INILAHCOM, Hong Kong - Bank Dunia menyatakan, China mampu memenuhi target pertumbuhan ekonominya sebesar 7,5% di akhir tahun 2014.
Hal ini dapat terjadi, selama China tetap mempertahankan reformasi sektor fiskal dan keuangan untuk mengatasi utang.
"Prospek pertumbuhan jatuh di bawah target pemerintah. Kondisi ini kemungkinan akan memicu kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif," ungkap Bank Dunia. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Menurut Bank Dunia, melalui langkah tersebut akan membantu pemerintah China untuk mencapai pertumbuhan sekitar 7,5% pada 2014. "Akan tetapi ekonomi rentan tidak seimbang," jelas Bank Dunia.
Pada tahun 2014, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China dapat mencapai 7,6% didukung kebijakan pemerintah dan pemulihan ekonomi global. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 7,5% pada 2015.
Sementara itu, para ekonom memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan melambat ke 7,3% pada kuartal kedua tahun 2014. Sedangkan pertumbuhan ekonomi berada di level 7,3% yang merupakan terlemah dalam 24 tahun atau di bawah target pemerintah China yang sebesar 7,5%.
Bank Dunia sendiri menilai, China memiliki momentum ekonomi yang bagus dan berpotensi tumbuh pesat pada kuartal kedua tahun ini. "Penundaan dalam melaksanakan reformasi dapat mengabadikan misalokasi sumber daya, merusak kesehatan sistem perbankan, dan meningkatkan biaya fiskal reformasi," imbuh Bank Dunia.
Faktor lain yang dapat menghambat pertumbuhan antara lain kepemimpinan baru di China. "Sebuah pertumbuhan rebalancing dari investasi ke konsumsi. Kemudian dari industri untuk layanan berlanjut meski ada tantangan," tambah Bank Dunia.
Dan International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,5% pada tahun 2014. Lalu pertumbuhan ekonomi China bakal melambat menjadi 7% pada tahun 2015.