korea by dewanti

Monday, November 11, 2013

Inilah Keunggulan Saham BJBR & BJTM

INILAH.COM, Jakarta – Secara fundamental, keunggulan saham BJBR terletak pada laju pertumbuhan kreditnya. Sementara itu, BJTM unggul dari sisi dana murah. Bagaimana prospek harga sahamnya?
Pada perdagangan Jumat (8/11/2013) saham PT Bank Jabar-Banten (BJBR) ditutup melemah Rp10 (1,08%) ke Rp910. Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) ditutup stagnan di Rp395.
Raymond Budiman, analis PT Panin Sekuritas mengatakan, untuk saham bank kelas dua, dia mencermati BJBR dan BJTM. "BJBR punya pertumbuhan kredit yang bagus karena berada di atas rata-rata industri perbankan," katanya kepada INILAH.COM.
Pertumbuhan kredit BJBR mencapai 35% dari rata-rata industri 22%. BJBR merupakan salah satu bank yang pertumbuhannya kencang. Lalu, dari sisi Net Interest Margin (NIM), BJBR juga tinggi mencapai 8% dari rata-rata industri 5-6%, tepatnya 5,5% per Agustus 2013. "Jadi, profitabilitas BJBR bagus," tandas Raymond.
Price to Earnings Ratio (PER) BJBR juga masih 6,2 kali dari rata-rata industri 10-11 kali. Karena itu, harga saham BJBR masih murah. Begitu juga dengan Price to Book Value (PBV)-nya yang masih 1,5 kali dari rata-rata 2 kali.
"Kinerja BJBR bagus dan harga sahamnya masih murah. Saya rekomendasikan beli BJBR dengan target Rp1.000 hingga akhir 2013," ujarnya.
Sementara itu, salah satu keunggulan BJTM adalah dari sisi Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah (giro dan tabungan) yang tinggi. "Meski BJTM merupakan bank kecil, emiten jago dalam hal dana murah yang mencapai 74% dan deposito hanya 26%," timpal dia.
Padahal, kata dia, rata-rata CASA industri perbankan hanya 55%. Bandingkan dengan PT Bank Central Asia (BBCA) yang CASA-nya mencapai 80%. "Artinya, BJTM berada sedikit di bawah BBCA," papar Raymond.
Dia menjelaskan, jika bank punya deposito dalam jumlah besar, cost of fund-nya pun menjadi tinggi. "Karena itu, cost of fund BJTM bisa lebih dikendalikan dan tidak terlalu sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena CASA-nya banyak," ungkap dia.
Kemudian, dari sisi georafis, BJTM terletak di Jawa Timur yang pertumbuhan ekonominya termasuk tinggi dibandingkan daerah Jawa lainnya. "Per Juni 2013, pertumbuhan Jawa Timur mencapai 6,97%. Jakarta 6,3%, Jawa Barat 6,13%, Jawa Tengah 6,1%, Yogyakarta 5,7% dan Banten 5,6%," tuturnya.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 5,8% sedangkan Jawa Timur 6,97%. Ini menjadi kekuatan bagi Bank Jatim. "Sebab, jika pertumbuhan ekonomi naik, pertumbuhan kredit juga naik," kata dia menegaskan.
Apalagi, lanjut dia, BJTM merupakan BPD yang memang untuk Jatim sehingga keunggulannnya berasal dari dari sisi CASA dan pertumbuhan ekonomi Jatim.
Sementara itu, soal kurang hot-nya saham BJTM di bursa saham menurut dia karena memang banyaknya emiten bank di Indonesia. "Saya melihat, pasar belum benar-benar sadar potensi BJTM," timpal dia.
Apalagi, sekarang saham-saham bank bluechips juga sedang murah sehingga orang mengutamakan saham bluechip terlebih dahulu. "Jika saham bluechips sudah tinggi, baru melirik saham bank yang masih potensial seperti BJTM," ungkap dia.
Di atas semua itu, Raymond merekomendasikan beli untuk saham BJTM. Dia mempertimbangkan BJTM sebagai value stock. "Artinya, saham BJTM sebenarnya saham bagus. Hanya saja, belum hot di pasar. Target harga BJTM kembali ke harga Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Rp430. Kelebihannya juga saat ini, harganya berada di bawah harga IPO itu dengan kinerja yang bagus," imbuhnya.