INILAH.COM, Jakarta Dalam sepekan ke depan, saham ASII diprediksi sideways dalam kisaran Rp6.400 hingga Rp7.250. Bagaimana strategi trading-nya?
Pada perdagangan Jumat (8/11/2013) saham PT Astra International (ASII) ditutup stagnan di Rp6.700 per saham. Intraday terlemah 6.600 dan tertinggi Rp6.750. Volume transaksi mencapai 17,2 juta unit saham senilai Rp115,3 miliar.
Hendra Martono, Vice President Brokerage Strategic Development Henan Putihrai Securities mengatakan, kisaran pergerakan saham ASII sideways tapi sudah mulai menyempit. "Pada September 2013, saham ini bergerak pada kisaran Rp7.500-5.900. Lalu, pada Oktober, pergerakannya hanya dalam kisaran Rp7.250 hingga Rp6.400," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Hendra sendiri, mengaku tidak terlalu suka dengan dengan saham yang pergerakan harganya menyempit. "Akan tetapi, jika breakout Rp7.250, saham ini kembali bullish. Biasanya, pada saat itu, berita-berita fundamental bermunculan mengiringinya," ujarnya.
Dia menegaskan, selama masih sideways dan menyempit seperti ini, sangat berbahaya jika pemodal membeli saham ini. "Sebab, jika ternyata ASII jebol ke bawah Rp6.400, berpotensi melanjutkan pelemahan ke Rp5.900," papar dia.
Untuk saat ini, kata dia, kans saham ASII untuk melemah masih ada dan kans untuk menguat juga masih ada. Masing-masing peluangnya masih 50:50.
Lebih jauh dia memperkirakan, dalam sepekan ke depan, saham ASII masih berpeluang sideways dalam kisaran Rp6.400 hingga Rp7.250. "Tapi, jika level Rp7.000 ditembus dengan volume transaksi yang besar, bisa beli dengan target Rp7.250 dan target berikutnya Rp7.500," tuturnya.
Namun demikian, dia menyarankan, jika tidak terbiasa membeli saham di level tinggi kemudian jual di level yang lebih tinggi lagi (buy higher sell higher), tunggu saham ASII tidak turun ke bawah Rp6.400. "Jika level ini tidak ditembus ke bawah dan sudah terbentuk higher low, level terendahnya lebih tinggi dari 6.400, baru boleh masuk. Artinya, level terendah baru lebih tinggi dari level terendah sebelumnya," ucapnya.
Sekarang, kata dia, pelaku pasar belum tahu ke mana arah saham ASII. "Jika turun tapi tidak menembus Rp6.400 belum boleh beli. Lalu, besoknya, level terendahnya lebih tinggi dari level terendah sehari sebelumnya, baru boleh masuk," tandas dia.
Sementara itu, bagi pemodal yang lebih suka trading, disarankan beli ketika ASII menembus area Rp7.000 yang merupakan level tertinggi pada 28 Oktober 2013. "Jika tembus Rp7.000 baru masuk. Jika tidak, mendingan tidak usah masuk dulu di ASII. Wait and see saja! Sebab, kalau sideways, kita masuk, itu percuma, karena bisa beli tapi tidak bisa jualan. Lebih baik menunggu," imbuhnya.