Jakarta - Saham-saham emiten Grup Bakrie yang dulu dikenal sebagai 'Bakrie Tujuh' pernah menguasai lantai bursa sebagai saham paling likuid. Semua itu berubah setelah krisis ekonomi global 2008 silam.
Pada masa itu, saham-saham Bakrie Tujuh sangat likuid sampai-sampai volume perdagangan hariannya cukup tinggi. Sahamnya juga bisa naik tinggi dalam waktu singkat.
Memasuki masa krisis, Grup Bakrie menggadaikan saham emiten-emitennya atau yang lebih dikenal dengan istilah repo pada waktu itu. Gadai saham dilakukan demi melunasi utang perusahaan.
Pasca krisis 2008, saham-saham ini tidak dibeli kembali oleh Grup Bakrie. Alhasil, pihak yang diberi saham gadai tersebut menjadi pemegang saham di Bakrie Tujuh, atau sekarang bisa dibilang eks Bakrie Tujuh.
Lalu bagaimana kondisi sahamnya sekarang? Mari kita simak hasil rangkuman detikFinance dari data Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/6/2014).
Bakrie and Brothers
Induk perusahaan dari seluruh emiten eks Bakrie Tujuh. Sahamnya sudah diam di Rp 50 per lembar dalam tiga tahun terakhir. Padahal tiga tahun lalu sahamnya sempat menyentuh Rp 87 per lembar, dan lima tahun lalu bahkan berada di Rp 144 per lembar.
Induk perusahaan dari seluruh emiten eks Bakrie Tujuh. Sahamnya sudah diam di Rp 50 per lembar dalam tiga tahun terakhir. Padahal tiga tahun lalu sahamnya sempat menyentuh Rp 87 per lembar, dan lima tahun lalu bahkan berada di Rp 144 per lembar.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Perusahaan tambang ini sempat diperebutkan oleh Bakrie dan Rothschild. Sahamnya termasuk yang paling seksi di antara eks Bakrie Tujuh. Pada perdagangan akhir pekan lalu, sahamnya bernilai Rp 194 per lembar. Saham BUMI sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 8.750 per lembar sebelum krisis 2008.
Perusahaan tambang ini sempat diperebutkan oleh Bakrie dan Rothschild. Sahamnya termasuk yang paling seksi di antara eks Bakrie Tujuh. Pada perdagangan akhir pekan lalu, sahamnya bernilai Rp 194 per lembar. Saham BUMI sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 8.750 per lembar sebelum krisis 2008.
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
Perusahaan properti yang banyak membangun gedung-gedung Bakrie ini sahamnya tidak bergerak dalam satu tahun terakhir, yakni Rp 50 per lembar. Siapa sangka saham gocap ini dulu pernah menyentuh rekor tertingginya di Rp 700 per lembar.
Perusahaan properti yang banyak membangun gedung-gedung Bakrie ini sahamnya tidak bergerak dalam satu tahun terakhir, yakni Rp 50 per lembar. Siapa sangka saham gocap ini dulu pernah menyentuh rekor tertingginya di Rp 700 per lembar.
PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP)
Saham perusahaan perkebunan sawit ini juga masuk kategori saham gocap. Padahal, sebelum krisis 2008 sahamnya masih diperdagangkan di kisaran ribuan rupiah, dengan titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2.950 per lembar.
Saham perusahaan perkebunan sawit ini juga masuk kategori saham gocap. Padahal, sebelum krisis 2008 sahamnya masih diperdagangkan di kisaran ribuan rupiah, dengan titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2.950 per lembar.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Perusahaan minyak dan gas yang dulu sahamnya pernah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2950 per lembar. Akhir pekan kemarin sahamnya berada di Rp 96 per lembar.
Perusahaan minyak dan gas yang dulu sahamnya pernah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di Rp 2950 per lembar. Akhir pekan kemarin sahamnya berada di Rp 96 per lembar.
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
Satu lagi saham gocap dari eks Bakrie Tujuh. Saham perusahaan telekomunikasi ini sudah tidur sejak tiga tahun lalu. Dulu sahamnya pernah menyentuh level tertingginya sepanjang masa di Rp 451 per lembar.
Satu lagi saham gocap dari eks Bakrie Tujuh. Saham perusahaan telekomunikasi ini sudah tidur sejak tiga tahun lalu. Dulu sahamnya pernah menyentuh level tertingginya sepanjang masa di Rp 451 per lembar.
PT Darma Henwa (DEWA)
Saham Darma Henwa juga termasuk eks Bakrie Tujuh dengan nilai saham gocap. Sebelum krisis ekonomi, sahamnya pernah mencapai level tertinggi di Rp 820 per lembar. (detik.com)
Saham Darma Henwa juga termasuk eks Bakrie Tujuh dengan nilai saham gocap. Sebelum krisis ekonomi, sahamnya pernah mencapai level tertinggi di Rp 820 per lembar. (detik.com)