INILAHCOM, Jakarta - Kenaikan itu tak berlangsung lama. Begitu Presiden SBY memutuskan Akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri ditunda, pasar langsung bereaksi. Hingga perdagangan sesi pertama berakhir (24/4/2014), saham berkode BBTN itu telah jatuh 6,9% menjadi Rp1.215.
Menurut seorang analis, ini karena harapan pasar tidak terbukti. Tadinya, mereka berekspektasi, BTN akan menjadi bank yang kuat setelah diakuisisi Bank Mandiri. Terutama dalam hal permodalan. "BTN akan lebih mudah mencari modal tambahan," katanya. Tapi kenyataannya, akuisisi tersebut telah gagal.
Lantas bagaimana dengan harga sahamnya? Analis yang bersangkutan tetap merekomendasikan beli untuk BBTN dengan target harga Rp1.500. Alasannya, kinerja bank ini tidak jelek-jelek amat.
Tanpa diakuisisi oleh Mandiri pun, kinerja BTN cukup cerah. Para analis memprediksikan, tahun ini, pendapatan bunga bersihnya akan naik 16,5% menjadi Rp6,58 triliun. Sedangkan laba bersisnya akan naik 16% menjadi Rp1,81 triliun.
Begitu pun kredit bermasalah yang membelitnya. Sedikit demi sedikit mulai terkikis. Jika pada 2012 NPL (non performing loan) bersih BTN mencapai 3,12%, tahun lalu berhasil dikerek turun menjadi 3,04%.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan di kuartal keempat 2013 juga tumbuh 19,24% menjadi Rp96,21 triliun dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp80,68 triliun.