INILAH.COM, Jakarta - Kisruh tentang open access pipa milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) belum usai, kini muncul wacana untuk menggabungkannya dengan Pertagas, anak perusahaan Pertamina.
Kalau ini terjadi, tentu saja PGN akan rugi. "Sebab pipa-pipa lama dibangun tidak dengan hitungan open access, cukup atau tidak dengan tol fee, masih kita bahas," ungkap Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pihak PGN sendiri tampaknya pasrah pada keputusan pemerintah. Hanya saja, Sekretaris Perusahaan PGN Herry Yusuf mengingatkan tentang pentingnya nilai keekonomian. Selama ini, sebagai entitas bisnis yang independen, PGN mempunyai akses keuangan yang tinggi di luar perusahaan. Apakah setelah dikuasai Pertamina kemampuan berutang itu masih ada?
Terlepas dari pro-kontra penggabungan itu, saham PGN yang berkode bursa PGAS masih mendapatkan rekomendasi beli dari sejumlah analis. Terutama pada perdagangan Selasa (19/11/2013) hari ini ketika harganya berkutat di Rp4.925, dengan target Rp5.225. Tapi segera cut loss ketika harganya l;ongsor ke Rp4.800.