korea by dewanti

Wednesday, October 23, 2013

Ragu Akurasi Data AS, Penguatan Rupiah Terbatas

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (23/10/2013) diprediksi menguat. Hanya saja, akan terbatas seiring kurang akurasinya data tenaga kerja AS.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi penguatan rupiah Rabu ini terutama karena semalam dirilis data nonfarm payrolls AS. Secara mengejutkan, menunjukkan angka yang negatif sehingga jadi tekanan negatif pula bagi dolar AS.
Angkanya turun ke 148 ribu dari prediksi 182 ribu dan jauh lebih rendah dibandingkan publikasi bulan sebelumnya 193 ribu. "Karena itu, rupiah masih berpotensi melanjutkan penguatan Rabu ini dalam kisaran 11.200 hingga 11.375 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Hanya saja, lanjut Christian, penguatan tersebut bersifat terbatas. Sebab, pada dasarnya data nonfarm payrolls itu masih diragukan akurasinya sebagai efek dari shutdown pemerintah AS yang menyebabkan beberapa penyusunan data kurang akurat.
Menurut dia, mungkin bagi Bank Sentral AS, The Fed, butuh waktu sebulan lagi untuk melakukan penilaian secara keseluruhan terhadap kondisi pasar tenaga kerja AS sebelum mengambil keputusan untuk memangkas stimulus tahun ini atau justru diundur hingga tahun depan.
"Probabilitasnya, masih cukup tinggi untuk diundur hingga awal 2014 atau bahkan hingga Maret 2014. Secara keseluruhan, ini berpotensi untuk membatasi penguatan dolar AS," tuturnya.
Lalu, tingkat pengangguran AS memang membaik ke 7,2% dari prediksi 7,3% dan publikasi sebelumnya 7,3%. "Tapi, data ini, lagi-lagi masih diragukan akurasinya," timpal dia.
Dia menjelaskan, meski membaik, bisa saja bulan depan mengalami revisi yang cukup lebar. Begitu juga dengan data pertumbuhan upah yang jauh di bawah estimasi. "Perbaikan tingkat pengangguran AS juga masih jauh dibandingkan target The Fed di 6,5%. Karena itu, peluang pengunduran tapering sangat besar," ucapnya.
Terbatasnya penguatan rupiah juga, menurut dia, karena dari dalam negeri masih ada kemungkinan pemangkasan BI rate kembali dari level saat ini 7,25%. "BI kemungkinan masih menunggu beberapa data ekonomi yang dirilis, khususnya defisit neraca perdagangan dan inflasi yang mengalami perbaikan," tuturnya.
Jika membaik, kata dia, fokus BI akan balik arah dari sebelumnya fokus ke inflasi menjadi konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi. Sebab, jika suku bunga tidak dipangkas, ekonomi akan sulit untuk tumbuh di atas 5,8% atau 6% sebagaimana diekspektasikan Bank Indonesia.
"Jadi, prospek pemangkasan suku bunga BI, di satu sisi masih membatasi penguatan rupiah untuk jangka panjang," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (22/10/2013) ditutup menguat 42 poin (0,37%) ke posisi 11.288/11.295 dari sehari sebelumnya di 11.330/11.345. Level terkuat 11.285 dan terlemah 11.345 per dolar AS.