INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengharapkan terjadinya peningkatan kebutuhan batu bara seiring pertumbuhan ekonomi di China dan India.
Harapan tersebut untuk mendukung harga jual batu bara sehingga mengamankan target pendapatan perseroan. Perseroan memiliki lokasi yang ideal untuk pasar batu bara utama di Asia dan Eropa. Demikian mengutip materi paparan publik perseroan di keterbukaan informasi BEI, Jumat (15/11/2013).
Perseroan akan melakukan paparan publik pada Rabu (20/11/2013) pekan depan. Saat ini perseroan memiliki cadangan batu bara mencapai 3,3 miliar metrik ton atau meningkat 27 persen dari 2,6 miliar metrik ton pada tahun 2009 lalu. Cadangan tersebut mayoritas berasal dari anak usaha seperti KPC hingga 1,3 miliar metrik ton dan Arutmin mencapai 410 juta metrik ton.
Sementara perseroan juga memiliki 13,9 miliar matrik ton sumber daya batu bara. Sebab masih terdapat potensi yang sangat besar untuk mengembangkan cadangan. Apalari tambang KPC masih melakukan eksplorasi sebagian.
Penjualan batu bara perseroan tahun 2012 untuk pasar China mencapai 27 persen, pasar India 20 persen, pasar lokal 16 persen, pasar Jepang 17 persen, pasar Asia Tenggara 11 persen.
Apalagi biaya kas produksi perseroan menurun sebesar 11,4 persen. Hal ini karena efisiensi yang lebih tinggi, harga bahan bakar yang lebih rendah sebesar 24 persen. Selain itu karena penurunan rasio pengupasan sebesar 19,2 persen dari tahun ke tahun.
Sementara kinerja perseroan per kuartal ketiga 2013 antara lain pendapatan mencapai US$2,6 miliar atau turun empat persen dari US$2,7 miliar pada periode yang sama 2012.
Untuk beban pokok menjadi US$2,09 miliar atau naik empat persen dari sebelumnya US$2,01 miliar. Laba bruto turun 26 persen menjadi US$557,6 juta dari US$750,3 juta.
Sedangkan laba operasional melemah 31 persen menjadi US$215,8 juta dari US$312,4 juta. Namun untuk rugi bersih menurun 40 persen menjadi US$377,5 juta dari US$632,5 juta.
Pada perdagangan akhir pekan ini, saham BUMI melemah Rp10 ke Rp400 dengan volume 130.299 saham senilai Rp26,4 miliar sebanyak 1.121 kali transaksi.