Batam -Siang tadi dolar Amerika Serikat (AS) menekuk rupiah sampai sempat menyentuh Rp 12.000. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab pelemahan rupiah tersebut.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto, mengatakan faktor pertama adalah kebutuhan pembayaran utang luar negeri oleh korporasi yang mayoritas adalah dolar AS. Banyak perusahaan besar yang kecenderungan jatuh tempo pembayaran utangnya pada pertengahan tahun 2014.
"Memang ada kebutuhan pembayaran utang yang puncaknya pada tahun ini," ungkapnya saat ditemui di Hotel Swiss Belhotel, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/6/2014)
Ia mengakui, ada sedikit kesalahan oleh korporasi. Sebab tidak menyicil pasokan dolar AS dari beberapa tahun sebelumnya. Sehingga saat jatuh tempo, kebutuhan dolar meningkat tajam.
Faktor kedua adalah pembayaran impor minyak yang meningkat. Seiring dengan antisipasi lonjakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diperkirakan saat arus mudik lebaran.
"Impor minyak itu antisipasi mudik lebaran," sebutnya.
Ketiga adalah pembayaran impor makanan dan minuman olahan. Jenis komponen ini juga meningkat pada beberapa bulan menjelang lebaran. Meskipun sudah ada yang masuk pada bulan April, namun pembayarannya baru dilakukan sekarang.
"Makanan dan minuman olahan itu meningkat jelang lebaran. Ada pangan segar juga, tapi tidak banyak," kata Ryan.
Kondisi ini, menurutnya hanya akan berlangsung sementara dan tidak akan terjadi lama. Dolar AS juga diperkirakan tidak akan sampai menembus angka Rp 13.000.
"Masuk ke bulan Juli, itu nanti akan kembali normal lagi. Sekarang kisarannya juga pada Rp 12.000. Kalau Rp 13.000 itu kalau terjadi kondisi yang luar biasa," tukasnya. (detik.com)