Jakarta -Bank Indonesia (BI) kembali mengingatkan untuk mewaspadai tingginya Utang Luar Negeri (ULN) swasta. Dari tahun 2009-2013 ULN swasta terus naik dari US$ 73 miliar menjadi US$ 141 miliar.
"Bank Indonesia mengingatkan utang luar negeri, terutama swasta. Karena utang luar negeri pemerintah rasionya bagus, kalau defisit naik juga ada mekanismenya mengurangi defisit anggaran pemerintah. Tapi kalau utang swasta dari 2009-2013 kan angkanya naik. Dari US$ 73 miliar menjadi US$ 141 miliar. Dari 2009 sekitar 21% sekarang 40% bahkan sempat ke 52%," ujar Deputi Gubernur Senior (DGS) BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Menurut Mirza, sebagai otoritas tugas BI adalah memberi peringatan terhadap kondisi pasar keuangan di Indonesia, salah satunya soal utang.
"Kalau BI itu memang tugasnya menjaga stabilisasi moneter, dan sistem keuangan bersama LPS dan OJK. BI tugasnya berikan peringatan bahwa kita harus pruden," katanya.
Bahkan, IMF bersama World Bank dalam meetingnya menyebutkan bahwa mereka terus memantau utang-utang dari negara berkembang.
"IMF meeting dengan World Bank di Washington, IMF berikan peringatan utang negara berkembang naik 3 kali lipat. Kita hanya 2 kali lipat. Cepat atau lambat meningkat. Sehingga sektor swasta berhati-hati dan tetap pruden supaya momentum ekonomi terjaga," jelas dia. (detik.com)