korea by dewanti

Friday, January 10, 2014

Ekspor Mineral Longgar, Rupiah Menggeliat

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (9/1/2013) ditutup menguat 40 poin (0,32%) ke posisi 12.185/12.195 dari posisi kemarin 12.225/12.235.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini lebih dipicu oleh sentimen dalam negeri. Pasar melihat adanya upaya antisipasi dari pemerintah untuk melonggarkan larangan ekspor mineral mulai 12 Januari 2014.
Kondisi ini membantu sentimen pada rupiah. Pemerintah, kata dia, lebih fleksibel soal ekspor mineral hingga bisa menstabilan nilai tukar rupiah. "Karena itu, rupiah ditutup di level terkuatnya 12.185 setelah mencapai level terlemahnya 12.255 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (9/1/2014).
Namun demikian, Christian menggarisbawahi, para pelaku pasar juga melakukan aksi realisasi untung jelang keputusan BI rate yang sudah dipertahankan di level 7,5% sore ini. "Hanya saja, sebagian besar pelaku pasar masih mengekspektasikan kenaikan suku bunga tersebut pada kuartal I-2014 akibat pelemahan rupiah yang mungkin masih berlanjut," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, sentimen dari luar negeri masih positif untuk dolar AS. Terutama, hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir yang menunjukkan beberapa detil faktor apa saja yang menyebabkan Fed memangkas stimulus.
"Salah satu yang menjadi faktor kunci adalah adanya perbaikan secara kumulatif di pasar tenaga kerja AS dengan angka non-farm payrolls pada kisaran rata-rata 190 ribu dalam 15 bulan terakhir," ungkap dia.
Belum lagi, pejabat The Fed yang juga menunjukkan optimisme atas perbaikan kondisi tenaga kerja AS seperti yang terjadi dalam 15 bulan terakhir akan berlanjut.
Alhasil, rupiah menguat dan dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke 80,94 dari sebelumnya 81,07.
"Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke US$1,3609 dari sebelumnya USS1,3574 per euro," imbuh Christian.