Jakarta - Meski sempat membuat kami khawatir akan terdapatnya peluang terkoreksi terutama setelah munculnya utang gap baru di level 4.602-4.621 dan diperparah dengan terkoreksinya bursa saham Eropa serta AS yang merespons negatif rilis penurunan ISM non-manufacturing PMI dan markit services PMI namun, ternyata IHSG dapat kembali melanjutkan laju positifnya dan seolah-olah tidak terpengaruh dengan sentimen-sentimen negatif tersebut. Di sisi lain, sejumlah sentimen positif juga mewarnai laju IHSG di mana perkiraan akan kenaikan cadangan devisa BI, terus melaju kuatnya nilai tukar Rupiah, rilis survey BI : masih tingginya indeks keyakinan konsumen, hingga kembali reboundnya laju bursa saham Asia.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.687,86 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.658,11 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4687,86. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing kembali mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Jumat (7/3) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.650-4.678 dan resisten 4.692-4.696. Hanging man sentuh upper bollinger band (UBB). MACD masih melanjutkan kenaikan dengan histogram yang naik tipis. RSI, Stochastic, dan William's %R masih upreversal.
IHSG kembali mampu melewati kisaran target resisten (4.665-4.672). Pola ini masih menyimpan potensi kenaikan berlanjut selama tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking masif dengan alasan sudah mahalnya IHSG. Meski secara fundamental didukung oleh sentimen yang ada dan laju bursa saham global yang masih positif namun, tetap mewaspadai potensi downreversal karena aksi profit taking tersebut.(detik.com)