korea by dewanti

Thursday, January 30, 2014

Ini Dahsyatnya Pengaruh AS Terhadap Ekonomi Dunia

Jakarta -Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat (AS) punya pengaruh besar terhadap negara-negara di dunia. Hal ini juga berlaku dalam hal ekonomi.
Setiap kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah AS, pengaruhnya tak hanya dirasakan orang masyarakat negeri Paman Sam saja, tetapi juga seluruh dunia. Bahkan, negara-negara berkembang yang ekonominya baik-baik saja bisa ikut latah kena getahnya.
Contoh nyatanya terjadi subuh tadi, pada Rabu malam waktu setempat The Federal Reserve berencana kembali mengurangi stimulus meski tengah terjadi gejolak ekonomi di negara-negara berkembang.
The Fed menilai, perkembangan ekonomi AS terus membaik, sehingga bank sentral perlu mulai mengurangi stimulusnya. Namun beberapa investor menilai langkah The Fed ini berisiko tinggi karena saat ini sedang ada gejolak di negara-negara berkembang.
The Fed masih akan melakukan stimulus pembelian obligasi namun jumlahnya hanya menjadi US$ 65 juta per bulan mulai Februari, turun dari sebelumnya US$ 75 miliar. Ini merupakan kebijakan terakhir Gubernur The Fed Ben Bernanke sebelum menyerahkan jabatan ke Janet Yelen.
Tak berhenti sampai di situ, Bernanke juga meminta Yelen terus melakukan pemangkasan nilai pembelian obligasinya itu setiap bulan sebanyak US$ 10 miliar sampai ekonomi AS bisa mandiri tanpa bantuan stimulus.
Langkah ini seharusnya disambut positif investor karena dengan dikuranginya stimulus berarti ekonomi AS sudah membaik. Namun yang terjadi justru sebaliknya, hal ini di luar prediksi investor AS maupun dunia.
Alhasil aksi jual panik pun terjadi, investor beranggapan tanpa stimulus maka pasar finansial AS bisa kembali bergejolak. Jika melihat masa lalu, sudah sejak lama pergerakan pasar AS selalu mempengaruhi bursa-bursa lainnya di dunia. Pasalnya, banyak perusahaan kelas dunia yang sahamnya dicatat di AS.
Seperti dikutip AFP, Kamis (30/1/2014), imbas pemangkasan stimulus ini terasa hingga ke bursa-bursa Asia. Seluruh bursa regional terendam di teritori negatif.
Bursa Tokyo menukik 3,33% hingga siang hari ini, Sydney anjlok 1,00%, Hong Kong jatuh 1,42, dan Shanghai kehilangan 0,20%. Sedangkan Singapura turun 1,02%, Manila berkurang 1,37% dan Jakarta 1,15%.
Sementara bursa Taipei dan Seoul ditutup menyambut hari raya Imlek. Bursa-bursa di Asia ini sebelumnya juga sudah terkena tekanan melambatnya manufaktur China di akhir 2013.
Kebijakan The Fed yang mengejutkan ini juga membuat nilai tukar dolar AS dan euro melemah terhadap mata uang di kawasan. Dolar AS melemah paling dalam terhadap yen Jepang. (detik.com)