Jakarta -Melemahnya Rupiah yang sempat menyentuh level Rp12 ribuan membuat pelaku pasar khawatir, terutama jika ada di antara mereka yang menanggapi negatif dan menghubungkannya dengan perkiraan semakin membesarnya defisit neraca perdagangan Indonesia. Sentimen negatif inilah yang membuat IHSG sulit bertahan di zona hijau. Bahkan adanya crossing saham KPIG yang meningkatnya nett buy asing dan kenaikan saham-saham perkebunan seiring menguatnya harga kontrak CPO juga belum mampu mengangkat IHSG. Sama seperti sebelumnya, dari awal perdagangan hingga penutupan, laju IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zone merah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4906,67 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4881,95 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 4887,86. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Kamis (19/6) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4875-4879 dan resisten 4890-4910. Bearish separating lines di bawah middle bollinger band (MBB ). MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William's %R gagal berbalik naik. IHSG bertahan di kisaran target support (4875-4889). Meski turun tipis namun, pergerakan ini dapat memicu pelemahan lanjutan jika pelaku pasar kembali berbalik melancarkan aksi jualnya. Kekhawatiran berlebihan tentu akan membuat IHSG sulit untuk bangkit.(detik.com)