korea by dewanti

Thursday, October 10, 2013

Sambut Yellen, IHSG-Rupiah Tak Kompak

INILAH.COM, Jakarta – IHSG menguat tapi rupiah justru melemah. Pasar merespons penunjukan Janet Yellen sebagai kandidat gubnernur The Federal Reserve (The Fed).
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah Rabu ini salah satunya dipicu oleh sentimen dari pengumuman kandidat gubernur The Fed Janet Yellen yang dinominasikan oleh Presiden AS Barrack Obama. Penunjukkan tersebut, menurut Christian, membangkitkan optimisme para pelaku pasar terhadap laju pemulihan ekonomi AS.
Akibatnya, dolar AS terpacu menguat. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 11.540 dari posisi terkuat 11.500 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Kurs rupiah  terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jakarta, Rabu (9/10/2013) ditutup melemah 15 poin (0,13%) ke posisi 11.520/11.540 dari posisi kemarin 11.505/11.527.
Sebab, lebih jauh Christian menjelaskan, Janet Yellen dikenal cukup pro-pasar dan lebih kredibel untuk menjaga stimulus. Yellen juga pro-quantitative easing (QE). "Tapi, pada saat dia menjabat gubernur The Fed pada Januari 2014, tugasnya hanya menarik stimulus tapi secara bertahap," tuturnya.
Selain itu, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari kebuntuan anggaran AS yang masih berlanjut. Kondisi ini memicu kekhawatiran buntunya negosiasi debt ceiling AS.
Kondisi itu, menyebabkan aksi hindar risiko lebih lanjut terhadap valuta yang relatif lebih aman seperti dolar AS. Apalagi, saat ini investor cukup yakin bahwa tidak akan terjadi downgrade peringkat utang AS sehingga daya tarik dolar AS masih cukup stabil sebagai valuta save haven.
"Sebab, kondisi AS saat ini, jauh berbeda dengan kejadian downgrade AS pada 2011. Pada 2011, defisit anggaran AS mencapai 10% sedangkan sekarang tinggal 4%. Akibatnya, ada optimisme di pasar akan adanya kesepakan pada menit-menit terakhir terutama sebelum 14 Otkober yang merupakan hari Columbus karena etelah tanggal tersebut, parlemen AS memasuki masa reses," papar dia.
Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS menguat 0,39% ke posisi 80,44 dari sebelumnya 80,08. Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke US$1,3523 dari sebelumnya US$1,3572 per euro," imbuh Christian.
Dari bursa saham, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengaku posisi portifolionya kemarin sore sebesar 80%. "Kalau Anda sedang punya barang seperti saya, siapa yang enggak pucet kalau lihat Dow Jones Industrial Average (DJIA) terus turun 1,07% seperti tadi malem?" kata dia. "Saya sih ketakutan. Ingin rasanya cut loss."
Dow Jones Industrial, kata dia, koreksi sampai 14.650-14.800 dan pelemahan tersebut menurut Satrio masih dalam 'radar'-nya. "Saya kemarin beli karena merasa support sudah dekat. Tapi, ketika DJIA 'dibanting' 1 persen lebih, tetap saja saya pucat," timpal dia.
Untungnya, sejak pagi Satrio memindahkan lirikan kepada Strait Times. "Kalau biasanya Hang Seng Index (HSI) adalah panduan saya, pagi tadi, saya melihat Nikkei kuat, terus saya lihat yang lain. Lihat Hang Seng, tetap jelek. Tapi, lihat STI, sempat positif tadi sebelum kita buka. Dari situ kemudian sempat mention, dengan melihat kekuatan dari bursa regional, cut loss di pagi hari bukanlah solusi," papar dia.
Rabu ini Satrio mengaku bisa hold posisi. "Ada sedikit switching karena saya ingin menambah PT Bank Mandiri (BMRI). Tapi, posisi saya sore hari ini tetap di sekitar 80%," tuturnya.
Sementara itu, koreksi DJIA ke 14.650-14.800, itu sebenarnya adalah koreksi yang wajar. Sebab, DJIA sedang dalam broadening scenario. "Karena DJI sudah mendekati support, kita tinggal menunggu, kapan DJIA bikin signal positif," ucapnya.
Selain itu, Obama akhirnya mengajukan Janet Yellen sebagai Chairman The Fed untuk menggantikan Bernanke. " Mungkin sebagian orang melihat itu adalah berita bagus karena Yellen adalah figur yang pro-Quantitative Easing (QE). Tapi, kalau buat saya, pemajuan Yellen ini, memperlihatkan bahwa ke depan Obama siap untuk nego termasuk negosiasi budget juga," imbuh Satrio.
Pada perdagangan Rabu (9/10/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 24,93 poin (0,56%) ke posisi 4.457,438. Intraday terendah 4.409,617 dan tertinggi 4.469,24.