INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (30/10/2013) diprediksi masih konsolidasi. Pasar menanti konfirmasi dari rapat FOMC The Fed besok.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, rupiah kemungkinan masih melanjutkan kosolidasinya. Sebab, para investor masih enggan berspekulasi menjelang rilis hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (31/10/2013) dini hari WIB.
"Karena itu, kecenderungannya arah rupiah masih konsolidasi dalam kisaran 11.205 hingga 11.055 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Memang, lanjut Christian, ada ekspektasi pengunduran tapering The Fed setelah serangkaian data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan pelemahan. "Antara lain, seperti indeks sentimen konsumen, non-farm payroll yang lemah dan kemudian pending homes sales dan yang terbaru, laju retail sales AS yang sangat lemah untuk pertama kali sejak Maret 2013," ujarnya.
Retail sales AS turun ke -0,1% dibandingkan publikasi sebelumnya 0,2%. Indeks inflasi harga produsen juga jatuh ke -0,1% dari 0,3%. "Lemahnya data-data tersebut memmperkuat dugaan pengunduran tapering," ucapnya.
Akibatnya, lanjut dia, masih ada kemungkinan rapat FOMC mengonfirmasi pengunduran tapering tersebut. "Akan tetapi, para investor enggan berspekulasi sebelum benar-benar mendapatkan konfirmasi dari hasil rapat FOMC," ungkap dia.
Nanti malam, AS akan melaporkan ADP Nonfarm Employment yang bisa menjadi kisi-kisi untuk data Nonfarm Payrolls yang akan dirilis akhir pekan ini. "Angkanya sudah diprediksi kembali merosot ke 151 ribu dari sebelumnya 166 ribu," tuturnya.
Meski data-data AS memburuk, kata dia, dolar AS justru melanjutkan penguatan. "Sebab, pelemahan data-data ekonomi AS tampaknya belum terdiskon ke dalam pergerakan dolar AS. Hal ini kemungkinan juga dipicu oleh meningkatnya kebutuhan dolar AS akhir bulan," ucapnya.
Menurut dia, aksi beli dolar AS juga tampak pada sesi Asia dan Eropa kemarin terutama setelah respons negatif dari para pemangku kebijakan global terhadap efek dari pelemahan dolar AS sebelumnya yang memicu kenaikan mata uang lain.
Pejabat Bank of England (BoE) dan Gubernur Reseceve Bank of Aurtralia (RBA) menyatakan bahwa mata uangnya terlampau tinggi akibat pelemahan dolar AS. "Ini bisa memicu kebijakan dari otoritas moneter untuk intervensi secara verbal," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (29/10/2013) ditutup melemah 52 poin (0,47%) ke posisi 11.100/11.105 dari posisi sehari sebelumnya di 11.048/11.050.
Intraday terlemah di level 11.100 dan terkuat 11.047 dari posisi pembukaan 11.065 per dolar AS.