INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (21/11/2013) diprediksi melemah. Ekspektasi penundaan tapering pun tak lagi dapat menolong.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, Kamis ini, rupiah kemungkinan masih melanjutkan pelemahan. Salah satunya dipicu oleh tingginya permintaan korporasi terhadap mata uang dolar AS jelang akhir November 2013.
Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan spekulator mengurangi posisi beli pada rupiah. "Karena itu, rupiah berpeluang melemah dalam kisaran 11.685 hingga 11.628 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Selain itu, lanjut Christian, masih terdapat kecemasan para pelaku pasar terhadap potensi tapering pada Januari atau Maret 2014. "Kemungkinan penundaan pengurangan stimulus pada Desember hanya berdampak minimal pada penguatan rupiah," ujarnya.
Hal itu, kata dia, seiring dengan tren pertumbuhan pasar tenaga kerja AS yang semakin membaik. "Meskipun, beberapa komentar sebelumnya dari beberapa pejabat The Fed seperti Janet Yellen, yang dalam waktu dekat akan menggantikan posisi Gubernur The Fed Ben Bernanke, mengakui meski ada kemajuan yang cukup baik pada pasar tenaga kerja tapi kondisi pasar tenaga kerja dianggap belum pulih seperti sebelum resesi," papar dia.
Lalu, Jammes Bullard juga berargumen, meski kemajuan tenaga kerja AS secara akumulatif meningkatkan peluang tapering, tapi beberapa pejabat FOMC perlu meyakinkan pasar bahwa tapering dan persepsi suku bunga terpisah.
Petinggi Fed lainnya, Eric Rosengren menggarisbawahi perbedaan posisi balansit The Fed jika tapering dilakukan pada Desember 2013 atau April 2014. "Ternyata mengundur 1-2 kuartal, hanya mengubah balansit yang minimal," ungkap dia.
Komentar ini, lanjut dia, menjadi alasan kuat mengapa The Fed memilih untuk bersikap sabar hingga akhirnya mendapatkan bukti-bukti atas laju pemulihan ekonomi AS yang lebih berkesinambungan.
Akibatnya, apapun hasil rilis notula Federal Open Market Committee (FOMC) dan komentar pejabat The Fed semalam masih tetap memicu penguatan dolar AS untuk jangka panjang. Meskipun, untuk jangka pendek bisa berdampak pada pelemahan dolar AS jika terdapat komentar yang lebih dovish (promoneter longgar). "Untuk jangka panjang, tapering tetap memicu penguatan dolar AS terhadap rupiah," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (20/11/2013) ditutup melemah 55 poin (0,47%) ke posisi 11.650/11.665 dari posisi terakhir sehari sebelumnya 11.595/11.615.
Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.650 dengan level terkuat 11.590 yang merupakan level pembukaan.