korea by dewanti

Friday, November 22, 2013

PALM Bidik Hasil PUT Maksimal Rp887,03 M

INILAH.COM, Jakarta - PT Provident Agro Tbk (PALM) akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp887,03 miliar.
Direktur Keuangan PT Provident Agro Tbk, Devin Antonio Ridwan mengatakan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLB) para pemegang saham sudah menyetujui PUT dengan jumlah saham sebanyak-banyaknya 2.111.994.000 saham biasa.
Menurut dia, jumlah tersebut merupakan 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT dengan nilai nominal Rp100 per saham. "Sedangkan harga pelaksanaan sebesar Rp420 per saham," kata Devin seusai RUPSLB di Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Menurut Devin, perolehan PUT akan digunakan untuk mengambil alih perusahaan perkebunan kelapa sawit oleh perseroan melalui Mutiara Agam sebagai bagian dari stategi pengembangan usaha perseroan. Nilai investasinya sekitar Rp130 juta.
Selain itu, Rp180 juta akan digunakan untuk membiayai modal kerja entitas. Seperti pembelian TBS, pengadaan bahan baku, perawatan TM dan biaya operasional lainnya.
"Sisanya untuk pembayaran perceparan atas kewajiban perseroan, sehubungan dengan akuisisi saham terhadap seluruh saham PT Nusantara Permai dan PT Alam Permai pada bulan Mei 2012, yang telah dialihkan oleh PT Hamparan Karunia Nusantara kepada PT Providen Capital Indonesia yang merupakan salah satu pemegang saham utama Perseroan," tutur Devin.

Bursa Asia Positif Respon Data AS

INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan Jumat (22/11/2013). Penguatan seiring data ekonomi AS tentang klaim pengangguran.
Indeks Nikkei Jepang naik 1,1 persen dengan menguatnya dolar terhadap yen. Penguatan tajam terjadi pada bursa Sydney, indeks ASX naik 0,9% dengan penopang saham energi dan saham tambang. Untuk indeks Kospi di Seoul naik 0,6%, indeks Hang Seng naik 0,65 dan indeks Shanghai turun 0,2%. Demikian mengutip marketwatch.com.
Penguatan bursa Asia pada pekan ini mendapat dukungan kuat dari saham Hang Seng. Hal ini dengan rilis rencana reformasi ekonomi China untuk satu dekade mendatang.
Untuk pekan ini indeks Hang Seng naik 7,2 persen, indeks Shanghai mendapatkan 3,1 persen. Sementara indeks ASX turun 1,2 persen, indeks Nikkei mendatar dan indeks Nikkei mencatat kenaikan 2,2 persen.
Sementara data AS tentang klaim penganggran menjadi sentimen kuat di Wall Street dan indeks Nasdaq. Klaim pengangguran AS untuk per 16 November turun 21.000 menjadi 323.000. Data ini jauh di bawah perkiraan sebelumnya.
Hal ini memicu indeks Dow Jones menguat 0,7% menembus level 16.009,99. Level tersebut untuk pertama kalinya dapat tertembus Dow Jones. Untuk indeks S&P naik 0,8% ke 1.795,85 dan indeks Nasdaq melonjak 1,2% ke 3.969,15.
Data AS yang lain adalah berkurangnya laju inflasi terhadap ekonomi. Harga grosir bulan Oktober turun 0,2% yang menjadi tren penurunan dalam dua bulan terakhir.

IHSG Turun, Dolar Naik Jadi Rp 11.720

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 8 poin menyusul maraknya aksi jual di saham lapis dua. Indeks yang sempat menghijau pun akhirnya gagal rebound.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 11.720 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.700 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 28,177 poin (0,65%) ke level 4.354,382 berkat sentimen positif Wall Street yang cetak rekor semalam. Investor langsung berburu saham-saham yang harganya sudah murah.
Saham-saham yang sudah murah langsung jadi incaran investor. Indek sempat naik sampai posisi tertingginya di 4.359,581.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 2,063 poin (0,05%) ke level 4.324,142. Indeks stagnan masuk jeda istirahat siang setelah melewati perdagangan yang sepi. Investor yang sempat berburu saham akhirnya lakukan aksi tunggu.
Investor asing malah lakukan aksi jual setelah IHSG menghijau sebentar. Akhirnya IHSG jatuh ke zona merah pada istirahat siang tadi
Penguatan saham-saham unggulan belum mampu menahan indeks tetap positif. Indeks terus meluncur di zona merah hingga posisi terendahnya hari ini di 4.303,530.
Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (22/11/2013), IHSG ditutup turun 8,245 poin (0,19%) ke level 4.317,960. Sementara Indeks LQ45 ditutup melemah 1,123 (0,16%) ke level 720,887.
Tekanan jual di saham-saham lapis dua cukup tinggi dan intens sehingga membuat indeks sulit bergerak ke atas. Aksi jual ini masih didominasi investor asing.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 96.914 kali pada volume 8,612 miliar lembar saham senilai Rp 5,580 triliun. Sebanyak 116 saham naik, sisanya 103 saham turun, dan 113 saham stagnan.
Nilai dan volume transaksi perdagangan hari ini naik cukup tinggi karena ada transaksi saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) di pasar negosiasi yang cukup tinggi, yaitu Rp 1,8 triliun. Transaksi ini dilakukan oleh dua broker, UBS Securities (AK) dan Maybank Kim Eng Securities (ZP).
Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan mixed. Bursa saham Hong Kong dan Jepang bisa positif didorong sentimen rekor Dow Jones semalam.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 9,39 poin (0,43%) ke level 2.196,38. 
  • Indeks Hang Seng menguat 115,99 poin (0,49%) ke level 23.696,28. 
  • Indeks Nikkei 225 naik 16,12 poin (0,10%) ke level 15.381,72. 
  • Indeks Straits Times menipis 3,37 poin (0,11%) ke level 3.169,01. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 300 ke Rp 37.150, Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 22.950, United Tractor (UNTR) naik Rp 250 ke Rp 20.250, dan Nipress (NIPS) naik Rp 250 ke Rp 7.950.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 800 ke Rp 27.750, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 800 ke Rp 65.000, Indocement (INTP) turun Rp 600 ke Rp 18.600, dan Danayasa Arthatama (SCBD) turun Rp 300 ke Rp 3.000. (detik.com)

Awas, Utang Swasta Terjerat Dolar

INILAH.COM, Jakarta - Jantung sebagian pengusaha nasional hari ini mungkin berdetak lebih kencang dari biasanya. Ini lantaran dolar AS terus menguat dan rupiah semakin tak bertenaga.
Pada Jumat (22/11/2013) siang rupiah terjun ke level Rp11.728 per dolar AS. Padahal, tadi pagi masih Rp11.704 per dolar AS. Ini merupakan level terendah rupiah sejak 31 Maret 2009.
Tentu saja, menguatnya dolar AS dan melemahnya rupiah, akan membuat jumlah utang luar negeri dalam mata uang dolar AS meningkat. Semakin kuat dolar AS, semakin besar utang yang harus dibayar oleh perusahaan swasta dan pemerintah.
Menurut catatan Bank Indonesia, jumlah utang luar negeri swasta per Juli 2013 sudah mencapai US$133,938 miliar atau sekitar Rp1.553,68 trilin. Dari jumlah ini, sebanyak 87,1% dalam bentuk dolar AS. Repotnya, utang luar negeri swasta yang jatuh tempo pada periode Juni-Desember 2013 mencapai US$24,17 miliar, atau sekitar 18,37% dari total utang luar negeri swasta.
Jadi, posisi utang luar negeri swasta sudah pada taraf mengkhawatirkan. Kalau dihitung-hitung, rasio utang luar negeri swasta terhadap produk domestik bruto (PDB) sudah berada di kisaran 30%. Artinya, angka ini sudah melewati ambang batas yang wajar sekitar 23%-24%.
Celakanya, seperti dikatakan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, sebanyak 15% utang luar negeri swasta itu belum memiliki lindung nilai atau hedging. Jadi, kalau tidak hati-hati, situasinya bisa berbahaya.
Beberapa waktu lalu, kabarnya, Kementerian Keuangan sudah menyusun aturan untuk mengendalikan utang luar negeri swasta. Ukuran yang dipakai adalah debt service ratio (DSR). Dengan DSR, utang luar negeri yang berlebihan bisa dibatasi.
Langkah ini ditempuh pemerintah untuk mencegah agar krisis moneter 1998 tidak terulang. Saat itu, dari total utang luar negeri per Maret 1998 sebesar US$138 miliar, sekitar US$72,5 miliar adalah utang swasta. Dari jumlah ini, sekitar US$20 miliar akan jatuh tempo di 1998. Sementara cadangan devisa tinggal US$14,4 miliar.
Inilah salah satu pendorong yang membuat ekonomi Indonesia saat itu ambruk. Nilai tukar rupiah yang pada 1997 masih Rp4.850 per dolar AS, meluncur dengan cepat ke level sekitar Rp17.000 per dolar AS pada 22 Januari 1998, atau terdepresiasi lebih dari 80% sejak mata uang tersebut diambangkan 14 Agustus 1997.
Hingga kini, trauma krisis 1998 masih membekas di banyak orang Indonesia. Mudah-mudahan krisis 1998 tidak terulang di tahun ini atau di 2014.

Rupiah Kembali Terpuruk ke Rp11.735/US$ Jelang Penutupan

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali melemah ke atas Rp11.700 menjelang penutupan perdagangan Jumat (22/11/2013).
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,26% ke level Rp11.735 per dolar AS pada pukul 14.14 WIB.
Pada awal perdagangan pagi ini, rupiah sempat menguat tipis 0,04% ke level Rp11.700 pada pukul 09.02 WIB.
Pelemahan rupiah sore ini terjadi saat dolar AS cenderung ditransaksikan menguat terhadap mata uang di Asia-Pasifik.

BNBR Tunda IPO Anak Usahanya Tahun Ini

INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menunda anak usahanya melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO) pada tahun ini.
Pasalnya, pihak manajemen melihat perekonomian Indonesia pada tahun ini belum stabil. Dirut PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gofur Umar mengatakan, melihat kondisi perekonomian saat ini kemungkinan pelaksanaan IPO untuk anak usaha perseroan dilakukan pada 2015 mendatang, sehingga persiapan akan lebih matang.
"Niatnya anak usaha di bidang manufacturing akan IPO pada tahun ini (2013), tetapi situasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tidak terlalu kondusif, membuat kami berpiikir lebih jauh untuk menunda IPO di tahun 2015," kata Bobby usai paparan publik di Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Menurut Bobby, pemilihan tahun 2015 karena pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia dan luar negeri sudah stabil. Lanjutnya, untuk 2014 dilihat masih terjadi gejolak karena adanya Pemilihan Umum (Pemilu). Namun, untuk mengenai target dana dari IPO, Bobby belum bisa menyebutkan saat ini.
Pada awalnya BNBR akan membawa beberapa anak usahanya untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI, seperti PT Bakrie Pipe Industries (BPI), PT Bakrie Tosanjaya dan PT South East Asia Pipe Industries (SEAPI).
Namun, jika melihat kondisi saat ini kemungkinan besar PT Bakrie Tosanjaya yang akan melaksanakan IPO. Sebab, perseroan akan menjual BPI pada akhir 2013 guna mengurangi beban utang perseroan.

Rupiah Jeblok Bikin Utang Bakrie Makin Menumpuk

Jakarta -PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) punya utang Rp 6,7 triliun hingga triwulan III-2013. Utang ini naik dari sebelumnya yang hanya Rp 5,7 triliun.
Peningkatan utang itu disebabkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir.
"Utang jangka panjang dan pendek naik dari Rp 5,7 triliun ke Rp 6,7 triliun. Karena depresiasi rupiah," ujar Presiden Direktur BNBR Bobby Gafur dalam paparan publik tahun 2014, di Bakrie Tower, Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Ia mengatakan, pergeseran nilai mata uang yang cukup mendalam ini berpengaruh buruk pada utang perseroan. Apalagi mayoritas utang perseroan dalam posisi dolar AS.
Awal tahun 2013, dolar AS berada di kisaran antara Rp 9.500 per dolar AS dan saat ini melambung tinggi hingga berputar di kisaran Rp 11.600 per dolar AS.
"Kenaikan utang terjadi akibat pelemahah rupiah dari dolar. Kurs dolar awalnya Rp 9.500-an, sekarang Rp 11.600-an. Maka dari itu rasio utang tercatat kenaikan. Karena banyak simpanan dalam bentuk dolar," jelasnya.
Selain utang, Bobby mengatakan pelemahan rupiah juga berdampak buruk pada penurunan pendapatan dan kerugian. Ini terjadi hampir di seluruh perusahaan. Ia menilai itu tidak bisa dihindarkan oleh perusahaan manapun.
"Ini tidak bisa dihindarkan. Ini berdampak kepada seluruh perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk dolar," terangnya.

IHSG Sulit Tembus Level 5.000

INILAH.COM, Jakarta - PT Henan Putihrai Securities memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai akhir 2013 berada pada level 4.800 sampai 4.850.
"Mencapai 5.000 akan sulit dengan kondisi perekonomian saat ini. Sehingga saya perkirakan di posisi 4.800 sampai 4.850," kata Strategic Development Henan Putihrai Securities, Hendra Julius S Martono di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/11/2013).
Sementara untuk sektor saham yang bisa menjadi pilihan dan masih memiliki performa positif, seperti pertambangan, perkebunan, perdagangan. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak berdampak terhadap BI Rate yang mengalami kenaikan.
"Bagus dalam jangka pendek, artinya sampai akhir tahun, seperti pertambangan yakni PTBA (PT Bukit Asam Tbk), TINS (PT Timah Tbk), ADRO (ADRO) dan ITMG," kata Hendra.
Pada akhir 2012 IHSG berada di level 4.216,69 atau naik 34,83 dari akhir tahun 2011.

Proses Izin IPO Blue Bird Baru 50%

INILAH.COM, Jakarta - Proses perizinan PT Blue Bird untuk menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencapai 50%.
"Prosesnya baru mencapai 50 persen," kata Dirut Danareksa Sekuritas, Marchiano Herman saat di gedung BEI Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut Marchiano, berbagai berkas Blue Bird untuk menjadi perusahaan terbuka sedang dalam kajian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), guna mendapatkan izin pra efektif.
Namun, Marchiano hingga saat ini masih belum mengatakan target dana yang diincar Blue Bird dalam pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO).
Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen mengatakan, Blue Bird berencana melepas 20% sampai 25% sahamnya ke publik dan bisa akan listing di BEI pada tahun ini.
Sementara untuk penjamin pelaksana efek, perusahaan operator taxi tersebut telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Credit Suisse Securities Indonesia dan PT UBS Securities Indonesia. Perseroan juga akan membidik dana segar dari pasar modal sebesar US$450 juta.

Kalbe Farma Ekspansi ke Nutrisi

INILAH.COM, Jakarta - Masuknya PT Kalbe Frama (KLBF) ke bisnis nutrisi diperkirakan akan menunjang kinerja perseroan ke depan. Bisnis nutrisi ini dinilai berpotensi besar bagi perseroan sehingga tidak mengandalkan bisnis farmasi saja.
Dalam riset yang dikeluarkan PT Investa Saran Mandiri, bisnis Kalbe Farma adalah produksi dan distribusi berbagai produksi farmasi dan nutrisi yang mencakup 20 perusahaan baik di dalam maupun luar negeri.
Selain di Indonesia, Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu di negara ASEAN antara lain Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar. Selain itu, ada cabang di Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan.
Menariknya, kinerja keuangan KLBF triwulan III ini juga sejalan dengan prediksi. Pendapatannya yang Rp11,4 triliun menggambarkan pertumbuhan 18%. Sebagian besar (26%) ditunjang Pada perdagangan Rabu (20/11/2013) hari ini saham Kalbe diperdagangkan di kisaran Rp1.290. Sementara laba sebelum pajak pada kuartal III tercatat naik 9,4% menjadi Rp1,81 trilliun.
Namun, karena ada tekanan dari biaya bunga dan rugi kurs, Bahana Securities merekomendasikan hold untuk KLBF dengan target harga Rp 1.500. Demikian pulan rekomendasi yang diberikan KDB Daewoo Securities.
Lain halnya dengan rekomendasi PT Investa Saran Mandiri yang memperkirakan, earning per share/EPS Kalbe Farma mencapai Rp42,8 pada 2013 dan Rp50,8 pada 2014. Maka dari itu, Investa merekomendasikan buy untuk saham ini dengan target Rp1.600.

Dirut BNI: Sinergi Awal dengan KKKS

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menilai perjanjian trustee and paying agent di industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan salah satu langkah sinergi yang baik dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Kami menilai, industri ini memang industri unggulan. Tapi ini awal dari sinergi antara KKKS dan bank nasional. Kami belajar surfaces dulu, dari cash management. Sekarang baru trustee nanti ada pembiayaan sementara yang kecil-kecil dulu," kata Dirut BNI, Gatot M Suwondo di Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Gatot mengakui bank nasional mengalami keterlambatan untuk terjun menampung dana dari bisnis KKKS. Hal ini terjadi lantaran belum adanya aturan teknis di lapangan atau trustee law.
Sejak 2010-2011 kegiatan ini memang terus menjadi sorotan, dan pembicaraan. Sampai akhirnya TPAA pun muncul dan digunakan BNI. "Istilahnya ada pembeli izin naruh duit dulu. Kalau sudah deliver baru uangnya bisa dibayar. Kita memegang dana itu. Kalau terjadi apa-apa sama perusahaan ini, dana tidak bisa diganggu gugat. Atas dasar trust itu maka ada transaksi," tutur Gatot.
Gatot menyampaikan, jenis transaksi dalam TPAA menggunakan dollar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan kesapakatan yang dilakukan antara bank bersangkutan dan KKKS.

Penjualan Bakrie Pipe akan Rampung Tahun Ini

INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah menemukan investor yang tertarik membeli anak usaha perseroan yakni PT Bakrie Pipe Industries (BPI).
Dirut PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gofur Umar mengatakan penjualan anak usaha dilakukan untuk mengurangi beban utang perseroan. Dengan demikian diharapkan, penjualan ini akan rampung pada akhir tahun ini.
"Kita usahakan tahun ini selesai, ada pembelinya investor lokal, bukan asing karena asing terlalu lama responnya," kata Bobby seusai paparan publik di Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Aset PT Bakrie Pipe Industries tercatat senilai Rp3,5 triliun dan BNBR hingga saat ini memiliki utang sebesar Rp6,7. Sehingga pada tahun depan, perseroan berharap dapat mengurangi jumlah utangnya sebesar Rp3 triliun.
"Kita berniat untuk mengurangi utang sebesar Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun. Kalau agresif sebenarnya tahun depan itu bisa Rp3,5 triliun," ucap Bobby.
Selain menjual anak usaha, perseroan juga akan menjual tanah yang dimilikinya di wilayah BPI seluas 26 hektar. Namun, Bobby belum bisa menyebutkan nilai tanah tersebut.

Setelah Total, BNI Gandeng Lagi 2 Perusahaan Migas Gunakan Trustee

Jakarta -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mengandeng kembali perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia untuk menggunakan jasa Trutee Paying Agent Agreement (TPPA).
Selama ini perusahan minyak lebih percaya menggunakan bank asing atau bank di luar negeri.
"Ini kita tandatangan TPAA di SKK Migas, antara BNI dengan perusahaan minyak dari PT PHE ONWJ dan Energi Mega Persada (EMP) Bentu dalam perjanjian jual beli gas antara ONWJ dengan Pertamina untuk keperluan bahan bakar gas transportasi dan gas untuk PLN," kata Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo ditemui di Kantor SKK Migas, Jumat (22/11/2013).
Gatot mengatakan penggunaan trusree ini merupakan yang kedua setelah pada Februari 2013 lalu juga berhasil mengandeng PT Total E&P Indonesie dalam penjualan gas ke LNG Bontang dengan nilai US$ 1,5 miliar.
"Ini kerjasama trustee ini yang kedua kali, sebelumnya Februari lalu kita kerjasama dengan Total yang sekarang ONWJ dan EMP," kata Gatot.
Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas Budi Agustyono menambahkan kerjasama penjualan jual beli gas BBG Blok ONWJ kepada PT Pertamina ini selama 3 tahun dengan nilai penjualan US$ 21 juta.
"Sementara untuk penjualan gas Blok Bentu ke PLN, PT Riau Andalan Pulp and Paper dan Perusahaan Daerah Tuah Sekata yang dilakukan EMP Bentu Limited nilai penjualan gas per tahun mencapai US$ 58,8 juta," ungkapnya.
Seperti diketahui sebelumnya banyak perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia yang lebih percaya menggunakan Trustee bank asing, namun setelah adanya kerjasama antara SKK Migas, KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) dan Bank BUMN dan sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan Dengan Pengelolaan (Trust), membuat banyak perusahaan minyak sekarang percaya dengan trustee bank di Indonesia terutama BUMN.
Pada Maret 2013 untuk pertama kalinya Bank BNI digunakan sebagai Trustee Paying Agent untuk penjualan LNG Bontang senilai US$ 1,5 miliar. Peran Bank BUMN juga akan semakin ditingkatkan dengan mengusahakan mereka menjadi sumber pendanaan proyek-proyek migas nasional seperti Proyek Senoro Donggi dan Proyek Pengembangan Tangguh Train III, selain sebagai bank penyimpan dana Abandonment and Site Restoration (ASR) yang saat ini telah mencapai US$ 26,678 miliar. (detik.com)

Ambisi Jadi Bank Terbesar di Asia, Mandiri Genjot Bisnis Sektor Ritel

Yogyakarta -PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berambisi bisa jadi perusahaan jasa keuangan terbesar di Asia pada tahun 2020 mendatang. Untuk itu Bank Mandiri menggenjot bisnis di sektor retail.
Saat ini, posisi tersebut masih dipegang oleh Bank OCBC, UOB, dan DBS yang semuanya bermarkas di Singapura. Untuk mencapai itu, perseroan akan terus menggenjot salah satu bisnisnya di sektor ritel.
Direktur Strategi dan Financial Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan, pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke depan akan terus bertumbuh. Ini menjadi peluang untuk bisa meningkatkan kinerja perseroan.
"Kita ingin menjadi perusahaan jasa keuangan dengan market cap paling besar. Pertumbuhan middle class income masih sangat tinggi opportunities-nya. Itu yang akan didorong penggunaan produknya," kata Pahala saat acara Mandiri Media Training 'Peluang dan Tantangan Industri Perbankan 2014,' di Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta, Jumat (21/11/2013).
Pahala menyebutkan, jumlah pertumbuhan ekonomi kelas menengah di tahun 2020 diperkirakan akan bertambah hingga 140-150 juta orang. Dengan bertambahnya populasi kelas menengah dimungkinkan banyaknya penggunaan produk perbankan.
"Setiap tahun kelas menengah nambah 7 juta orang per tahun, itu kan lebih gede dari populasinya Singapura dan akan ada 42 juta middle income artinya 1,5 kali populasi Malaysia," ujarnya.
Dia menjelaskan, dengan terus bertumbuhnya ekonomi kelas menengah, perseroan akan lebih menyasar pertumbuhan bisnis ritel.
"Tahun-tahun mendatang bisnis ritel memang akan lebih tinggi pertumbuhannya seperti kredit Small Medium Enterprices (SME), mikro, dan konsumen," kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, di tahun ini saja sudah ada 75 perusahaan yang penjualannya di atas US$ 1 miliar. Diperkirakan, di tahun 2020 akan bisa bertambah hingga 200 perusahaan.
"Di 2013 ada 75 perusahaan yang penjualannya di atas US$ 1 miliar dan diperkirakan 2020 akan triple, ini kesempatan bukan hanya untuk ritel," pungkasnya. (detik.com)

Bakrie Ingin Kurangi Utang Rp 3,5 Triliun Tahun Depan

Jakarta -PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih punya utang Rp 6,7 triliun. Targetnya pada tahun 2014 mendatang, utang bisa diturunkan hingga Rp 3,5 triliun.
"Utangnya Rp 6,7 triliun. Kita berniat untuk mengurangi utang sebesar Rp 2,5-3 triliun. Kalau agresif sebenarnya tahun depan itu bisa Rp 3,5 triliun," ungkap Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno dalam paparan publik tahun 2014, di Gedung Bakrie Tower, Jumat (22/11/2013)
Ia menuturkan, langkah penurunan utang sebenarnya telah dimulai pada pertangahan tahun 2013. Seperti dengan memulai efisiensi beberapa perusahaan, dan melakukan penjualkan aset dari beberapa perusahaan yang memiliki prospek bagus.
"Utang itu sebenarnya kita turunkan dari tengah tahun ini. Seperti dengan penjualan aset," sebutnya.
Sementara untuk utang jatuh tempo jangka pendek, menurut Eddy sebesar 67% akan diperpanjang. Dengan demikian, target pemangkasan utang dapat tercapai.
"Utang yang jatuh tempo, jangka pendek 67% akan diperpanjang saat jatuh tempo. Secara global karena tahun depan, kita memang ingin pangkas utang sampai 50%," terangnya. (detik.com)

Cari Duit Buat Bayar Utang, Bakrie Jual Anak Usaha ke Investor Lokal

Jakarta -PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan menjual anak usahanya, Bakrie Pipe Industries, untuk pembayaran utang perseroan yang saat ini mencapai Rp 6,7 triliun. Diketahui investor lokal adalah pembeli dari perusahaan ini.
"Calon pembeli, kami melihat ada penawaran dari investor lokal. Kita harapkan itu sudah mengikat dalam jangka waktu tertentu dan dalam waktu dekat direalisasikan," ungkap Presiden Direktur BNBR Bobby Gafur dalam paparan publik tahun 2014, di Bakrie Tower, Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Bobby enggan menuturkan berapa nilai divestasi dari anak usahanya tersebut. Namun, menurutnya secara mayoritas anak usaha ini akan dimiliki oleh pembeli nantinya.
"Nilainya belum bisa. Tapi divestasinya, mayoritas saham akan dijual," sebutnya.
Ia menyatakan unit yang ditawarkan divestasi ini memiliki prospek yang baik. Kemudian dalam rekam jejaknya beberapa waktu terakhir, unit ini masuk dalam tiga perusahaan yang memiliki kinerja paling baik.
"Unit yang kita tawarkan yang punya kinerja baik dan berprospek baik," ujarnya..
Selain untuk pembayaran utang, dana dari divestasi ini akan ditujukan untuk investasi pada beberapa proyek, yaitu pembangunan pembangkit listrik dan jalan tol.
"ini akan dipakai untuk bayar utang dan investasi untuk unit pada project baru. Seperti pembangkit listrik dan tol," kata Bobby. (detik.com)

Perdagangan Sepi, IHSG Stagnan

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan masuk jeda istirahat siang ini setelah melewati perdagangan yang sepi. Investor yang sempat berburu saham kini lakukan aksi tunggu.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka bertambah 28,177 poin (0,65%) ke level 4.354,382 berkat sentimen positif Wall Street yang cetak rekor semalam. Investor langsung berburu saham-saham yang harganya sudah murah.
Saham-saham yang sudah murah langsung jadi incaran investor. Indeks sempat naik sampai posisi tertingginya di 4.359,581.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (22/11/2013), IHSG menipis 2,063 poin (0,05%) ke level 4.324,142. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 0,133 poin (0,02%) ke level 722,143.
Investor asing malah lakukan aksi jual setelah IHSG menghijau sebentar. Akhirnya IHSG malah jatuh ke zona merah pada istirahat siang ini.
Penguatan saham-saham unggulan belum mampu menahan indeks tetap positif. Tekanan jual di saham-saham lapis dua cukup tinggi dan intens.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 55.811 kali pada volume 7,420 miliar lembar saham senilai Rp 3,638 triliun. Sebanyak 115 saham naik, sisanya 78 saham turun, dan 98 saham stagnan.
Nilai dan volume transaksi perdagangan hari ini naik cukup tinggi karena ada transaksi saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) di pasar negosiasi yang cukup tinggi, yaitu Rp 1,8 triliun. Transaksi ini dilakukan oleh dua broker, UBS Securities (AK) dan Maybank Kim Eng Securities (ZP).
Bursa-bursa di Asia bergerak mixed hingga siang ini. Momentum penguatannya pagi tadi sudah mulai pudar. Aksi jual pun kembali melanda lantai bursa.
 
Berikut situasi di bursa-bursa regional hingga siang hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 4,33 poin (0,20%) ke level 2.201,43. 
  • Indeks Hang Seng menguat 123,05 poin (0,52%) ke level 23.703,34. 
  • Indeks Nikkei 225 naik 102,84 poin (0,67%) ke level 15.468,44. 
  • Indeks Straits Times melemah 7,11 poin (0,22%) ke level 3.165,27. 
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 350 ke Rp 29.450, Multi Prima (LPIN) naik Rp 250 ke Rp 4.575, Nipress (NIPS) naik Rp 200 ke Rp 7.900, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 200 ke Rp 37.050. (detik.com)

Spekulasi Pelemahan Rupiah Berlanjut

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (22/11/2013) diprediksi melemah seiring berlanjutnya spekulasi.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, Jumat ini spekulasi pelemahan rupiah masih akan berlanjut seiring outlook fundamental ekonomi dari negara berkembang yang masih pesimistis. Hal ini, lanjut dia, terjadi setelah dilaporkan Indeks PMI China yang menunjukkan pertumbuhan yang lemah pada November 2013. Angkanya dirilis 50,4 atau lebih lemah dari ekspektasi 50,9 dan publikasi sebelumnya di level yang sama.
Kondisi itu, kata dia, mengindikasikan, ekonomi terkuat kedua di dunia itu, mungkin bisa kehilangan momentum penguatan ekonomi pada kuartal IV-2013. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 11.800 hingga 11.655 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Lebih jauh Christian mengjelaskan, yang juga masih mendominasi sentimen pasar adalah konsensus yang terbentuk dalam anggota dewan Federal Open Market Committee (FOMC) seperti yang tampak dalam rilis notula kemarin malam. "Notula menunjukkan bahwa ada kemungkinan tapering pada Desember 2013," ujarnya.
Terutama, kata Christian, jika data non-farm payroll yang akan dirilis 6 Desember 2013 bisa mengonfirmasi kestabilan pasar tenaga kerja AS yang tampak pada Oktober 2013 dan awal November.
Dia menjelaskan, jika dilihat rata-rata non-farm payroll tiga bulan, pertumbuhannyya solid. "Lalu, jika diambil rata-rata dalam setahun terakhir, non-farm payrolls AS sangat sehat di kisaran 190 ribu per bulannya," papar dia.
Semua itu, berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. "Apalagi, jika semalam klaim tunjangan pengangguran dilaporkan sesuai ekspektasi yang menunjukkan perbaikan ke 333 ribu dibandingkan sebelumnya 339 ribu," ucapnya.
Lalu, AS juga melaporkan indeks manufaktur PMI yang sudah diprediksi naik posisi ke 52,6 dari publikasi sebelumnya 51,6.
Menurut Christian, tekanan terhadap rupiah kemungkinan baru bisa mereda pada kuartal I atau II-2014. Asumsinya, dalam satu-dua kuartal mendatang, defisit current account mulai membaik dan inflasi juga mulai normal. "Jika ini yang terjadi, bisa membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuannya," timpal dia.
Meskipun, dia menggarisbawahi, BI kemungkinan masih akan mempertahankan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) Rate agar mengunci likuiditas yang berlebih pada sistem perbankan domestik supaya tidak menambah tekanan negatif bagi rupiah. "Sebab, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2014 akan sangat sulit tanpa pelonggaran monter," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (21/11/2013) ditutup melemah 45 poin (0,38%) ke 11.695/11.710 dari posisi sehari sebelumnya 11.650/11.665.
Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.725 setelah mencapai level terkuatnya 11.670 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS.

Dua Perusahaan Grup MNC Terus Lakukan Buyback

INILAH.COM, Jakarta - Dua perusahaan Grup MNC terus berupaya menyelamatkan harga sahamnya, dengan cara pembelian saham kembali (buyback).
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menyampaikan laporannya dalam buyback saham selama dua hari kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada 19 November 2013, BMTR membuyback 577 ribu saham dengan harga Rp1.870 per saham. Dengan begitu perseroan mengucurkan dana sebesar Rp1,07 miliar.
Kemudian pada 20 November 2013, perseroan mengucurkan dana sebesar Rp3,26 miliar karena buyback saham sebanyak 1.760.000 saham dengan nilai Rp1.857 per saham. Demikian mengutip keterbukaan informasi BEI, Kamis (21/11/2013).
Selain BMTR, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) juga buyback saham pada 19 November 2013 sebanyak 476 ribu saham dengan nilai Rp2.521 per saham. Sehingga MNCN menggelontorkan dana sebesar Rp1,19 miliar.
Tercatat saham BMTR pada 19 November 2013 ditutup pada level Rp1.880 atau naik 10 poin dari pembukaan hari itu. Sementara penutupan perdagangan 20 November 2013 melemah 20 poin menjadi Rp1.860 dari pembukaan Rp1.880. Sedangkan saham BMTR pada penutupan hari ini naik 30 poin menjadi Rp1.890 per saham.
Untuk saham MNCN pada 19 November 2013 tidak bergerak dari awal pembukaan hari itu yakni di level Rp2.525 per saham. Sedangkan pada penutupan hari ini melemah 50 poin menjadi Rp2.450 per saham.

Diakuisisi Pertamina, Saham PGAS Terus Turun

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus mengalami penurunan, menyusul kabar rencana akuisisi oleh PT Pertamina.
Tercatat, sejak awal pekan ini harga saham PGAS sudah turun hingga 5% dari Rp4.925 per saham (18/11/2013) menjadi Rp4.675 per saham pada penutupan Kamis (21/11/2013).
Beberapa analis menilai para pelaku pasar terlihat merespon negatif terkait kabar tersebut. "Penurunan harga saham PGAS sejak awal pekan ini, menjadi indikasi pasar menolak rencana akuisisi Pertamina," kata Analis Capital Bridge Haryajid Ramelan di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Menurut Haryajid, seharusnya PGAS mengakuisisi PT Pertagas karena akan berdampak positif bagi kinerja perseroan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan peningkatan gas bumi di Indonesia.
Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo menuturkan, jika terjadi marger, kedua perusahaan sebaiknya perusahaan yang lebih besar mencaplok perusahaan yang lebih kecil. "Aset PGAS lebih besar ketimbang Pertagas," ujar dia.
Sebelumnya dikabarkan, PGAS dan Pertagas akan melakukan penggabungan usaha (merger). Setelah terbentuk entitas baru, selanjutnya menjadi anak perusahaan Pertamina.

Saham PGAS Masih Oke

INILAH.COM, Jakarta - Kisruh tentang open access pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) belum usai, kini muncul wacana untuk menggabungkannya dengan Pertagas, anak perusahaan Pertamina.
Kalau ini terjadi, tentu saja PGN akan rugi. "Sebab pipa-pipa lama dibangun tidak dengan hitungan open access, cukup atau tidak dengan tol fee, masih kita bahas," ungkap Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pihak PGN sendiri tampaknya pasrah pada keputusan pemerintah. Hanya saja, Sekretaris Perusahaan PGN Herry Yusuf mengingatkan tentang pentingnya nilai keekonomian. Selama ini, sebagai entitas bisnis yang independen, PGN mempunyai akses keuangan yang tinggi di luar perusahaan. Apakah setelah dikuasai Pertamina kemampuan berutang itu masih ada?
Terlepas dari pro-kontra penggabungan itu, saham PGN yang berkode bursa PGAS masih mendapatkan rekomendasi beli dari sejumlah analis. Terutama pada perdagangan Selasa (19/11/2013) hari ini ketika harganya berkutat di Rp4.925, dengan target Rp5.225. Tapi segera cut loss ketika harganya l;ongsor ke Rp4.800.

Kiwoom Securities: IHSG Bergerak Mixed

Jakarta -Menguatnya Dow Jones serta bursa regional diharapkan dapat memperbaiki sentimen. IHSG masih bergerak negatif diikuti oleh berlanjutnya aksi jual asing kemarin. Namun, terbentuknya pola doji memberi indikasi awal melambatnya momentum pelemahan ini. Maka, kami memperkirakan IHSG akan bergerak mixed dengan potensi rebound pada hari ini.
 
BMRI – Rencana akuisisi InHealth
PT Bank Mandiri (BMRI) berencana mengakuisisi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia pada tahun depan. Manajemen BMRI mengungkapkan sedang berdiskusi dan berkoordinasi dengan perusahaan BUMN dan Kementerian BUMN untuk membentuk konsorsium yang nantinya akan mengakuisisi InHealth dari PT Asuransi Kesehatan (Askes). Untuk mendukung rencana tersebut, BMRI telah menyiapkan dana Rp 1 Triliun. BMRI ingin menjadi pemilik mayoritas InHealth dengan kepemilikan saham lebih dari 50% agar dapat konsolidasi. Selain itu, tahun depan BMRI juga menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15%-18% dan meningkatkan layanan mobile payment system (MPS) dengan meluncurkan layanan e-cash pada awal tahun 2014.
 
EXCL – Kominfo tarik frekuensi Axis
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan status frekuensi milik Axis setelah diakuisisi oleh PT XL Axiata (EXCL) akan ditarik semua oleh pemerintah dan tidak ada kesepakan jual beli frekuensi dalam klausul proses akuisisi. Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan frekuensi akan dikembalikan kepada pemerintah nantinya akan diberikan lagi kepada EXCL berdasarkan hasil merger, akuisisi, dan konsolidasi (MAK). Saat ini proses akuisisi baru memasuki tahap conditional sales and purchase agreement (CSPA). September lalu EXCL membeli 95% saham Axis senilai US$ 865 Juta dan berharap finalisasi pembelian Axis selesai maret 2014.
 
ICBP – Joint venture dengan JC Comsa
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang, JC Comsa Corporation. Kedua perusahaan telah menandatanani perjanjian kerjasama patungan (joint venture) pendirian peruahaan pada 17 November 2013. Kedua perusahaan ini akan mendirikan perusahaan di bidang produksi dan pengolahan berbagai jenis produk makanan berbahan dasar terigu. Lingkup bisnis juga termasuk jaringan restoran pizza. Porsi kepemilikan saham ICBP dalam perusahaan patungan sebesar 51% dan sisanya digenggam JS Comsa. Saat ini JC Comsa adalah pemegang hak lisensi restoran ala Italia bernama Popola Mama untuk pasar di luar Jepang. Selain pizza, JC Comsa memproduksi makanan berbahan dasar tepung terigu seperti tortila dan donat.
 
WSKT & PTPP – Proyek di Timor Leste
PT Waskita Karya (WSKT) memenangi tender proyek pembangunan bandara udara di Timor Leste senilai Rp 700 Miliar. WSKT akan membangun landasan pacu (runway) hingga terminal baru dan proyek tersebut dibiayai oleh Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste. Penandatangan kontrak akan dilakukan akhir bulan ini. Sebelumnya PT PP (PTPP) mulai menggarap gedung tertinggi (AGP Square) di Timor Leste dengan nilai kontrak lebih dari Rp 1 Triliun. Gedung tersebut akan menjadi ikon di kawasan elite di kota Dili. PTPP menargetkan pembangunan gedung AGP Square membutuhkan waktu selama dua tahun. (detik.com)

Erdikha Sekuritas: Pasar Berpotensi Menguat di Akhir Pekan

Jakarta -Untuk pertamakalinya dalam sejarah, Dow Jones berhasil ditutup di atas level psikologis 16.000, setelah dirilisnya laporan tentang membaiknya tingkat pengangguran, disusul berita dari Komite Perbankan dalam Senat Amerika yang akan memberikan kepastian Janet Yellen sebagai Ketua The Fed yang baru setelah liburan Thanksgiving.
Sebelumnya pada perdagangan Kamis kemarin, IHSG kembali melemah dan ditutup di level 4.326,21 atau turun 24,58 poin (-0,56%) akibat meningkat kembalinya tekanan aksi jual, terutama dari sebagian investor asing di beberapa saham besar. Beberapa sektor yang turun cukup dalam adalah Consumer (-2,54%), Finance (-0,905) dan Manufaktur (-0,76%). Sedang sektor-sektor yang masih berhasil menguat adalah Aneka Industri (+1,62%) dan Pertanian (+0,53%). Nilai Transaksi tercatat tipis sebesar Rp.4,3 Triliun dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp.526 Miliar. Sementara kurs tengah BI atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terpuruk dan ditutup di posisi Rp 11.717 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Akhir pekan ini Bursa Indonesia diperkirakan masih akan berjalan mixed, cenderung datar dengan sedikit peluang untuk menguat terbatas. Investor kemungkinan akan bersikap wait and see, sambil menunggu perkembangan bursa-bursa lain di kawasan regional. IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 4.280 - 4.370. (detik.com)

Mandiri Sekuritas: IHSG Siap Balik Arah Jadi Positif

Jakarta -Indeks saham Amerika Serikat (AS) berbalik arah menguat, setelah dua hari mengalami pelemahan. Pada penutupan dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones menguat +109,04 poin (+0,69%) ke level 16.009,86. Sementara indeks regional Asia pagi ini dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 di Jepang hari ini dibuka menguat +0,74% ke level 15.479,71. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan naik +34% ke posisi 2.000,59. Di sisi lain, harga minyak di bursa komoditas dunia melemah tipis, setelah kemarin sempat menguat. Pada perdagangan semalam, harga minyak WTI Crude Oil turun -0,01% ke angka US$93,33 per barel. Senada dengan harga minyak, harga emas Comex di bursa komoditas New York mengalami pelemahan -1,23% ke level US$1.257,90/troy ounce, pada perdagangan semalam. Dari dalam negeri, pelemahan rupiah dan aksi jual investor asing masih menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di sisi lain, pelaku pasar menanti langkah lanjutan pemerintah dalam mengatasi defisit neraca perdagangan berjalan Indonesia yang kian membesar. Melihat hal itu, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas memperkirakan IHSG melemah namun tertahan support di 4.300 dan membentuk dragonfly doji yang bisa menjadi ciri awal untuk pembalikan arah. Indeks berpotensi bergerak mixed to up dengan kisaran perdagangan hari ini akan berada dalam support 4.300 dan resistance 4.343. (detik.com)

OSO Securities: Indeks Bergerak Variatif

Jakarta -Perdagangan kemarin (21/11) IHSG kembali terkoreksi sebesar 0,56% di level 4,326.20 seiring dengan melemahnya Rupiah sebesar 0.38%. Sentimen melemahnya data ekonomi China yang rilis direspon negatif oleh investor. Data ekonomi yang rilis yaitu data sektor manufaktur china yang mengalami perlambatan menjadi 50.4 dari sebelumnya 50.9 atau di lebih buruk dari ekpektasi di level 50.8. Pelemahan IHSG dipimpin oleh sektor consumer sebesar 2.54%. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp525 miliar.
Perdagangan semalam bursa Wall Street berhasil rebound setelah pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Indeks Dow Jones menguat 0,69% ke level 16,009.99, Indeks S&P naik 0,81% menjadi 1,795.85 dan indeks Nasdaq juga mengalami penguatan sebesar 1,22% ke 3,969.16. Penguatan bursa Wall Street dengan indeks Dow Jones yang mencetak level penutupan di atas 16,000 untuk pertama kalinya, seiring jumlah klaim pengangguran mingguan turun sebanyak 21.000 menjadi 323.000 dari sebelumnya 344.000 mendekati level terendah rendah dalam 2 bulan. Di samping itu, data manufaktur menunjukkan perbaikan menjadi 54.3 di atas estimasi 52.4.
Pada hari ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dan berpotensi rebound seiring sentimen dari bursa Dow Jones yang berhasil mencetak rekor tertinggi. Sementara bursa Asia dibuka mixed. Secara teknikal, IHSG seperti membentuk menyerupai long legged doji dan berada di atas area lower bolingger bands. Indikator MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif, indikator stochastic bergerak mendatar. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4300-4360 resistance. (detik.com)

Trust Securities: Masih Banyak Aksi Jual Terjadi

Jakarta -IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4338,15 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4300,13 (level terendahnya) di pertengahan sesi kedua dan berakhir di level 4326,21. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Jumat (22/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4285-4312 dan resistance 4358-4362. Berpola menyerupai three outside down di atas lower bollinger bands (LBB). MACD kembali menurun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal bertahan upreversal. Laju IHSG banyak berada di bawah target support (4358-4383) yang memberi gambaran masih besarnya aksi jual yang terjadi. Bahkan IHSG telah menembus garis ketahanan support sehingga membuat IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya. (detik.com)

Wall Street Beri Sentimen Positif, IHSG Naik 26 Poin

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 26 poin berkat sentimen positif Wall Street yang cetak rekor semalam. Investor langsung berburu saham-saham yang harganya sudah murah.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di posisi Rp 11.700 per dolar AS sama seperti posisi pada penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan preopening, IHSG menguat 26,347 poin (0,61%) ke level 4.352,552. Sedangkan Indeks LQ45 naik 6,732 poin (0,93%) ke level 728,742.
Mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (22/11/2013), IHSG dibuka bertambah 28,177 poin (0,65%) ke level 4.354,382. Indeks LQ45 dibuka tumbuh 6,732 poin (0,93%) ke level 728,742.
Saham-saham yang sudah murah langsung jadi incaran investor. Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun kompak menguat.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG menguat 19,557 poin (0,46%) ke level 4.346,162. Sementara Indeks LQ45 naik 3,926 poin (0,54%) ke level 725,936.
Kemarin IHSG berkurang 24 poin gara-gara aksi jual yang dilakukan investor asing. Pemodal asing banyak melepas saham sampai jual bersih senilai lebih dari Rp 500 miliar.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Dow Jones tembus level 16.000 setelah pasar saham Wall Street rebound dari koreksi tiga hari berturut-turut. Pencetakan rekor ini kali ini dibantu data tenaga kerja dan inflasi yang terkendali.
Sentimen postiif tersebut juga mendorong penguatan di bursa-bursa Asia meski tidak seluruhnya melenggang di zona hijau. Bursa saham Singapura satu-satunya yang melemah.
 
Berikut kondisi bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai menipis 2,67 poin (0,12%) ke level 2.203,09.
  • Indeks Hang Seng menguat 163,64 poin (0,69%) ke level 23.743,93.
  • Indeks Nikkei 225 naik 154,27 poin (1,00%) ke level 15.519,87.
  • Indeks Straits Times berkurang 154,27 poin (1,00%) ke level 3.167,75.
sumber: detik.com

Harga Buyback Emas Antam Naik Jadi Rp 460.000

Jakarta -Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akhir pekan ini tidak berubah. Namun harga buyback alias harga yang diterima konsumen saat menjualnya kembali naik Rp 5.000/gram.
Dikutip detikFinance dari data Logam Mulia, Kamis (21/11/2013), harga emas batangan pecahan 1 gram berada di Rp 520.000/gram sama seperti posisi kemarin..
Sementara harga buyback emas batangan di Logam Mulia menjadi Rp 460.000/gram dibandingkan posisi kemarin yang berada di Rp 455.000/gram.
 
Berikut harga emas batangan yang dijual oleh Logam Mulia Antam hari ini:
  • 50 gram Rp 24.100.000
  • 10 gram Rp 4.860.000
  • 5 gram Rp 2.455.000
  • 1 gram Rp 520.000
"Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk Jakarta setiap harinya kami batasi hingga maksimal 150 nomor antrian saja," jelas Antam dalam situsnya. (detik.com)

IHSG Punya Kesempatan Rebound

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin berkurang 24 poin gara-gara aksi jual yang dilakukan investor asing. Pemodal asing banyak melepas saham sampai jual bersih senilai lebih dari Rp 500 miliar.
Menutup perdagangan, Kamis (21/11/2013), IHSG berkurang 24,581 poin (0,56%) ke level 4.326,205. Sementara Indeks LQ45 melemah 5,077 poin (0,70%) ke level 722,010.
Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Dow Jones tembus level 16.000 setelah pasar saham Wall Street rebound dari koreksi tiga hari berturut-turut. Pencetakan rekor ini kali ini dibantu data tenaga kerja dan inflasi yang terkendali.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 109,17 poin (0,69%) ke level 16.009,99. Indeks Standard & Poor's 500 bertambah ke level 14.48 poin (0,81%) ke level 1.795,85. Indeks Komposit Nasdaq menanjak 47,89 poin (1,22%) ke level 3.969,16.
Hari ini IHSG diprediksi punya kesempatan untuk rebound jika melihat sentimen positif yang datang dari bursa global. Posisi indeks juga sudah jenuh jual.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 menguat 126,58 poin (0,82%) ke level 15.492,18. 
  • Indeks KOSPI naik 6,06 poin (0,30%) ke level 1.999,84. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
 
Trust Securities
IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4338,15 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4300,13 (level terendahnya) di pertengahan sesi kedua dan berakhir di level 4326,21. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Jumat (22/11) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4285-4312 dan resistance 4358-4362. Berpola menyerupai three outside down di atas lower bollinger bands (LBB). MACD kembali menurun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal bertahan upreversal. Laju IHSG banyak berada di bawah target support (4358-4383) yang memberi gambaran masih besarnya aksi jual yang terjadi. Bahkan IHSG telah menembus garis ketahanan support sehingga membuat IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya.
 
KDB Daewoo Securities
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun -24.58 poin (-0.56%) ke 4,326.21 dengan jumlah transaksi sebanyak 6.8 juta lot atau setara dengan Rp4.3 triliun.
Pergerakan sektor-sektor IHSG a.l sektor agricultural (+0.53%), sektor basic-industries (+0.05%), sektor construction and property (-0.30%), sektor consumer goods (-2.54%), sektor finance (-0.90%), sektor infrastructure (+0.01%), sektor mining (-0.66%), sektor misc-industries (+1.62%), dan sektor trade (-0.43%).
Tercatat sebanyak 83 saham mengalami penguatan, 167 saham mengalami penurunan, 90 saham tidak mengalami perubahan dan 145 saham tidak diperdagangkan sama sekali.
Saham-saham yang menempati top gainers a.l. ASII (+2.29%), EXCL (+3.00%), BBRI (+0.65%), GEMS (+7.89%), dan INTP (+1.05%). Sementara itu, saham-saham yang menempati top losers a.l. UNVR (-4.01%), BBCA (-1.99%), BMRI (-1.31%), GGRM (-2.25%), dan KLBF (-1.56%).
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp341 miliar dengan saham yang paling banyak dijual a.l. UNVR, BMRI, PGAS, BBCA, dan KLBF. Mata uang Rupiah terdepresiasi 11,705 per Dollar AS.
Secara teknikal penurunan IHSG kemarin merupakan penurunan lanjutan, namun penurunannya tidak disertai volume yang lebih besar dibanding hari sebelumnya, begitu juga dengan MACD histogram memberikan sinyal penurunan yang sudah terbatas, sehingga untuk hari ini kami perkirakan IHSG akan mengalami rebound walau masih dalam sentiment mixed. Dengan support 4,191 dan resistance 4,498. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah: BBRI, CTRP, SMGR. (detik.com)

Wall Street Rebound, Dow Jones Tembus 16.000

New York -Untuk pertama kalinya dalam sejarah Dow Jones tembus level 16.000 setelah pasar saham Wall Street rebound dari koreksi tiga hari berturut-turut. Pencetakan rekor ini kali ini dibantu data tenaga kerja dan inflasi yang terkendali.
Setelah tiga hari kena tekanan jual, saham-saham finansial langsung memimpin penguatan. Meski belum jelas kapan The Federal Reserve akan mulai mengurangi program stimulusnya, investor optimistis pasar akan bisa berjalan dengan baik-baik saja.
"Saya rasa pasar modal akan terus bergerak ke atas sampai akhir tahun ini," kata Margie Patel, manajer portofolio senior dari Wells Capital Management, dikutip dari Reuters, Jumat (22/11/2013).
Menurutnya koreksi masih akan terjadi di pasar modal, namun semua itu hanya untuk menyesuaikan posisi. Saham diprediksi jadi aset yang paling kuat di 2014 nanti dengan atau tanpa bantuan The Fed.
Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 109,17 poin (0,69%) ke level 16.009,99. Indeks Standard & Poor's 500 bertambah ke level 14.48 poin (0,81%) ke level 1.795,85. Indeks Komposit Nasdaq menanjak 47,89 poin (1,22%) ke level 3.969,16. (detik.com)