Jakarta -Perdagangan kemarin (21/11) IHSG kembali terkoreksi sebesar 0,56% di level 4,326.20 seiring dengan melemahnya Rupiah sebesar 0.38%. Sentimen melemahnya data ekonomi China yang rilis direspon negatif oleh investor. Data ekonomi yang rilis yaitu data sektor manufaktur china yang mengalami perlambatan menjadi 50.4 dari sebelumnya 50.9 atau di lebih buruk dari ekpektasi di level 50.8. Pelemahan IHSG dipimpin oleh sektor consumer sebesar 2.54%. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp525 miliar.
Perdagangan semalam bursa Wall Street berhasil rebound setelah pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Indeks Dow Jones menguat 0,69% ke level 16,009.99, Indeks S&P naik 0,81% menjadi 1,795.85 dan indeks Nasdaq juga mengalami penguatan sebesar 1,22% ke 3,969.16. Penguatan bursa Wall Street dengan indeks Dow Jones yang mencetak level penutupan di atas 16,000 untuk pertama kalinya, seiring jumlah klaim pengangguran mingguan turun sebanyak 21.000 menjadi 323.000 dari sebelumnya 344.000 mendekati level terendah rendah dalam 2 bulan. Di samping itu, data manufaktur menunjukkan perbaikan menjadi 54.3 di atas estimasi 52.4.
Pada hari ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dan berpotensi rebound seiring sentimen dari bursa Dow Jones yang berhasil mencetak rekor tertinggi. Sementara bursa Asia dibuka mixed. Secara teknikal, IHSG seperti membentuk menyerupai long legged doji dan berada di atas area lower bolingger bands. Indikator MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif, indikator stochastic bergerak mendatar. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4300-4360 resistance. (detik.com)