korea by dewanti

Wednesday, June 4, 2014

Saham Komoditas dan Finansial Seret IHSG ke Zona Merah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 9 poin gara-gara koreksi di saham-saham komoditas dan finansial. Saham-saham tersebut kena aksi ambil untung.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.850 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.795 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG turun 9,039 poin (0,18%) ke level 4.933,118 kena aksi ambil untung. Penguatan IHSG kemarin membuatnya masuk ke posisi jenuh beli.
Sejak perdagangan dibuka indeks terus meluncur di zona merah. Namun jelang istirahat siang IHSG sempat naik sampai ke titik tertingginya di 4.946,887 tapi hanya sebentar.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 16,173 poin (0,33%) ke level 4.925,984. Indeks bergerak fluktuatif cenderung melemah hingga siang tadi
Hampir saja indeks kembali ke kisaran 4.800 akibat aksi jual tersebut setelah indeks jatuh ke posisi terendahnya hari ini di 4.919,916.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (4/6/2014), IHSG ditutup berkurang 9,593 poin (0,19%) ke level 4.932,564. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 3,211 poin (0,38%) ke level 832,089.
Saham-saham unggulan di sektor komoditas dan finansial jadi sasaran aksi jual. Aksi jual ini banyak dilakukan investor domestik. Investor asing masih konsisten berburu saham dan tempatkan dana di pasar modal.
Dana asing masuk terus mengalir masuk lantai bursa. Transaksi investor asing hingga penutupan perdagangan sore ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai lebih dari Rp 900 miliar di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 200.699 kali pada volume 4,346 miliar lembar saham senilai Rp 5,482 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 151 turun, dan 96 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia masih bergerak variatif hingga siang hari ini. Bursa saham Tiongkok dan Singapura terjebak di zona merah sejak pagi tadi.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 33,71 poin (0,22%) ke level 15.067,96.
  • Indeks Hang Seng berkurang 159,64 poin (0,69%) ke level 23.131,40.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 13,47 poin (0,66%) ke level 2.024,83.
  • Indeks Straits Times melemah 17,89 poin (0,54%) ke level 3.278,78.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 1.600 ke Rp 9.600, Bida Dana (ABDA) naik Rp 450 ke Rp 5.500, Lippo Insurance (LPGF) naik Rp 350 ke Rp 4.450, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 300 ke Rp 53.800.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 500 ke Rp 7.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 400 ke Rp 29.600, Tower Bersama (TBIG) turun Rp 225 ke Rp 7.725, dan BCA (BBCA) turun Rp 200 ke Rp 11.050. (detik.com)

Bursa Eropa Lanjutkan Pelemahan

INILAHCOM, London - Bursa saham Eropa melemah pada awal perdagangan Rabu (4/6/2014). Para pelaku masih menantikan pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral Eropa.
Selain itu, pasar turut memperhatikan data ekonomi lanjutan AS yang akan merilis laporan non pertanian ketenagakerjaan pada akhir pekan ini.
Indeks FTSE di London turun 2,75 poin atau 0,04% menjadi 6.833,54, indeks DAX di Jerman melemah 1,77 poin atau 0,02% ke 9.917,82 dan indeks CAC di Prancis turun 29,20 poin atau 0,27% ke 10.747,40. Sementara indeks Stoxx 600 melemah 0,04 poin atau 0,01% menjadi 343.44.
Pasar memprediksi Presiden Mario Draghi akan menerapkan kebijakan stimulus moneter yang baru pada pertemuan Kamis pekan ini. Segala kemungkinan dapat terjadi antara lain, penurunan suku bunga, pemberian pinjaman murah dari bank dan program The Fed untuk membeli aset lagi.
Sementara itu, analis memperkirakan, pada bulan Mei angka ketenagakerjaan akan mencapai sebanyak 218.000 yang masih belum mendapatkan pekerjaan. Angka ini merupakan penurunan dibandingkan bulan April yang mencapai 288.000 orang.
"Pasar tidak berani mengambil spekulasi apapun. Semua masih wait and see, menantikan hasil pertemuan Bank Sentral Eropa," kata analis di Capital Spreads seperti mengutip dari cnbc.com.
Sementara bursa saham Asia juga sudah menunjukkan pergerakan mixed pada awal perdagangan hari ini. Indeks Nikkei menguat 0,08% ke 15.045,39, indeks Hang Seng melemah 0,15% menjadi 2.035,17, indeks Kospi menguat 0,33% menjadi 2.008,56 dan indeks ASX 200 melemah 0,28% ke 5.464,40.
Dari bursa saham AS pada perdagangan Selasa (3/6/2014) berakhir negatif. Indeks S$P 500 melemah 0,73 poin atau 0,04% ke 1.924,24, indeks Dow Jones melemah 21,29 poin atau 0,13% menjadi 16.722,34 dan indeks Nasdaq melemah 3,12 poin atau 0,07% ke 4.234,08.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Ditutup Melemah 0,55%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong ditutup kembali melemah pada perdagangan Rabu (4/6/2014).
Hong Kong Hang Seng Index pada akhir perdagangan hari ini tercatat melemah 0,55% ke level 23.163,34, setelah penutupan hari sebelumnya, Selasa (3/6/2014) berhenti di angka 23.291,04.
Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 23.110,85 – 23.284,17. Dari 50 saham yang ditampilkan data Bloomberg, 12 menguat, 36 melemah, dan 2 yang stagnan.
Saham Tencent Holdings Ltd dan China Mobile Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 2,32% dan 0,91%. Sementara itu, saham AIA Group Ltd dan Industrial&Commercial Bank of China Ltd menguat 0,25% dan 0,19%.

Waskita Kantongi Kontrak Baru Rp4,95 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA—BUMN sektor konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) membukukan kontrak baru sebesar Rp4,95 triliun hingga Mei 2014 atau 26,47% dari target hingga akhir tahun sebesar Rp18,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan capaian kontrak yang baru mencapai 26,47% dari target tersebut sangat wajar karena proyek pemerintahan yang menyumbang pasar terbesar dalam sektor jasa konstruksi akan mulai masif setelah semester I.
"Untuk tahap awal capaian ini normal. Apalagi itu kan untuk kontrak yang sudah ditandatangani, belum termasuk yang sudah dimenangkan," ujarnya, Rabu (4/6/2014).
Beberapa proyek yang telah ditandatangani perseroan adalah Suai Airport di Timor Leste Rp643 miliar, Bendungan Tritib di Balikpapan Rp226 miliar, Terminal Bandara Soekarno Hatta Rp160 miliar, irigasi Belutu Rp142 miliar, dan fly over arteri Kebon Jeruk Rp109 miliar.

KURS RUPIAH: Jelang Penutupan, Tertekan ke Rp11.875/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang penutupan perdagangan Rabu (4/6/2014), rupiah tetap melemah terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,55% ke level Rp11.875 per dolar AS pada pukul 14.01 WIB.
Pada awal perdagangan, kurs rupiah dibuka melemah 0,04% ke level Rp11.815 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya Rp11.810 per dolar AS.
Selanjutnya, kurs rupiah sempat menguat tipis terhadap dolar AS sebesar 0,04% ke Rp11.805 per dolar AS pada pukul 08.57 WIB. Namun, pada pukul 10.52 WIB, rupiah melemah 0,22% ke level Rp11.836 per dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi saat dolar AS ditransaksikan mengut terhadap sebagian besar mata uang Asia.

BURSA EROPA: Awas Perdagangan, Indeks Stoxx Turun 0,13%

Bisnis.com, JAKARTA-- Indeks acuan bursa saham eropa, Stoxx Europe 600, kembali bergerak melemah pada awal perdagangan  Rabu (4/6/2014).
Indeks Stoxx Europe 600 saat pembukaan hari ini berada di level 343,16 atau sudah melemah tipis 0,09 % dibandingkan dengan penutupan pada Selasa (3/6/2014) yang berhenti di angka 343,48 dan turun 0,46%.
Pada pukul 14.04 WIB atau sekitar 08.04 waktu London, indeks tersebut menyentuh angka 343,04 atau terkoreksi 0,13%.
Dari 600 saham yang tercantum di data Bloomberg, terdapat 197 saham yang bergerak menguat, sedangkan  354 melemah, dan 49 stagnan.
Indeks Stoxx Europe 600 sepanjang minggu lalu cenderung fluktuatif. Koreksi hanya terjadi pada Rabu (28/5/2014) yakni sebesar 0,05%, dan  Jumat (30/5/2014) yakni 0,07%.

Dekati Rp 12.000, Dolar AS Sudah Sentuh Rp 11.890

Jakarta -Nilai tukar rupiah makin lemah saja di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Siang ini dolar AS sempat menanjak sampai kisaran Rp 11.890 per dolar AS.
Pagi tadi rupiah sudah mulai melemah, dolar AS pagi tadi berada di kisaran Rp 11.800, dibandingkan posisi kemarin masih di Rp 11.795.
Tengah hari tadi rupiah menyentuh titik terendahnya hari ini, yaitu saat dolar menanjak sampai Rp 11.890. Sampai pukul 14.10 WIB dolar AS diperdagangkan di kisaran Rp 11.860 berdasarkan data perdagangan Reuters, Rabu (4/6/2014).
Banyak faktor yang menyebabkan rupiah tertekan. Pertama adalah pemulihan ekonomi di AS, sehingga dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia.
Kedua, reaksi atas neraca perdagangan yang pada April mengalami defisit cukup dalam, yaitu US$ 1,9 miliar. Faktor ketiga, datang dari dunia politik.
Pasar melihat dua pasangan capres-cawapres yang ada yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah sama kuat, sehingga muncul ketidakpastian mengenai pasangan mana yang akan memimpin Indonesia dalam lima tahun ke depan.
 
Bank Masih Jual Dolar AS di Bawah Rp 12.000
Meski sudah mendekati Rp 12.000, dolar AS masih dijual di bawah kisaran tersebut oleh perbankan dalam negeri. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjual dolar dengan kurs Rp 11.895 dan kurs beli Rp 11.855 per dolar AS.
Sementara di PT Bank Mandiri Tbk dolar AS diperdagangkan dengan kurs jual Rp 11.882 per dolar AS, sedangkan kurs belinya sebesar Rp 11.718 per dolar AS. (detik.com)

INDEKS MSCI ASIA PACIFIC Turun 0,2% Tunggu Keputusan ECB

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia melemah, dengan indeks acuan regional turun dari level tertinggi dalam 7 bulan, seiring dengan investor menanti data pekerja AS dan keputusan kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB).
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% ke level 142,79 pada perdagangan Rabu (4/6/2014) pukul 14.28 waktu Hong Kong atau pukul 13.28 WIB.
"Dengan data ekonomi AS menguat, beberapa kekhawatiran investor berkurang. Namun, pada saat yang sama para trader berspekulasi terhadap keputusan ECB," ujar Stan Shamu, Markets Strategist IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/6/2014).
Saham HTC Corp melemah 4,3%, Tokyo Electric Power Co turun 2%, Australand Property Group menguat ke level tertinggi dalam 6 tahun.
Indeks Jepang Topix naik 0,4%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,6%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,1%, indeks Korea Selatan tutup karena libur.
Indeks Hong Kong Hang Seng dan Hang Seng China Enterprises Index of mainland shares turun 0,6%, indeks Taiwan Taiex ditutup sedikit berubah, indeks Singapura Straits Times turun 0,6%, indeks Thailand SET sedikit berubah, dan indeks India BSE S&P Sensex turun 0,1%.

BURSA JEPANG: Indeks Nikkei 225 Ditutup Naik 0,22%

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (4/6/2014).
Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini naik 0,22% ke level 15.067,96, setelah pada Selasa (3/6/2014) berhenti di angka 15.034,25 dan menguat 0,66%.Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 14.985,21 dan 15.071,41.
Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 118 saham menguat, sedangkan 97 saham melemah dan 10 saham stagnan.
Saham SoftBank Corp dan Tokyo Electron Ltd menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 2,28% dan 3,55%. Sementara itu, Fast Retailing Co Ltd dan Sumitomo Realty & Development Co Ltd melemah 1,91% dan 1,67%.

BURSA ASIA TENGGARA: Kompak Melemah, Hanya Indeks Thailand Meski Tipis

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa Asia Tenggara nyaris serempak melemah pada pertengahan perdagangan Rabu (4/6/2014).
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis, dari enam indeks yang dipantau, hanya SET Index di Bangkok, Thailand, yang menguat tipis 0,03 basis poin ke 1.454,27 dari level 1,454,24 pada perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, Vietnam Ho Chi Minh Stock Index (VNINDEX) terkoreksi paling tajam, yakni sebesar 1,51%.
Singapore Strait Times Index (STI) dan KLCI Index di Kuala Lumpur, Malaysia juga melemah 0,59% dan 0,39%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan PSEI Index di Manila, Filipina juga turun 0,26% dan 0,04%.

Popularitas Jokowi-Prabowo Makin Bersaing, Rupiah Dapat Tekanan

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan. Dari dalam negeri, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah ketidakpastian politik terkait persaingan menuju kursi presiden-wakil presiden yang semakin ketat.
Dikutip dari Reuters, hari ini dolar diperdagangkan Rp 11.800. Titik tertingginya adalah Rp 11.810, dan terendah Rp 11.790.
"Memang dari politik ada dampaknya ke rupiah. Tapi sepertinya tidak terlalu signifikan," kata Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, ketika dihubungi detikFinance di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Saat ini, lanjut Lana, memang ada ketidakpastian soal elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berbagai lembaga survei menyebutkan persaingan keduanya cukup ketat.
"Namun dari sejumlah survei, sebenarnya terlihat bahwa Pak Jokowi masih di atas. Jadi mestinya tidak perlu terlalu khawatir soal ketidakpastian politik," ujar Lana.
Menurut Lana, faktor yang paling signifikan dalam pelemahan rupiah kali ini adalah tingginya kebutuhan valas di dalam negeri. Ada perusahaan yang membutuhkan valas untuk pembayaran dividen ke luar negeri maupun untuk keperluan impor sebagai persiapan Ramadan-Idul Fitri.
"Apalagi banyak yang butuh valas untuk pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo pertengahan tahun. Mereka berpikir daripada beli valas nanti sudah mahal lebih baik beli sekarang. Ini juga yang membuat rupiah semakin tertekan," jelas Lana.
Dari eksternal, tambah Lana, juga ada sejumlah faktor yang membuat rupiah melemah. Pertama adalah pemulihan ekonomi di Amerika Serikat yang membuat dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang lainnya.
Kedua adalah krisis politik di Thailand yang membuat mata uang baht melemah. "Baht ini ada pengaruhnya ke kawasan, tapi tidak terlalu besar," ucap Lana.
Dalam jangka pendek, Lana memperkirakan dolar bisa bergerak di kisaran Rp 11.800-12.000. Ini karena masih tingginya kebutuhan valas untuk pembayaran dividen dan utang luar negeri serta impor. Ditambah lagi ada pengaruh dari dinamika politik nasional.
Namun setelah pilpres, Lana menilai ada peluang rupiah kembali menguat. Pada akhir tahun ini, dia memproyeksikan dolar berada di kisaran Rp 10.800. "Penguatan rupiah didukung oleh sudah ada kepastian presiden baru dan impor yang menurun," katanya. (detik.com)

Unilever Bagikan Seluruh Laba ke Pemegang Saham

Jakarta -PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepakat membagikan 100% laba melalui dividen senilai Rp 5,35 triliun. Langkah ini sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (4/6/2014).
"Kami setuju untuk membagikan dividen kepada pemegang saham yang akan dibayarkan 15 Juni 2014. Jumlah saham yang dibagikan untuk dividen Rp 701 per saham. Pay out ratio masih sama, 100% seperti tahun lalu. Seluruh profit dibagikan untuk dividen sebesar Rp 5,35 triliun," papar Presiden Direktur Unilever Maurits Lalisang.
Sepanjang 2013, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 30,8 triliun atau naik 12,7% dari tahun sebelumnya. Pendapatan ini dikontribusi dari dua segmen yakni home and personal care yang menyumbang 72,9% ke penjualan dan foods and refreshments yang menyumbang 27,1%.
Laba bersih tahun lalu ikut naik 10,6% menjadi Rp 5,35 triliun dan marjin laba berada di posisi 17,4%. Jumlah aset naik menjadi Rp 13,35 triliun yang merupakan peningkatan sebesar 11,4% dari tahun sebelumnya. (detik.com)

Bergerak Fluktuatif, IHSG Rehat Siang di 4.925

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif cenderung melemah hingga siang hari ini. Indeks beristirahat di 4.925 setelah turun 16 poin.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG turun 9,039 poin (0,18%) ke level 4.933,118 akibat aksi ambil untung. Penguatan IHSG kemarin membuatnya masuk ke posisi jenuh beli.
Sejak perdagangan dibuka, Indeks terus meluncur di zona merah. Namun jelang istirahat siang IHSG sempat naik sampai ke titik tertingginya di 4.946,887 tapi hanya sebentar.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (4/6/2014), IHSG terpangkas 16,173 poin (0,33%) ke level 4.925,984. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 4,057 poin (0,49%) ke level 831,243.
Saham-saham unggulan di sektor komoditas dan finansial jadi sasaran aksi jual. Aksi jual ini banyak dilakukan investor domestik. Investor asing masih konsisten berburu saham dan tempatkan dana di pasar modal.
Perdagangan siang hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.876 kali pada volume 2,456 miliar lembar saham senilai Rp 3,275 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 125 turun, dan 88 saham stagnan.
Bursa-bursa di Asia masih bergerak variatif hingga siang hari ini. Bursa saham Tiongkok dan Singapura terjebak di zona merah sejak pagi tadi.
 
Berikut kondisi bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik 23,08 poin (0,15%) ke level 15.057,33.
  • Indeks Hang Seng melemah 129,61 poin (0,56%) ke level 23.161,43.
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 19,08 poin (0,94%) ke level 2.019,22.
  • Indeks Straits Times turun 15,92 poin (0,48%) ke level 3.280,75.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Binda Dana (ABDA) naik Rp 450 ke Rp 5.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 350 ke Rp 53.850, Selamat Sempurna (SMSM) naik Rp 275 ke Rp 4.720, dan Mandom (TCID) naik Rp 200 ke Rp 15.700.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 68.000, Saratoga (SRTG) turun Rp 300 ke Rp 4.500, Tiga Raksa (TGKA) turun Rp 260 ke Rp 1.865, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 29.750. (detik.com)

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Turun 0,5% Jelang Jeda Siang

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks acuan bursa saham Hong Kong, Hang Seng Index (HIS), bergerak melemah jelang jeda siang perdagangan Rabu (4/6/2014).
Indeks Hang Seng pada pukul 10.48 WIB atau sekitar 11.48 waktu Hong Kong berada di level 23.173,92 atau terkoreksi 0,5%. Saat pembukaan hari ini, indeks itu sudah melemah 0,03% ke 23.284,17.
Sampai waktu tersebut, indeks bergerak di kisaran 23.130,74 – 23.284,17. Dari 50 saham yang tercatat di data Bloomberg, 9 menguat, 37 melemah, dan 4 stagnan.
Saat ditutup pada Selasa (3/6/2014), indeks itu berakhir di level 23.291,04 atau menguat 0,91%.

Kurs Terpengaruh Politik, Khas Negara Berkembang

Jakarta - Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan. Dari dalam negeri, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah ketidakpastian politik terkait persaingan menuju kursi presiden-wakil presiden yang semakin ketat.
Lembaga riset LSI Denny JA pekan lalu mengadakan survei soal elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di kalangan organisasi Islam. Survei ini melibatkan 2.400 responden dari NU dan Muhammadiyah.
Hasilnya, Jokowi-JK meraih 34,44% suara NU sementara Prabowo-Hatta 26,55%. Sementara di kalangan Muhammadiyah, Jokowi-JK mendapat dukungan 27,44% dan Prabowo-Hatta 31,57%. Ini menunjukkan persaingan yang ketat di antara keduanya.
Dikutip dari Reuters, hari ini dolar diperdagangkan Rp 11.800. Titik tertingginya adalah Rp 11.810, dan terendah Rp 11.790.
"Memang ini ciri khas di negara-negara berkembang. Pasar keuangan pasti dipengaruhi oleh dinamika politik," kata Ahmad Erani Yustika, Guru Besar Ekonomi Universitas Brawijaya kepada detikFinance, Rabu (4/6/2014).
Pergerakan kurs maupun saham, lanjut Erani, terkadang sangat dipengaruhi oleh situasi politik. Ini juga terlihat kala Jokowi untuk kali pertama dicalonkan sebagai presiden oleh PDIP, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sampai 3%.
Namun pada akhirnya, tambah Erani, nilai tukar akan menemukan keseimbangan pasca riak-riak politik telah usai. "Nanti pada 9 Juli, kita sudah bisa melihat siapa yang menang pilpres. Asal pilpres berlangsung aman dan damai, kurs akan kembali ke titik keseimbangan," tuturnya.
Erani memperkirakan, rupiah sulit untuk melemah lebih dalam sampai ke kisaran Rp 12.000 per dolar AS. "Memang akan ada riak-riak kecil, tapi sepertinya tidak sampai ke level itu," ujarnya.
Selama pilpres berlangsung aman tanpa konflik horizontal, demikian Erani, dolar sepertinya sulit untuk menguat lebih tajam. "Akan ada fluktuasi, tapi tidak akan terlalu spike (tajam)," ucapnya. (detik.com)

Dolar AS Bisa Tembus Rp 12.000 Jika Pilpres Diwarnai Black Campaign

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih cenderung melemah hingga mendekati level Rp 12.000. Salah satu faktor pendorongnya tak lain karena pasar masih menunggu siapa pemenang pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang.
Sebagian kalangan menilai, pelemahan rupiah terjadi karena sulit memprediksi siapa yang akan menang dalam pilpres. Apakah Joko Widodo-Jusuf Kalla atau Prabowo Subianto-Hatta Rajasa?
"Pasar memang masih menunggu siapa pemenang dari 2 pasangan capres- cawapres itu," kata Analis Rupiah Suluh Adil Wicaksono saat dihubungi detikFinance, Rabu (4/6/2014).
Suluh menjelaskan, proses politik seperti pilpres memang sulit ditebak sehingga kepastian pergerakan rupiah pun sulit diprediksi. Namun, wajar jika pergerakan mata uang dalam pesta demokrasi bergerak fluktuatif bahkan cenderung melemah. Investor lebih memilih melepas rupiah dan memegang dolar demi keamanan.
"Sebelumnya Prabowo disebut anti AS, tapi faktanya tidak. Pemilu sulit ditebak, termasuk arah rupiah. Saat ini pada nggak mau pegang rupiah. Di negara mana pun itu hal wajar ketika terjadi proses politik seperti pemilu mereka melepas mata uangnya. Saat ini dolar dinilai sebagai safe haven, aman pegang itu," terangnya.
Melihat hal tersebut, Suluh menilai kemungkinan dolar akan bergerak di kisaran Rp 12.000 jika kedua kubu saling menjatuhkan atau melakukan kampanye hitam (black campaign). Bahkan, ada potensi dana asing sebesar US$ 30 juta akan keluar dari pasar modal jika pilpres tidak berjalan kondusif.
"Jadi ada kemungkinan mengarah ke angka Rp 12.000 per dolar AS. Angka ini terjadi jika pasangan kedua kubu capres saling menjatuhkan, melakukan black campaign. Rupiah, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), akan berdampak jika kampanye tidak berjalan lancar. Bahkan US$ 30 juta dan asing bisa keluar jika pemilu tidak kondusif," papar Suluh.
Suluh menambahkan, kedua pasangan capres-cawapres ini bisa menjadi sentimen negatif jika tidak berpihak pada pasar keuangan. "Tapi sekarang ternyata dua-duanya direspon positif," ujarnya.
Selain dinamika politik, demikian Suluh, data-data ekonomi yang dirilis juga menjadi faktor yang membuat rupiah melemah. "Pemerintah saja nggak berani mengambil kebijakan strategis, jadi semua masih wait and see. Rupiah seakan sengaja dibiarkan floating bebas," tegasnya.
Suluh memperkirakan dolar punya peluang untuk menguat hingga di kisaran Rp 12.000. Namun nantinya ada peluang perbaikan pasca pilpres.
"Nantinya setelah pilpres rupiah bisa menguat ke Rp 11.500 per dolar AS. Tentunya jika presiden terpilih merupakan pilihan pasar," ucapnya. (detik.com)

Bursa Asia Melemah di Awal Perdagangan

INILAHCOM, Hong Kong - Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Rabu (4/6/2014). Para pelaku pasar masih menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Australia.
Selain itu, pasar juga menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa pekan ini. Indeks Nikkei dibuka menguat 0,08% ke 15.045,39, indeks Hang Seng melemah 0,15% menjadi 2.035,17, indeks Kospi menguat 0,33% menjadi 2.008,56 dan indeks ASX 200 melemah 0,28% ke 5.464,40.
Kebijakan Bank Sentral Australia berpotensi menaikkan suku bunga acuan dari rekor terendah di 2,5 persen. Ekonom memperkirakan perekonomian Australia dapat tumbuh 1% pada kuartal pertama tahun 2014. Angka tersebut, merupakan penguatan dibandingkan kuartal keempat tahun 2013 yang mencapai 0,8%.
Sementara itu, para ekonom juga memproyeksikan hasil pertemuan dari Bank Sentral Eropa adalah Presiden Mario Draghi akan mengumumkan langkah-langkah kebijakan baru. Pasar harus mempersiapkan diri untuk terjadinya penurunan suku bunga, pinjaman murah dari bank atau bahkan rencana The Fed yang akan membeli aset.
Dari bursa Jepang, menguatnya indeks Nikkei akibat posisi mata uang Yen yang melemah. Yen mengalami penurunan terendah dalam satu bulan menjadi 102,55 yen per dolar AS.
Bursa Wall Street yang berakhir melamah pada perdagangan Rabu (4/6/2014) dini hari tadi belum memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan indeks Nikkei. Meningkatnya daya beli para investor asing merupakan faktor dari meningkatnya daya beli mata uang dolar AS.
Dari bursa saham AS, indeks S$P 500 melemah 0,73 poin atau 0,04% ke 1.924,24, indeks Dow Jones melemah 21,29 poin atau 0,13% menjadi 16.722,34 dan indeks Nasdaq melemah 3,12 poin atau 0,07% ke 4.234,08. Pasar masih menunggu keputusan Bank Sentral Eropa mengenai langkah-langkah stimulus dan laporan pekerjaan Amerika untuk bulan Mei menjadi faktor pelemahan.

BURSA JEPANG: Indeks Topix Reli Terpanjang Sejak 2009, Pasar Tunggu Data AS

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Jepang menguat dengan indeks Topix (TPX) menuju reli terpanjang sejak 2009, seiring dengan obligasi Australia dan Selandia Baru yang mengikuti penurunan nilai obligasi AS.
Sementara itu, harga gandum tergelincir hari ke-11, memperpanjang kemerosotan terburuk dalam 15 tahun, di saat harga minyak naik ketika data menunjukkan penurunan persediaan AS .
Indeks Topix naik 0,1% pada pukul 09:20 waktu Tokyo, mendorong indeks menuju penutupan tertinggi sejak 11 Maret di hari ke-10 dari keuntungan.
Hari ini, indeks Nikkei 225 dibuka naik 0,22% ke 15.067,41, selanjutnya pada pukul 07:09 WIB atau pukul 09:09 WIB waktu Tokyo jadi naik 0,13% ke 15.053,83.
Indeks MSCI Asia Pacific (MXAP) sedikit berubah sejalan dengan indeks Standard & Poor's 500. Selanjutnya, imbal hasil 10 tahun Australia dan Selandia Baru mencatat kenaikan setidaknya lima basis poin. Sementara itu, harga gandum dan jagung di perdagangan berjangka turun 2%, menyentuh level terendah 13 minggu.
Di sisi lain, harga minyak mentah di perdagangan New York menguat pada hari kedua, naik 0,2% dan euro dipertahankan rebound .
Australia diproyeksikan mencatat pertumbuhan yang lebih cepat untuk kuartal pertama pada hari ini, sedangkan untuk Jepang dan India tengah dijadwalkan.
"Pasar akan menjadi penentu data AS yang akan dirilis pekan ini, yang menempatkan aset berisiko dalam posisi yang menarik. Pada saat yang sama kita memiliki situasi Eropa, di mana para pedagang hanya terus berspekulasi tindakan apa yang akan ECB ambil minggu ini," ujar Stan Shamu, ahli strategi pasar dari IG LTD di Melbourne, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/6/2014).

HEADLINES KORAN: Rupiah Terjerembab, Tarif Listrik Akan Naik Lagi 1 Juli

Bisnis.com, JAKARTA— Persoalan defisit transaksi perdagangan per April 2014 yang mencapai US$1,96 miliar menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Rabu (4/6/2014).
Selain itu, juga ada soal usulan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik dan permintaan agar pemerintah menghapus subsidi energi dan menggantinya dengan subsidi langsung kepada rakyat miskin.
 
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
 
Rupiah Terjerembab
Transaksi perdagangan April 2014 mengalami defisit US$1,96 miliar atau yang terbesar sejak Juli 2013. Defisit transaksi perdagangan itu menyebabkan nilai tukar rupiah semakin lemah karena pasokan dolar AS ke pasar lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan. (KOMPAS)
 
Tarif Listrik Akan Naik Lagi 1 Juli
Akibat khawatir terjadi pembengkakan anggaran subsidi energi tahun ini, pemerintah kembali mengusulkan kenaikan tarif dasar listrik kepada DPR. Yang disasar adalah enam golongan pelanggan listrik yang tarifnya belum naik. Kenaikan tersebut akan berlaku secara bertahap. (KONTAN)
 
Hapus Subsidi BBM
Pemerintah mendatang harus berani menghapus subsidi energi dan menggantinya dengan subsidi langsung kepada rakyat miskin. Sebab, subsidi energi yang terdiri atas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik sudah membahayakan APBN dan menjadi parasit bagi perekonomian nasional. (INVESTOR DAILY)

BURSA ASIA: Tunggu Data AS dan Moneter Eropa, Indeks MSCI Asia Pacific Turun Tipis

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks acuan Asia diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 7 bulan seiring dengan aksi investor yang tengah menanti data laporan pekerja AS dan kebijakan moneter bank sentral Eropa (ECB).
Indeks MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1% ke level 142,99 pada perdagangan Rabu (4/6/2014) pukul 09.22 waktu Tokyo atau pukul 07.22 WIB.
"Dengan data AS yang mulai menguat, sejumlah investor mengurangi sedikit kekhawatiran. Namun, pada saat yang sama trader juga berspekulasi terhadap aksi yang akan diambil ECB pekan ini," papar Stan Shamu, Markets Strategist IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (4/6/2014).
Saham Stockland melonjak ke level tertinggi hampir dalam 7 bulan, JFE Holdings Inc naik 3%, Santen Pharmaceutical Co turun 1,9%.
Indeks Jepang Topix naik 0,1%, indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,2%, indeks Selandia Baru NZX 50 turun 0,1%. Sementara itu indeks Korea Selatan Kospi libur.

BURSA HONG KONG: Indeks Hang Seng Dibuka Melemah 0,03%

Bisnis.com, JAKARTA—  Bursa Hong Kong pada perdagangan pagi ini, Rabu (4/6/2014) bergerak melemah.
Hong Kong Hang Seng Index saat pembukaan hari ini turun 0,03% ke 23.284,17 dibandingkan penutupan Selasa (3/6/2014) yang ada di level 23.291,04 (menguat 0,91%).
Pada pukul 08:28 WIB atau pukul 09:28 waktu Hong Kong, indeks masih bertengger di 23.284,17.
Sampai pk. 08:28 WIB, dari 50 saham yang ada, seluruhnya masih stagnan.
Sektor yang melemah pagi ini adalah properti (0,4%), industri (0,03%).

AAA SECURITIES: IHSG Konsolidasi, Simak 4 Saham

Bisnis.com, JAKARTA— AAA Securities memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (4/6/2014) berada di level support 4.865, 4.900, dan resisten 4.950, 5.000.
Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus mengatakan meskipun IHSG kemarin masih menguat, tetapi nilai transaksi terus mengecil, dan pembelian asing juga sudah mulai berkurang.
"Kemungkinannya, IHSG masih akan cenderung konsolidasi di level 4.865—4.965, mengingat IHSG minim sentimen positif. Untuk saat ini, minor support IHSG ada di 4.900," kata Wijen dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (4/6/2014).
 
AAA Securities mengemukakan ada 4 saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu:
 
BBNI
Accumulate buy
BBNI kemarin menguat dengan volume cukup besar. Meskipun begitu, BBNI masih terkonsolidasi dengan membentuk triangle wave correction. Manfaatkan konsolidasi ini untuk accumulate buy. Mengingat selama level 4710 tidak tertembus, BBNI berpeluang untuk break resistance trendline dan membentuk wave (5).
Buy area ideal : 4875-4925.
Stop loss level : di bawah 4700.
Target profit : 5300.
 
ROTI
Buy on weakness
ROTI kemarinmenguat diikuti volume yang besar. Ini menjadi indikasi bahwa ROTI berada di wave (iii) dari wave . Manfaatkan kesempatan ini untuk BoW .
Buy area ideal : 1290-1310
Stop loss level : di bawah 1260.
Target profit : 1400-1430.
 
UNTR
SoS
UNTR saat ini masih berada di wave b, sehingga kenaikan UNTR sudah terbatas. Manfaatkan kenaikan UNTR untuk melakukan SoS dulu, mengingat wave c idealnya berada di 21000.
Range sell ideal : 22350-22500.
Target turun terdekat : 21000.
 
TOTL
SoS
TOTL kemarin memang menguat, tetapi volume yang terjadi kecil. Ini menunjukkan TOTL sedang berada di wave (iv), manfaatkan kenaikan wave (iv) ini untuk SoS, mengingat target ideal wave ada di 755 dengan asumsi wave adalah flat correction.
Range sell ideal : 835-850.
Target turun terdekat : 755.

DOLAR AS vs MATA UANG ASIA: Won Paling Tertekan, Rupiah Menguat Tipis di Rp11.805/US$

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan melemah terhadap dolar AS pagi ini, Selasa (3/6/2014).
Dari 11 mata uang Asia, sebanyak tujuh mata uang melemah dengan pelemahan terbesar dialami oleh won. Adapun tiga mata uang lainnya menguat dan satu mata uang stagnan yakni dolar Hong Kong.
Sementara itu, nilai tukar rupiah merupakan salah satu mata uang yang menguat tipis terhadap dolar AS sebesar 0,04% ke Rp11.805 per dolar AS pada pukul 08.57 WIB.

Lagi, Harga Emas Antam Naik Rp 1.000/Gram

Jakarta -Setelah kemarin naik Rp 1.000 per gram, hari ini harga emas batangan Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali naik dalam besaran yang sama. Ini juga mempengaruhi harga pembelian kembali (buyback).
Seperti dikutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, Rabu (4/6/2014), harga emas Antam tercatat Rp 528.000 per gram, naik dibandingkan sehari sebelumnya yaitu Rp 527.000 per gram.
Sementara harga buyback emas Logam Mulia Antam juga naik menjadi Rp 468.000 per gram dari sebelumnya 467.000 per gram.
 
Berikut daftar harga emas Antam hari ini:
  • 500 gram Rp 244.300.000
  • 250 gram Rp 122.250.000
  • 100 gram Rp 48.950.000
  • 50 gram Rp 24.500.000
  • 25 gram Rp 12.275.000
  • 10 gram Rp 4.940.000
  • 5 gram Rp 2.495.000
  • 4 gram Rp 1.996.000
  • 3 gram Rp 1.506.000
  • 2,5 gram Rp 1.260.000
  • 2 gram Rp 1.014.000
  • 1 gram Rp 528.000
sumber: detik.com

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 9 poin kena aksi ambil untung. Penguatan IHSG kemarin membuatnya masuk ke posisi jenuh beli.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.800 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.795 per dolar AS.
Pada perdagangan preopening, IHSG turun 9,039 poin (0,18%) ke level 4.933,118. Sedangkan Indeks LQ45 melemah 2,355 poin (0,28%) ke level 832,945.
Mengawali perdagangan, Rabu (4/6/2014), IHSG dibuka berkurang 12,774 poin (0,26%) ke level 4.929,383. Indeks LQ45 dibuka terpangkas 3,465 poin (0,41%) ke level 831,835.
Indeks belum mampu menyentuh zona hijau pagi ini. Sejak perdagangan dibuka indeks terus meluncur di zona merah.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG terkoreksi 14,228 poin (0,29%) ke level 4.927,929. Sementara Indeks LQ45 melemah 3,613 poin (0,43%) ke level 831,687.
Kemarin IHSG melaju 30 poin setelah muncul aksi borong saham jelang penutupan perdagangan. Investor yang seharian lakukan aksi tunggu (wait and see) langsung bergerak di penghujung perdagangan.
Wall Street berakhir di zona merah di tengah perdagangan yang sepi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 pun menjauh dari level tertingginya sepanjang masa yang dicetak kemarin.
Bursa-bursa regional pagi ini bergerak mixed. Melemahnya Wall Street memberi sentimen yang bercampur ke bursa-bursa Asia.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 6,56 poin (0,04%) ke level 15.040,81.
  • Indeks Hang Seng menguat 209,39 poin (0,91%) ke level 23.291,04.
  • Indeks Komposit Shanghai turun 6,62 poin (0,32%) ke level 2.031,68. 
  • Indeks Straits Times melemah 8,20 poin (0,25%) ke level 3.288,47.
sumber: detik.com

Tingkat Pengangguran Bisa Ditekan, Euro Menguat

INILAHCOM, Brussel - Euro pada perdagangan valas EUR/IDR menguat atas rupiah. Ditinjau dalam dua bulan perdagangan terakhir, penguatan itu menggiring euro berada pada pola reversal.
Analis menyatakan kurs euro terus bergerak mendesak sekitar 0,38% terhadap rupiah. Data kurs BI jual euro berada di kisaran Rp16.141,15/EUR. Sedangkan kurs beli Rp15.975,92/EUR.
Euro memperoleh sentimen positif terhadap sejumlah mata uang lain, khususnya rupiah setelah biro statistik Eruo melaporkan kinerja sektor tenaga kerja Uni Eropa meningkat. Di sisi lain, data itu tampaknya belum benar-benar kuat menopang eruo, sehingga kemarin penguatan hanya terjadi tipis dan kurang stabil.
Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya penurunan pada indikator ekonomi Unemployment Rate yang bergerak ke 11,7%. Pada periode sebelumnya Unemployment Rate tercatat 11,8%.
Data itu menunjukkan adanya perkembangan yang menggembirakan sekaligus mengisyaratkan performa yang lebih baik. Sebelumnya para ekonom memperkirakan Unemployment Rate akan dapat tertahan di 11,8%.

Alasan Fundamental Saham Alat Berat Atraktif

INILAHCOM, Jakarta – Belanja alat berat oleh perusahaan-perusahaan tambang pada 2014 dinilai jadi alasan fundamental atraktifnya saham-saham di sektor ini. Seperti apa?
"Untuk saham-saham sektor alat berat, saya hanya mantau saham PT Astra International (ASII) yang menyinggung saham alat berat PT United Tractor (UNTR)," kata pengamat pasar modal John Veter kepada INILAHCOM.
Akan tetapi, dia menegaskan, secara umum saham alat berat menarik seiring peningkatan pembelian alat berat secara signifikan tahun ini. "Orang yang membeli alat berat mengalami depresiasi nilainya sehingga pada suatu waktu harus diganti," ujarnya.
Menurut dia, saat harga batu bara turun, banyak perusahaan yang menunda untuk mengganti atau memperbaharui alat beratnya. "Itu mau tidak mau tetap harus dilakukan karena kebijakan sebelumnya hanya kebijakan tunda. Penundaan tersebut sebagai efisiensi untuk memotong cost mereka," tandas dia.
Pada 2014-2015, kemungkinan besar, yang tadinya menunda peremajaan alat berat atau menggantinya, kemungkinan melakukannya sekarang. "Dari sisi ini, penjualan alat berat akan relatif lebih baik dibandingkan tahun lalu," ungkap dia.
Meski begitu, Veter mengakui, untuk 2014, harga batu bara memang belum confirm naik. Akan tetapi, kemungkinan tidak akan turun lagi. Ekspansi pun akan terus berlangsung. Pembelian alat-alat baru untuk replacement yang lama dan pembelian suku cadang juga menjadi lebih banyak. "Sebab, suku cadang alat berat tidak diganti sebelumny. Jadi, tahun lalu mereka hanya menunda hingga cashflow mereka lebih baik," papar dia.
Sementara itu, untuk booming batu bara 2014 pun, kata dia, sebenarnya juga belum terkonfirmasi. Tapi, untuk turun relatif sudah sangat terbatas. "Jadi, jika beli saham-saham alat berat dan batu bara sekarang, risikonya sudah tipis," tuturnya.
Meksipun, tipisnya risiko tersebut, tidak berlaku untuk semua saham batu bara. Sebab, tidak semua saham batu bara berhubungan erat dengan harga batu bara. "Contohnya saham PT Bumi Resources (BUMI) yang hubungannya erat dengan utang perseroan. Jadi, penurunan harga batu bara relatif kecil, cenderung datar atau justru menguat," ucapnya.
Meski begitu, Veter mengaku tidak memantau saham UNTR secara teknikal. "Saya rekomendasikan buy induk usahanya PT Astra International (ASII) dengan target harga Rp8.500 untuk 2014," tuturnya.
Yang jelas, kata dia, emiten alat berat diuntungkan oleh peremajaan alat berat, pembelian spare part, dan kecenderungan harga batu bara yang datar-naik sehingga mendongkrak permintaan alat berat. "Yang leading di sektor ini adalah UNTR," imbuhnya.

Pemerintah Tolak Permintaan Investor Gadged

INILAHCOM, Jakarta - Pemerintah menjelaskan investor teknologi seperti gadged smartpon masih enggan investasi di Indonesia. Mereka memiliki permintaan yang tidak realistis.
"Smartphone, mereka minta fasilitas atau insentif yang saat ini tidak dimungkinkan misal tax holiday sampai berpuluh-puluh tahun. Bebas dari sewa atau kepemilikan tanah," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar saat di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (3/6/2014).
Teknologi gadged yang lain, lanjut Mahendra, sudah ada investasi . Seperti Laptop, netbook. "Tidak juga tuh, sebenarnya jangan bicara teknologi, yang kita masih melihat kalau tekno laptop netbook semua sudah invest di sini," katanya.
Perusahaan gadged smartphon asal Taiwan Foxonn belum merealisasikan investasi pabrik dan produksi ponsel pintar di Indonesia.

Tower Bersama Bagi Dividen pada Akhir Juni

INILAHCOM, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructore Tbk (TBIG) akan membagikan dividen final tahun buku 2013 sebesar Rp575,5 miliar.
Dana tersebut merupakan 42% dari laba 2013. Dividen tersebut setara dengan Rp120 per saham. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Selasa (3/6/2014).
Hasil RUPS Tahunan perseroan juga menyetujui Rp287,7 miliar atau Rp60 per saham sebagai dividen interim. Dividen tersebut telah cair pada 3 Oktober 2013.
Untuk sisa dividen tunai pada tahun buku 2013 sebesar Rp278,7 miliar akan tercatat pada 6 Juni 2014 dan pembayarannya pada 20 Juni 2014. Pembayaran dividen untuk 4,7 miliar pemegang saham. Dengan demikian dividen tunai menjadi Rp61 per lembar.

Deflasi Terus Ancam Uni Eropa

INILAHCOM, London - Pada bulan Mei 2014, laju inflasi turun tajam sehingga memaksa Bank Sentral Eropa (ECB) menahan risiko terjadi deflasi.
Indeks harga konsumen naik 0,5% secara year on year di bulan Mei. Demikian rilis resmi Eurostat, Selasa (3/6/2014). Hal ini menjunjukkan penurunan dari bulan April yang tercatat 0,7%. Demikian mengutip cnbc.com.
Inflasi pada bulan Maret mencapai 0,5% sebagai terendah sejak bulan November 2009 lalu. Angka inflasi ini masih di bawah target yang harus mendekati 2 persen.
Dengan inflasi tersebut, ECB berharap dapat meningkatkan permintaan konsumen. Hal ini sejalan dengan target ECB untuk meningkatkan pertumbujhan ekonomi di kawasan Eropa.
Zona dengan 18 negara tersebut memiliki risiko menuju tren deflasi setelah inflasi turun 0,7% pada bulan Oktober 2013. Level ini merupakan terendah sejak 47 bulan terakhir. ECB meresponnya dengan memangkas suku bunga acuan ke level rendah di 0,25 persen.
Sejak kondisi tersebut, pertumbuhan harga terus mengecewakan. Investor pun mengharapkan ECB memiliki kebijakan baru pada pekan depan.

IHSG Bisa Menguat Tipis

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melaju 30 poin setelah muncul aksi borong saham jelang penutupan perdagangan. Investor yang seharian lakukan aksi tunggu (wait and see) langsung bergerak di penghujung perdagangan.
Menutup perdagangan, Selasa (3/6/2014), IHSG melaju 30,066 poin (0,61%) ke level 4.942,157. Sementara Indeks LQ45 menanjak 6,222 poin (0,75%) ke level 835,300.
Wall Street berakhir di zona merah di tengah perdagangan yang sepi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 pun menjauh dari level tertingginya sepanjang masa yang dicetak kemarin.
Pada penutupan perdagangan Selasa watku setempat, Indeks Dow Jones melemah 21,29 poin (0,13%) ke level 16.722,34. Indeks S&P 500 turun 0,73 poin (0,04%) ke level 1.924,24. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 3,12 poin (0,07%) ke level 4.234,08.
Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa menguat meski dalam rentang yang sudah terbatas. Investor cenderung wait and see sampai ada katalis kuat yang bisa menggerakan bursa.
 
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 6,56 poin (0,04%) ke level 15.040,81.
  • Indeks Straits Times melemah 8,20 poin (0,25%) ke level 3.288,47.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Panin Sekuritas
IHSG kemarin bergerak menguat +0,61% didorong oleh menguatnya bursa regional menyusul data manufaktur AS bulan Mei yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, pergerakan indeks dibayangi oleh nilai tukar rupiah yang cenderung melemah. Neraca perdagangan Indonesia bulan April di luar dugaan mengalami defisit US$ 1,96 miliar, jauh lebih buruk dari konsensus yg memperkirakan surplus US$ 178 juta. Salah satu penyebabnya adalah naiknya impor ponsel sebesar 56% yoy. Selain itu harga komoditas utama ekspor, yaitu batu bara dan CPO yang melemah. Hari ini kami proyeksikan IHSG bergerak menguat terbatas dengan kisaran support-resistance 4.927-4.967.
 
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar -0,13% dan S&P500 sebesar -0,04%. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik +0,22% ke level US$102,89 per barel, dan harga emas Comex menguat +0,06% ke posisi US$1.245,20 per troy ounce. Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terus melemah, seiring defisit neraca perdagangan yang semakin membesar. Di sisi lain, tekanan inflasi bulanan diprediksi akan semakin besar pada Juni dan Juli karena persiapan bulan puasa dan hari raya. Meskipun demikian, tekanan kembali melunak ke depannya dan diikuti oleh normalisasi inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin diperdagangkan diatas EMA 200 hari. Indeks bergerak fluktuatif, meskipun akhirnya berhasil ditutup menguat. Pada perdagangan hari ini, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan dan menyentuh resistance di 4.987 serta support di 4.893. (detik.com)

Wall Street Melemah Pasca S&P Cetak Rekor

New York -Pasar saham Wall Street berakhir di zona merah di tengah perdagangan yang sepi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 pun menjauh dari level tertingginya sepanjang masa yang dicetak kemarin.
Investor belum dapat sentimen positif yang bisa menjadi katalis pendorong aksi beli saham. Penguatan di saham-saham semikonduktor menahan pelemahan bursa Paman Sam.
Setengah dari total 10 indeks sektoral di S&P 500 berakhir di zona merah, dipimpin oleh saham-saham telekomunikasi yang terpangkas cukup dalam.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/6/2014), sejak awal pekan ini Dow Jones sudah mencetak rekor tertinggi, sementara S&P 500 justru sejak akhir pekan lalu. Namun penguatannya pada perdagangan Senin sudah mulai terbatas dan hari Selasa waktu setempat akhirnya melemah.
Pada penutupan perdagangan Selasa watku setempat, Indeks Dow Jones melemah 21,29 poin (0,13%) ke level 16.722,34. Indeks S&P 500 turun 0,73 poin (0,04%) ke level 1.924,24. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 3,12 poin (0,07%) ke level 4.234,08. (detik.com)

Waterfront Securities: IHSG Cenderung Menguat

Jakarta -IHSG pada perdagangan Selasa 3 Juni 2014 ditutup menguat 0,61% pada level 4942. Penguatan terbesar pada sektor perdagangan. Sektor perkebunan mengalami pelemahan. Investor asing melakukan net sell Rp251,3 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah tipis karena pasar menunggu hasil pertemuan ECB pada hari Kamis dan menantikan data tenaga kerja AS pada pekan ini. Data inflasi area euro pada bulan Mei lebih rendah dari perkiraan, yang semakin menimbulkan tekanan bagi ECB untuk melakukan langkah yang mendorong pertumbuhan. ECB mengindikasikan akan kembali mengulangi komitmennya untuk mempertahankan suku bunga pinjaman pada level rendah. Sementara itu data factory orders naik 0,7% pada bulan April, lebih tinggi dari estimasi 0,5%. Data ADP Employment yang akan dirilis nanti malam diperkirakan akan lebih rendah dari bulan sebelumnya. Sedangkan tingkat pengangguran diperkirakan akan terjaga pada level terendah sejak September 2008. Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan bergerak cenderung mixed to up. IHSG bergerak pada kisaran level 4875 - 4988. Rekomendasi: TLKM, INDF, HRUM, SMCB, ASII, ITMG, BMRI, INCO.(detik.com)

Trust Securities: IHSG Cenderung Menguat Tipis

Jakarta -Laju IHSG masih terlihat mengalami kenaikan seiring dengan kembali meningkatnya aksi beli paara investor, terutama asing yang sempat mencatatkan nett buy meskipun jelang akhir sesi perdagangan kembali mencatatkan nett sell tipis. Menarik juga mencermati pergerakan IHSG dimana kenaikan ini terjadi di tengah anjloknya Rupiah karena pelaku pasar valas masih merespon negatif data-data ekonomi Indonesia yang telah dirilis sebelumnya. Aksi beli pada saham-saham konsumer, perdagangan, pertambangan, dan lainnya juga menopang hijaunya IHSG. Selain itu, masih positifnya sejumlah bursa saham utama Asia turut memberikan tambahan angin segar bagi IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4942,16 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4896,95 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4942,16. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Rabu (4/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4890-4907 dan resisten 4940-4954. Hammer masih bertahan di middle bollinger band (MBB ). MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William's %R masih bertahap kenaikannya. IHSG sempat berada di target support (4870-4898) namun, juga sempat berada di target resisten (4926-4938). Meski aksi beli mulai meningkat namun, belum sepenuhnya signifikan sehingga kenaikan pun masih terbatas. Oleh karena itu, laju IHSG pun masih akan variatif cenderung menguat tipis namun, tetap perhatikan potensi pembalikan arah jika laju bursa saham global berbalik arah.(detik.com)

Kiwoom Securities: IHSG Masih Dalam Tren Menguat

Jakarta -Belum adanya faktor pendukung eksternal tidak dapat menggairahkan aktifitas perdagangan. IHSG masih dapat melanjutkan penguatan setelah sempat kembali mencoba level psikologis 4,900 kemarin. Serta, kembali timbulnya minat beli asing diharapkan dapat mendorong peluang positif. Sehingga, kami memperkirakan IHSG masih akan melanjutkan tren penguatan pada hari ini.
 
BUMI – Refinancing obligasi
PT Bumi Resources (BUMI) dan anak perusahaan, Enercoal Resources Pte. Ltd. (Singapura) menunjuk Deutsche Bank sebagai sole solicitation agent terkait kemungkinan meminta persetujuan memperpanjang jatuh tempo atas obligasi konversi senilai US$ 375 Juta. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada Agustus 2014, membayar kupon 9.25% per tahun. Obligasi tersebut diterbitkan pada tahun 2009 lalu dengan harga konversi Rp 3,366.9 per lembar. Saat ini BUMI juga tercatat belum melakukan pembayaran atas kupon obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2016. Kupon atas obligasi seharusnya dibayarkan pada 12 Mei lalu. Saat ini BUMI berstatus "technical default" dan memiliki waktu hingga 10 Juni untuk melakukan pembayaran kupon.
 
JPFA – Belanja modal
PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1.9 Triliun naik 21.8% dibandingkan realisasi belanja modal tahun lalu Rp 1.56 Triliun. Dana belanja modal berasal dari hasil penerbitan surat utang. Hingga 1Q 2014, JPFA telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 300 Miliar. Sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk breeding farm sebesar Rp 600 Miliar. Sedangkan, pengembangan pabrik pakan ikan dan udang di Medan dan Purwakarta Senilai Rp 500 Miliar. JPFA akan menambah kapasitas dan count dryer sekitar Rp 300 Miliar serta peternakan ayam komersial Rp 100 Miliar.
 
SMAR – Rencana tingkatkan free-float
PT Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMAR) berencana menambah jumlah saham yang beredar di publik (free float) menjadi 7.5% dari saat ini 2.8%. SMAR sedang mengkaji opsi rights issue. Rencana peningkatan jumlah saham publik akan disesuaikan dengan persyaratan OJK minimal 7.5%. Tahun ini, SMAR mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1.6 Triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi tiga pabrik penyulingan di Jakarta, Surabaya dan Medan. Saat ini kapasitas produksi pabrik penyulingan yang terpasang sebesar 7,600 ton per hari dan dalam tiga tahun kedepan ditargetkan menjadi 10,600 ton per hari. Sumber dana belanja modal mayoritas berasal dari kas internal.(detik.com)

Mandiri Sekuritas: Indeks Masih Berpotensi Menguat

Jakarta -Pasar saham AS berbalik arah melemah, setelah beberapa kali sempat menyentuh rekor baru. Koreksi ditunjukkan oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar -0,13% dan S&P500 sebesar -0,04%. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas justru terapresiasi. Harga minyak mentah WTI naik +0,22% ke level US$102,89 per barel, dan harga emas Comex menguat +0,06% ke posisi US$1.245,20 per troy ounce. Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terus melemah, seiring defisit neraca perdagangan yang semakin membesar. Di sisi lain, tekanan inflasi bulanan diprediksi akan semakin besar pada Juni dan Juli karena persiapan bulan puasa dan hari raya. Meskipun demikian, tekanan kembali melunak ke depannya dan diikuti oleh normalisasi inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin diperdagangkan diatas EMA 200 hari. Indeks bergerak fluktuatif, meskipun akhirnya berhasil ditutup menguat. Pada perdagangan hari ini, indeks masih berpotensi melanjutkan penguatan dan menyentuh resistance di 4.987 serta support di 4.893.(detik.com)

Panin Sekuritas: IHSG Menguat Terbatas

Jakarta -IHSG kemarin bergerak menguat +0,61% didorong oleh menguatnya bursa regional menyusul data manufaktur AS bulan Mei yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, pergerakan indeks dibayangi oleh nilai tukar rupiah yang cenderung melemah. Neraca perdagangan Indonesia bulan April di luar dugaan mengalami defisit US$ 1,96 miliar, jauh lebih buruk dari konsensus yg memperkirakan surplus US$ 178 juta. Salah satu penyebabnya adalah naiknya impor ponsel sebesar 56% yoy. Selain itu harga komoditas utama ekspor, yaitu batu bara dan CPO yang melemah. Hari ini kami proyeksikan IHSG bergerak menguat terbatas dengan kisaran support-resistance 4.927-4.967.(detik.com)