Bisnis.com, JAKARTAHarga nikel menguat hingga hari kedua sampai mendekati harga tertinggi dalam 15 bulan akibat kekhawatiran atas gangguan suplai, menyusul memanasnya ketegangan antara Rusia dan UIkraina selain larangan ekspor bijih mineral oleh Indonesia.
Kontrak nikel untuk pengiriman tiga bulan di bursa London Metal Exchange menguat 0,8% menjadi US$18.700 per metrik ton. Sementara itu, di bursa Tokyo tercatat US$18.625 pukul 10.19 atau pukul 08.19 WIB atau menuju pada level tertinggi sejak 5 Februari 2013. Harga logam itu menguat 34% tahun ini atau yang tertinggi di antara enam logam utama di bursa London.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Barack Obama menetapkan 25 Mei sebagai batas waktu bagi Rusia, produsen nikel terbesar kedua dunia, untuk menarik dukungan pada kelompok pemberontak pro Rusia kalau ingin sanksi dihilangkan.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Barack Obama menetapkan 25 Mei sebagai batas waktu bagi Rusia, produsen nikel terbesar kedua dunia, untuk menarik dukungan pada kelompok pemberontak pro Rusia kalau ingin sanksi dihilangkan.
Sementara itu, Indonesia, produsen nikel terbesar dunia, tetap melarang ekspor bijih mineral sejak Januari guna mendorong produksi logam olahan dalam negeri.
"Tidak mudah untuk mengambil posisi jual segera sejauh risiko geopolitik masih mengancam," ujar Kazuhiko Saito, analis pada Fujitomi Co sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (7/5/2014). Dia menambahkan bahwa ketegangan di Ukrina telah memicu kepentingan spekulatif untuk nikel.