Jakarta -Pasca mengalami pergerakan terbatas dalam beberapa hari terakhir, laju IHSG di akhir pekan mampu kembali ke jalur hijau seiring masih adanya minat beli dari pelaku pasar. Kembali terapresiasinya nilai tukar Rupiah dan meningkatnya transaksi di pasar obligasi terutama didominasi oleh transaksi obligasi jangka panjang (FR70, FR68, FR53, dan lainnya) memberikan angin segar pada IHSG. Pelaku pasar pun memanfaatkannya dengan masih bertahan melakukan aktivitas beli. Padahal penguatan IHSG juga terhalangi oleh sentimen variatif cenderung melemahnya laju bursa saham Asia dan pelemahan pada saham-saham konsumer. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4916,43 (level tertingginya) di mid sesi 1 dan menyentuh level 4894.79 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4897,64. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Senin (28/4) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4884-4890 dan resisten 4910-4920. Gravestone doji bertahan masih di atas middle bollinger band (MBB). MACD masih bergerak landai dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William's %R masih tertahan kenaikannya. Meski hanya naik tipis namun, laju IHSG mampu bertahan di atas kisaran target support (4860-4876) dan mampu berada di kisaran target resisten (4906-4918). Masih maraknya minat jual dan mulai adanya aksi jual asing dapat membuat IHSG tertahan untuk melanjutkan kenaikannya. Laju IHSG pun akan cenderung sideways dan berpotensi melemah jika tidak adanya sentimen positif yang menahannya.(detik.com)