korea by dewanti

Wednesday, March 19, 2014

Angin Segar Setelah Pencapresan Jokowi

Jakarta - Pada akhir pekan lalu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden. Perintah tersebut langsung dari sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, melalui surat yang ditulis tangan.
Euforia pun terjadi. Pasar ekonomi merespons positif pencalonan tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3 persen dan menyentuh level tertinggi sepanjang 2014, yaitu 4.878,64 poin.
Benarkah itu ada hubungannya dengan penyebutan Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP? Analis melihat ada hubungannya.
"Pada perdagangan akhir pekan lalu, awalnya IHSG cenderung melemah setelah pelaku pasar mulai melakukan profit taking pasca sehari rilis BI rate. Namun, entah kebetulan atau tidak, kondisi IHSG berbalik arah mulai menguat signifikan sekitar pukul 3 sore. Ini karena pemberitaan tentang pemberian mandat menjadi calon presiden kepada Jokowi," papar Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, di Jakarta, kemarin.
Saat itu, lanjut Reza, pasar merespons positif pencalonan Jokowi sebagai presiden oleh Partai Moncong Putih. "Pasar sangat-sangat bereaksi positif. Bahkan nilai transaksi pun langsung melonjak dan investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual," katanya.
Tidak hanya di pasar saham, nilai tukar rupiah pun ikut menguat di level Rp 11.355 per dolar Amerika Serikat. Kemudian imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun juga turun 10 basis poin menjadi 7,9 persen.
Mengapa Jokowi disukai oleh pelaku pasar? "Jokowi saat ini menempati posisi teratas di berbagai survei dan pasar sudah berekspektasi dia akan maju sebagai capres. Selama ini Jokowi dinilai sebagai sosok reformis, man of action, punya kepemimpinan kuat, dan membawa optimisme terhadap perekonomian Indonesia," sebut Dian Ayu Yustina, Ekonom Bank Danamon.
Fauzi Ichsan, Ekonom Standard Chartered Bank, juga menilai Jokowi adalah figur yang diekspektasikan oleh para pelaku pasar. "Investor melihat bahwa implementasi sangat penting di Indonesia. Selama 7-8 tahun ini janji perbaikan ekonomi belum terealisasi. Banyak yang melihat Jokowi adalah pelaksana yang baik jadi akan mengimplementasi proyek-proyek dan bisa menyelesaikan masalah pelik," ucapnya.
Positifnya tanggapan pasar terhadap Jokowi tentunya berimbas pada arus modal masuk atau capital inflow. Ini bisa menjadi modal untuk penguatan IHSG maupun nilai tukar rupiah.
"Pelaku pasar menilai nantinya jika Jokowi terpilih sebagai presiden maka pembangunan di bidang infrastruktur, konstruksi, hingga kesehatan masyarakat akan lebih baik. Meski belum tertuang dalam kebijakan secara detil tetapi sentimen tersebut cukup membuat laju rupiah berbalik menguat," kata Reza.
Wilianto Le, Kepala Riset Maybank Kim Eng, menilai pasar mengharapkan prospek ekonomi yang cerah di bawah kepemimpinan Jokowi. "Rally di pasar modal didorong oleh sentimen bahwa Indonesia akan memiliki presiden yang cakap. Mau mengambil risiko dalam kebijakan, punya jejak rekam bersih, dan pro pembangunan," sebutnya sepertti dikutip dari kantor berita Reuters.
Le menambahkan, jika Jokowi terpilih sebagai presiden maka Indonesia akan dianggap sukses berdemokrasi. "Transisi yang mulus dari kubu oposisi menjadi pemerintah menujukkan Indonesia sudah maju dalam berdemokrasi," ujarnya.
Tidak hanya di pasar finansial, dunia usaha sektor riil pun menilai positif pencalonan Jokowi sebagai presiden. Sofjan Wanandi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menilai dunia usaha sudah melihat pencapaian Jokowi di Jakarta dan itu bisa menjadi modal untuk bertarung di pemilihan presiden.
"Jokowi melakukan pekerjaan dengan baik. Dia membenahi Waduk Pluit dan Tanah Abang menjadi lebih baik. Jokowi juga membangun perumahan rakyat. Untuk pengaturan sungai pun tidak main gusur, ada alternatif. Itu beberapa contoh kecil," jelas Sofjan.
Selain itu, Sofjan menilai figur Jokowi sebagai pemimpin muda memberi angin segar bagi Indonesia. "Jokowi bukan ketua partai, dan usianya muda dibandingkan capres yang lain," ujarnya. (detik.com)