Dollar AS. Secara teknikal, penurunan IHSG membuat stochastic deathcross, dimana MACD memberikan sinyal uptrend dan PSAR yang masih downtrend, volume juga ikut melemah.
Pada perdagangan hari ini (21/11/2013) IHSG diperkirakan akan mengalami sentiment mixed dengan kecenderungan turun dan bergerak di kisaran 4.191-4.498 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. ASSA, HRUM dan INKP. (detik.com)

Sucorinvest: Diperkirakan IHSG Melemah

Jakarta -Kemarin IHSG melemah dan ditutup minus 48 poin pada 4351 dipimpin oleh saham semua sektor kecuali perkebunan di tengah-tengah penurunan index bursa global, penurunan IDR/USD dan JP Morgan bersikap bearish terhadap prospek harga saham lokal pada tahun depan.
Investor asing kemarin sebagai net seller sebesar Rp 198 miliar. Hari ini secara teknikal kami perkirakan IHSG melemah berfluktuasi pada kisaran 4313-4371 dengan pertimbangan: indikator KO: dx, muncul candle bearish engulfing dan penurunan index kemarin diikuti dengan peningkatan volume.
Kemarin index bursa Eropa ditutup menguat di tengah-tengah laporan bahwa ECB sedang mempertimbangan suku bunga negatif. Kemarin bursa Wall Street ditutup melemah setelah catatan FOMC indikasikan FED mungkin bisa memulai pengurangan stimulus pada beberapa bulan mendatang.
Pagi ini bursa Asia dibuka melemah setelah catatan FOMC indikasikan FED akan mulai mengurangi stimulus pada beberapa bulan mendatang. (detik.com)

OSO Securities: IHSG Bergerak Datar Cenderung Melemah

Jakarta -Perdagangan kemarin (20/11) IHSG terkoreksi cukup dalam sebesar 1,08% di level 4,350.78 seiring dengan bursa global yang melemah. Tekanan jual yang cukup besar membuat IHSG harus berakhir di zona negatif walaupun sempat menguat di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, pidato Gubernur The Fed, Ben Bernanke kemarin yang menyatakan tetap mempertahankan program stimulus tidak mampu mengangkat IHSG. Hampir semua indeks sektoral mengalami koreksi kecuali sektor agriculture yang mengalami penguatan sebesar 0.16%. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 197 miliar.
Semalam bursa Wall Street kembali melanjutkan pelemahan. Indeks Dow Jones melemah 0,41% ke 15,900.82, Indeks S&P turun 0,36% menjadi 1,781.37 dan indeks Nasdaq juga mengalami pelemahan sebesar 0,26% ke 3,921.27. Para investor melanjutkan aksi jual saham yang membuat tekanan pada bursa Wall Street.
Rilisnya data seperti retail sales yang mengalami kenaikan menjadi 0.4% MoM atau di atas estimasi 0.1% MoM, hal tersebut kembali memunculkan ekspektasi mengenai pemangkasan terhadap program stimulus.
Namun data tersebut diimbangi dengan keluarnya data deflasi AS pada Oktober -0.1% MoM dari perkiraan inflasi 0.1% MoM dan data existing home sales yang mengalami penurunan menjadi 5,12 juta dari sebelumnya 5,29 juta yang memungkinkan program stimulus akan dilanjutkan paling tidak beberapa bulan mendatang yang membuat penurunan pada bursa Wall Street dapat tertahan.
Pada hari ini kami perkirakan IHSG bergerak flat dengan kecenderungan melemah dan investor tengah menunggu data manufaktur China yang rilis pada hari ini. Sementara bursa Asia dibuka bervariasi.
Secara teknikal, IHSG seperti membentuk menyerupai bearish belt hold dan mendekati area middle bolingger bands. Indikator MACD bergerak turun dengan histogram positif memendek, indikator stochastic bergerak mendatar dan berada di atas area oversold. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4312-4405 resistance. (detik.com)

Tekanan Jual Masih Tinggi, IHSG Melemah 22 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 22 poin melanjutkan pelemahan kemarin gara-gara tekanan jual yang masih tinggi. Investor asing pilih hengkang sejenak dari lantai bursa.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.700 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.645 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG melemah 47,550 poin (1,08%) ke level 4.350,786. Sedangkan Indeks LQ45 jatuh 10,920 poin (1,48%) ke level 727,087.
Membuka perdagangan, Kamis (21/11/2013), IHSG berkurang 30,776 poin (0,71%) ke level 4.321,322. Indeks LQ45 turun 7,521 poin (1,00%) ke level 719,566.
Tekanan jual langsung muncul lagi sejak pembukaan perdagangan. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun kena koreksi yang cukup dalam, kompak di zona merah.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terkoreksi 36,563 poin (0,84%) ke level 4.314,223. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 8,965 poin (1,23%) ke level 718,122.
Kemarin IHSG jatuh 47 poin terkena tekanan jual yang cukup intens dilakukan oleh investor asing. Delapan sektor jadi sasaran aksi jual, hanya dua yang masih bisa menguat.
Semalam Wall Street berakhir negatif setelah adanya kemungkinan The Federal Reserve mulai mengurangi program stimulusnya dalam beberapa bulan ke depan.
Bursa-bursa di regional rata-rata dibuka negatif pagi ini, hanya bursa saham Jepang yang masih bisa menguat. Investor Asia berhati-hati dalam transaksi karena banyak sentimen negatif yang beredar.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 14,84 poin (0,67%) ke level 2.191,77. 
  • Indeks Hang Seng turun 124,98 poin (0,53%) ke level 23.575,88. 
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 281,65 poin (1,87%) ke level 15.357,73. 
  • Indeks Straits Times berkurang 24,86 poin (0,78%) ke level 3.159,37.
sumber: detik.com

Harga Emas Antam Turun Terus Sejak Awal Pekan, Kini Rp 520.000/Gram

Jakarta -Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun lagi Rp 1.000/gram setelah sehari sebelumnya juga turun Rp 1.000/gram. Harga buyback-nya malah turun Rp 6.000/gram.
Dikutip detikFinance dari data Logam Mulia, Kamis (21/11/2013), harga emas batangan pecahan 1 gram berada di Rp 520.000/gram dibandingkan posisi kemarin Rp 521.000/gram.
Sementara harga buyback emas batangan di Logam Mulia menjadi Rp 455.000/gram dibandingkan posisi kemarin yang berada di Rp 461.000/gram.
 
Berikut harga emas batangan yang dijual oleh Logam Mulia Antam hari ini:
  • 50 gram Rp 24.100.000
  • 10 gram Rp 4.860.000
  • 5 gram Rp 2.455.000
  • 1 gram Rp 520.000
"Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrian saja," jelas Antam dalam situsnya. (detik.com)

Tekanan Jual Masih Akan Muncul

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin jatuh 47 poin terkena tekanan jual yang cukup intens dilakukan oleh investor asing. Delapan sektor jadi sasaran aksi jual, hanya dua yang masih bisa menguat.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (20/11/2013), IHSG ditutup jatuh 47,550 poin (1,08%) ke level 4.350,786. Sementara Indeks LQ45 ditutup anjlok 10,920 poin (1,48%) ke level 727,087.
Semalam Wall Street berakhi negatif setelah adanya kemungkinan The Federal Reserve mulai mengurangi program stimulusnya dalam beberapa bulan ke depan.
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones berkurang 66,21 poin (0,41%) ke level 15.900,82. Indeks Standard & Poor's 500 turun 6,50 poin (0,36%) ke level 1.781,37. Indeks Komposit Nasdaq melemah 10,28 poin (0,26%) ke level 3.921,27.
Hari ini IHSG diperkirakan akan kembali berjalan di zona merah, apalagi setelah dapat sentimen negatif dari Wall Street. Tekanan jual masih akan melanda pasar modal Indonesia.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 244,18 poin (1,62%) ke level 15.320,26. 
  • Indeks KOSPI turun 13,46 poin (0,67%) ke level 2.003,78. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
 
Trust Securities
Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya di mana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama. Pelaku pasar juga masih menanggapi negatif penilaian lembaga OECD yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk emerging market dan banyaknya komentar negatif terhadap imbas kenaikan BI rate terhadap dunia usaha. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4408,40 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4331,61 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4350,79. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Kamis (21/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4328-4338 dan resistance 4412-4417. Berpola menyerupai three outside up di atas lower bollinger bands (LBB). MACD mencoba bertahan dari penurunannya dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic bertahan upreversal. Laju IHSG kembali gagal bertahan minimal dalam target support (4358-4383) meski sempat melampauinya memberikan gambaran bahwa potensi penguatan lanjutan IHSG masih akan terbatas dengan masih adanya aksi – aksi profit taking. Potensi suddenly reversal seperti yang kami sampaikan sebelumnya masih dimungkinkan terjadi sehingga akan membuat IHSG masih dalam zona merahnya.
 
KDB Daewoo Securities
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun -47.55 poin (-1.08%) ke 4,350.79 dengan jumlah transaksi sebanyak 9.1 juta lot atau setara dengan Rp5.2 triliun.
Pergerakan sektor-sektor IHSG a.l sektor agricultural (+0.16%), sektor basic-industries (-0.95%), sektor construction and property (-0.44%), sektor consumer goods (-0.49%), sektor finance (-1.05%), sektor infrastructure (-2.03%), sektor mining (-1.26%), sektor misc-industries (-2.67%), dan sektor trade (-0.29%).
Tercatat sebanyak 90 saham mengalami penguatan, 156 saham mengalami penurunan, 104 saham tidak mengalami perubahan dan 135 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Saham-saham yang menempati top gainers a.l. ICBP (+2.46%), AKRA (+5.88%), JRPT (+8.00%), BDMN (+1.95%), dan ULTJ (+4.35%). Sementara itu, saham-saham yang menempati top losers a.l. ASII (-2.96%), TLKM (-2.20%), PGAS (-4.08%), UNVR (-1.71%), dan BBRI (-1.92%).
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp197 miliar dengan saham yang paling banyak dijual a.l. PGAS, SMGR, BMRI, TLKM, dan INTP. Mata uang Rupiah terdepresiasi 11,660 per Dollar AS.
Secara teknikal penurunan IHSG kemarin membuat stochastic deathcross, di mana MACD memberikan sinyal uptrend dan PSAR yang masih downtrend, volume juga ikut melemah, sehingga untuk hari ini kami perkirakan IHSG akan mengalami sentiment mixed dengan kecenderungan turun. Dengan support 4,191 dan resistance 4,498. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah: ASSA, HRUM, INKP. (detik.com)

The Fed Segera Kurangi Stimulus, Wall Street Negatif

New York -Pasar saham Wall Street berakhi negatif setelah adanya kemungkinan The Federal Reserve mulai mengurangi program stimulusnya dalam beberapa bulan ke depan.
Salah satu petinggi The Fed menyatakan, langkah pengurangan stimulus ini akan dilakukan jika situasi ekonomi Amerika Serikat (AS) memungkinkan. Beberapa analis menilai bank sentral ini tidak akan lama lagi akan melakukan aksinya.
Akhirnya tiga indeks utama di bursa Paman Sam pun meluncur ke zona merah. Perdagangan berjalan cukup sepi karena banyak juga investor yang menahan diri untuk tidak bertransaksi.
"Kelihatannya sudah lebih memungkinkan, sehubungan dengan pernyataan terbaru dari beberapa anggota Fed, pengurangan stimulus ini agak lebih cepat dari prediksi pasar," kata Brad McMillan, kepala investasi pasar dari Commonwealth Financial di Waltham, Massachusetts, dikutip dari Reuters, Kamis (21/11/2013).
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones berkurang 66,21 poin (0,41%) ke level 15.900,82. Indeks Standard & Poor's 500 turun 6,50 poin (0,36%) ke level 1.781,37. Indeks Komposit Nasdaq melemah 10,28 poin (0,26%) ke level 3.921,27. (detik.com)

Kiwoom Securities: Aksi Jual Asing Beri Sinyal Negatif

Jakarta -Pasar dunia yang mixed serta melemahnya Rupiah belum dapat memberikan dukungan. IHSG terkoreksi setelah gagal bertahan di sekitar level 4,400 kemarin. Serta, terbentuknya pola bearish engulfing dan timbulnya aksi jual asing masih memberi sinyal yang negatif. Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung melemah hari ini.
 
BBKP – Rencana Right Issue
PT Bank Bukopin (BBKP) berencana mengadakan right issue untuk meraih dana senilai Rp 1.7-1.8 Triliun dengan menerbitkan saham sebanyak 2.66 miliar atau 25% saham. Bosowa sebagai pemegang 14% saham akan menambah modal sebanyak Rp 300-350 miliar dan diperkirakan dapat menjadi standby buyer terhadap saham-saham yang tidak terserap.
 
BUMI – Rencana pembayaran utang
Manajemen PT Bumi Resources (BUMI) menargetkan dapat melakukan pembayaran utang sebesari US$ 700 Juta hingga US$ 1 Miliar tahun depan, menurunkan posisi utang hingga mencapai US$ 2 Miliar pada akhir 2014. Pada akhir September lalu total utang BUMI tercatat mencapai US$ 4.22 Miliar. BUMI tercatat memiliki utang senilai US$ 1.79 Juta kepada Country Forest Limited (anak perusahaan China Investment Corporation - CIC) serta convertible bond senilai US$ 373 Juta. Selain itu BUMI juga tercatat memiliki bagian utang senilai US$ 100 Juta atas pinjaman yang ditarik anak perusahaan, PT Bumi ResourcesMinerals (BRMS), kepada Credit Suisse.
 
 
MCOR – Rights issue dan warran
PT Bank Windu Kentjana International (MCOR) berencana meenrbitkan saham baru dan warrant dengan target perolehan dana mencapai Rp 402 Miliar. Seluruh dana hasil rights issue dan emisi warrant akan dialokasikan untuk mendukung struktur modal hingga mencapai CAR sebesar 16% pada akhir tahun dari posisi 12.25% pada akhir September lalu. MCOR berencana menerbitkan 1.83 miliar lembar saham baru melalui proses rights issue dengan harga penawaran Rp 125 per lembar. MCOR juga akan menerbitkan 913.67 juta lembar waran senilai total Rp 173.59 Miliar dengan harga pelaksanaan Rp 190 per lembar.
 
PBRX – Rencana rights issue
PT Pan Brothers (PBRX) berencana menerbitkan 3.39 miliar lembar saham baru (52.3% saham) melalui proses rights issue dengan rasio 10:11. Harga pelaksanaan Rp 300 per lembar saham sehingga PBRX dapat meraih dana sebesar Rp 1.01 Triliun. Rencananya 60% atau Rp 606 Miliar dana hasil rights issue untuk meningkatkan kapasitas produksi anak usaha, PT Eco Smart Garment Indonesia. Sebanyak 30% untuk investasi hulu sampai hilir dan sisanya untuk modal kerja. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB dan pernyataan efektif yang dijadwalkan pada 20 Desember 2013. Apabila berlangsung sesuai jadwal, cum date ditetapkan pada 3 Januari 2014.
 
UNVR – Belanja modal 2014
PT Unilever Indonesia (UNVR) pada tahun depan akan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1 Triliun, sama dengan alokasi belanja modal tahun ini. Untuk mendanai belanja modal tahun depan, UNVR akan mengambil dari kas internal dan tidak menutup peluang bila UNVR akan mencari pinjaman dari pihak ketiga. Hingga akhir September 2013, UNVR telah menyerap Rp 800 Miliar dari total belanja modal Rp 1 Triliun. Sebanyak 90% atau Rp 720 Miliar belanja modal untuk meningkatkan kapasitas pabrik dan 10% atau Rp 80 Miliar untuk distribusi. Manajemen UNVR mengungkapkan tahun depan UNVR diyakini akan tumbuh lebih baik dikarenakan ada pemilu yang berdampak positif terhadap sektor konsumer. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: Indeks Cenderung Melemah

Jakarta -Indeks saham Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan, setelah sinyal pengurangan stimulus kembali mengemuka. Pada penutupan dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones melemah -66,28 poin (-0,42%) ke level 15.900,75. Sementara indeks regional Asia pagi ini dibuka bervariasi (mixed). Indeks Nikkei 225 di Jepang hari ini dibuka menguat +0,25% ke level 15.163,76. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan turun -0,31% ke posisi 2.025,41. Di sisi lain, harga minyak di bursa komoditas dunia berbalik menguat, setelah kemarin sempat melemah. Pada perdagangan semalam, harga minyak WTI Crude Oil naik +0,33% ke angka US$93,34 per barel. Senada dengan harga minyak, harga emas Comex di bursa komoditas New York mengalami penguatan +0,09% ke level US$1.273,40/troy ounce, pada perdagangan semalam. Dari dalam negeri, rupiah kembali melemah pasca kekhawatiran percepatan tapering oleh The Fed. Di sisi lain, kemungkinan ditariknya sebagian dana asing jika tapering jadi dilaksanakan, menjadi sentimen negatif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Melihat hal itu, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak mixed dan cenderung melemah hari ini untuk kembali berada dalam trading range 4.300-4.406. Kisaran perdagangan hari ini akan berada dalam support 4.320/4.287 dan resistance 4.396/4.440. (detik.com)

Erdikha Sekuritas: Pasar Cenderung Datar

Jakarta -Wall Street kembali melemah dan makin menjauhi level psikologis 16.000 dalam perdagangan Rabu waktu setempat setelah keluar pernyataan dari pertemuan The Fed yang menyebutkan bahwa Bank Sentral bisa saja mulai mengurangi program stimulus dalam dalam salah satu pertemuan berikutnya.
Pada perdagangan Rabu kemarin, IHSG kembali melemah dan ditutup di level 4.350,79 atau turun 47,55 poin (-1,08%) terutama akibat tekanan aksi jual, termasuk dari investor asing di beberapa saham besar. Hampir semua sektor berada di area merah, dipimpin sektor Aneka Industri (-2,67%), Infrastruktur (-2,03%) dan Pertambangan (-1,26%). Sedang satu-satunya sektor yang berhasil menguat adalah Pertanian yang naik tipis (+0,16%). Nilai Transaksi tercatat sebesar Rp.5,3 Triliun dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp.197 Miliar. Sementara kurs tengah BI atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah dan ditutup di posisi Rp 11.631 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Hari ini Bursa Indonesia diperkirakan akan cenderung datar. Faktor sentimen regional kemungkinan masih menjadi faktor yang akan mempengaruhi laju pasar. IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 4.280 - 4.420. (detik.com)

Trust Securities: IHSG Masih Betah di Zona Merah

Jakarta -Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya di mana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama. Pelaku pasar juga masih menanggapi negatif penilaian lembaga OECD yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk emerging market dan banyaknya komentar negatif terhadap imbas kenaikan BI rate terhadap dunia usaha. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4408,40 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4331,61 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4350,79. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Kamis (21/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4328-4338 dan resistance 4412-4417. Berpola menyerupai three outside up di atas lower bollinger bands (LBB). MACD mencoba bertahan dari penurunannya dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic bertahan upreversal. Laju IHSG kembali gagal bertahan minimal dalam target support (4358-4383) meski sempat melampauinya memberikan gambaran bahwa potensi penguatan lanjutan IHSG masih akan terbatas dengan masih adanya aksi – aksi profit taking. Potensi suddenly reversal seperti yang kami sampaikan sebelumnya masih dimungkinkan terjadi sehingga akan membuat IHSG masih dalam zona merahnya. (detik.com)

Waterfront Securities: IHSG Diperkirakan Mix To Low

Jakarta -IHSG pada perdagangan Rabu 20 November 2013 ditutup melemah 1,08% pada level 4350. Sektor aneka industri mengalami pelemahan terbesar. Investor asing melakukan net sell Rp197,2 miliar. Indeks di bursa Wall Street berlanjut melemah yang disebabkan oleh kecemasan adanya indikasi bahwa The Fed akan segera mengurangi stimulusnya dalam beberapa bulan mendatang seiring dengan membaiknya ekonomi. Menurut FOMC minutes pertemuan The Fed 29-30 Oktober lalu, disebutkan para pejabat The Fed memprediksi kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja akan berlanjut membaik dalam beberapa bulan mendatang. Presiden The Fed St. Louis menyatakan pengurangan program pembelian obligasi akan menjadi agenda pada pertemuan The Fed Desember mendatang, namun juga akan tergantung pada perkembangan data ekonomi dan tenaga kerja. Sementara itu data existing home sales bulan Oktober turun pada level terendah selama empat bulan terakhir karena rendahnya persediaan dan tingginya bunga KPR. Penjualan ritel naik 0,4 % dan inflasi –0,1%. Harga emas berlanjut melemah, sedangkan dollar AS menguat. Euro melemah setelah ECBmempertimbangkan akan menurunkan suku bunga deposito menjadi -0,1% dari sebelumnya 0% untuk mengatasi deflasi. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed. IHSG diperkirakan bergerak pada kisaran level 4322 — 4410. Rekomendasi saham: AKRA, BWPT, PTPP, LSIP, TLKM, SMCB, SCMA, AALI. (detik.com)

BUMI Tekan Beban Utang, Coba Lunasi Kewajiban CIC

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berupaya menekan biaya beban utangnya sekitar US$216 juta atau sekitar Rp2,51 triliun pada tahun ini.
Penghematan ini bisa dilakukan jika perseroan melunasi kewajiban utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar US$1,78 miliar. "Bila transaksi ke CIC sudah selesai BUMI dapat save interest cost sebesar US$216 juta," kata Direktur BUMI, Andrew Beckham seusai Public Expose di Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Sebelumnya perseroan menyampaikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam transaksi CIC. BUMI akan menyelesaikan utang pokok senilai US$1,3 miliar dengan menyerahkan beberapa asetnya. Yakni, 19% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC), 42%saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) dan juga melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai US$150 juta.
Namun, aksi ini masih menunggu persetujuan pemegang saham dan jika diberikan lampu hijau maka BUMI hanya memiliki utang kepada CIC sebesar US$430 miliar. Dengan sisa utang tersebut, kata Andrew, perseroan berupaya mencari pinjaman baru dari CIC dengan nilai sebesar sisa utang yakni US$430 juta. Diharapkan, utang baru nantinya memiliki tenor tiga tahun dengan bunga suku bunga antar bank London alias London Interbank Offered Rate (LIBOR) +6,7% per tahun.

Intiland Buyback Saham Senilai Rp4,52 Miliar

INILAH.COM, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) melakukan pembelian saham kembali (buyback) sebanyak 14 juta saham senilai Rp4,52 miliar.
Aksi buyback saham dilakukan perseroan pada 14 November 2013 sebanyak 3,5 juta dengan nilai Rp340 per saham. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Kemudian pada 18 November 2013 dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, membeli kembali 1 juta saham dengan harga Rp325 per saham. Kedua, membeli 2 juta saham dengan nilai Rp320 per saham.
Terakhir pada 19 November 2013 sebanyak 7,5 juta saham dengan nilai per saham Rp315. Sehingga total keseluruhan saham yang berhasil dibuyback perseroan mencapai 35,4 juta saham. Tercatat, pada penutupan perdagangan (Rabu, 20/11/2013) saham DILD bergerak stagnan yakni di level Rp310 per saham.

Penundaan Tapering Tak Tolong Rupiah

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (21/11/2013) diprediksi melemah. Ekspektasi penundaan tapering pun tak lagi dapat menolong.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, Kamis ini, rupiah kemungkinan masih melanjutkan pelemahan. Salah satunya dipicu oleh tingginya permintaan korporasi terhadap mata uang dolar AS jelang akhir November 2013.
Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan spekulator mengurangi posisi beli pada rupiah. "Karena itu, rupiah berpeluang melemah dalam kisaran 11.685 hingga 11.628 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Selain itu, lanjut Christian, masih terdapat kecemasan para pelaku pasar terhadap potensi tapering pada Januari atau Maret 2014. "Kemungkinan penundaan pengurangan stimulus pada Desember hanya berdampak minimal pada penguatan rupiah," ujarnya.
Hal itu, kata dia, seiring dengan tren pertumbuhan pasar tenaga kerja AS yang semakin membaik. "Meskipun, beberapa komentar sebelumnya dari beberapa pejabat The Fed seperti Janet Yellen, yang dalam waktu dekat akan menggantikan posisi Gubernur The Fed Ben Bernanke, mengakui meski ada kemajuan yang cukup baik pada pasar tenaga kerja tapi kondisi pasar tenaga kerja dianggap belum pulih seperti sebelum resesi," papar dia.
Lalu, Jammes Bullard juga berargumen, meski kemajuan tenaga kerja AS secara akumulatif meningkatkan peluang tapering, tapi beberapa pejabat FOMC perlu meyakinkan pasar bahwa tapering dan persepsi suku bunga terpisah.
Petinggi Fed lainnya, Eric Rosengren menggarisbawahi perbedaan posisi balansit The Fed jika tapering dilakukan pada Desember 2013 atau April 2014. "Ternyata mengundur 1-2 kuartal, hanya mengubah balansit yang minimal," ungkap dia.
Komentar ini, lanjut dia, menjadi alasan kuat mengapa The Fed memilih untuk bersikap sabar hingga akhirnya mendapatkan bukti-bukti atas laju pemulihan ekonomi AS yang lebih berkesinambungan.
Akibatnya, apapun hasil rilis notula Federal Open Market Committee (FOMC) dan komentar pejabat The Fed semalam masih tetap memicu penguatan dolar AS untuk jangka panjang. Meskipun, untuk jangka pendek bisa berdampak pada pelemahan dolar AS jika terdapat komentar yang lebih dovish (promoneter longgar). "Untuk jangka panjang, tapering tetap memicu penguatan dolar AS terhadap rupiah," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (20/11/2013) ditutup melemah 55 poin (0,47%) ke posisi 11.650/11.665 dari posisi terakhir sehari sebelumnya 11.595/11.615.
Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.650 dengan level terkuat 11.590 yang merupakan level pembukaan.

Atlas Resources Catat Liabilitas Naik 28%

INILAH.COM, Jakarta - PT Atlas Resources Tbk (ARII) menjelaskan total liabilitas perseroan pada kuartal ketiga mengalami kenaikan 28% menjadi US$197,4 juta dari 31 Desember 2012 sebesar US$154,7 juta.
Kenaikan tersebut karena meningkatnya utang usaha, beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Rabu (20/11/2013).
Sementara total aset perseroan naik 10 persen menjadi US$330,3 juta dari US$299,1 juta. Untuk pendapatan perseroan naik menjadi US$88,04 juta dari kuartal ketiga tahun 2012 sebesar US$65,7 juta.
Dengan beban pokok pendapaan sebesar US$99,6 juta maka rugi bruto sebesar US$11,5 juta dari laba bersih sebesar US$5,5 juta. Untuk rugi sebelum pajak mencapai US$17,4 juta dari rugi US$8,4 juta.
Perseroan menanggung pajak sebesar US$5,7 juta dari US$1,1 juta. Dengan demikian rugi bersih perseroan menjadi US$11,7 juta dari US$9,6 juta.

Wamenkeu Sebut 90% Indonesia Siap Hadapi Krisis Ekonomi

Jakarta -Perekonomian global masih penuh dengan ketidakpastian hingga gejolaknya sampai ke dalam negeri. Kondisi terburuk, adalah jatuhnya sistem keuangan seperti krisis ekonomi RI pada tahun 1998 dan krisis Amerika Serikat tahun 2008.
Pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menyiapkan kondisi terburuk tersebut dalam bentuk simulasi.
"Kemungkinan terburuknya pasti kan krisis 1998, ya atau seperti Amerika atau global tahun 2008, yang colaps-nya suatu sistem. Itu yang harus kita cegah dari awal, kita punya crisis management protocol yang clear, kapan kita harus mulai hati-hati, ngeluarin kebijakan," ungkap Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Ia mengatakan hasil simulasi tersebut menggambarkan bahwa negara ini siap 90% jika terjadinya krisis. Artinya ada kesiapan penuh secara fundamental ekonomi yang telah disiapkan. Sebab dari simulasi tersebut ada gambaran nyata dari masalah yang dihadapi.
"Kalau saya bilang sih yang kita miliki sudah 90% mewakili kondisi yang rill. Artinya masih ada yang perlu kita lengkapi dan perbaiki dan kita hilangkan misalkan kalau nggak perlu," sebutnya.
Bambang menyebutkan, simulasi ini adalah sandiwara yang dihitung dalam matematika. Semua sektor diibaratkan tengah dilanda hantaman krisis. Kemudian masing-masing lembaga berada di posisinya untuk melakukan kebijakan dalam cepat.
"Ini seolah-olah kita mengahadapi yang rill, mulai misalnya kemarin terjadi apa, dan harus diambil keputusan sore ini, jadi kita benar-benar simulasinya yang realtime. Iya, namanya respon cepat apa yang harus kita ambil, bukan hanya cepat, tapi cepat dan benar," kata Bambang.
Menurutnya ketika persoalan ini terjadi, tidak ada lagi yang bingung kebijakan apa yang akan diambil. Simulasi ini bisa dipraktikan ketika terjadi dalam satu atau dua tahun mendatang.
"Iya bisa, ini kan anytime kalau betul-betul ada kejadian, kita sudah harus siap, tidak mana lagi mana bukunya, apa yang harus dilakukan. Paling tidak kalau kita terlibat langsung dan kejadian itu datang, kita nggak blank, jangan ada yang disalah-salah kan," ujarnya.
Di luar itu, Bambang memastikan kondisi perekonomian domestik saat ini masih dalam tahap aman. Terlihat dari nilai tukar rupiah dan cadangan devisa.
"Masih aman, artinya misalnya rupiah masih sesuai fundamental, dan cadev kita juga tidak turun, salah satu indikator itu kan turun dalam waktu pendek. Itu kita dalam bahaya tapi kita kan masih stabil," terangnya. (detik.com)

Naik Lagi, Utang Pemerintah RI Saat Ini Rp 2.276 Triliun

Jakarta -Hingga Oktober 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.276,98 triliun. Jumlah utang ini naik naik Rp 3,22 triliun dibandingkan dengan posisi September 2013 yang sebesar Rp 2.273,76 triliun.
Bila dibandingkan dengan utang di akhir 2012 yang sebesar Rp 1.977,71 triliun, utang pemerintah di Oktober 2013 naik cukup tinggi. Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,6% hingga Oktober 2013.
Jumlah utang pemerintah dengan denominasi dolar AS hingga Oktober 2013 mencapai US$ 202,68 miliar. Turun dibandingkan utang di akhir 2012 yang mencapai US$ 204,52 miliar. Namun karena nilai tukar rupiah yang melemah, total utang pemerintah dalam rupiah menjadi besar.
Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Utang pemerintah di Oktober 2013 tersebut terdiri dari pinjaman Rp 658,37 triliun, naik dibanding akhir 2012 Rp 614,61 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.618,53 triliun, naik dibanding akhir 2012 yang sebesar Rp 1.361,1 triliun.
Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 8.241,9 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga akhir Oktober 2013 sebesar 27,6%.
 
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga Oktober 2013 adalah:
 
Bilateral: Rp 370,47 triliun
Multilateral: Rp 253,91 triliun
Komersial: 31,76 triliun
Supplier: Rp 340 miliar
Pinjaman dalam negeri: Rp 1,88 triliun
 
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
 
Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
Oktober 2013: Rp 2.276,89 triliun (27,6%)
 
Tahun ini pemerintah berencana menarik utang baru senilai Rp 215,4 triliun untuk menutupi defisit anggaran yang nilainya mencapai Rp 224,2 triliun.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bakal mengurangi proyek-proyek yang menggunakan utang luar negeri. (detik.com)