korea by dewanti

Tuesday, June 3, 2014

Marak Borong Saham Jelang Penutupan, IHSG Melaju 30 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 30 poin setelah muncul aksi borong saham jelang penutupan perdagangan. Investor yang seharian lakukan aksi tunggu (wait and see) langsung bergerak di penghujung perdagangan.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.795 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.770 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 7,95 poin menjadi 4.920,045. Pelaku pasar masih cenderung wait and see pasca rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks bergerak mixed di awal perdagangan, sempat naik di zona hijau namun tak lama jatuh ke teritori positif hingga ke titik terendahnya di 4.896,949.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik 22,619 poin (0,46%) ke level 4.934,710 berkat aksi beli selektif investor asing di saham-saham unggulan dan lapis dua. Penguatan Indeks tak sejalan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Jelang penutupan perdagangan, aksi borong saham mulai marak. Indeks langsung melesat tinggi tepat sesaat sebelum perdagangan ditutup.
Menutup perdagangan, Selasa (3/6/2014), IHSG melaju 30,066 poin (0,61%) ke level 4.942,157. Sementara Indeks LQ45 menanjak 6,222 poin (0,75%) ke level 835,300.
Akhirnya hanya satu sektor yang ketinggalan di zona merah, yaitu sektor agrikultur. Investor asing mendominasi aksi beli saham jelang penutupan perdagangan tersebut.
Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 136,5 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 199.466 kali pada volume 5,368 miliar lembar saham senilai Rp 5,469 triliun. Sebanyak 164 saham naik, 125 turun, dan 91 saham stagnan.
Bursa di Asia menutup perdagangan dengan mix, sentimen rekor Wall Street semalam kurang diserap dengan baik oleh pelaku pasar di regional.
 
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 98,33 poin (0,66%) ke level 15.034,25.
  • Indeks Hang Seng menguat 209,39 poin (0,91%) ke level 23.291,04.
  • Indeks Komposit Shanghai menipis 0,91 poin (0,04%) ke level 2.038,31.
  • Indeks Straits Times turun 6,69 poin (0,20%) ke level 3.295,55.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.500 ke Rp 53.500, Link Net (LINK) naik Rp 600 ke Rp 3.000, Inti Bangun (IBST) naik Rp 600 ke Rp 3.800, dan Matahari (LPPF) naik Rp 425 ke Rp 14.325.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 18.000 ke Rp 1,1 juta, Fastfood (FAST) turun Rp 150 ke Rp 2.250, Bayan (BYAN) turun Rp 150 ke Rp 7.850, dan SMART (SMAR) turun Rp 150 ke Rp 6.325. (detik.com)

Jokowi vs Prabowo Ketat, Pasar Wait and See

Jakarta -Beberapa waktu lalu, lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA mengadakan survei untuk menentukan elektabilitas dua pasang capres-cawapres, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hasilnya, pilpres 9 Juli mendatang diperkirakan berjalan sengit.
Survei mereka menyebutkan bahwa elektabilitas Jokowi-JK adalah 35,42%. Sementara pasangan Prabowo-Hatta punya elektabilitas 22,75%.
"Kedua pasangan ini punya peluang menang yang sama karena masih ada 41,83% yang belum menentukan pilihan," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA, Ardian Sopa, di kantornya di Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Selasa (20/5/2014).
Hasil survei tersebut menggambarkan bahwa "pertarungan" antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta akan berlangsung sengit. Ini pun berpengaruh kepada para pelaku pasar.
Beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung melemah. Bahkan hari ini dolar diperdagangkan mendekati level Rp 12.000.
Selain respons investor atas neraca perdagangan April yang mencatat defisit US$ 1,9 miliar, ternyata ketidakpastian politik juga ikut mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Politik memang masih aman. Tapi sekarang pelaku pasar tidak tahu siapa yang akan memang di pilpres," ujar Juniman, Kepala Ekonom BII, ketika berbincang dengan detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Saat ini, lanjut Juniman, dua kandidat dinilai sudah sama kuat. Artinya, masih ada ketidakpastian seputar siapa yang akan jadi orang nomor 1 di Indonesia selama 5 tahun mendatang.
"Pasar melihat ini sebagai sebuah ketidakpastian. Jadi mereka lebih bersikap wait and see," kata Juniman.
Namun pasca pilpres, lanjut Juniman, diperkirakan akan terjadi euforia menyambut presiden baru. Pasar modal bisa jadi akan kebanjiran dana, dan itu akan memperkuat nilai tukar rupiah.
"Jadi pelemahan rupiah saat ini sepertinya hanya temporer. Saya juga tidak melihat akan ada pelemahan lebih dalam. Arahnya mungkin tidak akan sampai ke Rp 12.000 per dolar AS," kata Juniman.
Untuk hari ini, Juniman memperkirakan dolar akan diperdagangkan di kisaran Rp 11.750-11.900. Sementara untuk pekan ini, dia memperkirakan dolar berada di level Rp 11.700-11.900. (detik.com)

Grup Ciputra Bagi Dividen Rp 532 Miliar ke Pemegang Saham

Jakarta -Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Grup Ciputra sepakat untuk membagikan dividen total sebesar Rp 532 miliar. Dividen ini dibagikan dari tiga perusahaan.
Total dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham terdiri dari PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) yang mengalokasikan Rp 119 miliar, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) sebesar Rp 125 miliar, dan sisanya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sekira Rp 288 miliar.
Demikian disampaikan CEO Grup Ciputra Candra Ciputra usai RUPST Grup Ciputra, di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Ciputra World 1 Jakarta, Selasa (3/6/2014).
"Dalam rapat hari ini, pemegang saham sepakat agar Grup Ciputra dapat membagikan dividen sebesar Rp 532 miliar. Dividen itu diperoleh dari CTRA, CTRS dan CTRP," ujar dia.
Menurut Candra, pada tahun 2013 merupakan tahun gemilang bagi Grup Ciputra. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kinerja yang terbaik dalam sejarah pengembangan Perusahaan, tidak saja dari peningkatan kinerja keuangan namun juga dengan penambahan jumlah proyek yang dikembangkan yaitu sebanyak 11 proyek.
Hingga tahun 2013, CTRA secara total bersama CTRS dan CTRP telah mengembangkan 60 proyek yang terdiri dari 43 proyek perumahan dan 17 proyek komersial yang tersebar di 29 kota di seluruh Indonesia.
CTRS berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 1,26 triliun di sepanjang tahun 2013. Angka ini meningkat sebesar 20% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,05 triliun. Laba bersih CTRS juga meningkat sebesar 46% di 2013 menjadi Rp 399 miliar dari Rp 274 miliar di 2012.
Sedangkan CTRP, di sepanjang tahun 2013 berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 75% dan 40% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 826 miliar pada pendapatan dan sebesar Rp 422 miliar pada laba bersih.
Sementara itu, CTRA sebagai induk perusahaan yang mengkonsolidasikan keseluruhan kinerja Grup Ciputra, berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 5,08 triliun di 2013, atau naik 53% dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar Rp 3,32 triliun. (detik.com)

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Ditutup Naik 0,91%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong ditutup rebound pada perdagangan Selasa (3/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat naik 0,91% ke level 23.291,04, setelah penutupan hari sebelumnya, Jumat (30/5/2014) berhenti di angka 23.081,65. Tidak ada perdagangan pada Senin (2/6/2014).
Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 23.134,34 – 23.327,51. Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 39 menguat, 10 melemah, dan 1 yang stagnan.
Saham Tencent Holdings Ltd dan China Construction Bank Corp menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 1,83% dan 1,58%. Sementara itu, saham Galaxy Entertainment Group Ltd dan HSBC Holdings PLC masih terkoreksi 3,39% dan 0,24%.

Dominasi Asing di Properti RI Batasi Porsi Investor Lokal

Jakarta -Kepemilikan asing di properti Indonesia baik secara riil maupun saham masih didominasi asing. Hal ini membuat peran kepemilikan investor lokal terbatas.
Meski demikian, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, dominasi kepemilikan asing ini dinilai tak akan jadi masalah sejauh masih bisa memberikan kontribusi terhadap pemilik perusahaan setempat.
"Banyaknya asing mengurangi atau membatasi kepemilikan lokal. Tapi nggak masalah kalau porsi asing masih besar sepanjang kasih kontribusi positif untuk emitennya. Nggak masalah juga kalau asing perbesar porsi saham karena dari lokalnya nggak banyak serap saham perusahaan properti," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Menurut Reza, investor lokal masih perlu meningkatkan kepemilikan sahamnya di sektor properti agar dominasi asing bisa ditekan.
"Bedanya investor kita, terutama yang ritel dengan asing. Kalau asing lebih banyak yang untuk investasi, bertahap dia naikkan porsi sahamnya tapi kalau lokal cuma buat trading," terang dia.
Reza menambahkan, dalam industri properti juga saat ini masih didominasi asing. Namun begitu, pengembang justru tidak keberatan dengan kepemilikan ini.
"Pengembang sih enak-enak saja sepanjang mereka bisa jual beli sesuai harga yang ditawarkan. Apalagi pakai mata uang dolar itu akan lebih disenangi," kata Reza. (detik.com)

Bursa Eropa Negatif, Investor Wait and See

INILAHCOM, London - Bursa saham Eropa melemah pada awal perdagangan Selasa (3/6/2014). Investor masih wait and see menantikan pengumuman kebijakan Bank Sentral Eropa.
Pada perdagangan kemarin, bursa Eropa sempat menguat menyusul data manufaktur China yang positif. Berdasarkan data PMI China, sektor pabrik negara tersebut mengalami kinerja terbaik di bulan Mei dalam empat bulan terakhir.
Indeks FTSE di London melemah 7,88 poin atau 0,11% ke 6.856,22, indeks DAX di Jerman melemah 1,25 poin atau 0,01% menjadi 9.949,07, dan indeks CAC di Prancis turun 4,63 poin atau 0,10% ke 4.511,26.
Selain itu, indeks Stoxx 600 melemah 0,45 poin atau 0,13% ke 344.60. Data manufaktur China mendorong investor untuk lebih tertarik ke sektor pertambangan yang otomatis meningkatkan ekspor China.
Dari data ekonomi China, Purchasing Manager Indeks (PMI) naik jadi 50,8 di bulan Mei dari 50,4 di bulan April. Hal ini merupakan sentimen yang menggembirakan, karena sebelumnya turun selama tiga bulan berturut-turut.
Dengan indeks di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di sektor tersebut. Pada bulan Mei, indeks untuk output adalah 59,6, naik dari 58,2 pada bulan April. Order baru mencapai 58,8 vs 58,9 pada bulan April. Indeks kerja adalah 53,7, sama seperti pada bulan sebelumnya.
Pada minggu ini, pasar menaruh perhatian terhadap agenda penting ekonomi global lainnya. Sebut saja, pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis.
Para ekonom memproyeksikan hasil pertemuan tersebut adalah Presiden Mario Draghi akan mengumumkan langkah-langkah kebijakan baru. Sementara itu, pasar harus mempersiapkan diri untuk terjadinya penurunan suku bunga, pinjaman murah dari bank atau bahkan rencana The Fed yang akan membeli aset.
Dari Spanyol, Departemen Tenaga Kerja negara tersebut melaporkan, angka pengangguran menurun 2,39% dari bulan April sampai Mei. Angka tersebut merupakan penurunan dalam empat bulan berturut-turut. Meski masih menyisakan 4.570.000 orang yang masih belum memiliki pekerjaan.

Ini Penyebab Dolar Dekati Rp 12.000 Versi BI

Jakarta -Hari ini pergerakan rupiah terus melemah dibandingkan kemarin. Bahkan dolar sudah melewati Rp 11.800. Menurut Bank Indonesia (BI), ada sejumlah alasan yang membuat rupiah terus meemah.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penyebab utama melemahnya rupiah adalah defisit neraca perdagangan April 2014 yang mencapai US$ 1,97 miliar, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin.
"Misalnya hari ini atau kemarin (rupiah) mengalami pelemahan, itu lebih dikarenakan karena neraca perdagangan yang diumumkan April defisit 1,9 miliar," kata Agus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Mantan Menteri Keuangan dan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan, neraca perdagangan defisit di April karena tingginya impor menjelang bulan puasa.
Melihat kondisi ini, maka asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar pada APBN 2014 harus diubah dari Rp 10.500 menjadi di kisaran Rp 11.600-Rp 11.800/US$.
Agus mengatakan, di kuartal II dan kuartal III tahun ini, neraca perdagangan bakal mengalami tekanan defisit juga.
Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi pelemahan rupiah beberapa hari ini.
"Pertama defisit neraca perdagangan, lalu kondisi global yang kurang menentu, seperti tapering (off) di AS, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan kondisi politik di sejumlah negara," jelas Perry.
"BI tetap berkomitmen menjaga rupiah tetap stabil sesuai dengan kondisi fundamentalnya," ujar Perry.

Bos Indofood Jadi Ketua Asosiasi Emiten Indonesia

Jakarta -Franciscus Welirang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2014-2017. Pria yang akrab disapa Franky ini menjadi calon tunggal yang diusung para anggota AEI.
"Iya saya sudah terpilih, calon tunggal tadi. Mulai hari ini (menjabat sebagai Ketua AEI)," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) itu mengaku didukung oleh sekitar 77 perusahaan dengan suara lebih dari 20%. Untuk bisa maju sebagai salah satu calon ketua AEI, seseorang harus didukung oleh minimal 10% suara.
Menantu Liem Sioe Liong ini menggantikan Airlangga Hatarto yang telah menjabat sebagai ketua periode 2011-2014. Ada nama lain yang juga sempat muncul untuk bersaing memperebutkan kursi Ketua AEI ini.
Salah satunya adalah pengusaha nasional Sandiaga Salahudin Uno. Namun menurut Franky, suara pengusung Sandi kurang dari 10% sehingga tidak bisa maju di bursa pencalonan ketua AEI.
"Iya mungkin (Sandiaga dicalonkan), tapi kan ada prasyaratnya untuk dapat dicalonkan minimal harus 10%," jelasnya. (detik.com)

BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Melemah 0,07% Awal Perdagangan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham eropa, Stoxx Europe 600, bergerak melemah pada awal perdagangan  Selasa (3/6/2014).
Indeks Stoxx Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 345,07 atau sudah melemah tipis dibandingkan dengan penutupan pada Senin (2/6/2014) yang berhenti di angka 345,08 dan naik 0,24%.
Pada pukul 14.05 WIB atau sekitar 08.05 waktu London, indeks tersebut menyentuh angka 344,84 atau terkoreksi 0,07%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, terdapat 264 saham yang bergerak menguat, sedangkan 293 melemah, dan 43 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu lalu cenderung fluktuatif. Koreksi hanya terjadi pada Rabu (28/5/2014) yakni sebesar 0,05%, dan  Jumat (30/5/2014) yakni 0,07%.

BURSA SELANDIA BARU: Indeks NZX Ditutup Turun 0,38%, NZX50 Melemah 0,28%

Bisnis.com, JAKARTA -- Bursa Selandia Baru ditutup melemah pada perdagangan Selasa (3/6/2014).
Indeks NZX Ordinaries hari ini ditutup pada level 1.058,64 atau terkoreksi 0,38% dibandingkan dengan akhir perdagangan Jumat (30/5/2014) yang berhenti di angka 1.062,67 dan melemah 0,14%. Tidak ada perdagangan pada Senin (2/6/2014).
Dari 114 saham yang ada, sebanyak 30 saham menguat, 44 saham menurun, dan 40 stagnan. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di kisaran harga 1.057,55 hingga 1.062,67.
Sementara itu, indeks NZX 50 juga berakhir melemah 0,28% ke level 5.164,12 setelah dibuka di angka 5.178,43 Sepanjang perdagangan hari ini indeks itu bergerak di kisaran 5.158,07 hingga 5.182,92.
Saham Fisher & Paykel Healthcare Corp Ltd dan Xero Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi 3,26% dan 2,66%. Sementara itu, saham Telecom Corp of New Zealand Ltd dan Fletcher Building Ltd masih naik 1,12% dan 0,67%.

INDEKS MSCI ASIA PACIFIC: Naik 0,4% Terdongkrak Data Manufaktur China

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia menguat, melanjutkan level tertingginya dalam 6 bulan, seiring kekhawatiran perlambatan ekonomi berkurang.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% ke level 143,08 pada perdagangan Selasa (3/6/2014) pukul 14.19 waktu Hong Kong atau pukul 13.19 WIB.
"Sektor manufaktur menguat dan ini bisa menjadi landasan pertumbuhan di China," ujar Sean Fenton, Tribeca Investment Partners Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (3/6/2014).
Saham Cosco Pacific Ltd naik 4,1%, KCC Corp melonjak 11%. Sementara itu saham Daio Paper Corp turun 7,1%.
Indeks Hong Kong Hang Seng naik 0,6%, Hang Seng China Enterprises Index of mainland shares naik 0,8%, China's Shanghai Composite naik 0,1%, indeks Singapura Straits Times turun 0,3%, indeks Korea Selatan Kospi naik 0,3%.
Selanjutnya, indeks Jepang Topix naik 0,7%, indeks Taiwan Taiex naik 0,5%, indeks Thailand SET naik 0,8%, indeks India BSE S&P Sensex naik 0,2%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,7%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,3%.

BURSA KOREA: Indeks Kospi Ditutup Menguat 0,33%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (3/6/2014).
South Korea KOSPI Index pada akhir perdagangan hari ini menyentuh level 2.008,56 atau menguat 0,33% dibandingkan dengan penutupan pada Senin (2/6/2014) yang  naik 0,35% ke level 2.002.
Sepanjang hari ini, indeks itu bergerak di kisaran 1.990,72 hingga 2.008,56. Dari 762 saham yang terdaftar di data Bloomberg, 278 menguat, 413 melemah, dan 71 stagnan.
Saham Samsung Electronics Co Ltd dan Samsung Life Insurance Co Ltd menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 1,03% dan 3,94%. Sementara itu, saham STX Corp/Korea anjlok 84,49% dan POSCO turun 1,7%.

BURSA JEPANG: Nikkei 225 Ditutup Naik 0,66%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Selasa (3/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini naik 0,66% ke level 15.034,25, setelah pada Senin (2/6/2014) berhenti di angka 14.935,92 dan melejit 2,07%.
Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 15.026,01 dan 15.091,5.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 160 saham menguat, sedangkan 51 saham melemah dan 14 saham stagnan.
Saham Fast Retailing Co Ltd dan SoftBank Corp menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 1,48% dan 1,84%.
Sementara itu, saham Terumo Corp dan Nitto Denko Corp melemah 1,7% dan 1,06%.

Wilmar Raih Laba Bersih Rp64,5 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) per 31 Desember 2014 membukukan penjualan bersih sebesar Rp2,5 triliun. Untuk laba bersih mencapai Rp64,8 miliar.
Pada periode tersebut, penjualan perseroan naik 125,3% dari tahun 2012 sebesar Rp1,1 triliun. Kenaikan tersebut merupakan kontribusi dari meningkatnya penjualan domestik dan penjualan ekspor. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (3/6/2014).
Peningkatan penjualan bersih banyak mendapat dukugnand ari aktivitas pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Selain itu juga dari penjualan di pasar domestik dan ekspor. Perseroan juga telah mengurangi banyak aktivitas jasa olah atau maklon CPO.
Sedangkan laba bersih emiten bidang minyak nabati ini, naik 11,1 persen menjadi Rp64,8 miliar dari Rp58,3 miliar. Peningkatan laba ini karena peningkatan penjualan CPO dan PK di tahun lalu.
Untuk total aset perseroan menjadi Rp528,2 miliar atau naik 14 persen dari Rp463,4 miliar. Hal ini karena terjadi peningkatan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Jokowi vs Prabowo Ketat Jadi Penyebab Dolar Dekati Rp 12.000

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Hari ini, dolar diperdagangkan mendekati Rp 12.000.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pelemahan rupiah memang sudah terjadi beberapa waktu lalu. Salah satu faktor penyebabnya adalah persaingan ketat antar pasangan capres-cawapres yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Rupiah melemah sejak pilpres makin ketat. Dua calon makin ketat jaraknya. Itu kemudian pasar merespons, karena buat pasar yang penting pasti. Kalau ketat kan belum tahu," ungkap Chatib di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Penyebab selanjutnya, tambah Chatib, adalah laporan neraca perdagangan yang defisit sebesar US$ 1,9 miliar pada April. "Memang agak diperlemah dengan angka defisit neraca perdagangan," ujarnya.
Chatib melanjutkan, rupiah akan tetap dibiarkan bergerak sesuai dengan fundamentalnya. Sejauh ini, dia memperkirakan nilai tukar akan bergerak dekat dengan asumsi yang diajukan pemerintah dalam RAPBN-P 2014, yaitu Rp 11.700 per dolar AS.
"Mestinya rupiah dibiarkan bergerak mengikuti fundamentalnya. Toh masih di dalam range. Kita lihat saja asumsi di APBN-P," kata Chatib.
Chatib optimistis bahwa nilai tukar rupiah akan kembali menguat seiring perbaikan neraca perdagangan. "Saya lihat trennya temporer. Saya percaya ekspor bulan depan akan naik," tuturnya.(detik.com)

Rupiah Melemah, Kembali Dekati Level Rp 12.000/Dolar AS

Jakarta -Dalam 3 hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung melemah. Bahkan pada Selasa (3/6/2014), nilai tukar rupiah mendekati Rp 12.000 per dolar AS.
Dikutip dari Reuters, hari ini rupiah sempat diperdagangkan di Rp 11.825 per dolar AS. Sementara titik terendah perdagangan hari ini adalah Rp 11.780 per dolar AS.
Juniman, Kepala Ekonom BII, memperkirakan rupiah hari ini diperdagangkan pada level Rp 11.750-11.900 per dolar AS. Dia menilai rupiah di kisaran Rp 12.000 per dolar AS masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.
"Untuk sepekan ini, kami perkirakan rupiah bergerak pada kisaran Rp 11.700-11.900 per dolar AS. Sepertinya belum ada tanda-tanda pelemahan lebih dalam lagi," kata Juniman kala berbincang dengan detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Menurut Juniman, pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh 3 hal. Pertama adalah pemulihan ekonomi di AS, sehingga dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia.
Kedua adalah reaksi atas neraca perdagangan yang pada April mengalami defisit cukup dalam, yaitu US$ 1,9 miliar. "Ini membuat pasar punya ekspektasi terhadap kemungkinan membesarnya defisit transaksi berjalan," kata Juniman.
Selain neraca perdagangan yang mengalami defisit, bulan-bulan ini juga merupakan musim pembayaran dividen ke luar negeri sehingga bisa menambah defisit transaksi berjalan. "Kami perkirakan pada kuartal II ini ada US$ 7 miliar yang keluar untuk dividend payment. Ini juga yang menekan nilai tukar rupiah," tutur Juniman.
Pada kuartal II-2014, Juniman memperkirakan defisit transaksi berjalan bisa mencapai 3,2-3,5% terhadap PDB. Naik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,06% PDB.
Faktor ketiga, lanjut Juniman, datang dari dunia politik. Pasar melihat dua pasangan capres-cawapres yang ada yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah sama kuat.
"Market sulit melihat siapa yang akan menang. Ini menyebabkan ketidakpastian, sehingga investor cenderung wait and see," ucap Juniman. (detik.com)

Saham Properti di Pasar Modal, Harga Murah Prospek Cerah

Jakarta -Kinerja saham-saham properti sejak awal tahun hingga perdagangan kemarin secara rata-rata sudah naik 27%. Saham-saham ini harganya terjangkau, namun punya potensi tumbuh tinggi.
Harga saham-saham properti di lantai bursa sangat beragam, mulai dari yang termurah Rp 50 per lembar sahamnya PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), sampai yang termahal Rp 14.600 per lembar milik PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI).
Saham properti yang terlalu mahal biasanya tidak likuid karena tidak setiap hari diperdagangkan oleh pelaku pasar. Lain halnya dengan saham-saham yang lebih murah dan punya nama besar.
Saham-saham properti juga jadi incaran investor asing dalam menempatkan dananya di pasar modal dalam negeri. Pasalnya, saham-saham ini akhir tahun lalu harganya sudah jatuh sehingga ada peluang beli di harga murah dan jual di harga mahal.
"Sektor properti adalah salah satu sektor yang turun paling dalam saat market turun dari Mei-Desember 2013. Sekarang begitu asing kembali, salah satu sektor yang banyak naik atau rebound adalah properti," kata Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono kepada detikFinance, Selasa (3/62014).
 
Seperti dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut ini saham-saham properti yang harga rata-rata cukup tinggi sampai siang hari ini:
  1. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) harga Rp 8.000
  2. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) harga Rp 3.065
  3. PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) harga Rp 2.410
  4. PT Wijaya Karya (WIKA) harga Rp 2.305
  5. PT PP Tbk (PTPP) harga Rp 1.855
  6. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BDSE) harga Rp 1.555
  7. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) harga Rp 1.235
  8. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) harga Rp 1.060
  9. PT Lippo Cikarang Tbk (LPKR) harga Rp 1.020
  10. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) harga Rp 825
  11. PT Ciputra Properti Tbk (CTRP) harga Rp 730
Sementara ini saham-saham yang aktif diperdagangkan hingga siang hari ini:
  1. PT Sentul City Tbk (BKSL) harga Rp 144 ditransaksikan 59.675 lot
  2. PT Cowell Development Tbk (COWL) harga Rp 570 ditransaksikan 56.111 lot
  3. PT Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN) harga Rp 449 ditransaksikan 12.776 lot
  4. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) harga Rp 493 ditransaksikan 10.595 lot
  5. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) harga Rp 1.235 ditransaksikan 10.175 lot
  6. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) harga Rp 1.555 ditransaksikan 6.390 lot
  7. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) harga Rp 2.305 ditransaksikan 4.771 lot
  8. PT Intiland Development Tbk (DILD) harga Rp 492 ditransaksikan 4.718 lot
  9. PT Ciputra Develoment Tbk (CTRA) harga Rp 1.060 ditransaksikan 2.488 lot
  10. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) harga Rp 3.065 ditransaksikan 2.132 lot
sumber: detik.com

Saham Properti Paling Kinclong, Bagaimana Prospeknya di Akhir Tahun?

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat (30/6/2014) secara year to date (ytd) sudah naik 14,5%, mengalahkan kenaikan indeks di regional maupun dunia. Salah satu faktor pendorong adalah saham-saham di sektor properti yang naiknya mendekati angka 30%.
Melihat kinerja sektor properti saat ini, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menilai kenaikan saham-saham sektor properti saat ini merupakan hal yang wajar. Pasalnya, di tahun lalu saham-saham sektor properti ini mengalami penurunan tajam imbas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menerapkan aturan Loan To Value (LTV) dan kenaikan suku bunga. Ruoiah pun saat itu tertekan.
"Properti sekarang naik tinggi wajar karena di tahun 2013 saham-saham di sektor ini mengalami penurunan, kinerja sektor properti kurang bagus walaupun tidak semuanya jelek. Habis turun tajam biasanya rebound," ujar Reza kepada detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Namun, kata Reza, di triwulan pertama tahun ini saham-saham sektor properti mulai bergeliat. Perusahaan properti sudah mulai menyesuaikan terhadap aturan BI tersebut.
"Di kuartal pertama saham-saham properti mulai rebalancing. Investor-investor mulai masuk kembali. Sekarang sektor properti justru jadi penggerak kenaikan IHSG karena kinerja bagus dan saham-sahamnya naik, mendorong investor baik lokal maupun asing masuk walaupun sempat banyak net sell," kata Reza.
Selain itu, kenaikan harga properti juga cukup berpengaruh terhadap minat investor. Walaupun di tahun ini kenaikannya agak direm atau lebih stabil dari kenaikan-kenaikan di tahun sebelumnya. Namun, beberapa pengembang masih banyak menawarkan proyek-proyek properti mereka.
"Masih banyak minat, permintaan. Ke depan pengembang masih akan melihat dan menyesuaikan dampak aturan BI. Properti tahun ini belum akan kinclong seperti tahun-tahun sebelumnya tapi tetap stabil. Minat properti masih cukup besar karena kebutuhan dasar dan investasi yang menguntungkan," pungkasnya. (detik.com)

Rupiah Jeblok, IHSG 'Menghijau'

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 22 poin berkat aksi beli selektif investor asing di saham-saham unggulan dan lapis dua. Penguatan Indeks tak sejalan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pagi tadi rupiah dibuka melemah, dolar AS berada dibuka di level Rp 11.800. Hingga siang hari ini dolar AS diperdagangkan di kurs Rp 11.805 per dolar AS.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 7,95 poin menjadi 4.920,045. Pelaku pasar masih cenderung wait and see pasca rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik.
Indeks bergerak mixed di awal perdagangan, sempat naik di zona hijau namun tak lama jatuh ke teritori positif hingga ke titik terendahnya di 4.896,949.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (3/6/2014), IHSG naik 22,619 poin (0,46%) ke level 4.934,710. Sementara Indeks LQ45 menguat 4,114 poin (0,50%) ke level 833,192.
Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi beli investor asing. Dua sektor melemah, yaitu aneka industri dan infrastruktur terkena aksi ambil untung.
Perdagangan siang hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 111.862 kali pada volume 2,103 miliar lembar saham senilai Rp 2,925 triliun. Sebanyak 161 saham naik, 93 turun, dan 86 saham stagnan.
Bursa-bursa regional bergerak mixed hingga siang hari ini. Hanya bursa saham Singapura yang ketinggalan di zona merah.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 131,82 poin (0,88%) ke level 15.067,74.
  • Indeks Hang Seng menguat 162,12 poin (0,70%) ke level 23.243,77.
  • Indeks Komposit Shanghai bertambah 4,76 poin (0,23%) ke level 2.043,98.
  • Indeks Straits Times melemah 5,35 poin (0,16%) ke level 3.296,89.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.500 ke Rp 53.500, Link Net (LINK) naik Rp 600 ke Rp 3.000, Matahari (LPPF) naik Rp 450 ke Rp 14.350, dan Mandom (TCID) naik Rp 400 ke Rp 15.900.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Asahimas (AMFG) turun Rp 175 ke Rp 6.925, Surya Toto (TOTO) turun Rp 175 ke Rp 6.825, Bayan (BYAN) turun Rp 150 ke Rp 7.850, dan Fastfood (FAST) turun Rp 150 ke Rp 2.250. (detik.com)

BURSA ASIA TENGGARA: Indeks Filipina Melejit, IHSG Keempat

Bisnis.com, JAKARTA– PSEI Index di Manila, Filipina memimpin penguatan bursa Asia Tenggara pada awal perdagangan Selasa (3/6/2014).
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, hanya dua yang melemah. PSEI Index melejit 1,18%, dan SET Index di Bangkok, Thailand juga melonjak 1,12%.
KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 0,26% dan 0,1%.
Sementara itu, Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) dan Singapore Strait Times Index (STI) justru terkoreksi masing-masing 0,09% dan 0,15%.

Bursa Asia Menguat Terbatas

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia menguat terbatas pada perdagangan Selasa (3/6/2014). Para pelaku pasar masih mengamati hasil data ekonomi China.
Indeks Nikkei naik 101,09 poin atau 0,68% ke 15.037,01, indeks Hang Seng naik 6,35 poin atau 0,31% ke 2.045,56. Namun indeks ASX 200 melemah 13,56 poin atau 0,25% ke 5.504,90 dan indeks Kospi melemah 4,85 poin atau 0,21% ke 1.997,75. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Dari rilis data PMI China, purchasing manager indeks naik jadi 50,8 di bulan Mei dari 50,4 pada April. Ini menggembirakan, karena sebelumnya turun selama tiga bulan berturut-turut.
"Ekonomi mulai stabil di bulan Mei. Akan tetapi terlalu dini untuk mengatakan China aman. Nyatanya, sektor properti masih lemah. Kami berharap adanya pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang," ujar Hongbin Qu, Kepala Riset Ekonomi Asia di HSBC.
Sementara itu, bursa saham AS berakhir menguat dengan indeks S&P mencatat rekor tertinggi. Indeks S&P 500 menguat 1,40 poin atau 0,07% ke 1.924,97, indeks Dow Jones menguat 26,46 poin atau 0,16% ke 16.743,63. Sedangkan indeks Nasdaq melemah 5,42 poin atau 0,13% ke 4.237,20.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Naik 0,74% Jelang Jeda Siang

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham Hong Kong, Hang Seng Index, bergerak menguat signifikan jelang jeda siang perdagangan Selasa (3/6/2014).
Indeks Hang Seng pada pukul 10.05 WIB atau sekitar 11.05 waktu Hong Kong berada di level 23.252,77 atau naik 0,74%. Saat pembukaan hari ini, indeks itu sudah melejit 1,07% ke 23.327,51.
Sampai waktu tersebut, indeks bergerak di kisaran 23.134,34 – 23.327,51. Dari 50 saham yang tercatat di data Bloomberg, 40 menguat, 9 melemah, dan 1 stagnan.
Tidak ada perdagangan di bursa Hong Kong pada Senin (2/6/2014). Saat ditutup pada Jumat (30/5/2014), indeks itu berada di level 23.081,65 atau menguat 0,31%.

EKONOMI CHINA: Indeks Manufaktur China Naik ke Level Tertinggi

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks manufaktur China menguat ke level tertingginya dalam 4 bulan, menandakan ekonomi China stabil.
Hal itu bahkan terjadi setelah adanya pemangkasan kerja dan pelemahan di pasar properti dan itu semakin menegaskan pemerintah untuk lebih mendukung pertumbuhan ekonomi.
Indeks Manajer Pembelian dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics tercatat berada pada level 49,4 Mei 2014, naik dari posisi April 2014 di level 48,1. Namun, angka tersebut masih dibawah rata-rata proyeksi analis yang disurvei Bloomberg yakni di bawah 49,7.
"Data final PMI untuk periode Mei mengkonfirmasi bahwa ekonomi stabil. Namun, itu terlalu cepat jika diasumsikan hal itu menjadi landasar pertumbuhan ekonomi, karena sektor properti masih terlihat lemah," ujar Qu Hongbin, HSBC's Chief China Economist, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (3/6/2014).
Pemerintah China juga akan memangkas beberapa persyaratan untuk sejumlah bank, untuk mendorong pembiayaan sektor bisnis kecil dan mempercepat pengeluaran dana yang dianggarkan. Seperti diketahui, Perdana Menteri Li Keqiang menargetkan pertumbuhan 7,5% pada tahun ini.

April, RI Impor Hasil Minyak US$ 2,35 Miliar

Jakarta -Tingginya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi dan rendahnya produksi dalam negeri memaksa diambilnya langkah impor. Setiap bulan, devisa miliaran dolar Amerika Serikat terpakai untuk impor hasil minyak, seperti BBM atau pelumas.
Pada April 2014, impor hasil minyak tercatat senilai US$ 2,35 miliar atau turun tipis 0,5% dibanding bulan sebelumnya. Komponen terbesar dari hasil minyak adalah BBM jenis premium. Kemudian sisanya adalah bahan bakar diesel dan bahan bakar pesawat (avtur).
Secara akumulasi Januari-April 2014, impor hasil minyak sudah mencapai US$ 9,1 miliar. Demikian data Badan Pusat Statistik (BPS) seperti dikutip detikFinance, Selasa (3/6/2014).
Selain itu, Indonesia juga mengimpor minyak mentah yang pada April nilainya US$ 1,1 miliar. Sepanjang Januari-April tahun ini, impor minyak mentah alias crude adalah US$ 4,5 miliar.
Namun, Indonesia juga masih bisa mengekspor hasil minyak meski nilainya tak sebesar yang diimpor. Pada April, ekspor hasil minyak tercatat US$ 403 juta, naik 18,31% dibandingkan bulan Maret.
Sedangkan untuk minyak mentah, nilai ekspornya adalah US$ 639,8 juta, naik 26,71% dibandingkan bulan sebelumnya. (detik.com)

Penguatan Masih Terjadi di Bursa AS

INILAHCOM, New York - Data manufaktur AS yang menguat menjadi faktor penguatan bagi bursa saham AS pada Selasa (3/6/2014) dini hari tadi.
Indeks S&P 500 menguat 1,40 poin atau 0,07% ke 1.924,97, indeks Dow Jones menguat 26,46 poin atau 0,16% ke 16.743,63. Sedangkan indeks Nasdaq melemah 5,42 poin atau 0,13% ke 4.237,20. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sementara data tentang indeks aktivitas manufaktur AS di bulan Mei mencapai 56,4. Pada bulan April, indeks tercatat 55,4. Sebelumnya, data bulan Mei diprediksi hanya mencapai 56,2.
Dengan indeks di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di sektor tersebut. Pada bulan Mei, indeks untuk output adalah 59,6, naik dari 58,2 pada bulan April. Order baru mencapai 58,8 vs 58,9 pada bulan April. Indeks kerja adalah 53,7, sama seperti pada bulan sebelumnya.
"Kami melihat musim semi mengalami rebound yang bagus. Ada pertumbuhan tapi tidak terlalu signifikan," ujar Peter Boockvar, Kepala Analis Pasar The Lindsey Group.
Selain itu, pasar masih menantikan data ekonomi lainnya pada akhir pekan ini. Beberapa data ekonomi yang dimaksud antara lain, laporan pesanan pabrik AS, penjualan mobil, dan laporan Non Farm Payroll yang akan rilis pada tanggal 6 Juni mendatang.

Selasa (3/6/2014), Investor Soroti Berita Ini

Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah berita dari dalam dan luar negeri menjadi sorotan pasar pada hari ini, Selasa (3/6/2014).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya, mengatakan berita yang disoroti tersebut adalah:       
 
Berita ekonomi global
  • ISM manufacturing PMI AS naik ke 55,4 dari 54,9 (Investing.com)
  • Construction Spending AS turun ke 0,2% dari 0,6% (Investing.com)
  • Inflasi Jerman melambat dari 1,3% YoY ke 0,9% YoY (Investing.com)
  • Manufacturing PMI Zona Eropa turun ke 52,2 dari 52,5 (Investing.com)
Berita domestik
  • Manufacturing PMI Indonesia untuk bulan Mei meningkat dibanding bulan sebelumnya (WSJ)
  • Inflasi Mei 0,16% MoM atau naik ke 7,32% YoY dari 7,25% YoY (BPS)
  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama April 2014 defisit US$1.96 miliar (Antara)
  • Bank Indonesia menilai laju inflasi yang tinggi akan berakhir dan kembali normal pada Juli 2014 (Bisnis Indonesia
  • Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan defisit neraca perdagangan April hanya merupakan fenomena sementara (Antara)
  • Kementerian Pekerjaan Umum (PU) diharuskan melakukan pemangkasan anggaran sebesar Rp22,75 triliun dari total anggaran Rp84,15 triliun (Kompas)

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Dibuka Melejit 1,07%

Bisnis.com, JAKARTA—  Bursa Hong Kong pada perdagangan pagi ini, Selasa (3/6/2014) bergerak menguat signifikan.
Hong Kong Hang Seng Index saat pembukaan hari ini naik 1,07% ke 23.327,51 dibandingkan penutupan Jumat (30/5/2014) yang ada di level 23.081,65 (menguat 0,31%). Bursa libur pada Senin (2/6/2014)
Pada pukul 08:42 WIB atau pukul 09:42 waktu Hong Kong, indeks jadi menguat 0,68% ke 23.238,71.
Sampai pk. 08:42 WIB, dari 50 saham yang ada, 43 menguat, 2 melemah, dan 5 stagnan.
Sektor yang menguat pagi ini adalah industri (0,84%), dan keuangan (0,47%).

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Rupiah Paling Tertekan, Tembus di Atas Rp11.800/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang Asia ditransaksikan cukup beragam terhadap dolar AS pagi ini, Selasa (3/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, sebanyak lima mata uang melemah dengan pelemahan terbesar dialami rupiah sebesar 0,33% ke Rp11.805 per dolar AS pada pukul 09.01 WIB.
Sebanyak empat mata uang menguat dengan baht yang terpantau paling terapresiasi. Dan dua mata uang lainnya stagnan yakni yen dan dolar Hong Kong.

Trikomsel Terbitkan Notes Rp962,7 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) memberikan jaminan terhadap menerbitkan notes sebesar 100 juta dolar Singapura atau setara dengan Rp962,79 miliar.
Penerbitan ini merupakan aksi korporasi anak usaha TRIO yaitu Trikomsel Pte Ltd yang berada di Singapura. Demikian mengutip keterbukaan infromasi di BEI, Senin (2/6/2014). Perseroan akan mencatatkan penerbitan ini di Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Perseroan mengharapkan dengan penerbitan ini dapat membayar beberapa kredit dari perbankan. Dengan penerbitan ini dapat mengubah risiko pembiayaan jangka pendek menjadi jangka panjang. Dengan demikian likuiditas perseroan akan lebih terjaga.

Sorini Agro Beli Lahan Modernland Rp110 M

INILAHCOM, Jakarta - PT Sorini Agro Asia Corporindo (SOBI) Tbk sepakat menandatangani akta perjanjian jual beli senilai Rp110.143.880.000 pada tanggal 28 Mei 2014.
Pembelian terjadi setelah perjanjian kerja sama perseroan dengan PT Modern Industrial Estate dan PT The New Asia Industrial Estate. Demikian mengutip keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/6/2014).
Tujuan kerja sama ini untuk pembelian aktiva berupa 14 bidang tanah seluas 130.550 m2. Lokasi dari aktiva tersebut berada di Kawasan Industri Modernland Cikande.
Perseroan menyatakan, transaksi pembelian aset tidak termasuk sebagai transaksi afiliasi dan tidak memiliki benturan kepentingan. Selain itu perseroan menjelaskan, nilai harga transaksi tidak termasuk ke dalam transaksi material. Hal ini disebabkan harga transaksi pembelian aset tersebut hanya 12% dari total ekuitas perusahaan.

Indeks Manufaktur AS Naik ke 56,4

INILAHCOM, New York - Data tentang indeks aktivitas manufaktur AS di bulan Mei mencapai 56,4. Pada bulan April indeks tercatat 55,4%.
Data tersebut diprediksi hanya mencapai 56,2. Demikian mengutip marketwatch.com.
Dengan indeks di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di sektor tersebut. Pada bulan Mei, indeks untuk output adalah 59,6, naik dari 58,2 pada bulan April. Order baru mencapai 58,8 vs 58,9 pada bulan April. Indeks kerja adalah 53,7, sama seperti pada bulan sebelumnya.

Metland Incar Penjualan Capai Rp1,5 T di 2014

INILAHCOM, Jakarta - PT Metropolitan Land Tbk (Metland) memproyeksikan target penjualan sebanyak Rp1,5 triliun pada 2014. Pendapatan 2013 sebanyak Rp854,97 triliun.
"Target penjualan sebanyak Rp1,5 triliun pada tahun ini," ujar Sekretaris Perusahaan Metland Olivia Surodjo usai RUPST/LB di Jakarta, Senin (2/6/2014).
Olivia menyebutkan proyeksi pendapatan tersebut kontribusi terbesar berasal dari Mall. "Kobtributor terbesar dari mall dan akan kita besarkan," katanya.
Sementara realisasi penjualan hingga Maret 2014 sebanyak Rp255,77 miliar. Kontribusinya penjualan properti sebesar Rp177,49 miliar dan pendapatan berkelanjutan sebanyak Rp78,28 miliar.
PT Metropolitan Land, Tbk (Metland) membukukan pendapatan sebesar Rp854,97 miliar pada 2013. Sekretaris perusahaan Metland, Olivia Surodjo mengatakan pendapatan tersebut naik 25,97% dari posisi tahun 2012 yang hanya sebesar Rp678,73 miliar.

IHSG Naik Tipis Pasca Rilis Data Ekonomi

Jakarta -Seperti kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini pun dibuka dengan menguat tipis di kisaran 7 poin. Pelaku pasar masih cenderung wait and see pasca rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.790 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.770 per dolar AS.
Mengawali perdagangan Selasa (3/5/2014), IHSG dibuka bertambah 7.95 poin menjadi 4.920,045.
 
Berikut situasi di sejumlah bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 menguat 122,13 poin (0,82%) menjadi 15.058,05.
  • Indeks Straits Times naik 0,17 poin (0,01%) menjadi 3.302,41.
  • Indeks Shanghai Komposit naik 9,07 poin (0,44%) menjadi 2.048,29.
sumber: detik.com

Harga Emas Antam Naik Rp 1.000/Gram

Jakarta -Setelah kemarin turun, hari ini harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 1.000 per gram. Ini juga mempengaruhi harga pembelian kembali (buyback).
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Selasa (3/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 527.000 per gram. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yaitu Rp 526.000 per gram.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga naik menjadi Rp 467.000 per gram dari sebelumnya Rp 466.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 243.800.000
  • 250 gram Rp 122.000.000
  • 100 gram Rp 48.850.000
  • 50 gram Rp 24.450.000
  • 25 gram Rp 12.250.000
  • 10 gram Rp 4.930.000
  • 5 gram Rp 2.490.000
  • 4 gram Rp 1.992.000
  • 3 gram Rp 1.503.000
  • 2,5 gram Rp 1.257.000
  • 2 gram Rp 1.014.000
  • 1 gram Rp 527.000
sumber: detik.com

Mayoritas Bursa Eropa Menguat

INILAHCOM, Jakarta -Mayoritas bursa saham Eropa menguat pada hari Senin (Selasa, 3/6). Hal itu dipicu setelah dirilisnya data yang menunjukkan aktivitas manufaktur Zona Euro lebih rendah dari estimasi dan lemahnya inflasi Jerman.
Kondisi tersebut menambah ekspetasi European Central Bank (ECB) akan melonggarkan kebijakan moneter pada rapat Kamis.
Perusahaan tambang memimpin penguatan bursa saham Inggris, khususnya setelah data aktivitas manufaktur China positif. Data manufaktur Inggris yang mengkonfirmasi pemulihan ekonomi Inggris turut memberi sentimen positif terhadap pasar.
Data Aktivitas manufaktur Inggris pada Mei turun menjadi 57,0 sedikit di bawah estimasi para ekonom yang 57,1. Pada bulan sebelumnya, tercatat 57,3. Meski turun, aktivitas manufaktur Inggris telah ekspansi dalam 15 bulan berturut-turut. Ini memberi sentimen positif bagi pergerakan bursa. IndeksFTSE100 menguat 0,3% menjadi 6.864,10.
IndeksDAXJerman ditutup menguat 0,1% menjadi 9.950,12. Inflasi Jermam lebih rendah daripada estimasi. Dengan menggunakan metode perhitungan European Union, inflasi tumbuh 0,6%, lebih rendah ketimbang sebelumnya yang 1,1%.
Namun Indeks CAC Perancis melemah 0,1% menjadi 4.515,89. Salah satu saham yang mendorong penurunan bursa adalah BNP Paribas SA.

Indeks Berpotensi Lanjutkan Penguatan

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Selasa (3/6/2014). Laju indeks akan berada di kisaran support dan resistance 4.832-4.917.
Pada akhir sesi siang kemarin, indeks sempat tegelincir 0,24% ke 4.880,07. Padahal, indeks menguat 0,14% ke 4.900,97 di awal perdagangan.
Beruntung indeks bisa menguat 0,37% ke 4.912,01 di akhir perdagangan Senin (2/6/2014). Investor asing mengalami net buy senilai Rp846 miliar.
Volume perdagangan mencapai 5,4 miliar saham senilai Rp5,9 triliun. Penguatan indeks hanya diikuti 118 saham yang menguat. Sedangkan 193 saham melemah dan 72 saham stagnan.
Analis pasar modal, Andre Mahardika mengatakan, rilis data inflasi bulan Mei yang tidak sesuai harapan mendorong pelemahan indeks. Selain itu lanjut Andre, necara perdagangan bulan April yang defisit menjadi faktor lainnya yang menekan indeks.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi bulan Mei sebesar 0,16%. Angka ini di bawah proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan inflasi dapat di bawah 0,1%.
Faktor pendukung inflasi karena meningkatnya harga makanan jadi dan harga minuman. Inflasi tahun klender sebesar 1,56% , inflasi komponen Inti 0,23%. Inflasi year on year 7,32%.
Sementara itu, neraca perdagangan sebesar US$1,97 miliar pada bulan April. Dengan angka tersebut, neraca perdagangan mengalami defisit.
Andre menjelaskan, meski faktor internal kurang mendukung namun indeks berhasil menguat 0,37% menjadi 4.912,01. Volume perdagangan mencapai 5,4 miliar saham senilai Rp5,9 triliun.
"Menguatnya pasar regional di Asia karena rilis data ekonomi China yang positif ikut mendorong penguatan indeks," kata Andre kepada INILAHCOM, Senin (2/6/2014).
Menurut Andre, indeks saat ini masih berada di area bullish. "Indeks masih berada di level support dan resistance 4.832-4.917. Apabila indeks berhasil rebound di atas 4.917 maka indeks akan melanjutkan kenaikannya sampai 4.945," imbuhnya.
Andre mengungkapkan, saham-saham yang menjadi perhatian pada perdagangan Selasa (3/6/2014) antara lain, BBRI dengan rekomendasi bedengan rekomendasi beli 22.050 dan targetli di harga 10.300 dan target jual 10.600, UNTR jual 22.350, ITMG dengan rekomendasi beli 29.400 dan target jual 30.600, BBNI dengan rekomendasi beli 4.780 dan target jual 4.950, INDF dengan rekomendasi beli 6.850 dan target jual 7.150.

IHSG Bisa Tembus 5.011, Ini Saham Pilihannya

INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG Senin (2/6/2014) diprediksi lanjutkan technical rebound dalam kisaran 4.903 dan resisten 5.011. Sebelas saham disodorkan sebagai bahan pertimbangan.
Pada perdagangan Senin (2/6/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 18,183 poin (0,37%) ke posisi 4.912. Intraday terendah 4.875,619 dan tertinggi 4.912,091.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, laju IHSG pada perdagangan Selasa (3/6/2014) berada dalam kisaran support 4.903 dan resisten 5.011. "Bertahan di atas resistance 4.903 memberikan sinyal cukup bagus dalam pergerakan IHSG," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Senin (2/6/2014).
Kekuatan naik, lanjut dia, kembali meningkat walau masih dalam batasan technical rebound. "Akan tetapi, potensi naik terlihat cukup besar yang ditunjang oleh capital inflow yang lebih besar dibandingkan outflow pada hari terakhir penutupan bulan lalu," ujarnya.
Hal tersebut, menurut William, turut mendorong peningkatan kekuatan naik dari IHSG. Dia menegaskan, resistance saat ini berada pada 5.011 dan support saat ini berada pada 4.903.
"Resisten tersebut sangat berpotensi untuk ditembus. IHSG masih dalam uptrend channel. Pergunakanlah masa-masa koreksi untuk melakukan akumulasi pembelian," imbuhnya.
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal.
 
Saham-saham tersebut adalah:
  • PT Unilever Indonesia (UNVR);
  • PT Unilever Indonesia (UNVR);
  • PT Astra Internasional (ASII);
  • PT United Tractors (UNTR);
  • PT Bali Tower (BALI);
  • PT AKR Corporindo (AKRA);
  • PT Indofood Sukses Makmur (INDF);
  • PT Adaro Energy (ADRO);
  • PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS);
  • PT Bank Negara Indonesia (BBNI); dan
  • PT Harum Energy (HRUM)

Metland Miliki Total Utang Rp528 Miliar

INILAHCOM, Jakarta - PT Metropolitan Land Tbk (Metland) memiliki utang pada tahun 2013 sebanyak Rp528 miliar.
Menurut Direktur Metland, Freddy Soetanto utang tersebut akan bertambah pada tahun ini. "Dalam rapat umum pemegang saham tahun lalu untuk permohonan tambahan utang perseroan, utang bank Rp528 miliar," kata Freddy usai RUPST/LB di Jakarta, Senin (2/6/2014).
"Ada rencana nanti akan dikemabangkan, akan nambah Rp165 miliar (untuk west city). Ini jumlah sudah memenuhi setengah equity," jelasnya.
Freddy mengatakan perseroan masih bisa menarik loan kembali. Sebab flafon loan masih sisa yang itu perseroan bisa memanfaatkan sisa loan tersebut.
"Lebih dari Rp800 miliar plafon dari Bank Mandiri. Pinjaman plafon belum ditarik sekitar Rp230 miliar," katanya.
Perseroan, lanjut Freddy, akan menjajaki bank lain untuk mendapatkan loan. Pada loan ke bank BUMN tersebut, Freddy menyatakan telah menjaminkan aset perseroan. "Aset yang dijaminkan seperti Metropolital Mall dan Grand Metropolitan, dan Metropolitan Mal Cileungsi," ucapnya.
Untuk 2015, Freddy mengaku akan mencari utang lagi. "Namun itu atas persetujuan RUPST pada tahun depan ya," jelasnya.

Pertumbuhan IHSG Tak Lagi yang Tertinggi di Dunia

Jakarta -Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak lagi yang tertingi di dunia. Penguatan indeks S&P Sensex di Bursa India kemarin berhasil menyalip laju pertumbuhan secara year to date (YTD).
Seperti dikutip dari data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/6/2014), dengan penguatan 18,18 poin (0,37%), IHSG sejak awal tahun ini menguat 637,91 poin atau setara 14,92%.
Sayangnya, bursa India ditutup menguat lebih tinggi pada perdagangan kemarin, yaitu sebesar 448,57 poin (1,85%). Dengan demikian bursa India sudah menguat 3.495,23 poin sejak awal tahun, tumbuh 16,51%.
Penguatan tersebut memposisikan India sebagai bursa yang menguat paling tinggi di dunia secara year to date.
 
Berikut kini kinerja pasar modal di dunia sejak awal tahun hingga Senin 2 Juni 2014 lalu:
  • Bursa India, Indeks S&P Sensex tumbuh 16,51%
  • Bursa Efek Indonesia, IHSG tumbuh 14,92%
  • Bursa Filipina, Indeks PSE tumbuh 13,93%
  • Bursa Thailand, Indeks SET tumbuh 10,92%
  • Bursa Singapura, Indeks Straits Times tumbuh 4,26%
  • Bursa Australia, Indeks All Ordinaries tumbuh 2,73%
  • Bursa Inggris, Indeks FTSE tumbuh 1,70%
  • Bursa Amerika Serikat (AS), Indeks Dow Jones tumbuh 0,85%
  • Bursa Malaysia, Indeks FTSE minus 0,15%
  • Bursa Korea Selatan, Indeks KOSPI minus 0,46%
  • Bursa Hong Kong, Indeks Hang Seng minus 0,96%
  • Bursa Tiongkok, Indeks Komposit Shanghai minus 3,63%
  • Bursa Jepang, Indeks Nikkei 225 minus 8,32%
sumber: detik.com

Dow Jones dan S&P Cetak Rekor, Nasdaq Terbebani Saham Apple

New York -Indeks Dow Jones dan S&P 500 berakhir di titik rekor tertingginya sepanjang masa. Data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang membaik jadi faktor pendorong positifnya bursa saham Wall Street.
Saham industri dan bahan mentah menguat paling tinggi. Tapi sayangnya saham teknologi malah terpangkas, seperti Apple dan Google.
Setelah sempat menimbulkan ketidakpastian, Institute for Supply Management akhirnya mengoreksi data pertumbuhan sektor manufaktur AS di bulan Mei menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Awalnya Wall Street merespons data yang salah itu dengan melemah. Seluruh sektor di Indeks S&P 500 langsung jatuh ke zona merah.
"Akhir-akhir ini pasar lebih fokus ke berita-berita ekonomi dan pasar obligasi, tapi hari ini kita melihat adanya pembalikan arah setelah koreksi data oleh ISM," kata Rick Meckler, direktur dari hedge fund LibertyView Capital Management di Jersey City, New Jersey, seperti dikutip Reuters, Selasa (3/6/2014).
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow naik 26,46 poin (0,16%) ke level 16.743,63. Indeks S&P 500 bertambah 1,40 poin (0,07%) ke level 1.924,97. Sayangnya Indeks Komposit Nasdaq melemah 5,42 poin (0,13%) ke level 4.237,20. (detik.com)