Jakarta -Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) mengafirmasi peringkat utang Indonesia di level BB+ dengan outlook stabil. Langkah ini diambil setelah mencermati kondisi perekonomian Tanah Air.
"Rating Indonesia mencerminkan keseimbangan. Ada tantangan eksternal, tetapi ada pula fiskal yang kuat dan ekonomi yang tumbuh," jelas S&P dalam pernyataannya seperti dikutip Reuters, Selasa (29/4/2014).
Sementara outlook stabil mencerminkan pandangan S&P bahwa Indonesia masih memiliki kondisi kelembagaan yang lemah-moderat. Produk domestik bruto (PDB) per kapita juga dinilai masih rendah, dan ada kerentanan eksternal.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan afirmasi dadri S7P menandakan pengakuan terhadap komitmen Indonesia dalam menempatkan stabilitas sebagai prioritas di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian. "Terjaganya fundamental makroekonomi dan respon kebijakan otoritas perekonomian telah menjadi perhatian Standard & Poor's," katanya dalam siaran tertulis yang dilansir dari situs BI.
Sejauh ini, lanjut pernyataan tersebut, BI telah melakukan respons melalui bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan, nilai tukar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan faktor fundamentalnya, pendalaman pasar keuangan, kebijakan makro prudensial, koordinasi kebijakan dengan pemerintah termasuk kerjasama dengan bank sentral lainnya, serta penguatan strategi komunikasi.
Ke depan, tambah pernyataan itu, BI akan tetap menjaga komitmen dalam mengawal perekonomian dan sistem keuangan dengan tetap mengadopsi kebijakan yang konsisten, upaya pendalaman pasar keuangan, dan terus melakukan penguatan strategi komunikasi.
Dari beberapa lembaga pemeringkat, tinggal S&P yang belum memberikan Indonesia peringkat layak investasi (investment grade). Lembaga lainnya seperti Fitch Ratings, Moody's, sampai Japan Rating Agency telah menempatkan obligasi pemerintah Indonesia di level investment grade. (detik.com)