Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini tren pelemahan rupiah sejak pekan lalu bersifat temporer dan akan kembali menguat bulan depan setelah Pilpres 2014 usai.
Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengatakan kompetisi calon presiden dan wakil presiden yang kian ketat dipandang sebagai ketidakpastian baru oleh investor. Elektabilitas kedua calon yang saling berkejaran membuka kemungkinan sengketa pemilu menjadi lebih besar.
"Ini sebetulnya bukan perspektif saya. Saya hanya sampaikan apa yang kami selalu komunikasikan dengan investor. Setiap market-nya bergejolak kan selalu kasih keterangan," katanya, Rabu (5/6/2014) malam.
Faktor kedua, lanjutnya, data neraca perdagangan April yang buruk, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan olahannya hingga 45% karena pelemahan permintaan dan harga.
Chatib meyakini ekspor CPO bulan berikutnya akan rebound, ditopang oleh penguatan harga seiring peningkatan permintaan beberapa negara tujuan untuk memenuhi kebutuhan menjelang bulan puasa.
Seperti diketahui, rupiah pekan lalu terdepresiasi ke kisaran Rp11.600 dari semula Rp11.500 per dolar Amerika Serikat.
Rupiah terus melanjutkan pelemahan pekan ini hingga ke level Rp11.800 per dolar AS. Hingga pukul 14.00, rupiah diperdagangkan Rp11.881 per dolar AS atau melemah 0,08% dari penutupan sehari sebelumnya menurut Bloomberg Dollar Index.