INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (10/10/2013) diprediksi melemah terbatas. Pasar fokus pada perkembangan politik di Washington.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi pelemahan rupiah Kamis ini salah satunya dipicu oleh pasar yang masih mengamati perkembangan politik dari Washington. Kebuntuan negosiasi masih berlarut di Capitol Hill mengenai masalah anggaran AS.
Kebuntuan tampak, setelah Presiden AS Barrack Obama memberikan sinyal bahwa dia menginginkan, anggota DPR dari Partai Republik untuk tetap menghilangkan risiko default (gagal bayar). "Obama juga ingin kembali menjalankan layanan operasi pemerintahan dulu, untuk kemudian mau bernegosiasi," katanya kepada INILAH.COM.
Karena itu, kata dia, rupiah Kamis ini berpeluang melanjutkan pelemahan. Tapi, pelemahan rupiah tampaknya masih terbatas. Kisaran pergerakan rupiah Kamis masih berpeluang sempit. "Laju rupiah akan melemah terbatas dalam kisaran 11.560 hingga 11.485 per dolar AS," ujarnya.
Lebih jauh Christian menjelaskan, keinginan Obama tersebut, langsung ditolak oleh Ketua DPR dari Partai Republik John Andrew Boehner. "Karena itu, kebuntuan negosiasi akan berlanjut," timpal dia.
Akibatnya, kata dia, aksi hindar risiko yang tampak pada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan masih bisa berlanjut.
Selain itu, sentimen negatif datang dari International Monetary Fund (IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menambah pesimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. "Sentimen ini juga terefleksi pada rupiah yang sulit untuk menguat," ungkap dia.
Dari dalam negeri sendiri, kata dia, belum ada katalis positif kecuali data deflasi September dan positifnya neraca perdagangan yang diumumkan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) awal bulan ini. "Kamis ini akan dirilis indeks keyakinan konsumen Indonesia yang diperkiarakan masih stagnan di level 107,5 dibandingkan angka sebelumnya di 107,8," tuturnya.
Hari ini juga akan dirilis data penjualan kendaraan bermotor yang diperkirakan akan mengalami penurunan dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya di angka 2%. "Dari data-data tersebut, sentimennya agak negatif bagi rupiah," ucapnya.
Sementara itu, hari ini China juga akan merilis data laju pinjaman yang ditujukan untuk konsumen maupun berbagai bisnis. Diperkirakan, laju pinajaman ini mengalami penurunan tipis ke 669 miliar yuan dari sebelumnya 711 miliar yuan.
"Pelambatan arus pinjaman, kemungkinan dapat mengindikasikan lemahnya investasi di sektor swasta dan permintaan domestik China yang tidak terlalu pesat," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (9/10/2013) ditutup melemah 15 poin (0,13%) ke posisi 11.520/11.540.