INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (15/11/2013) diprediksi melemah. Arus capital outflow jadi pemicunya.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, awal pekan ini, nilai tukar rupiah kemungkinan masih terkonsolidasi dengan kecenderungan berisiko melemah.
"Rupiah akan konsolidasi dalam kisaran terbatas 11.630 hingga 11.800 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Menurut dia, kecenderungan pelemahan rupiah masih dipicu oleh faktor capital outflow. "Sebab, data-data ekonomi di AS mulai mengindikasikan kesolidan yang masih terus memicu capital outflow," ujarnya.
Kondisi ini, lanjut dia, berdampak negatif untuk nilai tukar rupiah. "Data-data yang dirilis pekan ini juga relatif minim kecuali pending home sales AS yang juga diperkirakan masih positif sehingga masih mendongkrak nilai tukar dolar AS dan jadi tekanan negatif bagi rupiah," tandas dia.
Data pending home sales AS sudah diprediksi menguat dari sebelumnya -5,6% berpeluang rebound ke kisaran -1,6%. "Lalu, Selasa (26/11/2013) malam juga akan dirilis data sektor perumahan lainnya yakni building permit dan housing start yang secara keseluruhan juga masih diperkirakan positif," ujarnya.
Lalu, sentimen pekan ini masih sama di mana para investor di kawasan regional Asia masih akan melanjutkan monitoring terhadap sinyal penarikan program stimulus The Fed yang lebih awal. "Sejauh ini data-data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan angka yang semakin positif sehingga cenderung memperlemah nilai tukar rupiah," imbuh Christian.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (22/11/2013) ditutup menguat 15 poin (0,12%) ke level 11.685/11.705.