INILAHCOM, Jakarta Aksi jual Jumat (16/5) bertubi-tubi terjadi di Wall Street . Kondisi ini memperpanjang kerugian hari-hari sebelumnya. Kondisi ini antara lain didorong laba Wal-Mart yang mengecewakan yang memukul saham-saham ritel, di tengah kekhawatiran bahwa investor pindah dari saham ke obligasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 1,01% atau 167,16 poin ke titik 16.446,81. Padahal sebelumnya indeks bertengger di bawah 16.400. Indeks S&P 500 turun 0,94% atau 17,68 poin ke level 1.870,85. Sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq melorot 31,33 poin ke posisi 4.069,29.
Wal-Mart melaporkan laba US$1,10/saham, US$5 di bawah harapan. Tak pelak lagi harga sahamnya pun turun 2,4%. Pengecer lainnya seperti Macy dan Target juga melemah, masing0masing turun 1,3% dan 1,8%.
Nasib serupa juga melanda sejumlah bank besar. Saham Bank of America jatuh 2,0%, JP Morgan Chase merosot 1,6%, dan Citigroup turun 1,3%. Begitu juga dengan Facebook dan Netflix, masing-masing anjlok 2,2%.
Saham General Motors yang menarik sekitar tiga juta beberapa tipe mobilnya melorot 1,7%. Ini merupakan penarikan terbesar dalam sejarah perusahaan itu, yang terkait lampu rem dan telah mengakibatkan 13 kecelakaan.
Pengecer Kohl sahamnya turun 3,4% dipicu melemahnya labanya hingga 15% karena penjualan jatuh. Laba perusahaan itu cuma US$60 sen/saham, alias UA$2dua sen di bawah harapan.
Sebaliknya abar baik datang dari sejumlah perusahaan informasi dan teknologi. Cisco Systems, misalnya, naik 6,0%. Prospek perusahaan ini di AS dan Eropa dianggap mampu memberi prospek menggembirakan. Jagoan teknologi informasi ini juga mengalahkan ekspektasi untuk laba dan pendapatannya.
Pemasok jasa kabel dan internet Comcast dan AT&T masing-masing naik 1,0% dan 0,4 %. Penguatan itu didorong Komisi Komunikasi Federal mengajukian usulan kontroversial yang akan memungkinkan mereka mengisi pelanggan tertentu tambahan menggunakan internet jalur cepat.